Lagi-lagi peri kecil itu mengacaukan harinya. Lego yang telah ia susun sedemikian rupa, hancur diterjang olehnya. Peri kecil, Andini sang pengacau. Walaupun marah, ia tidak bisa mengungkapkan amarahnya. Tidak, ia tidak sanggup. Tidak pernah seorang Andini bisa memunculkan amarahnya. Ia akan memilih menghindar atau bersembunyi di kamar kakaknya. Dan pilihan kedua adalah yang dipilihnya.
Penjaga paviliun kakaknya menghentikan langkah Sang Pangeran.“Maaf Pangeran, Pangeran Suryanaka sedang bersama Putri Pitaloka, mohon pengertiannya."Ah ya, ia lupa. Bahkan kehadiran Andini di istana bukan tanpa sebab. Semalam adalah pesta pernikahan kakaknya dengan salah seorang putri dari kerajaan laut selatan. Terdengar berisik di dalam kamar, ia merasa kasihan dengan penjaga yang berjaga di luar pintu. Yakin setelah ini, mereka akan pulang pada istri-istri mereka atau pada seorang gundik untuk menyalurkan hasrat yang tertunda, oh terkumpul karena pergumulan Pangeran dan Putri di dalam paviliun.Pernikahan dilaksanakan berdasarkan hitungan seekor ular merasakan birahinya. Bulan ini adalah bulan-bulan di mana seekor ular betina dalam puncak birahinya. Seekor betina akan bertindak aktif pada pasangannya. Seperti kali ini, bahkan dari malam hingga siang mereka tidak berhenti. Untung suryanaka adalah seorang yang kuat. Menikahi seekor ular betina adalah dambaan pria-pria negeri oranye, katakana peri adalah mahkluk paling cantik sejagat raya, namun tidak bisa menandingi seekor ular betina di ranjang.Lelah dengan pikirannya, remaja tanggung itu mencoba mencari suasana baru di pinggiran kerajaan.*********
Inderalaya telah mengamati gadis kecil itu menangis, kemudian masih tetap diam mengamati gadis kecil itu terbengong menatap ke depan. Nalurinya mengajak untuk berkenalan.
Inderalaya sembari menjulurkan tangan. Kemunculannya pasti membua gadis itu kaget. Gadis kecil itu terbengong-bengong menatap wajahnya. Sepertinya ia merupakan bagian dari yang menyetujui ketampanan sang pangeran. Ia menatap pada manic mata gadis kecil itu.Cantik. Gumamnya. Ia berdehem.Gadis kecil itu mengerjap. Saya Sarah. Salam kenal.Senyum malu-malu terbit dari wajah ayunya. Inderalaya memastikan ini bukan pertemuan terakhir kali antara mereka. Karena pertemuan ini adalah awal dari kisah perjalanan mereka menuju kebahagiaan yang nantinya mereka susun. Hati Inderalaya telah tertambat pada seorang manusia yang pertama ia kenal.*******
Setiap hari ia menemui Sarah. Bagi Sarah, seminggu sekali pria itu datang. Inderalaya buka pangeran yang tidak memiliki kesibukan sehingga dalam sehari harus berkali-kali berkunjung. Setiap hari berkunjung saja, sudah menjadikan ayahnya berfikir keras akan anaknya.
Inderalaya mengetuk jendela Sarah. Kemudian gadis yang wanginya selalu ia suka itu menerbitkan senyumnya saat membuka jendela. Ia dan Sarah duduk di atas ranjang. Sangat terlihat, ada rindu di antara keduanya.Rindu itu pula yang memancingnya untuk bergerak mendekat dan mengecup lama pada dahi Sarah. Harum pada tubuh Sarah mengacaukan pikirannya. Ia penasaran untuk mengecup hidung Sarah, lagi. Tidak berhenti di sana, sepertinya bibir Sarah memanggil untuk dijamah. Amat lama keduanya saling berbagi ludah. Ia sudah tidak kuat lagi. Ia akan meledak. Di tengah tanjakan tinggi, Sarah tiba-tiba menghentikan laju rodanya. Memberikan kesadaran pada Inderalaya, bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah. Kesalahan yang terus diulang, decaknya. Ia menarik nafas dalam, menetralkan sesuatu dalam dirinya. Ini tidak bisa dibiarkan. Ia tidak bisa terus berada dalam kebimbangan. Sarahnya sepenuhnya harus menjadi miliknya."Aku sangat mencintaimu, Sarah.""Aku tahu, aku juga sangat mencintaimuAku, kamu, kita, tidak ingin terus dikendalikan nafsu hewani dan melakukan banyak dosa."Sarah menatap pasangannya seolah menggumamkan tanya."Aku ingin kita bersatu dalam pernikahan. Tapi aku juga tidak rela membiarkan pandangan pemuda-pemuda sialan itu memujamu. Bahkan disaat telah terjadi pernikahan nanti, seolah kamu tidak bersuami, itu menyiksaku. Oleh karena itu, aku tidak bisa mempertahankan kita ada di dua dunia.”"Sayangku, aku bisa bertahan sendiri. Aku tidak tertarik pada mereka. Abaikan saja.""Kamu tidak tertarik, tapi berbeda dengan mereka. Sekarang dengar, apabila kita menikah, kemudian kamu hamil, tidakkah mereka bertanya-tanya siapa ayahnya? Atau paling buruk akan menganggap kamu sebagai perempuan tidak benar"Sarah memandang galau pada Inderalaya.“Lantas?”"Ikutlah denganku. Teruslah bersamaku. Kita membangun rumah sendiri di dunia oranye." Ucap inderalaya yakin."Bagaimana dengan ayah?""Kamu masih bisa bertemu dengan ayahmu sayang. Meskipun dunia kita berbeda. Kamu tidak bisa bertahan terus dengan ayahmu selagi nanti pasti ada yang akan meminangmu. Tidak ada bedanya denganku atau dengan pemuda lainnya. Oh sial, aku tidak bisa membayangkan kamu dimiliki orang lain."Sarah tersenyum."Kamu yang terbaik. Ucapnya pada Inderalaya." Keduanya berpelukan.***********
“Darimana saja kau?"
“Apa ayah pura-pura tidak tahu?"“Aku hanya memastikan, apakah anakku akan menyembunyikan fakta demi melindungi gadisnya atau dengan lantang mengakuinya."Pangeran Inderalaya menatap ayahnya dengan yakin.“Aku ingin menikah, Ayah."“Iya, kamu akan menikah."“Menikahi gadisku. Dan tidak seorangpun dapat melarangnya."Sang ayah terkekeh."Seorang pangeran menikahi gadis biasa? Hah.. apakah ini lelucon. Seorang manusia biasa?!" "Ia luar biasa, Ayah.""Kamu akan menikah dengan Putri Andini.""Aku benci pernikahan politik.""Tidakkah politik itu menguntungkan? Lihat kakakmu. Apakah ia merasa galau pada pasangannya?"Pandangannya terarah pada dua sosok yang dengan tidak sopan bercumbu di depan Raja."Oh maaf, Ayah. Saya tidak bermaksud.""Saya hanya memberi gambaran pernikahan politik yang ayah sampaikan tadi cukup menyenangkan. Apalagi Pitaloka sangat cantik hari ini." Ucap Pangeran Suryanaka.Pangeran Inderalaya berdecak. Sungguh pintar kakaknya membuat alasan."Sudah ada pangeran yang mengikuti apa kata ayah, maka biarkan aku memohon untuk mengikuti diriku sendiri, Ayah.""Pernikahan politik ini istimewa anakku, apakah kamu lupa seorang Andini dalam hidupmu?""Aku selalu ingat ayah, ia selalu berhasil mengacaukan hariku."Sang kakak terkekeh."Mereka sangat cocok, Ayah." Ungkap sang kakak."Demi mendiang ibumu, Ratu Amnesya, Andini sangat dekat dengan Ratu dulu." Ucap Raja."Andini gadis kecil yang kehilangan ibunya di perang pasifik kala itu, keren ya.. ibunya ikut perang." Tambah sang kakak."Tolong jangan bawa nama ibu." Pangeran Inderalaya memelas."Ibunda akan sangat senang bila anaknya bisa bersama putri kesayangannya." Sang kakak memanasi.Wajah ayahnya berbinar. Mengingat masa lalu ketika Andini dan Inderalaya masih kecil, walaupu perbedaan usia mereka begitu terlihat, mereka tetap bermain dengan hangat. Raja Harismaya dan Raja Aryadwipa berteman sejak kecil. Begitu Andini ditinggal mati yang ibu, Raja Aryadwipa sering membawa anaknya itu untuk dititipkan pada ratu Kerajaan Danau Gelandang, Ratu Amnesya yang kebetulan tidak memiliki seorang putri."Bagaimana anakku?""Terserah. Aku mau menikahi Andini jika nanti aku tetap diperbolehkan berhubungan dan menikah dengan Sarah.""Oh, namanya Sarah." Gumam Pitaloka tanpa sadar."Diskusikan itu lagi dengan Andini, yang jelas ayah pada dasarnya melarang. Tapi ayah tau kau sangat keras kepala.""Tipikal anak ayah." Sahut sang kakak.Pangeran Inderalaya pamit undur diri menemui Putri Andini.Next...
Andini adalah anak dari pasangan Raja Aryadwipa dan sang ibu yang bernama Shelena, seorang peri cantik asal Uni Soviet. Ia kehilangan ibunya diusia yang masih belia. Sang ibu harus membantu negaranya dalam perang pasifik. Para jin dan peri juga ikut dikerahkan dalam perang tersebut untuk mengecoh musuh. Bukan, antar Negara kebanyakan telah memiliki bala tentara jin. Sejak dulu, manusia telah bersekutu dengan mahkluk Dunia Oranye. Sang ibu yang menjadi perwira pimpinan perang terpaksa harus meregang nyawa. Sang ayah, Raja Aryadwipa sangat terpukul, namun ia segera bangkit karena putri kecilnya membutuhkannya.Raja dan putri kecilnya sering mengunjungi kerajaan danau gelandang. Sang raja memiliki maksud agar putri tetap memiliki sosok ibu, walaupun dengan ibu orang lain. Sungguh, raja belum siap menggantikan posisi mendiang istrinya. Makhluk negeri oranye terkenal setia pada pasangannya.Andini kecil dititipkan pada ratu amnesia. Ratu menyambut baik karena ia tidak memili
Seperti yang sudah-sudah, Inderalaya dan Sarah tidak memilih kamar sebagai tempat bertemu, lagi. Sepertinya tidak akan. Sepertinya. Sore ini Sarah datang lebih awal di tepi danau. Ia telah menunjukkan raut sedihnya sedari awal Inderalaya muncul.“Menangislah.." Inderalaya memberikan bahunya untuk sandaran Sarah. Ia akan menanyai gadis itu selagi emosinya membaik.“Sudah? Berceritalah."Kemudian Sarah menceritakan apa yang menjadi kekalutannya berusan. Indera merutuki kepolosan kekasihnya yang terburu-buru menceritakan hubungannya dengan sang ayah. Namun, hal ini ada baiknya, ia juga tidak ingin terlallu lama dalam suasana menggantung.“Apakah hubungan kita harus berakhir sampai disini?" tanya Sarah.“Tidak akan." Sanggahnya Inderalaya."Sarah menatap Inderalaya ragu,Kamu meminta bertemu lebih cepat dari biasanya, tidak sampai satu minggu harus menunggu. Apa ada hal penting untuk disampaikan?"Pandangan Inderalaya meredup. Ia tidak tega akan menyampaika
“Apakah tidak apa-apa?" tanya Sarah.“Tentu saja. Tidak ada budaya pingit di dunia kami. Jadi aku masih bisa bertemu dengan kekasihku."“Ini bahkan h min beberapa jam sayangku."“Jika ini adalah pernikahan kita, aku pasti akan sangat gugup."“Kenapa gugup?" tanya Sarah manja.“Entah, aku tidak sabar menunggu resmi dan kita bisa melakukan banyak hal." Ucap inderalaya genit.“Sepertinya aku tahu arah pembicaraanmu." Ucap Sarah sembari mencubit lengan Pangeran.“Sekarang ini dulu." Kecupan Inderalaya bersarang di dahi Sarah.“Kembalilah, orang-orang pasti mencarimu."“Benar, aku harus bersiap." Inderalaya tertawa dan pamit undur diri. ********* Sementara itu, suasana Kerajaan Danau Gelandang mendadak riuh, karena pangeran tidak ditemukan di manapun.“Sudah ketemu?" tanya Pangeran Suryanaka pada Jendral.“Belum pangeran."Pangeran Suryanaka berinisiatif mencari barang bukti di kamar adiknya jika emang terbukti kabur dari pernikahan. Se
Putri Andini bangun sendirian. Hari ini cerah, dan ia bangun kesiangan lagi. Kenapa Pangeran tidak membangunkannya. Tunggu, ia melihat bercak darah di ranjang. Darah siapa? Tentu saja darah pangeran. Mungkin saja ia mengiris bagian tubuhnya. Jangan bayangkan mahkluk dunia oranye akan seperti itu, tentu saja ada magic, kenapa menggunakan cara seperti manusia. Keluar paviliun ia melihat penjaga kerajaan yang cengar-cengir. Sang Putri memang akrab dengan siapa saja.“Putri pasti kelelahan." Ucap Penjaga.“Simpan itu dalam pikiranmu, dodo!" ucap sang putri memerah.“Ah, sang putri merona.." ucap Penjaga di sebelahnya.“Untung aku Putri Andini, aku tidak tahu akan seperti apa kalian apabila dengan putri yang lain, beraninya menggoda!" ucap Putri dengan aksen manjanya.“Tidak Putri, hanya Putri Andini jujungan kita, tidak mau yang lain."Andini diam saja sambil tersenyum meninggalkan penjaga mencari Pangeran. ********* “Apa kau punya persediaa
Pesta yang dilakukan di kediaman Pangeran Inderalaya berlangsung sama meriahnya dengan yang diadakan oleh Kerajaan Pohon Kencana. Seusai pesta, Raja Aryadwipa menemui putrinya untuk mengucapkan salam perpisahan.“Putri ayah sudah dewasa." Ucap Raja Aryadwipa sedih.Mendengar ucapan ayahnya, air mata sang putri tidak bisa dibendung.“Maafkan aku ayah, aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku.. aku tidak bisa bermanja lagi padamu karena aku telah menjadi seorang istri. Ayah jaga kesehatan. Aku akan rajin berkunjung. Atau ayah saja yang berkunjung agar aku tidak kelelahan." Ucap putri sendu.“Dasar anak nakal! Harusnya kau bersama suamimu yang berkunjung. Ayah kan raja." Sambil memukul pelan bahu sang putri menghalau air mata yang akan keluar.“Saya dan putri akan rajin berkunjung, ayah. Saya tidak akan membiarkan putri kelelahan." Pangeran ikut bergabung membelai bahu istrinya.“Jangan biarkan ia tidur saja, putraku. Ia suka rebahan, tapi sebenarnya ia mampu mengerjakan ba
Masih dalam perjalanan mengambil telur asin,“Apakah kamu benar sendirian tadi? Entah kenapa firasat ayah lain."“Tadi, tidak penting ayah. Aku hanya olahraga."Sayangnya sang ayah sempat melihat perubahan raut wajah putrinya.Tidak sampai limabelas menit telah sampai di rumah H. Usrok pemilih usaha telur asin dan bebek potong. Terdapat banner selamat datang yang dipampang di gerbang masuk rumahnya.“Halo, Pak Udin ya? Tadi yang ngubungin?"“Iya Pak Usrok”“Mari masuk.."Keduanya masuk ke ruang tamu yang tidak begitu besar. Rumah ini tergolong sederhana untuk ukuran juragan bebek yang namanya dikenal banyak orang, tidak hanya se-desa Tanjung saja.“Ham, tolong panggilkan Mbok Yem suruh buatkan minuman." Pak Usrok menyuruh pemuda yang tadinya membaca itu, untuk ke belakang memanggil pembantunya.“Tidak usah repot-repot pak, saya Cuma sebentar."“Alah tidak masalah, biasany
Pangeran dan putri merasakan puas yang berbeda-beda. Hal tersebut hanya ada dalam benak mereka sendiri. Pangeran yang berusaha tidur membelakangi putri tidak bisa bergerak dengan adanya tangan dan kaki yang membelitnya. Ia akan menarik perkataannya jika Putri Andini telah berubah. Ia masih sama seperti dulu. Gadis yang ceroboh dan manja. Gerakan Andini pada punggung polosnya kembali membangunkan hasrat yang ditidurkannya.Ia siap untuk memulai lagi hari ini. Begitupun dengan Andini yang harus siap, karena ini hukumannya. ********* Sarah harap-harap cemas menunggu kedatangan kekasihnya. Ini lebih lambat dari yang dijanjikannya. Ayahnya dari tadi telah mempertanyakan apa gerangan maksud yang akan disampaikan, ketika Sarah menahan sang ayah untuk pergi ke ladang kembali. Beberapa menit kemudian Inderalaya datang dengan wajah segarnya. Ia menampakkan diri bak manusia biasa. Berpakaian batik panjang dan membawa bingkisan. Tak lupa, rambut panjangnya digelung rapi berpo
Sekembalinya Pak Udin ke rumah, hari sudah petang. Tak lupa pak udin menghampiri kamar putrinya yang masih tertutup.“Nduk, udah makan?"Tidak ada sahutan. Pak udin beranjak ke ruang makan. Melihat hidangan masih utuh. Pak udin kembali ke depan kamar putrinya.“Marah boleh, tapi kalo nggak makan jangan ya.. nanti kamu bisa sakit."Pak Udin mendorong pintu kamar putrinya, dan terbuka. Biasanya dikunci.“Loh, Nduk?" Pak Udin bingung, kamar putrinya kosong.*********Selepas Pak Udin pergi ke warung, Sarah bergegas ikut keluar, namun dengan tujuan yang berbeda. Danau gelandang. Sarah berjalan seorang diri melalui pematang sawah, jalan terdekat menuju danau. Sesampainya di pinggir danau tempat biasa mereka bertemu, Sarah member kode untuk memanggil kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian muncul lah Inderalaya.“Kenapa engkau selalu bersedih, Sayang?"“Kau gila, bagaimana aku tidak bersedih!"&ldquo
Kepulangan Inderalaya dari Inderamayu disambut bahagia oleh Kerajaan Danau Gelandang. Pasalnya, kesepakatan mereka berhasil. Ia mendapatkan pasokan beras dari sana dengan harga miring, asalkan kerajaan danau gelandang menambah pasokan ayam potong dan telur kepada mereka.Putri Andini menunggu suaminya di depan paviliun. Keduanya saling tersenyum. Jangan lupakan rasa cinta andini yang kian hari semakin berkembang. Sayangnya, Inderalaya menganggap ia tak ubahnya seorang adik."Bagaimana Inderamayu?""Hanya berkunjung ke kerajaan, dan melihat-lihat sawah di sana, tidak lebih. Aku hanya ingin cepat pulang.""Kangen ya?"Pangeran Inderalaya tersenyum. Putri Andini merutuki kespontanannya."Iya, kangen dengan kerajaan dan seseorang.""Ah ya benar. Sudah dua hari bukan, kau tidak mengunjunginya."Pangeran tersenyum benar."Aku juga merindukan kecerobohan seseorang." Lanjutnya sambil menatap jahil ke Putri Andini. Sang putri salah tin
Pagi hari, yang memiliki tanaman di sawah, akan pergi ke sawah. Yang bekerja di kantor, atau sekolah berangkatlah ke kantor atau ke sekolah, yang ke pasar, berjualan atau sekedar mengantar istri belanja, maka berangkatlah ke pasar. Yang menganggur, biasanya lebih memilih tidur agak panjang, atau bila terpaksa bangun, biasanya lebih memilih ngopi di Yuk Jum. Yuk Jum juga menjual nasi pecel di pagi hari. Siangnya kalau orang-orang ingin makan, ia telah menyiapkan menu lain atau menawarkan indomie, yang terkenal disemua kalangan, utamanya anak kos. Selain itu, ada rokok, gorengan, jajanan, sprite, fanta, es marimas, dan menu utamanya kopi hitam, dan masih banyak lagi yang lain. Sekali duduk di kursi pengunjung, maka tidak ada waktu yang terlalu cepat. Semuanya ada, maka pengunjung, yang utamanya kaum adam, betah berlama-lama di sana.Seperti pagi ini, kiranya pukul 8 pagi, para penganggur memadati tempat Yuk Jum, nanti sekitar pukul 10 pagi, para pekerja sawah akan menggan
“Coba tanya ke anak indigo saja, jangan ke dukun dulu, mahal nanti." Ucap Karyono.“Nah ya, itu juga gak papa." Sambung Yuk Jum.“Siapa tapi?"“Si Ilham anaknya Haji Usrok bisa itu."“Jangan ke nak Ilham, saya nggak enak."“Eh udah kenal."“Yaapa pak lawong demi anak kok."“Langsung saja, saya yakin pasti dibawa jin itu."“Firasat ayah ya, ini ceritanya." Ucap Karyono.“Ada channel dukun?"“Saya biasa ke Mbah Surip, Pak Udin." Ucap Yuk Jum.“Halah.. mana berani dia, lawannya sulit ini. kalo sumber masalah ada di sekitar sini, yo jangan pake dukun sini, cari yang jauh." Ucap Karyono.“Di mana?!"“Saya punya kenalan guru di daerah Gunung Kawi sana, dia juga ndukun. Namanya Ki Pejah."“Hahaha.. yaopo Pak Karyo, kok wong mati ditawakne."“Hush.. gak boleh hina nama orang, yuk. Nama itu pemberian orang tuanya."“Paling dulu disangka udah mati ya, eh ternyata masih hidup hahaha.. Yuk Jum."“Iya, bener kayak gitu ceritanya."Eh.
Sekembalinya Pak Udin ke rumah, hari sudah petang. Tak lupa pak udin menghampiri kamar putrinya yang masih tertutup.“Nduk, udah makan?"Tidak ada sahutan. Pak udin beranjak ke ruang makan. Melihat hidangan masih utuh. Pak udin kembali ke depan kamar putrinya.“Marah boleh, tapi kalo nggak makan jangan ya.. nanti kamu bisa sakit."Pak Udin mendorong pintu kamar putrinya, dan terbuka. Biasanya dikunci.“Loh, Nduk?" Pak Udin bingung, kamar putrinya kosong.*********Selepas Pak Udin pergi ke warung, Sarah bergegas ikut keluar, namun dengan tujuan yang berbeda. Danau gelandang. Sarah berjalan seorang diri melalui pematang sawah, jalan terdekat menuju danau. Sesampainya di pinggir danau tempat biasa mereka bertemu, Sarah member kode untuk memanggil kekasihnya itu. Beberapa menit kemudian muncul lah Inderalaya.“Kenapa engkau selalu bersedih, Sayang?"“Kau gila, bagaimana aku tidak bersedih!"&ldquo
Pangeran dan putri merasakan puas yang berbeda-beda. Hal tersebut hanya ada dalam benak mereka sendiri. Pangeran yang berusaha tidur membelakangi putri tidak bisa bergerak dengan adanya tangan dan kaki yang membelitnya. Ia akan menarik perkataannya jika Putri Andini telah berubah. Ia masih sama seperti dulu. Gadis yang ceroboh dan manja. Gerakan Andini pada punggung polosnya kembali membangunkan hasrat yang ditidurkannya.Ia siap untuk memulai lagi hari ini. Begitupun dengan Andini yang harus siap, karena ini hukumannya. ********* Sarah harap-harap cemas menunggu kedatangan kekasihnya. Ini lebih lambat dari yang dijanjikannya. Ayahnya dari tadi telah mempertanyakan apa gerangan maksud yang akan disampaikan, ketika Sarah menahan sang ayah untuk pergi ke ladang kembali. Beberapa menit kemudian Inderalaya datang dengan wajah segarnya. Ia menampakkan diri bak manusia biasa. Berpakaian batik panjang dan membawa bingkisan. Tak lupa, rambut panjangnya digelung rapi berpo
Masih dalam perjalanan mengambil telur asin,“Apakah kamu benar sendirian tadi? Entah kenapa firasat ayah lain."“Tadi, tidak penting ayah. Aku hanya olahraga."Sayangnya sang ayah sempat melihat perubahan raut wajah putrinya.Tidak sampai limabelas menit telah sampai di rumah H. Usrok pemilih usaha telur asin dan bebek potong. Terdapat banner selamat datang yang dipampang di gerbang masuk rumahnya.“Halo, Pak Udin ya? Tadi yang ngubungin?"“Iya Pak Usrok”“Mari masuk.."Keduanya masuk ke ruang tamu yang tidak begitu besar. Rumah ini tergolong sederhana untuk ukuran juragan bebek yang namanya dikenal banyak orang, tidak hanya se-desa Tanjung saja.“Ham, tolong panggilkan Mbok Yem suruh buatkan minuman." Pak Usrok menyuruh pemuda yang tadinya membaca itu, untuk ke belakang memanggil pembantunya.“Tidak usah repot-repot pak, saya Cuma sebentar."“Alah tidak masalah, biasany
Pesta yang dilakukan di kediaman Pangeran Inderalaya berlangsung sama meriahnya dengan yang diadakan oleh Kerajaan Pohon Kencana. Seusai pesta, Raja Aryadwipa menemui putrinya untuk mengucapkan salam perpisahan.“Putri ayah sudah dewasa." Ucap Raja Aryadwipa sedih.Mendengar ucapan ayahnya, air mata sang putri tidak bisa dibendung.“Maafkan aku ayah, aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku.. aku tidak bisa bermanja lagi padamu karena aku telah menjadi seorang istri. Ayah jaga kesehatan. Aku akan rajin berkunjung. Atau ayah saja yang berkunjung agar aku tidak kelelahan." Ucap putri sendu.“Dasar anak nakal! Harusnya kau bersama suamimu yang berkunjung. Ayah kan raja." Sambil memukul pelan bahu sang putri menghalau air mata yang akan keluar.“Saya dan putri akan rajin berkunjung, ayah. Saya tidak akan membiarkan putri kelelahan." Pangeran ikut bergabung membelai bahu istrinya.“Jangan biarkan ia tidur saja, putraku. Ia suka rebahan, tapi sebenarnya ia mampu mengerjakan ba
Putri Andini bangun sendirian. Hari ini cerah, dan ia bangun kesiangan lagi. Kenapa Pangeran tidak membangunkannya. Tunggu, ia melihat bercak darah di ranjang. Darah siapa? Tentu saja darah pangeran. Mungkin saja ia mengiris bagian tubuhnya. Jangan bayangkan mahkluk dunia oranye akan seperti itu, tentu saja ada magic, kenapa menggunakan cara seperti manusia. Keluar paviliun ia melihat penjaga kerajaan yang cengar-cengir. Sang Putri memang akrab dengan siapa saja.“Putri pasti kelelahan." Ucap Penjaga.“Simpan itu dalam pikiranmu, dodo!" ucap sang putri memerah.“Ah, sang putri merona.." ucap Penjaga di sebelahnya.“Untung aku Putri Andini, aku tidak tahu akan seperti apa kalian apabila dengan putri yang lain, beraninya menggoda!" ucap Putri dengan aksen manjanya.“Tidak Putri, hanya Putri Andini jujungan kita, tidak mau yang lain."Andini diam saja sambil tersenyum meninggalkan penjaga mencari Pangeran. ********* “Apa kau punya persediaa
“Apakah tidak apa-apa?" tanya Sarah.“Tentu saja. Tidak ada budaya pingit di dunia kami. Jadi aku masih bisa bertemu dengan kekasihku."“Ini bahkan h min beberapa jam sayangku."“Jika ini adalah pernikahan kita, aku pasti akan sangat gugup."“Kenapa gugup?" tanya Sarah manja.“Entah, aku tidak sabar menunggu resmi dan kita bisa melakukan banyak hal." Ucap inderalaya genit.“Sepertinya aku tahu arah pembicaraanmu." Ucap Sarah sembari mencubit lengan Pangeran.“Sekarang ini dulu." Kecupan Inderalaya bersarang di dahi Sarah.“Kembalilah, orang-orang pasti mencarimu."“Benar, aku harus bersiap." Inderalaya tertawa dan pamit undur diri. ********* Sementara itu, suasana Kerajaan Danau Gelandang mendadak riuh, karena pangeran tidak ditemukan di manapun.“Sudah ketemu?" tanya Pangeran Suryanaka pada Jendral.“Belum pangeran."Pangeran Suryanaka berinisiatif mencari barang bukti di kamar adiknya jika emang terbukti kabur dari pernikahan. Se