"David Foster sering datang ke penjara ini dengan alasan menangani kasus lanjutan milik Lucas. Padahal yang sebenarnya adalah, dia mengancam Lucas menggunakan anak Jennifer. Memaksa Lucas untuk mengatakan apakah Elena yang membunuh Matthew Patt," kata Hugh begitu mereka menjauhi penjara dan memesan taksi."Bagaimana dengan jawaban Lucas?" tanya Nathan sambil menatap taksi yang berhenti tak jauh dari mereka."Lucas tidak peduli dengan anak itu. Dia yakin anak itu bukan anaknya, karena dia menggunakan pengaman ketika melakukannya dengan Jennifer di apartemen milik Elena Pierce.""Dasar orang-orang tak bermoral," umpat Nathan kesal sambil membuka pintu belakang mobil taksi, diikuti oleh Hugh. "Ke Bandara, Pak.""Lucas bilang yang selama ini menyuntikkan morfin ke dalam tubuh Matthew adalah Miranda. Entah apa motif perempuan itu. Mungkin ingin menguasai seluruh harta keluarga Pierce sendirian setelah mereka berhasil merebutnya dari Elena," lanjut Hugh."Ah, seperti yang dikatakan oleh Bra
Jack mendengkus sebelum terkekeh geli. Tidak ada rasa gentar sedikitpun menghadapi ancaman itu. Bukannya sombong, ia diangkat sebagai kepala agen khusus bukan tanpa alasan.Bahkan sekelas David Foster yang dulu hampir menjadi kepala staf gabungan di gedung Pentagon saja masih belum bisa menandingi Jack di lapangan. "Aku tidak bermaksud merendahkanmu. Tapi, yang benar saja? Kenapa kau malah memilih untuk mengabdi pada pengkhianat negara, Rex Boston? Sebegitu putus asa kah dirimu sehingga harus mengambil jalan ini?" tanya Jack dengan tenang.Mempermainkan psikologis lawan sudah bukan lagi hal yang baru untuknya. Apalagi untuk sekelas agen biasa seperti Rex Boston. Agen yang dulu pernah tidak sengaja ia dengarkan curahan hatinya."Diamlah! Jangan membuat semuanya menjadi sulit!"Jack kembali mendengkus. "Kau pikir Freddy benar-benar takut dengan keberadaanmu dan agen lainnya di apartemen ini? Oh, ayolah, Rex. Kau tahu pasti bagaimana aku memimpin kalian. Coba bandingkan dengan cara kepe
"Pria ini benar-benar sakit, Bro," gumam Brandon sambil mengamati layar komputer yang menampilkan foto-foto di sebuah ruangan yang diberikan pencahayaan berwarna merah."Bagaimana kau bisa masuk ke kamarnya?" tanya Jack heran.Freddy mendengkus. "Kalian lupa aku seorang hacker?"Brandon berdecak. Pria itu tahu betul kemampuan sepupunya itu. Freddy bahkan sering menerima pekerjaan sampingan dari kepolisian untuk melacak hacker lain."Orang bodoh mana yang memasang kamera CCTV di kamar pribadinya? David Foster bukanlah penjahat amatiran seperti Juan Forbes yang hanya tahu cara menyembunyikan narkoba," balas Brandon sambil berkacak pinggang."Oh, aku menitipkan pulpen pada Jennifer Dunn dan memintanya untuk meletakkannya di kamar David. Aku meyakinkannya bahwa itu adalah pulpen kesayangan David yang tanpa sengaja kuambil dari meja kerjanya. Karena tahu bagaimana watak pria itu, Jennifer menurut saja daripada kena marah," jawab Freddy santai sambil terus menekan mouse untuk mengganti foto
Bahkan ketika matanya sudah melihat bagaimana terobsesinya David terhadap istrinya, tetap saja nama Nathan menempati urutan teratas yang mampu membuat darah Jack menggelegak."Kenapa selalu Nathan yang mengetahuinya?" raung Jack marah. "Aku tahu tubuhnya memang hampir sama denganku, tapi...""Jack, kau ini kenapa? Kenapa kau selalu bereaksi berlebihan jika mendengar nama Nathan disebut? Memangnya kenapa kalau tubuhnya hampir sama denganmu? Memangnya kejantanan kalian juga berukuran sama? Kenapa kau sangat membencinya? Kudengar dia adalah pegawaimu yang paling kompeten," potong Brandon sambil menahan bahunya.Freddy melihat Brandon dengan mata melotot dan ekspresi aneh. "Bro, kau ini juga kenapa? Mengapa tiba-tiba membahas tentang ukuran mereka?"Jack langsung meraih kerah seragam Brandon dengan wajah memerah. "Ya, kenapa perkataanmu seolah-olah menunjukkan bahwa Elena sudah pernah mencoba ukuran Nathan, hah? Aku yang pertama kali baginya. Hanya aku yang dia tahu."Mereka semua terdiam
"Kau harus segera memperbaiki sistem keamanan negara sebelum kau berubah status menjadi buronan, sepupu. Aku serius soal ini," ucap Brandon tidak main-main."Aku tahu," pekik Freddy sambil mengetik di keybord komputer lain yang menampilkan banyak kode yang tidak mereka mengerti. "Aku tahu David hanya ingin menjebakku. Sekarang setelah kau dan Jack tahu, dia tidak akan berani mengancamku lagi. Benar, kan?""Aku sudah menghubungi Evan untuk mengatasi mereka yang mengancam keluarga kalian. Termasuk orang yang menyandera anakmu, Rex. Jadi kuharap kau mau bekerjasama untuk menghentikan David bertindak lebih jauh lagi. Kau adalah saksi kunci, karena kau sekarang adalah asistennya. Apa kau keberatan?" tanya Jack.Rex langsung menggeleng setelah mendengar kabar mengenai anaknya. Pria itu terlihat benar-benar lega sekarang."Aku berjanji akan membantu kalian. Selain memaksa Freddy untuk mengacau sistem keamanan negara, David juga memaksa Jennifer Dunn untuk merusak citra FBI dengan mengumpanka
Jika Jennifer Dunn mengira bahwa Bradley Smith bisa dengan mudah ditipu, maka wanita itu salah besar. Brad bukan hanya setahun dua tahun menjadi agen khusus FBI. Dia tentu sudah tahu berbagai macam karakter orang, apalagi orang-orang kriminal yang rela melakukan apa saja demi uang.Jennifer adalah salah satu dari sekian banyak orang yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan uang demi kemudahan hidup. Termasuk menipu Elena dengan cerita palsu agar wanita itu mau meminjaminya uang satu juta dollar.Dan sekarang, Jennifer menjual kesedihan pada Brad dengan menunjukkan foto anaknya yang tengah disandera oleh David Foster."Kita harus segera menjalankan rencana sebelum anakku benar-benar akan dibunuh. Aku tidak akan bisa hidup tanpa anakku," kata Jennifer dengan memasang raut wajah sedih.Sebisa mungkin Brad tetap memasang wajah biasa saja, tidak mendengkus atau memutar mata. Ia sudah menerima pesan dari Freddy mengenai hal yang sebenarnya tanpa sepengetahuan Jennifer.Seharusnya buka
Tidak ada yang lebih menakutkan daripada ditodong dengan pistol di belakang lehermu oleh seseorang yang kau kira bisa kau percaya. Jennifer gemetar ketakutan ketika manajernya mencekik lehernya dari belakang dan moncong pistol itu kini bergerak menuju ke kepala bagian belakangnya."Kau pikir kau bisa membodohiku? Aku bukan Elena Pierce, mantan sahabatmu yang lugu itu, jalang," umpat pria yang selama ini dikiranya bisa menyelamatkannya dari David, anak selingkuhan ibunya yang selalu melecehkannya dan menjadikannya sebagai budak seks."To... Tony, aku tidak mengerti. Apa yang terjadi?"Tubuhnya menegang ketika Tony menyeretnya masuk ke dalam gang yang tidak dijangkau oleh cahaya lampu."Kau tahu, aku bukanlah manajer artis. Kupikir kau hanya berpura-pura tidak tahu agar aku bisa masuk ke dalam jebakanmu. Tebak apa? Aku adalah seorang agen khusus, Jennifer Dunn Freeman. Kau pikir aku tidak tahu bahwa kau akan menjebakku?"Jennifer tercengang mendengar perkataan pria itu. Seorang agen khu
Darah seperti meninggalkan wajah Jennifer ketika mendengar penuturan dari pria yang ia kira bernama Tony itu."Ap-apa? Bradley Smith? Kau adalah Brad yang selama ini selalu dibicarakan?" tanyanya dengan suara gemetar.Brad menyeringai. Terlihat sekali menikmati ketakutan di raut wajah Jennifer."Ya, aku adalah Brad yang selama ini selalu dibicarakan. Bagaimana menurutmu? Kau masih berpikir bahwa aku mudah sekali dijebak? Kau berencana akan melakukannya dengan cara apa? Merayuku?" Pria itu menatap tubuh Jennifer dengan ekspresi jijik, membuatnya merasa tersinggung."Jaga matamu, brengsek!" hardiknya. Refleks ia menutupi area dada dengan kedua tangan.Mengesampingkan rasa takut karena ternyata yang ia hadapi adalah pria yang selama ini menjadi buah bibir di kalangan para agen FBI, Jennifer berusaha memasang wajah marah.Sesekali ia datang ke kantor David secara diam-diam, dan dia akan mendengar para agen membicarakan tentang Brad, agen khusus yang selalu berhasil membekuk target dengan