"Sayang, apa kamu lelah?"
Pipi Anggun memerah karena Ardy memanggil dengan kata "sayang" lalu menundukkan wajahnya dan mengangguk pelan.
"Sini mas pijitin." Ucap Ardy sambil menuntun Anggun menuju ranjang dan membaringkannya.
Ardy mulai memijat dari kaki lalu semakin ke atas. Dia sengaja menaikkan daster yang di pakai Anggun dengan alasan untuk memudahkannya memijat sehingga terlihatlah paha mulusnya.
"Kamu mau ngapain mas?"
"Mau pijitin kamu sayang."
"Mas Ardy modus." Gumam Anggun pelan tapi masih bisa didengar oleh Ardy.
"Pejamkan matamu dan nikmati saja." Ucap Ardy sambil terus memijat.
Ardy memijat pelan sambil meraba paha Anggun. Melihat Anggun yang telah memejamkan matanya, tangan Ardy mulai naik ke perut lalu naik ke area dada dari balik daster Anggun hingga tersingkap sampai dada.
Ardy merem*s pelan kedua gunung Anggun hingga desahan keluar dari mulutnya.
"Ssshhh"
"Ssshhh"
Desahan
Pagi hari di mansion Ardy terasa sepi tanpa ada kehadiran suaminya. Anggun meraba tempat tidur di sebelahnya kosong. Dia tidak menemukan Ardy. Anggun bangun, memunguti pakiannya dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah segar, Anggun turun ke bawah untuk sarapan. "Bi, mas Ardy ke mana?" Tanya Anggun kepada seorang kepala pelayan. "Tuan Ardy sudah pergi ke kantor bersama tuan Rayhan dari jam 6 tadi nyonya." Jawab kepala pelayan itu. "Terima kasih bi" "Mungin ini ada kaitannya dengan masalah kantor kemarin." Gumam Anggun pelan. Anggun duduk di meja makan dan menikmati sarapannya sendirian. "Devi, kau ada di rumah? Tidak ikut dengan mas Ardy?" Tanya Anggun ketika melihat Devi melintas di depannya. "Saya ditugaskan tuan Ardy untuk menjadi bodyguard anda nyonya." Jawab Devi dengan sopan. "Jangan terlalu formal padaku. Panggil saja namaku sama seperti dulu sebelum aku menikah dengan mas Ardy." "Tapi nyonya sekara
Setelah meninggalkan kantor, Anggun bergegas pulang ke mansion. Dia berkemas dan pergi bersama pak Sukri, kepala pelayan dan juga Devi. Mereka pergi ke tempat yang telah di atur oleh Ardy. Mereka mengecoh orang yang mengawasi mansion supaya kepergian Anggun tidak diketahui oleh mereka. Beberapa mobil keluar dari mansion itu secara bersamaan setelah agak jauh dari mansion mobil-mobil itu berpencar dengan arah yang berbeda-beda.Mobil Anggun keluar setelah mobil yang mengawasi mansion itu pergi mengikuti beberapa mobil yang keluar dari mansion.Setelah berhasil pergi, Anggun merasa semakin cemas memikirkan keadaan suaminya. Entah apa yang akan terjadi masalah datang bertubi-tubi.2 jam perjalanan dan Anggun sampai di rumah sederhana dengan pekarangan yang luas, Anggun turun terlebih dahulu bersama dengan Devi.Kepala pelayan dan pak Sukri menurunkan semua barang-barang dari mobil."Pemandangan yang indah." Ucap Anggun sambil berjalan masu
Ini adalah hari pertama Anggun masuk kuliah. Dengan rambut dikuncir 2, memakai papan nama dengan kalung rafia hitam, tas dari karung tepung, kemeja putih dan rok selutut berwarna hitam. Anggun pergi ke kampus untuk mengikuti ospek. Tak lupa Anggun menyiapkan bekal makan siang karena diperkirakan ospek akan berlangsung dari pagi hingga sore hari. Ardy sudah menyarankan untuk tidak mengikuti ospek akan tetapi Anggun keukeuh ingin merasakan kegiatan ospek sebagai mahasiswa baru. Anggun ingin merasakan seperti mahasiswa lain yang melakukan ospek. Baginya itu adalah pengalaman yang menyenangkan. Anggun berangkat ke kampus bersama dengan Ardy dan beberapa bodyguard. Sebuah mobil mewah masuk ke halaman kampus, sebelum Anggun turun dari mobil dia mencium punggung tangan suaminya dan Ardy mencium kening istrinya. Devi ditugaskan untuk menjaga Anggun dari jarak dekat sedangkan beberapa bodyguard bayangan menjaga dari jarak jauh. "Nanti pulang ja
Setelah melewati masa ospek, Anggun pun memulai perkuliahannya. Hari pertama terdapat 2 mata kuliah pagi. Anggun turun dari mobil mewah suaminya lalu berjalan masuk ke lobby kampus. Banyak mata lelaki memandang Anggun dengan tatapan kagum. Sedangkan banyak wanita yang merasa iri dengan Anggun. Anggun masuk ke kelas untuk mengikuti perkuliahan. "Anggun! Duduk sini." Teriak Lita ketika melihat Anggun memasuki kelas. Anggun duduk di sebelah Lita. Kelas yang awalnya ramai mendadak jadi tenang karena kedatangan seorang dosen tampan di kelas mereka. "Wah dosennya ganteng banget Nggun tapi sayang dari yang aku dengar dia killer. Pelit kasih nilai, banyak tugas, banyak aturan." Ucap Lita yang pada awalnya terpesona dengan dosen itu tapi mengeluh pada akhirnya. Anggun hanya mendengarkan perkataan Lita tanpa ingin mengkomentarinya. "Selamat pagi. Nama saya Mirza. Saya akan menjelaskan aturan dalam kelas saya.
Sejak perdebatannya dengan Luna tentang pernikahan, hubungan keduanya menjadi semakin jauh. Keduanya tidak pernah bertemu lagi sejak peristiwa itu. Luna menghindari Rama lebih tepatnya. Saat ini Rama lebih sering memuaskan nafsunya kepada wanita malam. Setelah puas Rama memberikan sejumlah uang lalu mengusir pergi wanita malam itu dari apartemennya. "Luna kenapa kamu menghindariku? Apakah pernikahan begitu penting bagimu? Aku belum memikirkan pernikahan, pernikahan orang tuaku saja berakhir." Ucap Rama pada dirinya sendiri. Pikirannya melayang memikirkan yang telah dia lakukan beberapa hari belakangan ini. Setelah pulang dari kantor, Rama mencari Luna ke kontrakannya tapi tidak menemukannya bahkan kata para tetangga Luna sudah pindah beberapa hari yang lalu. Dia juga menunggu Luna di depan kantor tempat Luna bekerja tapi tidak pernah bertemu. Luna selalu menghindar dengan keluar kantor sebelum Rama sampai di depan kantornya setelah beber
Mansion Ardy "Sayang sebaiknya kamu fokus untuk kuliah saja dulu. Tidak perlu bekerja di kantor. Aku takut kamu kecapekan." Ucap Ardy sambil memainkan rambut Anggun. Aroma khas rambut Anggun membuat Ardy merasa nyaman. "Baiklah mas. Aku akan fokus kuliah dan mengurus suami." Ucap Anggun. "Mas senang kamu mau menuruti perkataan mas." Ucap Ardy dengan tangan yang sudah menjalar di balik piyama Anggun. Ardy meluma* bibir istrinya sangat dalam hingga nafsunya sudah tidak bisa dia tahan lagi. Anggun menerima semua perlakuan suaminya karena itu memanglah kewajibannya. Malam panas mereka lalui hingga berkali-kali mengeluarkan benihnya dalam rahim Anggun. "Cepat tumbuh di perut mama ya sayang." Ucap Ardy sambil mengelus mesra perut istrinya. Akhirnya mereka berdua terlelap karena kelelahan. Pagi-pagi keduanya telah bangun lalu mandi dan bersiap ke rutinitas masing-masing. Anggun kuliah dan Ardy ada rapat penting di kantor. Ardy mengant
Ardy sampai di mansion sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia masuk ke dalam kamar, melihat istrinya telah terlelap dan telah menyiapkan baju untuknya. Ardy masuk ke dalam kamar mandi. Anggun membuka matanya mendengar gemericik air dalam kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, dia melihat Anggun duduk di tepi ranjang. Anggun memperhatikan suaminya yang baru saja keluar dengan rambut basah, menambah kadar ketampanannya. Anggun menyadarkan dirinya lalu mengambil handuk kecil untuk membantu mengeringkan rambut suaminya. "Mas mau makan malam? Biar aku panaskan makanannya." Tanya Anggun lalu akan berdiri untuk menyiapkan makan malam. "Mas sudah makan tadi di kantor." Jawab Ardy singkat. "Mas kenapa pulangnya malam sekali?" "Mas banyak pekerjaan sayang." "Mas tadi aku nunggu mas jemput aku di kampus. Aku juga telepon berkali-kali tapi tidak diangkat-angkat." "Maaf sayang." Ucap Ardy. Raganya memang berada di
Setelah keluar dari mansionnya, Anggun memilih untuk pergi ke mall. "Pak, tolong barang-barang saya yang di bagasi di antar ke alamat ini. Disana sudah ada orang yang akan menunggu. Terima kasih." Ucap Anggun sambil memberikan sebuah kertas berisi sebuah alamat beserta sejumlah uang untuk ongkos taksinya. "Baik non. Tapi ini uangnya kebanyakan." Jawab supir taksi setengah baya itu. "Itu rejeki buat bapak dan keluarga." Jawab Anggun lalu turun dari taksi dan memasuki mall. Anggun pergi ke ATM untuk menarik seluruh uangnya lalu menggunting kartu ATM tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Anggun pergi ke counter handphone untuk menjual ponselnya pemberian dari suaminya dan membeli yang ponsel lain serta mengganti nomornya dengan yang baru. Anggun pergi ke salon untuk merubah penampilannya dengan memotong dan mewarnai rambutnya. Dia juga berganti pakaian di dalam salon itu dengan kaos dan jaket hoodie serta celana jeans sobek-sob
"oke sayang mas bangun sekarang. Kamu tunggu mas, mas akan antar kamu. Pokoknya mas gak kasih ijin kalau kamu pergi sendiri." Setelah selesai berucap, Ardy segera ke kamar mandi. Ardy seperti masih trauma ditinggalkan istri tercintanya. Setelah menemukan Anggun beberapa waktu lalu, Ardy selalu memantau istrinya di manapun Anggun berada bahkan menempatkan beberapa bodyguard untuk mengawal istrinya dan beberapa bodyguard untuk mengawasi dari jarak jauh. Sembari menunggu suaminya, Anggun menyiapkan pakaian suaminya dan membersihkan kamarnya lalu keluar untuk bermain dengan kedua anaknya."Anak mama sudah wangi" ucap Anggun mendekati anaknya lalu menggendong salah satu anaknya lalu menciumi anaknya. Setelah itu dia menggendong anaknya yang lain lalu melakukan hal yang sama. "Sus, biar anak-anak bersama saya, kalian membersihkan diri saja dulu." ucapnya sambil tersenyum. Anggun memang ramah kepada semua orang tanpa memandang status dan pekerjaan mereka. Maka dari itu semua pekerja yang be
Maafkan saya tuan dan nyonya, hanya saja saya merasa familiar dengan wajah anda nyonya. Wajah anda mengingatkan saya pada putri saya yang telah meninggal hampir dua puluh tahun yang lalu." ucap sedih tuan Surya."Benar pa, wajah nya sangat mirip dengan Angle." ucap Mike membenarkan."Dan sampai saat ini kami sekeluarga tidak bisa menemukan keberadaan keponakan saya." sambung Mike dengan wajah sendu."Mereka ternyata mencariku.. Benarkah ini? Apakah mereka akan menerimaku jika mengetahui bahwa aku adalah keluarga mereka?" pikir Anggun. Anggun tidak pernah menyangka jika keluarga dari mama nya akan mencari keberadaannya. Anggun menggenggam erat tangan suaminya. Ardy membalas genggaman Anggun seolah mengatakan bahwa aku akan selalu ada untukmu, jangan takut."Maaf siapa nama anda nyonya?" tanya tuan Surya."Nama saya Anggun Sasmita." jawab Anggun.deg"Nama yang sama, wajah yang mirip. Apakah ini hanya kebetulan atau wanita ini benar-benar adalah cucu kandungku, anak Angle yang hilang?"
Malam ini Misya sangat senang karena Ardy akan memenuhi undangan makan malam di mansionnya. Sejak pulang dari kantor, Misya langsung bersiap untuk penampilan terbaiknya menyambut sang pujaan hati. Sudah banyak baju yang dia coba sampai seisi kamarnya berantakan tapi masih saja merasa ada yang kurang."Ya ampun sayang, kenapa kamarmu jadi seperti terkena badai topan? sangat berantakan mirip kapan pecah." omel mama Misya yang sedang melewati kamar anaknya. Tadinya mama Misya ingin ke kamarnya tapi saat melewati kamar Misya dan melihat pintu kamar anaknya sedikit terbuka, mama Misya mendorong pintu itu dan melihat keadaan kamar putri nya."Mama sudahlah daripada ngomel mending bantu Misya pilih gaun apa yang cocok untuk makan malam nanti." ucap Misya sibuk dengan gaun gaunnya tanpa menoleh kepada mamanya."ckckck." decak mama Misya melihat kelakuan anaknya.Mama Misya mulai memilih gaun gaun yang berantakan di tempat tidur lalu memilih gaun berwarna merah dengan bahan press body."Yang i
Pagi ini Ardy ke kantor dengan wajah yang bersinar cerah. Karyawan yang menyapanya saat melewati lobby merasa hari ini mood bos mereka sangat baik.Semalam setelah masalah dengan wanita bernama Akira selesai, Ardy mendapatkan tambahan vitamin dari sang istri tercinta. Pergumulan panas mereka selesai saat tengah malam dan pagi ini Ardy kembali meminta jatah. Melihat tuannya datang, sekertaris Ardy mengikuti nya dan menyampaikan agenda hari ini."Selamat pagi pak, hari ini jam sembilan ada rapat dengan bagian keuangan dan jam dua nanti ada pertemuan dengan tuan Mike dari Anggoro group." ucap sekertaris Ardy membacakan jadwal agenda hari ini."Pastikan bahwa tuan Mike yang akan datang, jika orang lain yang menjadi perwakilannya sebaiknya batalkan saja." ucap Ardy tegas."Kalau bukan karena Anggun, aku tidak akan menemui orang yang telah mempermainkan ku apalagi ada ulet bulu. Menyebalkan." batin Ardy."Baik tuan akan saya pastikan. Permisi." jawab sekertaris Ardy lalu pergi meninggalkan
"Kalian menjauhlah, biar aku yang menghadapinya!" geram Anggun melihat Akira menyerang dengan jarum beracun.Ardy juga memerintahkan untuk segera menelepon ambulans.Anggun menyerang Akira dengan pisau kecil di kedua tangannya. SlingSlingAkira melempar jarumnya ke arah Anggun dan ditepis menggunakan pisau yang ada di tangannya. bughbughAnggun bergerak maju mendekati Akira dengan cepat lalu menyerangnya dengan tendangan memutar. Wajah Akira lebam dan bibirnya berdarah terkena tendangan Anggun. Ibu jari Akira menempel di bibirnya lalu melihat darah yang keluar "cih.." decihnya sambil membuang darah di bibirnya.Mereka berdua saling memukul dan menendang lawan. Akira dan Anggun sama-sama kehabisan tenaga akibat bertarung. Devi yang saat itu berada di bandara karena akan berangkat ke negara Je untuk melanjutkan penelitiannya, merasa penasaran dengan keramaian di tengah area bandara. Devi mendekati keramaian itu, Devi melihat
Pagi- pagi sekali Ferdinand sudah bangun walaupun semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan untuk mendekati Stella. Berbagai rencana dia siapkan untuk membuat Stella jatuh cinta pada nya. Ferdinand tahu jika Ardy telah menikah jadi Stella pasti tidak akan pernah bersama Ardy dan kali ini adalah kesempatan untuk nya mendapatkan hati Stella. Selama ini dia hanya menyukai Stella dalam diam. Dia tidak berani mengungkapkan rasa yang dia miliki kepada Stella. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bahkan Ferdinand telah meminta ijin kepada Marko untuk mendekati Stella."Semangat pagi Ferdinand. Kejar Stella, dapatkan hatinya, lalu menikah." ucap Ferdinand semangat walaupun dia hanya tidur dua jam tapi inilah perjuangan cinta nya. Pengorbanan nya selama ini harus berbuah manis. Dia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Stella ketika Stella koma di rumah sakit, setelah Stella sadar dia akan terus berjuang mendapatkan hati pujaa
"Aku sudah mendapat informasi tentang wanita itu mas. Dia adalah warga asing yang sengaja didatangkan ke sini. Namanya Akira. Ada orang yang sengaja menutup informasi mengenai wanita itu dan aku belum tahu siapa orang itu. Menurut informasi yang aku dapat, wanita itu akan pergi meninggalkan kota J besok dengan penerbangan menuju negara A." jelas Anggun."Istri mas memang hebat." puji Ardy"Besok mas akan menangkapnya di bandara." lanjut Ardy."Aku ikut mas, wanita itu pasti sudah mempersiapkan segalanya dan ada orang yang sudah membantu nya." Anggun semangat untuk menangkap wanita itu."Boleh tapi ada syaratnya." Ardy berjalan mengambil remote di mejanya lalu mengunci pintu ruangannya dan menutup semua korden."Syarat? Apa syaratnya? Dan kenapa mas mengunci pintu nya bahkan menutup korden?" tanya Anggun polos tidak mengerti maksud suaminya. Anggun berjalan mendekati Ardy di balik meja kebesaran Ardy. Ardy berjalan mengitari mejanya lalu memeluk Anggun dari b
Perjalanan ke kantor Ardy memakan waktu selama setengah jam. Sesampainya di kantor Ardy, Anggun berjalan memasuki lift menuju ruangan suaminya.Anggun tidak melihat sekertaris Ardy berada di mejanya lalu langsung masuk ke ruangan Ardy tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.deg.."Wanita itu... Dia adalah wanita yang berada di rumah sakit. Wanita yang menyebabkan aku pergi. Kenapa ada di sini?" batin Anggun.Ketiga orang yang berada di ruangan itu merasa terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik yang saat ini melamun di ambang pintu."Wanita itu pasti istri kak Ardy. Cantik, sederhana dan masih muda, mungkin umurnya masih 20 tahun." batin Stella.Ardy telah memanggilnya beberapa kali tetapi diabaikan oleh Anggun.Lamunannya terhenti ketika Ardy menyentuh lembut pipinya."Sayang." ucap Ardy lembut. Dari raut wajah Anggun, Ardy memahami bahwa istrinya terkejut dengan kedatangan Stella. Ardy tidak mau ada kesalahpahaman lagi yang menyebabkan is
Kediaman Keluarga AnggoroMisya pulang ke kediaman nya dengan wajah yang tampak lesu. Dia tidak berhasil menjalin hubungan kerja sama dengan Suhendra group. Bahkan Ardy tidak memberi nya kesempatan untuk berbicara.Misya langsung berjalan ke arah Mike saat melihat papanya duduk bersama kakeknya di ruang keluarga."Papa. Papa sampai jam berapa tadi?" Tanya Misya seraya memeluk dan bergelayut manja di lengan Mike. Misya sangat dekat dengan papanya. Mike pun sangat menyayangi putrinya dan memenjakannya. "Papa sampai mansion setengah jam yang lalu. Bagaimana pertemuanmu dengan tuan Ardy?" tanya tuan Mike kepada anaknya yang baru saja pulang dari kantor. Dari Minggu lalu Mike berada di luar kota karena ada masalah di anak cabang perusahaannya. Rencananya Mike berada di luar kota hanya selama tiga hari tapi masalah yang terjadi di anak cabang perusahaannya ternyata lebih rumit dan menyelesaikan masalah itu memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Akhi