Setelah melewati masa ospek, Anggun pun memulai perkuliahannya. Hari pertama terdapat 2 mata kuliah pagi.
Anggun turun dari mobil mewah suaminya lalu berjalan masuk ke lobby kampus.
Banyak mata lelaki memandang Anggun dengan tatapan kagum. Sedangkan banyak wanita yang merasa iri dengan Anggun.
Anggun masuk ke kelas untuk mengikuti perkuliahan.
"Anggun! Duduk sini." Teriak Lita ketika melihat Anggun memasuki kelas.
Anggun duduk di sebelah Lita.
Kelas yang awalnya ramai mendadak jadi tenang karena kedatangan seorang dosen tampan di kelas mereka.
"Wah dosennya ganteng banget Nggun tapi sayang dari yang aku dengar dia killer. Pelit kasih nilai, banyak tugas, banyak aturan." Ucap Lita yang pada awalnya terpesona dengan dosen itu tapi mengeluh pada akhirnya.
Anggun hanya mendengarkan perkataan Lita tanpa ingin mengkomentarinya.
"Selamat pagi. Nama saya Mirza. Saya akan menjelaskan aturan dalam kelas saya.
<Sejak perdebatannya dengan Luna tentang pernikahan, hubungan keduanya menjadi semakin jauh. Keduanya tidak pernah bertemu lagi sejak peristiwa itu. Luna menghindari Rama lebih tepatnya. Saat ini Rama lebih sering memuaskan nafsunya kepada wanita malam. Setelah puas Rama memberikan sejumlah uang lalu mengusir pergi wanita malam itu dari apartemennya. "Luna kenapa kamu menghindariku? Apakah pernikahan begitu penting bagimu? Aku belum memikirkan pernikahan, pernikahan orang tuaku saja berakhir." Ucap Rama pada dirinya sendiri. Pikirannya melayang memikirkan yang telah dia lakukan beberapa hari belakangan ini. Setelah pulang dari kantor, Rama mencari Luna ke kontrakannya tapi tidak menemukannya bahkan kata para tetangga Luna sudah pindah beberapa hari yang lalu. Dia juga menunggu Luna di depan kantor tempat Luna bekerja tapi tidak pernah bertemu. Luna selalu menghindar dengan keluar kantor sebelum Rama sampai di depan kantornya setelah beber
Mansion Ardy "Sayang sebaiknya kamu fokus untuk kuliah saja dulu. Tidak perlu bekerja di kantor. Aku takut kamu kecapekan." Ucap Ardy sambil memainkan rambut Anggun. Aroma khas rambut Anggun membuat Ardy merasa nyaman. "Baiklah mas. Aku akan fokus kuliah dan mengurus suami." Ucap Anggun. "Mas senang kamu mau menuruti perkataan mas." Ucap Ardy dengan tangan yang sudah menjalar di balik piyama Anggun. Ardy meluma* bibir istrinya sangat dalam hingga nafsunya sudah tidak bisa dia tahan lagi. Anggun menerima semua perlakuan suaminya karena itu memanglah kewajibannya. Malam panas mereka lalui hingga berkali-kali mengeluarkan benihnya dalam rahim Anggun. "Cepat tumbuh di perut mama ya sayang." Ucap Ardy sambil mengelus mesra perut istrinya. Akhirnya mereka berdua terlelap karena kelelahan. Pagi-pagi keduanya telah bangun lalu mandi dan bersiap ke rutinitas masing-masing. Anggun kuliah dan Ardy ada rapat penting di kantor. Ardy mengant
Ardy sampai di mansion sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dia masuk ke dalam kamar, melihat istrinya telah terlelap dan telah menyiapkan baju untuknya. Ardy masuk ke dalam kamar mandi. Anggun membuka matanya mendengar gemericik air dalam kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, dia melihat Anggun duduk di tepi ranjang. Anggun memperhatikan suaminya yang baru saja keluar dengan rambut basah, menambah kadar ketampanannya. Anggun menyadarkan dirinya lalu mengambil handuk kecil untuk membantu mengeringkan rambut suaminya. "Mas mau makan malam? Biar aku panaskan makanannya." Tanya Anggun lalu akan berdiri untuk menyiapkan makan malam. "Mas sudah makan tadi di kantor." Jawab Ardy singkat. "Mas kenapa pulangnya malam sekali?" "Mas banyak pekerjaan sayang." "Mas tadi aku nunggu mas jemput aku di kampus. Aku juga telepon berkali-kali tapi tidak diangkat-angkat." "Maaf sayang." Ucap Ardy. Raganya memang berada di
Setelah keluar dari mansionnya, Anggun memilih untuk pergi ke mall. "Pak, tolong barang-barang saya yang di bagasi di antar ke alamat ini. Disana sudah ada orang yang akan menunggu. Terima kasih." Ucap Anggun sambil memberikan sebuah kertas berisi sebuah alamat beserta sejumlah uang untuk ongkos taksinya. "Baik non. Tapi ini uangnya kebanyakan." Jawab supir taksi setengah baya itu. "Itu rejeki buat bapak dan keluarga." Jawab Anggun lalu turun dari taksi dan memasuki mall. Anggun pergi ke ATM untuk menarik seluruh uangnya lalu menggunting kartu ATM tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Anggun pergi ke counter handphone untuk menjual ponselnya pemberian dari suaminya dan membeli yang ponsel lain serta mengganti nomornya dengan yang baru. Anggun pergi ke salon untuk merubah penampilannya dengan memotong dan mewarnai rambutnya. Dia juga berganti pakaian di dalam salon itu dengan kaos dan jaket hoodie serta celana jeans sobek-sob
Sesampainya di kota S, Anggun dan Beni turun di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas dan pagar pendek. Rumah itu terlihat sangat kotor. Dedaunan berserakan di halaman namun pohon-pohon rindang membuat suasana nyaman. Mereka masuk ke dalam rumah dengan menyeret kopernya. Saat membuka pintu terlihat debu yang begitu tebal di dalam rumah itu. "Maaf membuatmu tidak nyaman karena rumah ini sudah kutinggalkan sejak 5 tahun lalu sejak kedua orang tuaku meninggal. Tidak ada yang mengurus rumah ini." "Tidak apa-apa Ben. Aku bersyukur kamu sudah mau membantuku. Terima kasih. Ayo sekarang kita bersihkan." Mereka berdua mulai membersihkan rumah itu hingga kelelahan dan tertidur di sofa. "Laparnya, sudah jam berapa ini?" Ucap Anggun pada dirinya sendiri. "Ben.. Beni.. bangun, ayo kita cari makan. Aku sudah lapar sekali." Ucap Anggun untuk membangunkan Beni. " Arghh.. "lengkuh Beni.. "Beni bangun." "Hoam.. ja
"Maaf Stella, aku hanya menganggapmu sebagai adikku. Aku tidak pernah mencintaimu sebagai seorang wanita." Ucap pria itu. "Tapi kak, aku tulus mencintaimu bisakah kita mencoba untuk hubungan ini?" "Stella mengertilah kalau saat ini kakak sudah punya pacar." "Aku tidak mau dianggap adik olehmu kak. Aku tidak mau." Kesal Stella. "Maafkan kakak Stel." Stella menangis lalu keluar dari ruangan itu dan tiba-tiba dia berada di pinggir jalan. Banyak pejalan kaki yang berjalan melintasi Stella. Suasananya sangat ramai, kendaraan bermotor berlalu lalang. Ada beberapa anak berlarian ke arah Stella sambil bercanda. Salah satu anak itu mendorong temannya sampai ke jalan raya. Stella melihat ada mobil yang melaju dengan kencang menuju anak itu. Stella berlari mendorong anak itu tapi dia sendiri tertabrak mobil. Stella terpental 5 meter dari tempat dia berdiri. Darah mengalir dari kepalanya. Seketika Stella tidak
Anggun dan Beni memulai dengan membuat sistem keamanan tingkat tinggi untuk melindungi data suatu perusahaan beserta dengan identifikasi sidik jari setiap karyawan yang akan memasuki suatu ruangan. Rahasia perusahaan tidak akan bocor dengan sistem keamanan yang mereka buat. Sistem itu mendata seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan sehingga dapat mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh karyawan itu. Jika ada yang berusaha untuk meretas data perusahaan maka sistem itu otomatis akan menyerang balik komputer lawan dan mengacaukannya. Anggun dan Beni juga membuat sistem pemeriksaan data keuangan yang canggih sehingga memudahkan untuk membuat dan memeriksa laporan keuangan. Sistem itu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan. Anggun dan Beni menyelesaikan sistem yang mereka buat dalam waktu 2 bulan, mematenkan sistem buatan mereka lalu menjual sistem tersebut kepada beberapa perusahaan besar, rumah sakit dan hotel di
Berkat sistem yang mereka buat, Anggun dan Beni bisa membeli sebuah ruko yang mereka jadikan kantor beberapa bulan yang lalu. Sistem yang mereka buat telah menghasilkan uang yang cukup untuk membeli ruko serta menggaji 3 pegawai untuk mengawasi dan mengecek sistem buatan Anggun dan Beni jika ada kendala serta 1 bagian administrasi. Meskipun usaha mereka termasuk baru merintis tapi sistem itu sudah terkenal dan di pakai oleh beberapa perusahaan besar. Selama kehamilannya Anggun sangat merindukan suaminya, tapi rasa rindu tertutup oleh rasa kecewanya terhadap sikap Ardy kepadanya. Satu bulan terakhir di mansion Ardy, Anggun merasa seperti istri yang tak dianggap. Tidak ada komunikasi, tidak ada keterbukaan dan kejujuran di antara keduanya. Kehamilan anak kembarnya Anggun tidak merasakan ngidam, dia hanya cepat merasa lelah dan selalu ingin tidur. Beberapa hari yang lalu Anggun juga telah melahirkan kedua bayi kembarnya yang berjenis kelamin