Berkat sistem yang mereka buat, Anggun dan Beni bisa membeli sebuah ruko yang mereka jadikan kantor beberapa bulan yang lalu. Sistem yang mereka buat telah menghasilkan uang yang cukup untuk membeli ruko serta menggaji 3 pegawai untuk mengawasi dan mengecek sistem buatan Anggun dan Beni jika ada kendala serta 1 bagian administrasi. Meskipun usaha mereka termasuk baru merintis tapi sistem itu sudah terkenal dan di pakai oleh beberapa perusahaan besar.
Selama kehamilannya Anggun sangat merindukan suaminya, tapi rasa rindu tertutup oleh rasa kecewanya terhadap sikap Ardy kepadanya. Satu bulan terakhir di mansion Ardy, Anggun merasa seperti istri yang tak dianggap. Tidak ada komunikasi, tidak ada keterbukaan dan kejujuran di antara keduanya.
Kehamilan anak kembarnya Anggun tidak merasakan ngidam, dia hanya cepat merasa lelah dan selalu ingin tidur.
Beberapa hari yang lalu Anggun juga telah melahirkan kedua bayi kembarnya yang berjenis kelamin
Ardy, Rayhan, dan Declan telah sampai di kota S menggunakan jet pribadi milik Ardy. Keluar dari bandara, mereka telah di tunggu oleh supir yang bertugas mengantar dan menjemput ketiganya. Mereka langsung pergi menuju lokasi pertemuan dengan pemilik sistem keamanan yang diketahui bernama Beni. Ketiganya sampai di sebuah ruko 3 lantai yang ternyata adalah lokasi tempat pertemuan mereka dengan Beni. "Benar ini alamatnya?" Tanya Ardy ragu ketika melihat ruko yang tidak terlalu besar dan terlihat biasa saja dari depan. "Benar tuan, ini sesuai dengan alamat yang diberikan." Jawab Rayhan sambil menunjukkan sebuah kertas yang berisi alamat kantor perusahaan sistem keamanan. "Ini perusahaan baru berdiri bro. Awal membangun sebuah usaha sudah punya ruko sendiri itu termasuk hebat, apalagi belum ada 1 tahun." Jelas Declan yang mengerti keraguan Ardy. "Huh! Ayo sekarang kita masuk ke dalam." Ketiganya masuk ke dala
Anggun berjalan mengikuti langkah Ardy. Sesampainya di restoran, mereka masuk ke ruang VVIP restoran itu. "Kalian makanlah di ruangan yang lain, ada yang harus aku bicarakan dengan istriku." Ucap Ardy kepada Rayhan, Declan dan Beni. Mereka berpencar Ardy dan Anggun memasuki ruangan VIP dan Beni, Declan dan Rayhan memasuki ruangan VIP lain yang bersebelahan dengan sepasang suami istri itu. Pelayan masuk memberikan buku menu dan siap untuk mencatat semua pesanan Ardy. Anggun hanya diam saja tanpa menjawab bahkan tanpa melihat Ardy. "Kamu mau pesan apa?" Tanya Ardy kepada Anggun sambil memberikan buku menu. "Jeruk hangat."jawab Anggun malas tanpa melihat menu restoran itu. Dia tidak ingin berdebat di depan pelayan yang saat ini sedang mencatat pesanan mereka. "Saya pesan ini, ini, dan ini." Ucap Ardy sambil menunjuk menu yang dia inginkan. Setelah mencatat pesanan Ardy dan Anggun, pelayan itu keluar dan menutup kembali pintu ruang
Pagi-pagi saat Ardy membuka mata, ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Dia membukanya dan melihat foto serta laporan dari anak buahnya yang bertugas mengawasi Anggun. Rasa bahagia membuncah dalam dada hanya dengan melihat foto istrinya. "Aku senang akhirnya aku menemukanmu istriku. Walaupun kamu belum mau pulang bersamaku tapi aku akan terus berusaha mendapatkan cinta dan kepercayaanmu lagi." Tekad Ardy saat melihat foto istrinya. Ardy mengambil ponselnya lalu menekan tombol telepon untuk menghubungi Rayhan. "Ray tolong kamu pesankan sebuah buket bunga untuk istriku dan antarkan ke ruko yang kemarin kita datangi untuk rapat bersama dengan pak Beni." "Tolong! Apa benar ini adalah tuan Ardy?"pikir Rayhan. "Apa aku bermimpi? Apakah yang menelpon ku adalah tuan Ardy?" "Rayhan" teriak Ardy yang dari tadi panggilannya tidak dijawab Rayhan. "Iya tuan bagaimana?" Teriakan Ardy membuyarkan lamunan Rayhan. "
Sampai beberapa hari Anggun tidak juga menemui Ardy. Ardy mengira Anggun masih marah padanya. Ardy mencoba menelepon, chat, dan mendatangi tempat tinggal Anggun namun tetap tidak ada respon dari Anggun. Rayhan sudah beberapa kali mengajukan protes karena semua pekerjaan dilimpahkan kepadanya. Begitu banyak pekerjaan sehingga Reyhan lembur setiap hari. Rayhan meminta Ardy untuk segera kembali karena ada klien penting yang harus ditemui. Rayhan juga menceritakan bahwa ada orang yang mencoba meretas data perusahaan lagi tapi semua masalah sudah diatasi berkat bantuan Beni. Ardy pun sudah tidak tahan karena beberapa hari ini tidak bertemu dengan Anggun. Hingga hari ini dia bertekad untuk terus menunggu sampai Anggun menemuinya. "Anggun aku akan terus berdiri di sini sampai kamu keluar menemuiku dan memaafkanmu." Ucap Ardy dengan lantang namun suaranya tidak terdengar oleh Anggun. Ardy berdiri di depan ruko tertutup itu dari sore, tiba-tiba
Setelah Devi berpamitan, Anggun dan Ardy menaiki lantai dua ruko itu. "Mas ganti bajumu dulu." Ucap Anggun saat berada di lantai 2 lalu menyiapkan baju ganti di atas tempat tidur. Baju itu milik Ardy yang dia bawa ketika pergi dari mansion. "Ini kan baju mas. Ternyata istriku sangat mencintai suaminya" goda Ardy saat melihat Anggun menaruh baju di atas tempat tidur. "Apaan sih mas, mandi sana." Pipi Anggun memerah karena malu. "Mukamu kenapa merah begitu? Malu ya? Jangan malu-malu sama suami." Ardy semakin gemas melihat Anggun. Anggun mendorong Ardy ke kamar mandi tanpa menanggapi ucapan suaminya. Suara gemericik air sudah menghilang dan Ardy keluar dari kamar mandi menggunakan handuk menutupi perut ke bawah. Ardy keluar bertelanjang dada dan memperlihatkan roti sobeknya. Anggun menatap kagum pada suaminya, laki-laki yang sudah memberikannya dua orang putra. "Lap air liurku yang akan menetes." Goda
Oek oek oek "Sayang apakah di sini ada bayi? Sepertinya aku mendengar suara bayi menangis." Tanya Ardy penasaran dengan suara bayi yang dia rasa ada di rumah ini. Awalnya suaranya hanya terdengar samar-samar tapi kini suara semakin keras. "Oh itu suara baby Arga dan baby Angga." Ucap Anggun panik saat mendengar suara tangisan bayinya yang semakin keras. Dia mulai memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai. "Bayi siapa sayang?" Tanya Ardy bingung karena setahu dirinya Anggun tinggal sendirian di ruko ini. "Itu suara bayi kembar kita mas. Saat aku keluar dari mansion ternyata aku sudah hamil mas." Jelas Anggun lalu duduk dipinggir tempat tidur. "Jadi sekarang mas sudah menjadi seorang ayah? Dan anak kita kembar? Laki-laki atau perempuan?" Tanyanya antusias. "Iya mas. Keduanya laki-laki mas." Anggun yang mendengar suara tangisan bayinya semakin kencang semakin panik. Saat akan bangkit berdiri, tangannya dipegang Ardy. "
Siang ini Luna mengantarkan pesanan kue ke suatu perusahaan yang memesan 50 dos kue. Luna mengantarkan kue ke resepsionis perusahaan itu. Saat itu juga ada sepasang mata yang memperhatikan Luna. Dia mendekat ke arah Luna. "Luna akhirnya aku menemukanmu. Aku sudah mencari mu ke mana-mana dan ternyata takdir mempertemukan kita di sini. Kita perlu bicara Lun." Ucapnya yang ternyata adalah Rama. Rama tidak sengaja melihat Luna di kantor Rama yang sedang mengantarkan pesanan kue untuk rapat siang ini. Luna terkejut melihat Rama yang kini tepat berada di hadapannya. "Kenapa harus bertemu lagi dengannya? Kenapa? Susah payah aku berusaha melupakannya dan sekarang bertemu lagi bagaimana caraku melupakannya. Aku sangat merindukanmu. Aku sangat mencintaimu." Jerit batin Luna. "Ayo ikut denganku." Ajak Rama sambil menggenggam tangan Luna. Dengan patuh Luna mengikuti Rama. Keduanya berjalan menuju restoran terdekat agar dapat berbicara dengan lebih
Setelah makan siang, Rama meminta nomor ponsel Luna karena Luna telah mengganti nomor ponselnya. Lalu keduanya kembali melakukan aktivitas masing-masing. Selesai rapat salah satu karyawan membagikan kue, Rama yang melihat bungkus kue itu seperti yang Luna kirim tadi siang lalu menanyakan kepada karyawannya perihal kue yang dibagikan dan menanyakan alamat toko kue itu. Sore hari setelah pulang dari kantor Rama pergi mencari alamat yang diberikan oleh karyawan yang membagikan kue di kantor. Rama melajukan mobilnya ke alamat toko kue itu. Setelah bertanya beberapa kali dengan masyarakat sekitar akhirnya Rama menemukan alamat Luna yang saat ini dia cari. "Ini dia rukonya. Itu Luna tapi bayi siapa yang digendongnya. Apa Luna sudah menikah? Tidak mungkin, dia hanya mencintaiku. Aku harus segera tanyakan padanya." Pikir Rama saat melihat Luna menggendong seorang bayi sambil menjaga toko kuenya. Tampak depan ruko itu terbuat dari kaca seh
"oke sayang mas bangun sekarang. Kamu tunggu mas, mas akan antar kamu. Pokoknya mas gak kasih ijin kalau kamu pergi sendiri." Setelah selesai berucap, Ardy segera ke kamar mandi. Ardy seperti masih trauma ditinggalkan istri tercintanya. Setelah menemukan Anggun beberapa waktu lalu, Ardy selalu memantau istrinya di manapun Anggun berada bahkan menempatkan beberapa bodyguard untuk mengawal istrinya dan beberapa bodyguard untuk mengawasi dari jarak jauh. Sembari menunggu suaminya, Anggun menyiapkan pakaian suaminya dan membersihkan kamarnya lalu keluar untuk bermain dengan kedua anaknya."Anak mama sudah wangi" ucap Anggun mendekati anaknya lalu menggendong salah satu anaknya lalu menciumi anaknya. Setelah itu dia menggendong anaknya yang lain lalu melakukan hal yang sama. "Sus, biar anak-anak bersama saya, kalian membersihkan diri saja dulu." ucapnya sambil tersenyum. Anggun memang ramah kepada semua orang tanpa memandang status dan pekerjaan mereka. Maka dari itu semua pekerja yang be
Maafkan saya tuan dan nyonya, hanya saja saya merasa familiar dengan wajah anda nyonya. Wajah anda mengingatkan saya pada putri saya yang telah meninggal hampir dua puluh tahun yang lalu." ucap sedih tuan Surya."Benar pa, wajah nya sangat mirip dengan Angle." ucap Mike membenarkan."Dan sampai saat ini kami sekeluarga tidak bisa menemukan keberadaan keponakan saya." sambung Mike dengan wajah sendu."Mereka ternyata mencariku.. Benarkah ini? Apakah mereka akan menerimaku jika mengetahui bahwa aku adalah keluarga mereka?" pikir Anggun. Anggun tidak pernah menyangka jika keluarga dari mama nya akan mencari keberadaannya. Anggun menggenggam erat tangan suaminya. Ardy membalas genggaman Anggun seolah mengatakan bahwa aku akan selalu ada untukmu, jangan takut."Maaf siapa nama anda nyonya?" tanya tuan Surya."Nama saya Anggun Sasmita." jawab Anggun.deg"Nama yang sama, wajah yang mirip. Apakah ini hanya kebetulan atau wanita ini benar-benar adalah cucu kandungku, anak Angle yang hilang?"
Malam ini Misya sangat senang karena Ardy akan memenuhi undangan makan malam di mansionnya. Sejak pulang dari kantor, Misya langsung bersiap untuk penampilan terbaiknya menyambut sang pujaan hati. Sudah banyak baju yang dia coba sampai seisi kamarnya berantakan tapi masih saja merasa ada yang kurang."Ya ampun sayang, kenapa kamarmu jadi seperti terkena badai topan? sangat berantakan mirip kapan pecah." omel mama Misya yang sedang melewati kamar anaknya. Tadinya mama Misya ingin ke kamarnya tapi saat melewati kamar Misya dan melihat pintu kamar anaknya sedikit terbuka, mama Misya mendorong pintu itu dan melihat keadaan kamar putri nya."Mama sudahlah daripada ngomel mending bantu Misya pilih gaun apa yang cocok untuk makan malam nanti." ucap Misya sibuk dengan gaun gaunnya tanpa menoleh kepada mamanya."ckckck." decak mama Misya melihat kelakuan anaknya.Mama Misya mulai memilih gaun gaun yang berantakan di tempat tidur lalu memilih gaun berwarna merah dengan bahan press body."Yang i
Pagi ini Ardy ke kantor dengan wajah yang bersinar cerah. Karyawan yang menyapanya saat melewati lobby merasa hari ini mood bos mereka sangat baik.Semalam setelah masalah dengan wanita bernama Akira selesai, Ardy mendapatkan tambahan vitamin dari sang istri tercinta. Pergumulan panas mereka selesai saat tengah malam dan pagi ini Ardy kembali meminta jatah. Melihat tuannya datang, sekertaris Ardy mengikuti nya dan menyampaikan agenda hari ini."Selamat pagi pak, hari ini jam sembilan ada rapat dengan bagian keuangan dan jam dua nanti ada pertemuan dengan tuan Mike dari Anggoro group." ucap sekertaris Ardy membacakan jadwal agenda hari ini."Pastikan bahwa tuan Mike yang akan datang, jika orang lain yang menjadi perwakilannya sebaiknya batalkan saja." ucap Ardy tegas."Kalau bukan karena Anggun, aku tidak akan menemui orang yang telah mempermainkan ku apalagi ada ulet bulu. Menyebalkan." batin Ardy."Baik tuan akan saya pastikan. Permisi." jawab sekertaris Ardy lalu pergi meninggalkan
"Kalian menjauhlah, biar aku yang menghadapinya!" geram Anggun melihat Akira menyerang dengan jarum beracun.Ardy juga memerintahkan untuk segera menelepon ambulans.Anggun menyerang Akira dengan pisau kecil di kedua tangannya. SlingSlingAkira melempar jarumnya ke arah Anggun dan ditepis menggunakan pisau yang ada di tangannya. bughbughAnggun bergerak maju mendekati Akira dengan cepat lalu menyerangnya dengan tendangan memutar. Wajah Akira lebam dan bibirnya berdarah terkena tendangan Anggun. Ibu jari Akira menempel di bibirnya lalu melihat darah yang keluar "cih.." decihnya sambil membuang darah di bibirnya.Mereka berdua saling memukul dan menendang lawan. Akira dan Anggun sama-sama kehabisan tenaga akibat bertarung. Devi yang saat itu berada di bandara karena akan berangkat ke negara Je untuk melanjutkan penelitiannya, merasa penasaran dengan keramaian di tengah area bandara. Devi mendekati keramaian itu, Devi melihat
Pagi- pagi sekali Ferdinand sudah bangun walaupun semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan untuk mendekati Stella. Berbagai rencana dia siapkan untuk membuat Stella jatuh cinta pada nya. Ferdinand tahu jika Ardy telah menikah jadi Stella pasti tidak akan pernah bersama Ardy dan kali ini adalah kesempatan untuk nya mendapatkan hati Stella. Selama ini dia hanya menyukai Stella dalam diam. Dia tidak berani mengungkapkan rasa yang dia miliki kepada Stella. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bahkan Ferdinand telah meminta ijin kepada Marko untuk mendekati Stella."Semangat pagi Ferdinand. Kejar Stella, dapatkan hatinya, lalu menikah." ucap Ferdinand semangat walaupun dia hanya tidur dua jam tapi inilah perjuangan cinta nya. Pengorbanan nya selama ini harus berbuah manis. Dia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Stella ketika Stella koma di rumah sakit, setelah Stella sadar dia akan terus berjuang mendapatkan hati pujaa
"Aku sudah mendapat informasi tentang wanita itu mas. Dia adalah warga asing yang sengaja didatangkan ke sini. Namanya Akira. Ada orang yang sengaja menutup informasi mengenai wanita itu dan aku belum tahu siapa orang itu. Menurut informasi yang aku dapat, wanita itu akan pergi meninggalkan kota J besok dengan penerbangan menuju negara A." jelas Anggun."Istri mas memang hebat." puji Ardy"Besok mas akan menangkapnya di bandara." lanjut Ardy."Aku ikut mas, wanita itu pasti sudah mempersiapkan segalanya dan ada orang yang sudah membantu nya." Anggun semangat untuk menangkap wanita itu."Boleh tapi ada syaratnya." Ardy berjalan mengambil remote di mejanya lalu mengunci pintu ruangannya dan menutup semua korden."Syarat? Apa syaratnya? Dan kenapa mas mengunci pintu nya bahkan menutup korden?" tanya Anggun polos tidak mengerti maksud suaminya. Anggun berjalan mendekati Ardy di balik meja kebesaran Ardy. Ardy berjalan mengitari mejanya lalu memeluk Anggun dari b
Perjalanan ke kantor Ardy memakan waktu selama setengah jam. Sesampainya di kantor Ardy, Anggun berjalan memasuki lift menuju ruangan suaminya.Anggun tidak melihat sekertaris Ardy berada di mejanya lalu langsung masuk ke ruangan Ardy tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.deg.."Wanita itu... Dia adalah wanita yang berada di rumah sakit. Wanita yang menyebabkan aku pergi. Kenapa ada di sini?" batin Anggun.Ketiga orang yang berada di ruangan itu merasa terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik yang saat ini melamun di ambang pintu."Wanita itu pasti istri kak Ardy. Cantik, sederhana dan masih muda, mungkin umurnya masih 20 tahun." batin Stella.Ardy telah memanggilnya beberapa kali tetapi diabaikan oleh Anggun.Lamunannya terhenti ketika Ardy menyentuh lembut pipinya."Sayang." ucap Ardy lembut. Dari raut wajah Anggun, Ardy memahami bahwa istrinya terkejut dengan kedatangan Stella. Ardy tidak mau ada kesalahpahaman lagi yang menyebabkan is
Kediaman Keluarga AnggoroMisya pulang ke kediaman nya dengan wajah yang tampak lesu. Dia tidak berhasil menjalin hubungan kerja sama dengan Suhendra group. Bahkan Ardy tidak memberi nya kesempatan untuk berbicara.Misya langsung berjalan ke arah Mike saat melihat papanya duduk bersama kakeknya di ruang keluarga."Papa. Papa sampai jam berapa tadi?" Tanya Misya seraya memeluk dan bergelayut manja di lengan Mike. Misya sangat dekat dengan papanya. Mike pun sangat menyayangi putrinya dan memenjakannya. "Papa sampai mansion setengah jam yang lalu. Bagaimana pertemuanmu dengan tuan Ardy?" tanya tuan Mike kepada anaknya yang baru saja pulang dari kantor. Dari Minggu lalu Mike berada di luar kota karena ada masalah di anak cabang perusahaannya. Rencananya Mike berada di luar kota hanya selama tiga hari tapi masalah yang terjadi di anak cabang perusahaannya ternyata lebih rumit dan menyelesaikan masalah itu memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Akhi