Home / Romansa / Bittersweet / Chapter 7

Share

Chapter 7

Author: lilly
last update Last Updated: 2021-08-19 23:20:35

-PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPY ATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-

Nandara sampai didepan rumah Gara, ia ingin menelfon Gara untuk menyuruhnya turun, namun ia teringat bahwa handphone Gara ada padanya. Dengan setengah hati, ia turun dan memencet bel rumah Gara. Seseorang dengan mata sembab membuka pintu.

"Buset, mata lo kenapa tuh" ucap Nandara, ia sedikit terkejut melihat Gara yang muncul dengan penampilan seperti itu.

"HP gue ilangggg" rengek Gara dan mulai terisak lagi.

"Apaan sih lo! alay tau ga!" ucap Nandara dengan kesal, ia masuk kedalam rumah Gara dan duduk diatas sofa. Si empunya rumah hanya menutup pintu dengan lemas dan berjalan pelan kearah Nandara untuk ikut duduk. 

"Nih HP lo!" ucap Nandara sembari menyodorkan handphone milik Gara kearah sang pemilik.

"LO NYURI HP GUE YA?!" teriak Gara dengan curiga

"DIH APAAN SIH LO! ELO TUH SEMBARANGAN NINGGALIN BARANG!" teriak Nandara tak kalah keras, lagi pula ia sudah bersusah payah pergi kerumah Nadia hanya untuk mengambil HP milik Gara, eh malah dituduh mencuri.

"Terus kok bisa HP gue ada di elo?" tanya Gara

"Lo tinggalin itu di rumah Nadia tadi, dia ngechat gue suruh ambil terus balikin ke elo" sahut Nandara dengan santai sambil mengambil camilan yang tersedia didepannya.

"Ohh gue kira elo yang curi" ucap Gara 

"Gaada kerjaan gue ngambil HP lo!" sahut Nandara sewot

"Hehehe sorryy, makasi udah nganterin HP gue" ucap Gara, Nandara hanya berdeham membalas perkataan Gara. 

"Lo ga balik?" tanya Gara. Nandara yang sudah kehabisan kesabaran langsung memukul Gara dengan bantal duduk yang ada didekatnya. 

~~~

Nandara sampai dirumahnya setelah dengan sekuat tenaga berperang melawan Gara, ia sangat kesal. Bagaimana tidak? ia lelah harus menyetir balik kerumah Nadia lalu langsung menuju rumah Gara, apalagi sebelumnya mereka pergi ke taman dan juga kerumah Nadia juga. Sahabatnya itu memang 'akhlakless' ya.

Nandara bertemu dengan papanya yang sedang duduk dimeja makan, melahap bubur yang sepertinya beliau beli disaat perjalanan pulang kerumah. Sesaat setelah melihat papanya sedang lahap makan, Nandara tanpa sadar tersenyum. Ia bahagia melihat papanya bisa kembali tegar dan dengan hebatnya bisa bangkit sendiri walau masih diselimuti perasaan sedih.

"Eh Nanda? baru dateng?" ucap Papa Nandara.

Nandara dengan cepat tersadar dari lamunannya, "iya pa"

"Tadi habis pergi kemana lagi? sini duduk dulu sama papa" tanya Papa Nandara sembari menyuruhnya untuk duduk dihadapannya.

"Habis dari rumah Gara, HPnya ketinggalan dirumah Nadia" sahut Nandara sambil menarik kursi didepan papanya agar ia bisa duduk.

"Nadia? siapa?" tanya Papa Nandara kebingungan.

"Murid baru, Pah. Tadi ga sengaja ketemu di taman terus malah diajak sarapan bareng dirumahnya" sahut Nandara.

"Ohh"

"Persiapan basket kamu gimana Nan?" tanya Papa Nandara

"Lumayan sih, mulai besok aku latihan terus, aku izin pulangnya agak sore ya pah" ucap Nandara. Ia akan mulai sibuk dengan basketnya besok, perlombaan sudah ada didepan matanya.

"Iya gapapa, jangan lupa tetep jaga kesehatan dan jangan lupa berdoa" ucap Papa Nandara.

"Iya pa, aku izin ke kamar ya pah" izin Nandara. Papanya dengan segera mengangguk untuk memberikan izin, Nandara langsung beranjak dari tempat duduknya sesaat setelah diberikan izin. Ia masuk kedalam kamar dan menutup pintunya. Hari ini betul betul melelahkan.

~~~~~

Keesokan harinya, Nandara tengah bersiap untuk berangkat kesekolah. Kali ini ia berangkat pada jam biasa, tidak subuh-subuh lagi karena jam latihan akan dimulai saat sore hari. Setelah siap-siap, ia turun kebawah untuk menyiapkan sarapan untuknya dan juga papanya. Tak disangka-sangka ternyata papanya sudah menyiapkan sarapan untuknya sebelum pergi ke kantor. Sesaat setelah Nandara melihat sarapan itu, sebuah pesan masuk ke ponsel miliknya.

Papa: Dimakan ya sarapannya, hari ini kamu ada latihan jadi perlu tenaga. Oiya maaf papa engga bisa ngelihat kamu berangkat sekolah hari ini karena ada pekerjaan papa yang belum selesai. Jangan lupa bawa air!

Kira-kira begitulah isi pesan dari Sang Papa, Nandara hanya membacanya lalu melahap sarapannya dengan cepat. Setelah selesai, ia menaruh piringnya di wastafel lalu berangkat kesekolah dengan mobilnya. 

Nandara sampai disekolah tepat waktu, ia memarkirkan mobilnya disebelah mobil Gara dan berjalan menuju kelas. Sepanjang jalan, ia tak henti-hentinya mendengar kalimat pujian dan bisikan gadis-gadis SMA SEVERI, Nandara memang sepopuler itu. Nandara hanya memasang wajah cool dan cuek dengan bisikan tersebut. Ia memasuki kelas dan langsung duduk dibangkunya. Ia melihat Gara sedang fokus mengerjakan soal-soal yang menumpuk itu, sepertinya ia sedang belajar untuk olimpiadenya. Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak menyapa Gara terlebih dahulu, ia takut sahabatnya yang kalem bak hamster imut berubah menjadi singa yang garang ketika konsentrasinya buyar hanya karena sapaan darinya. 

Seperti biasa, sesaat setelah Nandara sampai, Stella akan menghampirinya dan mulai bertanya-tanya padanya tentang hal-hal kurang penting. Kelihatan sekali ia berusaha untuk mencari topik pembicaraan dengan Nandara, tetapi laki-laki dingin itu tetap saja mengacuhkannya. 

Tak lama Nadia datang dan berjalan menuju bangku miliknya, kebetulan Stella yang duduk di sebelah bangku Nandara melihatnya. Dengan segala percaya diri yang ia punya, ia berbicara terlebih dahulu untuk berkenalan dengan Nadia.

"Haii murid baruu" ucap Stella sambir tersenyum kegirangan.

"Oh haii, gue Nadia, lo?" ucap Nadia dengan tersenyum.

"Kenalin gue Stella, temenan yuk!" ajak Stella.

"Ehh?? iyaa ayok!!" sahut Nadia dengan semangat, ia tidak pernah diajak berteman seperti ini. 

"Woii pengharum ruangan! sana lo pergi! lo ga liat gue lagi konstrasi?" usir Gara dengan garang. 

"Apaan sih lo Gar! fokus ya fokus aja kalii lagian gue kan disebelah Nandara" sahut Stella dengan kesal.

"Dihh ga ditanggepin juga, udah sanaa pergi" usir Gara kembali. Dengan kesal Stella pergi dan menuju kebangkunya sendiri. 

Bel pelajaran pertama berbunyi, guru mapel pertama langsung datang untuk mengisi kelas. Begitulah kehidupan kelas 12 IPA 1, guru selalu datang tepat waktu , jika belum waktunya, mereka akan menunggu diluar kelas untuk menunggu bel pergantian jam. Mereka sangat tepat waktu masalah mulai dan selesainya jam pelajaran. 

Seharian ini Gara merasa otaknya sudah hangus terbakar, sebelum mulai pelajaran ia bimbingan olimpiade lalu sepulang sekolah ia juga harus pergi untuk bimbingan. Begitu pula dengan Nandara, sepulang sekolah ia harus pergi untuk latihan basket yang bisa saja memakan waktu yang cukup lama dari latihan biasanya. Beginilah rutinitas kedua sahabat tersebut menjelang perlombaan dimulai, mereka akan berlatih dengan sungguh-sungguh lalu pergi menghilangkan penat bersama. Mereka akan terus berlatih dengan keras hingga hari yang dinantikanpun tiba.

-----

Author's note:

Halo semua! gimana chapter ini? Semoga kalian suka  sama chapter kali ini ya!<3 jangan lupa juga jaga kesehatan! di chapter ini ringan-ringan aja, engga ada adegan yang gimana-gimana hihihi

Aku harap chapter ini bisa menghibur kalian juga yaa!

Terimakasih sudah mampir di cerita ini! jangan lupa tinggalkan jejak berupa rating<3 dan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan untuk membangun cerita ini kalian bisa tulis di kolom komentar ya! Mohon maaf jika ada typo dalam penulisan chapter ini!

Have a nice day<3

sincerely, Lilly

19.08.2021

Related chapters

  • Bittersweet   Chapter 8

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-Hari ini turnamen basket tiba, bertepatan dengan olimpiade yang diikuti oleh Gara. Kedua sahabat itu saat ini berada ditempat yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menang.Gara saat ini berada di sebuah sekolah SMA bergengsi, sekolah ini juga rival basket SMA SEVERI, sekolah itu adalah SMA NAGARA. Jauh dilubuk hati Gara, ia mengakui bahwa sekolah itu memiliki fasilitas yang jauh lebih bagus dibandingkan sekolahnya, tapi untuk masalahattitude dan kejujuran, sekolahnya adalah yang terbaik. Ia berani mengatakan hal tersebut karena ia tahu bahwa lawannya ini sering melakukan kecurangan saat lomba.Ruangan olimpiade Gara berada di gedung B, gedung itu adalah gedung khusus ruang kelas 12 dan lab yang akan digunakan anak-anak kelas 12 untuk praktek dan bereksperimen. Gara menuju ruang kelas 12 IPA 3 s

    Last Updated : 2021-08-21
  • Bittersweet   Chapter 9

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-Sorak sorai penonton masih memenuhi lapangan, tim basket SMA SEVERI saling berpelukan dan berteriak bahagia. Ini memang bukan pertama kalinya mereka menang dalam turnamen, tetapi setiap kali mereka berhasil mengalahkan SMA NAGARA rasanya seperti memanangkan lotre. Rasanya sangat menyenangkan karena otomatis mereka bisa mengalahkan kecurangan dan ketidakadilan.Saat ini, Gara sedang perjalanan kembali menuju sekolah. Ia kembali dengan perasaan senang dan bangga, dengan mengalahkan SMA NAGARA, ia membuktikan bahwa dengan kejujuran dan kerja keras akan menghasilkan hasil yang setimpal. Beberapa menit kemudian, Gara sampai disekolahnya lalu dengan segera menuju lapangan. Sepanjang koridor, murid-murid SMA SEVERI berteriak menyerukan nama SMA SEVERI. Gara bisa menebak hasil dari turnamen basket hari ini, ia mencium bau-bau kemenangan dari Nandara.&nbs

    Last Updated : 2021-08-22
  • Bittersweet   Chapter 10

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-"Gue? gue dibully" sahut Nadia."Maaf Nad, gue gatau" ucap Stella. Nadia tersenyum tipis, ia melihat kearah api unggun dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan. Nandara, Gara, dan juga Stella merasa bersalah karena penasaran mengenai kepindahannya."Gapapa, sekarang gue udah terbiasa lagi. Gue udah nemu orang yang bisa gue percaya sebagai teman" ucap Nadia. Nandara memerhatikannya diam-diam dari samping, ia merasa kasihan pada Nadia."Kalian. Kalian orang yang gue maksud" sambung Nadia. Gara dan Stella menoleh kearah Nadia lagi, mereka terkejut."Gue tau, gue belum lama kenal sama kalian. Tapi, gue selalu anggap kalian sahabat" Nadia dengan serius menatap api unggun didepannya. Ia merasa aman untuk saat ini, ia juga harus mulai percaya pada temannya sekarang."Percaya sama gue Nad, gue kawan yang setia kok" uc

    Last Updated : 2021-08-23
  • Bittersweet   Chapter 11

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-"Nad, udah sampe" ucap Nandara. Ternyata sepanjang perjalanan, Nadia tertidur pulas. Nandara memperhatikan Nadia yang sedang tertidur, ia merasa hatinya sedang berolahraga saat ini. Gadis itu sangat polos dan menarik perhatian Nandara selama ini.Nadia terbangun karena panggilan dari Nandara, ia sangat terkejut. Bisa-bisanya ia tidur di mobil Nandara. Ia sendiri tak habis pikir, apa yang ia pikirkan sampai tertidur dimobil orang?? Nadia membenarkan tempat duduknya dan bersiap-siap untuk turun."Ehh maaf Nan, gue ga sengaja ketiduran tadi" ucap Nadia dengan perasaan bersalah."Gaapa, udah sana turun, titip salam sama bunda lo Nad" suruh Nandara."Iya, makasi ya tumpangannya" ucap Nadia lalu turun dari mobil Nandara. Tak lama kemudian mobil milik Nandara melesat pergi menjauhi Nadia yang masih berdiri didepan gerbang rumahnya.

    Last Updated : 2021-08-24
  • Bittersweet   Chapter 12

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-Nadia masuk ke kelas dengan perasaan aneh, sesaat setelah ia menginjakkan kaki diruangan itu, tatapan para gadis langsung tertuju padanya. Nadia melangkahkan kakinya dengan perlahan. Tatapan itu membuatnya teringat kembali pada masa lalunya, mengingatkannya pada trauma yang ia rasakan selama ini."Yaelahh baru juga masuk sini udah gatel bgt""Apa jangan-jangan dia adasomethingsama Nandara""Bisa-bisanya Nandara mau sama dia""Nandara dikasi apaan ya? kok mau aja digebet dia"Bisikan itu tak kunjung terhenti, Nadia merasa takut akan hal yang akan terjadi. Ia berjalan menuju bangkunya. Disana ia melihat Gara yang sibuk denganhandphonemiliknya, sedangkan Nandara yang berada didepannya sedang tertidur dimejanya. Nadia duduk dengan perlahan dan mulai mempersiapkan bukunya."N

    Last Updated : 2021-08-26
  • Bittersweet   Chapter 13

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Sejak tadi Nandara sibuk sendiri didalam kamar, ia sibuk mengetik sebuah pesan di handphonenya dan menghapusnya kembali. Kali ini ia ingin mengirimkan sebuah pesan kepada Nadia. "Gue harus bilang apa ya? hi? halo?" gumam Nandara. "Apa gue telfon aja ya?" "Ehchataja deh" "Eh gimana ya?" "Aduhhhh au ah!! pusing gue lama lama" teriak Nandara dan melemparkan handphonenya ke kasur. Ia tampak frustasi dan pusing, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya denganhandphoneyang masih diatas kasur. Sesaat setelah ia pergi,handphonenya berdering terus menerus, tanda seseorang menelfonnya. Nandara pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan. Ia mengambil tiga bungkus makanan ringan, dua bungkus biskuit coklat, dan satu botol

    Last Updated : 2021-08-27
  • Bittersweet   Chapter 14

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "aaaaaaaaaaaaaaa" teriak para siswi. "Argghh shhh" ringis Nandara. Nandara terkena bola basket yang melambung keluar dari lapangan. Bola itu tepat mengenai hidungnya hingga berdarah. "Maaf kakk" ucap salah satu juniornya. "Hati-hati woii!! gausah pake emosi mainnya!" ucap Putra kepada temannya yang tak sengaja melempar bola tersebut. "Udah ayo bantu gue bawa kak Nandara ke UKS" perintah Putra. Dengan segera ia bersama para juniornya pergi menuju UKS. Saat ini, Nandara merasakan pusing di kepalanya dan sakit di bagian hidungnya, ia bahkan tak mampu melihat sekelilingnya. Setibanya di UKS, Nandara dengan segera diobati dan diberikan izin untuk pulang lebih awal. Ia sangat beruntung karena hidungnya tidak mengalami hal serius, tetapi tetap saja, efek setelah terkena bola tersebut sangat menyakitkan. Sepertinya juiornya te

    Last Updated : 2021-08-29
  • Bittersweet   Chapter 15

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Astagaa Nanda!!" marah George. Bagaiamana ia tidak marah, anaknya ternyata sedang bermaingamedengan hidung terluka dan sampah makanan berserakan dilantai. Nandara menoleh ke sumber suara dan terperanjat, ia pun sama terkejutnya dengan George saat ini. Terlihat dibelakang George ada Gara dan Stella yang sedang berdiri mematung dengan wajah kusut. "Pantesan gue telfon- telfon daritadi kaga lo angkat, lagi lupa bumi ternyata" ucap Gara. "Udah kayak maling kita diem didepan berdua, mana lampu depan kaga lo idupin lagi!" protes Stella. "Kamu ini kenapa sih Nanda?? untung papa ketemu sama mereka, kalo engga udah habis rumah kita dibakar sama Gara" ucap George. Gara dengan segera menoleh kearah George dengan tatapan seolah-olah ia berkata"Maksud om apa?" Nandara yang mendengar omelan super p

    Last Updated : 2021-08-30

Latest chapter

  • Bittersweet   Chapter 21

    Sore ini Nadia pergi menuju taman. Ia sudah bosan berdiam diri didalam kamar selama satu minggu penuh. Bukan. Bukan karena paksaan bunda, tetapi ia saat ini sedang sakit. Bisa disebut begitu bukan? Nadia duduk termenung pada bangku kosong yang menghadap kearah sebuah kolam besar, ia sedang larut dalam pikirannya. Semua memori pahit itu kembali lagi, dalam seminggu ini ia tidak tenang. Menangis, berteriak, kesakitan, dan takut. Hanya itu yang ia rasakan. Menyedihkan bukan? Tapi ini adalah hal yang harus ia tanggung. Ia sama sekali tak menyesal telah melindungi temannya pada saat itu, ia juga sudah berfikir bahwa ia akan berakhir seperti ini. Sejujurnya, Nadia sangat merindukan teman-temannya. Ia tak ingin mereka merasa bersalah, ini murni terjadi karena ketidaksengajaan. Tidak ada yang mengetahui hal ini selain keluarganya, namun sekarang teman-temannya sudah mengetahui hal tersebut. Sebaiknya saat Nadia kembali sekolah, ia harus meminta maaf. "Nad

  • Bittersweet   Chapter 20

    "JANGANNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!" teriak Nadia. Namun, terlambat, Gara sudah menuangkan satu ember penuh dengan air kepada Nadia dan Stella melemparkan tepung kearah Nadia, begitupula dengan Nandara. "AAAAAAAAAAAAAA MAAFFF!!! AMPUNNN!!!" teriak Nadia lagi. Seketika ia terduduk dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Gara, Nandara, dan Stella kebingungan dengan perilaku Nadia. Semua orang merasa khawatir, Nadia tak berhenti menangis sambil meminta maaf. "Nad! Nad!! lo kenapa??" tanya Stella sambil berlari menghampiri Nadia. "Nadd????" tanya Gara, ia juga menghampiri Nadia. Nandara yang menyaksikan hal tersebut dengan segera pergi kedalam untuk mengambil sebuah handuk. "Jauh" cicit Nadia. "Lo kenapa Nad?? lo gapapa??" tanya Stella sambil membersihkan tepung dari kepala Nadia. "GUE BILANG JAUH!" teriak Nadia. Ia terus menangis ketakutan, badannya bergetar, dadanya terasa sesak. Stella dan Gara dengan sigap berdiri dan me

  • Bittersweet   Chapter 19

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Di saat Nandara sedang fokus menonton TV, seseorang mengirimnya sebuah pesan.HandphoneNandara terus mengeluarkan notifikasi, tanda seseorang sedang mengirimkan pesanspampadanya. Nandara memutuskan untuk mengambil HP nya di kamar. Selama menuju kamar, perasaannya sudah tak enak dan benar saja, setelah ia mengambil HP nya, banyak sekali pesan masuk dan itu semua dari orang gila yang tak lain dan tak bukan Gara. Nandara membuka pesan dari Gara yang berisi puluhan huruf "P" dan umpatan-umpatan. Dengan malas, ia membalaschattersebut. Nandara: Apaan. Tak butuh waktu lama, Gara langsung membalas pesan tersebut. Gara: Ultah Nadia lagi 2 hari, kasisurpriseyok! Nandara: Kok lo bisa tau

  • Bittersweet   Chapter 18

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Saat ini Nadia sedang bersiap untuk belajar, kelas 12 memang se-padat ini ya? ulangan-kuis-tugas dan terus berulang, membuat Nadia merasa sedikit pusing. Tingg.... Suara notifikasi hp mengalihkan fokus Nadia sementara. Ia mengambil hp-nya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan. Itu adalah Gara. Nadia mengernyitkan alisnya, kenapa Gara mengirimnya pesan? Gara: Nad Nadia: ya? Gara: Lo lagi belajar? Nadia merasa aneh dengan Gara yang tiba-tiba mengirimkan pesan, alhasil ia mengabaikan pesan tersebut dan melanjutkan sesi belajarnya. Lagi pula, ia harus mempelajari banyak hal untuk ulangan besok. Disisi lain, Gara yang melihat pesannya tidak dibalas memutuskan untuk bertanya pada Stella saja. Padahal ia hanya ingin m

  • Bittersweet   Chapter 17

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Gue pengen nyerah, Nad" ucap Stella. Saat ini ia terdengar putus asa dan tidak percaya diri, membuat Nadia sedih melihatnya. "Kenapa?" tanya Nadia. "Gue engga tau harus gimana, kata-kata yang selalu dia bilang ke gue terlalu menyakitkan. Apa harus ya dia sejahat itu?" ucap Stella. Nadia menepuk bahu Stella dan mengusapnya perlahan, ia juga kesal setiap Nandara membalas ucapan Stella. Terlalu kasar untuk perempuan. "Gaapa Stel,you deserve someone better than him. Lo itu cantik, lo tau sendiri selera lo gimana, yang harus lo lakuin sekarangmove on" ucap Nadia menasehati temannya. "Udah gue coba Nad, gue gabisa, gue gabisa lupain dia" sahut Stella, air matanya mulai menetes meskipun sudah ia tahan. "I know it's hard, Stell. Dicoba aja pelan-pelan, gimana?" saran Na

  • Bittersweet   Chapter 16

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Tiga 'tuyul' itu sedang panik saat ini, mereka baru saja menyadari bahwa hari ini masih hari sekolah. Tak ada pilihan lain selain berangkat sekarang meskipun terlambat. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, masih ada waktu bagi Gara dan Stella untuk pulang kerumah masing-masing dan bersiap untuk sekolah. Dengan tergesa-gesa mereka pergi kerumah. "Kalian ini kenapa? tumben terlambat" tanya Bu Eri selaku wali kelas mereka. "Maaf bu, kemarin saya belajar buat persiapan olimpiade sampai larut, jadi terlambat bangun" sahut Gara. "Maaf bu, saya bangun terlambat" sahut Stella. "Maaf bu, saya juga" sahut Nandara. "Hadehh, yasudah saya juga gak bisa bantu apa-apa. Kalian ibu hukum lari keliling lapangan aja ya, Nandara sama Gara 5 kali putaran, Stella kamu 3 putaran" Ucap Bu Eri "Baik bu" sahut Nandara, Gara dan

  • Bittersweet   Chapter 15

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Astagaa Nanda!!" marah George. Bagaiamana ia tidak marah, anaknya ternyata sedang bermaingamedengan hidung terluka dan sampah makanan berserakan dilantai. Nandara menoleh ke sumber suara dan terperanjat, ia pun sama terkejutnya dengan George saat ini. Terlihat dibelakang George ada Gara dan Stella yang sedang berdiri mematung dengan wajah kusut. "Pantesan gue telfon- telfon daritadi kaga lo angkat, lagi lupa bumi ternyata" ucap Gara. "Udah kayak maling kita diem didepan berdua, mana lampu depan kaga lo idupin lagi!" protes Stella. "Kamu ini kenapa sih Nanda?? untung papa ketemu sama mereka, kalo engga udah habis rumah kita dibakar sama Gara" ucap George. Gara dengan segera menoleh kearah George dengan tatapan seolah-olah ia berkata"Maksud om apa?" Nandara yang mendengar omelan super p

  • Bittersweet   Chapter 14

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "aaaaaaaaaaaaaaa" teriak para siswi. "Argghh shhh" ringis Nandara. Nandara terkena bola basket yang melambung keluar dari lapangan. Bola itu tepat mengenai hidungnya hingga berdarah. "Maaf kakk" ucap salah satu juniornya. "Hati-hati woii!! gausah pake emosi mainnya!" ucap Putra kepada temannya yang tak sengaja melempar bola tersebut. "Udah ayo bantu gue bawa kak Nandara ke UKS" perintah Putra. Dengan segera ia bersama para juniornya pergi menuju UKS. Saat ini, Nandara merasakan pusing di kepalanya dan sakit di bagian hidungnya, ia bahkan tak mampu melihat sekelilingnya. Setibanya di UKS, Nandara dengan segera diobati dan diberikan izin untuk pulang lebih awal. Ia sangat beruntung karena hidungnya tidak mengalami hal serius, tetapi tetap saja, efek setelah terkena bola tersebut sangat menyakitkan. Sepertinya juiornya te

  • Bittersweet   Chapter 13

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Sejak tadi Nandara sibuk sendiri didalam kamar, ia sibuk mengetik sebuah pesan di handphonenya dan menghapusnya kembali. Kali ini ia ingin mengirimkan sebuah pesan kepada Nadia. "Gue harus bilang apa ya? hi? halo?" gumam Nandara. "Apa gue telfon aja ya?" "Ehchataja deh" "Eh gimana ya?" "Aduhhhh au ah!! pusing gue lama lama" teriak Nandara dan melemparkan handphonenya ke kasur. Ia tampak frustasi dan pusing, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya denganhandphoneyang masih diatas kasur. Sesaat setelah ia pergi,handphonenya berdering terus menerus, tanda seseorang menelfonnya. Nandara pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan. Ia mengambil tiga bungkus makanan ringan, dua bungkus biskuit coklat, dan satu botol

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status