Home / Romansa / Bittersweet / Chapter 8

Share

Chapter 8

Author: lilly
last update Last Updated: 2021-08-21 23:51:59

-PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPY ATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-

Hari ini turnamen basket tiba, bertepatan dengan olimpiade yang diikuti oleh Gara. Kedua sahabat itu saat ini berada ditempat yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menang. 

Gara saat ini berada di sebuah sekolah SMA bergengsi, sekolah ini juga rival basket SMA SEVERI, sekolah itu adalah SMA NAGARA. Jauh dilubuk hati Gara, ia mengakui bahwa sekolah itu memiliki fasilitas yang jauh lebih bagus dibandingkan sekolahnya, tapi untuk masalah attitude dan kejujuran, sekolahnya adalah yang terbaik. Ia berani mengatakan hal tersebut karena ia tahu bahwa lawannya ini sering melakukan kecurangan saat lomba.  

Ruangan olimpiade Gara berada di gedung B, gedung itu adalah gedung khusus ruang kelas 12 dan lab yang akan digunakan anak-anak kelas 12 untuk praktek dan bereksperimen. Gara menuju ruang kelas 12 IPA 3 sambil membawa tas ransel miliknya, ia menyusuri koridor dan melihat-lihat kesekeliling. Gara sangat iri dengan semua fasilitas ini, namun itu semua juga sebanding dengan iuran bulanan yang dibayarkan. Setelah menyusuri koridor yang cukup panjang, ia akhirnya menemukan ruangan lombanya dan segera masuk kedalam kelas tersebut. 

Di sisi lain, Nandara sedang briefing dengan anggota tim basketnya, sebagai kapten ia tak ingin anggotanya terluka atau cedera. Ia memastikan semuanya dalam keadaan fit dan stabil untuk bermain.

"Inget yang utama itu keselamatan, jangan sekali-kali bermain curang. Kita gak kayak mereka, kita main pake keringet bukan pake uang, paham?" ucap Nandara.

"Paham" sahut anggota tim secara bersamaan.

"Inget juga strategi yang udah kita susun dan semua yang kita latih selama sebulan ini. Lakuin yang terbaik untuk hari ini, jangan terlalu pressure dan banyak pikiran. Anggap aja kita lagi latihan biasa, tapi tetep serius" ucap Nandara lagi, ia menepuk pundak anggota timnya untuk meyakinkan mereka bahwa hari ini adalah hari kemenangan untuk mereka. 

Peluit dibunyikan dan permainanpun dimulai. Sorak sorai supporter membuat kedua kubu semakin bersemangat, Nandara tak ada habisnya 'membantai' ring lawan, poin tim basket SMA SEVERI jauh melampaui poin tim basket SMA NAGARA. Hal tersebut membuat kapten tim basket SMA SEVERI, Jordan Rayana, kesal dan frustasi. Nandara yang melihatnya, mulai merasa senang dan merasa kemenangan mulai mendekati timnya. Babak pertama selesai dengan poin dipimpin oleh tim dari SMA SEVERI. Suara teriakan penonton memenuhi lapangan, kali ini SMA SEVERI sebagai tuan rumah dan mereka semua yakin bahwa kali ini SMA SEVERI yang akan menjadi juara. 

Sementara itu, Gara yang sedang berkutat dengan soal-soal miliknya mulai merasa pusing. Meskipun ia telah mempersiapkan semuanya dengan baik dan matang, ia tetap merasa soal tersebut susah. Soal-soal yang ia terima memiliki standar yang tinggi dan membutuhkan pemahaman yang tepat, ia juga harus teliti. Gara mulai gelisah saat perwakilan SMA NAGARA telah menyelesaikan ujian tulisnya dan keluar dari ruangan, ia sempat bertatap mata dengannya, tatapannya seolah mengejek Gara. Hal itu membuat Gara semakin kesal dan tidak dapat berfikir dengan jernih. 

"Hufftt tenang Gara! tenang! mereka punya duit sementara lo itu punya otak! lo gaboleh kalah sama manusia curang!" ucap Gara dalam hati, ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Bukannya Gara berfikir negatif, tetapi dengan tingkat soal yang sesusah ini, bagaimana bisa mereka selesai dengan cepat? well, mungkin saja karena kebetulan otak mereka lancar jaya. Mungkin kan? Tetapi, teman Gara dari SMA ELLENHA bernama Huyan, yang notabene nya lebih pintar dari Gara saja belum selesai dan masih sama seperti Gara. Huyan masih berkutat pada kertas soal itu dan terlihat kebingungan. Wajar bukan? Kalau Gara mencurigai perwakilan itu. 

Setelah kembali tenang, Gara mulai mengerjakan soal lagi. Menit demi menit berlalu, dan tak ada yang keluar dari ruangan itu kecuali si perwakilan SMA NAGARA tadi. Gara sudah mengerjakan hampir semua dari soal tersebut, ia harus menggunakan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Disaat yang bersamaan, SMA SEVERI bersedih karena pada babak kedua, tim basket kebanggaan mereka kalah 3 poin dari SMA NAGARA. Nandara merasa kesal, seharusnya tim SMA SEVERI tidak mengalami kekalahan, namun karena trik curang Jordan, tim Nandara jadi memperoleh hanya 1 poin di menit terakhir. 

Nandara berdiskusi lagi dengan timnya dan juga coach basket timnya. Mereka semua yakin di babak terakhir, SMA SEVERI akan keluar menjadi juara. Permainan kembali berlangsung setelah istirahat selama 15 menit. Para supporter kembali bersorak, mendukung sekolah mereka tercinta. Nandara  memasuki lapangan dan bermain dengan penuh semangat dan ambisi. 

Detik-detik yang menegangkan bagi Gara, ia akhirnya menyelesaikan soal-soalnya dan keluar dari ruangan tersebut. Ia merasa lega, setidaknya ia telah menyelesaikan semua soal dengan baik dan seteliti mungkin. Walaupun ia merasa pesimis, tetapi guru pembimbing olimpiade SMA SEVERI, Pak Anton tidak pernah membebankan apapun padanya. Yang terpenting adalah berusaha sebaik mungkin dan sekeras mungkin. Kini ia tinggal menunggu pengumuman pemenang olimpiade. 

Suasana berganti di SMA SEVERI, Nandara mendapat peluang untuk melakukan shooting terakhir. Saat ini poin SMA SEVERI dan SMA NAGARA imbang, kini semua bergantung pada Nandara. Ia tetap berusaha berfikir positif bahwa dengan shooting terakhir ini akan membawa sekolahnya menuju kemenangan. Dengan penuh percaya diri ia melemparkan bola basketnya kearah ring lawan. Disaat itu juga pengumuman pemenang olimpiade diumumkan. Gara merasa sangat ketakutan dan gugup, ia tidak ingin mengecewakan SMA SEVERI dan juga keluarganya, tetapi apa yang ia lakukan hari ini adalah semua bentuk kerja kerasnya. Ia harus menerima semua situasi dan berusaha tenang. Dan pemenangpun akhirnya diumumkan. 

Pemenang olimpiade akan diumumkan pada papan mading besar yang berada didepan pintu masuk gedung B, panitia akan menempelkan nama seluruh peserta olimpiade beserta perolehan nilai mereka dan mengurutkannya berdasarkan ranking. Gara melihat papan tersebut dan mencari namanya dari urutan paling bawah. Ia melihat nama Huyan tertera disana, hal itu membuatnya semakin takut, semakin keatas semakin membuatnya gugup. Ranking 15-30 tidak ada namanya, lalu ia mencari kembali diurutan atas dan ia menemukan namanya berada diurutan atas. Paling atas. Ia berhasil mendapatkan juara 1 dengan perolehan nilai sempurna. Artinya ia menjawab semua soal-soal sulit itu dengan benar! Gara mematung sebentar lalu mengambil foto dari daftar tersebut. 

Disaat yang bersamaan, bola basket yang dilempar Nandara melambung tinggi dan masuk kedalam ring lawan. Nandara bersorak senang dan memeluk timnya, para penonton pendukung SMA SEVERI bersorak senang merayakan kemenangan tim kebanggan mereka. Nandara berhasil membawa SMA SEVERI menuju kemenangan. Lapangan menjadi sangat riuh, dipenuhi oleh teriakan semangat dari penonton. 

"Akhirnya gue bisa menang" ucap Gara dalam hati.

"Akhirnya, tim gue bisa ngasi kemenangan buat sekolah" ucap Nandara dalam hati.

-----

Author's note:

Halo semua! gimana chapter ini? Semoga kalian suka  sama chapter kali ini ya!<3 jangan lupa juga jaga kesehatan! Aku harap chapter ini bisa menghibur kalian juga yaa!

Terimakasih sudah mampir di cerita ini! jangan lupa tinggalkan jejak berupa rating<3 dan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan untuk membangun cerita ini kalian bisa tulis di kolom komentar ya! Mohon maaf jika ada typo dalam penulisan chapter ini!

Have a nice day<3

sincerely, Lilly

19.08.2021

Related chapters

  • Bittersweet   Chapter 9

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-Sorak sorai penonton masih memenuhi lapangan, tim basket SMA SEVERI saling berpelukan dan berteriak bahagia. Ini memang bukan pertama kalinya mereka menang dalam turnamen, tetapi setiap kali mereka berhasil mengalahkan SMA NAGARA rasanya seperti memanangkan lotre. Rasanya sangat menyenangkan karena otomatis mereka bisa mengalahkan kecurangan dan ketidakadilan.Saat ini, Gara sedang perjalanan kembali menuju sekolah. Ia kembali dengan perasaan senang dan bangga, dengan mengalahkan SMA NAGARA, ia membuktikan bahwa dengan kejujuran dan kerja keras akan menghasilkan hasil yang setimpal. Beberapa menit kemudian, Gara sampai disekolahnya lalu dengan segera menuju lapangan. Sepanjang koridor, murid-murid SMA SEVERI berteriak menyerukan nama SMA SEVERI. Gara bisa menebak hasil dari turnamen basket hari ini, ia mencium bau-bau kemenangan dari Nandara.&nbs

    Last Updated : 2021-08-22
  • Bittersweet   Chapter 10

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-"Gue? gue dibully" sahut Nadia."Maaf Nad, gue gatau" ucap Stella. Nadia tersenyum tipis, ia melihat kearah api unggun dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan. Nandara, Gara, dan juga Stella merasa bersalah karena penasaran mengenai kepindahannya."Gapapa, sekarang gue udah terbiasa lagi. Gue udah nemu orang yang bisa gue percaya sebagai teman" ucap Nadia. Nandara memerhatikannya diam-diam dari samping, ia merasa kasihan pada Nadia."Kalian. Kalian orang yang gue maksud" sambung Nadia. Gara dan Stella menoleh kearah Nadia lagi, mereka terkejut."Gue tau, gue belum lama kenal sama kalian. Tapi, gue selalu anggap kalian sahabat" Nadia dengan serius menatap api unggun didepannya. Ia merasa aman untuk saat ini, ia juga harus mulai percaya pada temannya sekarang."Percaya sama gue Nad, gue kawan yang setia kok" uc

    Last Updated : 2021-08-23
  • Bittersweet   Chapter 11

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-"Nad, udah sampe" ucap Nandara. Ternyata sepanjang perjalanan, Nadia tertidur pulas. Nandara memperhatikan Nadia yang sedang tertidur, ia merasa hatinya sedang berolahraga saat ini. Gadis itu sangat polos dan menarik perhatian Nandara selama ini.Nadia terbangun karena panggilan dari Nandara, ia sangat terkejut. Bisa-bisanya ia tidur di mobil Nandara. Ia sendiri tak habis pikir, apa yang ia pikirkan sampai tertidur dimobil orang?? Nadia membenarkan tempat duduknya dan bersiap-siap untuk turun."Ehh maaf Nan, gue ga sengaja ketiduran tadi" ucap Nadia dengan perasaan bersalah."Gaapa, udah sana turun, titip salam sama bunda lo Nad" suruh Nandara."Iya, makasi ya tumpangannya" ucap Nadia lalu turun dari mobil Nandara. Tak lama kemudian mobil milik Nandara melesat pergi menjauhi Nadia yang masih berdiri didepan gerbang rumahnya.

    Last Updated : 2021-08-24
  • Bittersweet   Chapter 12

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-Nadia masuk ke kelas dengan perasaan aneh, sesaat setelah ia menginjakkan kaki diruangan itu, tatapan para gadis langsung tertuju padanya. Nadia melangkahkan kakinya dengan perlahan. Tatapan itu membuatnya teringat kembali pada masa lalunya, mengingatkannya pada trauma yang ia rasakan selama ini."Yaelahh baru juga masuk sini udah gatel bgt""Apa jangan-jangan dia adasomethingsama Nandara""Bisa-bisanya Nandara mau sama dia""Nandara dikasi apaan ya? kok mau aja digebet dia"Bisikan itu tak kunjung terhenti, Nadia merasa takut akan hal yang akan terjadi. Ia berjalan menuju bangkunya. Disana ia melihat Gara yang sibuk denganhandphonemiliknya, sedangkan Nandara yang berada didepannya sedang tertidur dimejanya. Nadia duduk dengan perlahan dan mulai mempersiapkan bukunya."N

    Last Updated : 2021-08-26
  • Bittersweet   Chapter 13

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Sejak tadi Nandara sibuk sendiri didalam kamar, ia sibuk mengetik sebuah pesan di handphonenya dan menghapusnya kembali. Kali ini ia ingin mengirimkan sebuah pesan kepada Nadia. "Gue harus bilang apa ya? hi? halo?" gumam Nandara. "Apa gue telfon aja ya?" "Ehchataja deh" "Eh gimana ya?" "Aduhhhh au ah!! pusing gue lama lama" teriak Nandara dan melemparkan handphonenya ke kasur. Ia tampak frustasi dan pusing, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya denganhandphoneyang masih diatas kasur. Sesaat setelah ia pergi,handphonenya berdering terus menerus, tanda seseorang menelfonnya. Nandara pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan. Ia mengambil tiga bungkus makanan ringan, dua bungkus biskuit coklat, dan satu botol

    Last Updated : 2021-08-27
  • Bittersweet   Chapter 14

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "aaaaaaaaaaaaaaa" teriak para siswi. "Argghh shhh" ringis Nandara. Nandara terkena bola basket yang melambung keluar dari lapangan. Bola itu tepat mengenai hidungnya hingga berdarah. "Maaf kakk" ucap salah satu juniornya. "Hati-hati woii!! gausah pake emosi mainnya!" ucap Putra kepada temannya yang tak sengaja melempar bola tersebut. "Udah ayo bantu gue bawa kak Nandara ke UKS" perintah Putra. Dengan segera ia bersama para juniornya pergi menuju UKS. Saat ini, Nandara merasakan pusing di kepalanya dan sakit di bagian hidungnya, ia bahkan tak mampu melihat sekelilingnya. Setibanya di UKS, Nandara dengan segera diobati dan diberikan izin untuk pulang lebih awal. Ia sangat beruntung karena hidungnya tidak mengalami hal serius, tetapi tetap saja, efek setelah terkena bola tersebut sangat menyakitkan. Sepertinya juiornya te

    Last Updated : 2021-08-29
  • Bittersweet   Chapter 15

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Astagaa Nanda!!" marah George. Bagaiamana ia tidak marah, anaknya ternyata sedang bermaingamedengan hidung terluka dan sampah makanan berserakan dilantai. Nandara menoleh ke sumber suara dan terperanjat, ia pun sama terkejutnya dengan George saat ini. Terlihat dibelakang George ada Gara dan Stella yang sedang berdiri mematung dengan wajah kusut. "Pantesan gue telfon- telfon daritadi kaga lo angkat, lagi lupa bumi ternyata" ucap Gara. "Udah kayak maling kita diem didepan berdua, mana lampu depan kaga lo idupin lagi!" protes Stella. "Kamu ini kenapa sih Nanda?? untung papa ketemu sama mereka, kalo engga udah habis rumah kita dibakar sama Gara" ucap George. Gara dengan segera menoleh kearah George dengan tatapan seolah-olah ia berkata"Maksud om apa?" Nandara yang mendengar omelan super p

    Last Updated : 2021-08-30
  • Bittersweet   Chapter 16

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Tiga 'tuyul' itu sedang panik saat ini, mereka baru saja menyadari bahwa hari ini masih hari sekolah. Tak ada pilihan lain selain berangkat sekarang meskipun terlambat. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, masih ada waktu bagi Gara dan Stella untuk pulang kerumah masing-masing dan bersiap untuk sekolah. Dengan tergesa-gesa mereka pergi kerumah. "Kalian ini kenapa? tumben terlambat" tanya Bu Eri selaku wali kelas mereka. "Maaf bu, kemarin saya belajar buat persiapan olimpiade sampai larut, jadi terlambat bangun" sahut Gara. "Maaf bu, saya bangun terlambat" sahut Stella. "Maaf bu, saya juga" sahut Nandara. "Hadehh, yasudah saya juga gak bisa bantu apa-apa. Kalian ibu hukum lari keliling lapangan aja ya, Nandara sama Gara 5 kali putaran, Stella kamu 3 putaran" Ucap Bu Eri "Baik bu" sahut Nandara, Gara dan

    Last Updated : 2021-09-03

Latest chapter

  • Bittersweet   Chapter 21

    Sore ini Nadia pergi menuju taman. Ia sudah bosan berdiam diri didalam kamar selama satu minggu penuh. Bukan. Bukan karena paksaan bunda, tetapi ia saat ini sedang sakit. Bisa disebut begitu bukan? Nadia duduk termenung pada bangku kosong yang menghadap kearah sebuah kolam besar, ia sedang larut dalam pikirannya. Semua memori pahit itu kembali lagi, dalam seminggu ini ia tidak tenang. Menangis, berteriak, kesakitan, dan takut. Hanya itu yang ia rasakan. Menyedihkan bukan? Tapi ini adalah hal yang harus ia tanggung. Ia sama sekali tak menyesal telah melindungi temannya pada saat itu, ia juga sudah berfikir bahwa ia akan berakhir seperti ini. Sejujurnya, Nadia sangat merindukan teman-temannya. Ia tak ingin mereka merasa bersalah, ini murni terjadi karena ketidaksengajaan. Tidak ada yang mengetahui hal ini selain keluarganya, namun sekarang teman-temannya sudah mengetahui hal tersebut. Sebaiknya saat Nadia kembali sekolah, ia harus meminta maaf. "Nad

  • Bittersweet   Chapter 20

    "JANGANNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!" teriak Nadia. Namun, terlambat, Gara sudah menuangkan satu ember penuh dengan air kepada Nadia dan Stella melemparkan tepung kearah Nadia, begitupula dengan Nandara. "AAAAAAAAAAAAAA MAAFFF!!! AMPUNNN!!!" teriak Nadia lagi. Seketika ia terduduk dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Gara, Nandara, dan Stella kebingungan dengan perilaku Nadia. Semua orang merasa khawatir, Nadia tak berhenti menangis sambil meminta maaf. "Nad! Nad!! lo kenapa??" tanya Stella sambil berlari menghampiri Nadia. "Nadd????" tanya Gara, ia juga menghampiri Nadia. Nandara yang menyaksikan hal tersebut dengan segera pergi kedalam untuk mengambil sebuah handuk. "Jauh" cicit Nadia. "Lo kenapa Nad?? lo gapapa??" tanya Stella sambil membersihkan tepung dari kepala Nadia. "GUE BILANG JAUH!" teriak Nadia. Ia terus menangis ketakutan, badannya bergetar, dadanya terasa sesak. Stella dan Gara dengan sigap berdiri dan me

  • Bittersweet   Chapter 19

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Di saat Nandara sedang fokus menonton TV, seseorang mengirimnya sebuah pesan.HandphoneNandara terus mengeluarkan notifikasi, tanda seseorang sedang mengirimkan pesanspampadanya. Nandara memutuskan untuk mengambil HP nya di kamar. Selama menuju kamar, perasaannya sudah tak enak dan benar saja, setelah ia mengambil HP nya, banyak sekali pesan masuk dan itu semua dari orang gila yang tak lain dan tak bukan Gara. Nandara membuka pesan dari Gara yang berisi puluhan huruf "P" dan umpatan-umpatan. Dengan malas, ia membalaschattersebut. Nandara: Apaan. Tak butuh waktu lama, Gara langsung membalas pesan tersebut. Gara: Ultah Nadia lagi 2 hari, kasisurpriseyok! Nandara: Kok lo bisa tau

  • Bittersweet   Chapter 18

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Saat ini Nadia sedang bersiap untuk belajar, kelas 12 memang se-padat ini ya? ulangan-kuis-tugas dan terus berulang, membuat Nadia merasa sedikit pusing. Tingg.... Suara notifikasi hp mengalihkan fokus Nadia sementara. Ia mengambil hp-nya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan. Itu adalah Gara. Nadia mengernyitkan alisnya, kenapa Gara mengirimnya pesan? Gara: Nad Nadia: ya? Gara: Lo lagi belajar? Nadia merasa aneh dengan Gara yang tiba-tiba mengirimkan pesan, alhasil ia mengabaikan pesan tersebut dan melanjutkan sesi belajarnya. Lagi pula, ia harus mempelajari banyak hal untuk ulangan besok. Disisi lain, Gara yang melihat pesannya tidak dibalas memutuskan untuk bertanya pada Stella saja. Padahal ia hanya ingin m

  • Bittersweet   Chapter 17

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Gue pengen nyerah, Nad" ucap Stella. Saat ini ia terdengar putus asa dan tidak percaya diri, membuat Nadia sedih melihatnya. "Kenapa?" tanya Nadia. "Gue engga tau harus gimana, kata-kata yang selalu dia bilang ke gue terlalu menyakitkan. Apa harus ya dia sejahat itu?" ucap Stella. Nadia menepuk bahu Stella dan mengusapnya perlahan, ia juga kesal setiap Nandara membalas ucapan Stella. Terlalu kasar untuk perempuan. "Gaapa Stel,you deserve someone better than him. Lo itu cantik, lo tau sendiri selera lo gimana, yang harus lo lakuin sekarangmove on" ucap Nadia menasehati temannya. "Udah gue coba Nad, gue gabisa, gue gabisa lupain dia" sahut Stella, air matanya mulai menetes meskipun sudah ia tahan. "I know it's hard, Stell. Dicoba aja pelan-pelan, gimana?" saran Na

  • Bittersweet   Chapter 16

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Tiga 'tuyul' itu sedang panik saat ini, mereka baru saja menyadari bahwa hari ini masih hari sekolah. Tak ada pilihan lain selain berangkat sekarang meskipun terlambat. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, masih ada waktu bagi Gara dan Stella untuk pulang kerumah masing-masing dan bersiap untuk sekolah. Dengan tergesa-gesa mereka pergi kerumah. "Kalian ini kenapa? tumben terlambat" tanya Bu Eri selaku wali kelas mereka. "Maaf bu, kemarin saya belajar buat persiapan olimpiade sampai larut, jadi terlambat bangun" sahut Gara. "Maaf bu, saya bangun terlambat" sahut Stella. "Maaf bu, saya juga" sahut Nandara. "Hadehh, yasudah saya juga gak bisa bantu apa-apa. Kalian ibu hukum lari keliling lapangan aja ya, Nandara sama Gara 5 kali putaran, Stella kamu 3 putaran" Ucap Bu Eri "Baik bu" sahut Nandara, Gara dan

  • Bittersweet   Chapter 15

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "Astagaa Nanda!!" marah George. Bagaiamana ia tidak marah, anaknya ternyata sedang bermaingamedengan hidung terluka dan sampah makanan berserakan dilantai. Nandara menoleh ke sumber suara dan terperanjat, ia pun sama terkejutnya dengan George saat ini. Terlihat dibelakang George ada Gara dan Stella yang sedang berdiri mematung dengan wajah kusut. "Pantesan gue telfon- telfon daritadi kaga lo angkat, lagi lupa bumi ternyata" ucap Gara. "Udah kayak maling kita diem didepan berdua, mana lampu depan kaga lo idupin lagi!" protes Stella. "Kamu ini kenapa sih Nanda?? untung papa ketemu sama mereka, kalo engga udah habis rumah kita dibakar sama Gara" ucap George. Gara dengan segera menoleh kearah George dengan tatapan seolah-olah ia berkata"Maksud om apa?" Nandara yang mendengar omelan super p

  • Bittersweet   Chapter 14

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- "aaaaaaaaaaaaaaa" teriak para siswi. "Argghh shhh" ringis Nandara. Nandara terkena bola basket yang melambung keluar dari lapangan. Bola itu tepat mengenai hidungnya hingga berdarah. "Maaf kakk" ucap salah satu juniornya. "Hati-hati woii!! gausah pake emosi mainnya!" ucap Putra kepada temannya yang tak sengaja melempar bola tersebut. "Udah ayo bantu gue bawa kak Nandara ke UKS" perintah Putra. Dengan segera ia bersama para juniornya pergi menuju UKS. Saat ini, Nandara merasakan pusing di kepalanya dan sakit di bagian hidungnya, ia bahkan tak mampu melihat sekelilingnya. Setibanya di UKS, Nandara dengan segera diobati dan diberikan izin untuk pulang lebih awal. Ia sangat beruntung karena hidungnya tidak mengalami hal serius, tetapi tetap saja, efek setelah terkena bola tersebut sangat menyakitkan. Sepertinya juiornya te

  • Bittersweet   Chapter 13

    -PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPYATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI- Sejak tadi Nandara sibuk sendiri didalam kamar, ia sibuk mengetik sebuah pesan di handphonenya dan menghapusnya kembali. Kali ini ia ingin mengirimkan sebuah pesan kepada Nadia. "Gue harus bilang apa ya? hi? halo?" gumam Nandara. "Apa gue telfon aja ya?" "Ehchataja deh" "Eh gimana ya?" "Aduhhhh au ah!! pusing gue lama lama" teriak Nandara dan melemparkan handphonenya ke kasur. Ia tampak frustasi dan pusing, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya denganhandphoneyang masih diatas kasur. Sesaat setelah ia pergi,handphonenya berdering terus menerus, tanda seseorang menelfonnya. Nandara pergi menuju dapur untuk mengambil beberapa camilan. Ia mengambil tiga bungkus makanan ringan, dua bungkus biskuit coklat, dan satu botol

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status