London, UK. Beberapa bulan kemudian …Usia kandungan Joice sudah memasuki minggu ke tiga puluh enam. Kandungan Joice sudah semakin membesar. Tidak hanya kandungan saja, tapi tubuh pun sudah melebar ke kanan dan kiri. Kehamilan membuat tubuh Joice mengalami kenaikan berat badan yang cukup drastis.Seluruh keluarga tentunya sudah tahu tentang Joice yang hamil bayi kembar. Sambutan keluarga sangatlah antusias mendengar kabar kehamilan Joice. Memiliki banyak genetic kembar dari Marcel, membuat Joice sangat wajar jika mengandung anak kembar.Selama hamil, Joice sudah vakum dari dunia modelling yang membesarkan namanya. Namun, meski demikian dia terkadang masih kerap hadir di acara undangan-undangan televisi ataupun penjurian Miss Universe. Saat ini di usia kandungan yang sudah mendekati waktu kelahiran, memang Joice hanyalah fokus pada kandungannya. Lagi pula, keluarga besar Joice dan keluarga besar Marcel pun sudah meminta Joice untuk tidak terlalu banyak memikirkan pekerjaan.Ngomong
“Nyonya Joice sedang pergi bersama Tuan Albern Wern, Tuan.”Kalimat yang terucap di bibir Hendy, membuat Marcel yang tengah menatap perkotaan kota London diselimuti amarah. Salju menimbulkan cuaca dingin, tapi sayangnya amarah dalam diri Marcel seakan tidak bisa lagi tertahankan.Mata Marcel menyorot tajam mendengar laporan dari Hendy. Ya, Marcel sengaja meminta Hendy untuk menanyakan keberadaan Joice, karena memang dia ingin tahu di mana Joice berada.Saat ini Marcel sudah tiba di London. Dia tidak mengira sama sekali kalau Joice akan pergi bersama dengan Albern. Padahal sudah waktunya menjelang persalinan, tapi sempat-sempatnya Joice malah berkencan dengan Albern.Napas Marcel memburu. Rahangnya mengetat. Tangannya mengepal begitu kuat. Ada rasa sesal dirinya datang ke London. Jika seperti ini, maka lebih baik dia akan memilih untuk meninggalkan London.“Segera atur kepulanganku ke Milan. Joice sudah memiliki seorang yang menemaninya. Dia tidak membutuhkanku,” tukas Marcel memberi p
Marcel mengambil iPad dan ponselnya yang ada di atas meja. Pria itu segera bergegas untuk masuk ke dalam mobilnya. Bagi Marcel, tidak ada gunanya masih berada di London. Pria itu memutuskan untuk kembali ke Milan. Dia berpikir bahwa Joice sudah memiliki pria lain. Sama sekali tidak membutuhkannya.“Tuan …” Hendy berlari menghampiri Marcel yang sudah bergegas masuk ke dalam mobil.Sebelumnya, Hendy sudah melarang Marcel kembali ke Milan. Akan tetapi, sifat keras kepala Marcel memang sangat sulit untuk diberi tahu. Untungnya sekarang Hendy memiliki alasan kuat untuk menghentikan Marcel.“Ada apa?” Marcel menatap dingin Hendy.“Tuan, Nyonya Joice kontraksi. Beliau sekarang ada di rumah sakit,” jawab Hendy yang seketika itu juga membuat raut wajah Marcel berubah.“Ada Albern yang menemaninya, kan?” Marcel mengatakan itu, menahan amarah di dadanya.Hendy ragu. “Ada, Tuan. Tapi Anda jangan lupa kalau Tuan Albern Wern tidak memiliki hak apa pun. Dalam hal seperti ini Nyonya Joice membutuhkan
Marvel Marcellino De LucaJanita Marcella De LucaDua nama bayi kembar laki-laki dan perempuan dari Marcel dan Joice mendapatkan pujian dari para perawat. Nama yang sangat indah. Saat ini Joice sudah berada di ruang rawat VVIP. Setelah melahirkan, Marcel langsung meminta petugas medis memindahkan Joice ke ruang rawat VVIP.Di ruang rawat itu sudah penuh dengan keluarga inti Marcel dan juga keluarga inti Joice. Pun Hana turut ada di sana. Mereka semua hadir di kala mendengar kabar Joice sudah melahirkan.Sambutan sangatlah antusias. Apalagi bayi kembar Marcel dan Joice merupakan cucu pertama pada orang tua Marcel dan juga orang tua Joice. Sekalipun Marcel bukan anak pertama, tapi Marcel yang pertama kali menikah. Sedangkan Joice sudah pasti melahirkan cucu pertama di keluarganya, karena memang Joice adalah anak sulung.Dean nampak tak suka melihat Marcel berada di ruang rawat Joice, namun tentunya pria paruh baya itu tidak mungkin bisa mengusir Marcel. Bagaimanapun, anak yang dilahirka
Tiga bulan berlalu … Menjadi seorang ibu adalah hal yang paling membahagiakan. Fokus mengurus dua bayi sangat lucu membuatnya begitu merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah Joice rasakan dalam hidupnya.Hadirnya Marvel dan Janita sebagai pelipur lara Joice. Hari-hari Joice tidak pernah merasakan bosan sedikit pun. Mengurus Marvel dan Janita membuat Joice jauh lebih bersemangat. Joice tidak pernah merasakan kewalahan sedikit pun dalam mengurus Marvel dan Janita. Ada dua perawat khusus yang membantu Joice dalam menjaga Marvel dan Janita. Tidak hanya itu saja, tapi juga Joice mendapatkan dukungan luar biasa dari keluarga besarnya serta keluarga besar Marcel.Selama tiga bulan ini, Marcel memang sering sekali menjenguk Marvel dan Janita, akan tetapi Joice selalu menghindar. Wanita itu seolah memasang dinding penjulang tinggi di antaranya dan Marcel.Joice tidak mau jatuh di lubang yang sama. Tiga bulan ini, dia sudah berjuang mengusir perasaan sedih di hatinya. Dia mengabaikan se
Keheningan membentang membentuk sebuah ketegangan dan keterkejutan di kala suara berat Dean keluar. Tubuh Joice membeku di tempatnya sama sekali tidak berkutik. Sepasang iris mata abu-abu wanita itu melebar tak percaya.Joice meyakinkan bahwa apa yang didengarnya ini salah, tapi dia tidak akan mungkin salah. Apa yang didengarnya ini jelas bahkan sangat jelas. Albern berniat melamarnya. Ini sudah gila. Yang terkejut bukan hanya Joice saja, tapi juga Hana yang berdiri di samping Brianna. Jelas saja perkataan Dean begitu mengejutkan. Pasalnya, Joice saja baru melahirkan—lalu sekarang Joice sudah dilamar. Ini sangat konyol.“Daddy menyukai Albern.” Dean menambahkan ucapannya. “Dan Daddy rasa sudah seharusnya kau membuka hatimu untuk pria lain.” Lanjutnya meyakinkan.Joice masih belum mampu berkata-kata. Otaknya sulit untuk mencerna semua ini. “Aku harus pulang. Maaf.” Lalu, Joice bangkit berdiri dan memutuskan untuk pulang, namun tepat di kala Joice memutuskan untuk pulang—Albern sudah l
Hana tengah menatap Marvel dan Janita yang terlelap di ranjang bayi. Wanita itu langsung menemui Marvel dan juga Janita ketika sudah berbicara dengan Joice. Jujur saja, Hana menyukai Albern menjadi pasangan Joice. Pasalnya, selama ini dia melihat jelas bagaimana Albern bersikap tulus pada Joice.“Marvel, Janita, kalau saja kalian sudah besar pasti kalian akan mendukung Mommy kalian menikah lagi, kan? Bibi tahu, kalian tidak akan mungkin mengharapkan Daddy kandung kalian yang tidak jelas itu.” Hana bergumam pelan mengajak Marvel dan Janita berbicara.Hana sangat yakin seribu persen bahwa kalau Marvel dan Janita sudah bisa berbicara, sudah pasti Marvel dan Janita mendukung Joice bersama dengan Albern. Marcel adalah pria yang tidak guna dan tidak bisa diharapkan sama sekali.Sejak di mana Joice telah bercerai dengan Marcel, Hana lebih menyukai Joice membuka hati untuk pria lain daripada harus tetap tenggelam akan cintanya pada Marcel. Tentu Hana tahu sejak dulu cinta Joice pada Marcel ti
“Thanks, Paman. Aku mengerti Joice. Aku memahami dia sedang difase move on. Aku akan menunggu sampai dia siap. Kau jangan khawatir, Paman. Keinginan utamaku adalah membahagiakannya, bukan membuatnya merasa menderita ataupun tidak nyaman.”“Joice beruntung memilikimu yang selalu ada di sisinya. Kalau saja di awal aku sudah bertemu denganmu, maka aku akan menjodohkanmu dengan Joice. Tidak akan pernah aku biarkan Joice menikah dengan pria berengsek.” Albern tersenyum samar mendengar apa yang Dean katakan. “Apa yang sudah berlalu tidak perlu disesali, Paman. Mungkin takdir baru mempertemukanku dengan Joice setelah Joice menikah dengan Marcel, karena ada maksud dan tujuan sendiri.”“Ya, kau benar, Albern. Kau sangat bijak. Aku menyukai caramu berpikir. Baiklah, aku harus meeting. Jika kau ada waktu, sore ini datanglah ke kantorku. Aku ingin mengajakmu minum kopi bersama.” “Tentu aku memiliki waktu, Paman. Aku akan datang ke kantormu. Terima kasih atas undanganmu.” Panggilan telepon ter