Beranda / Romansa / Bittersweet Passion / Bab 65. Mengadu Domba

Share

Bab 65. Mengadu Domba

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 00:07:12

Tiga hari sudah Joice melarikan diri dari Marcel. Meskipun dia terus bersembunyi berkat bantuan Albern, tetap Joice meminta pengacaranya untuk meneruskan proses perceraiannya. Hati kerap masih takut, tapi logika Joice menekankan bahwa perpisahannya dengan Marcel adalah yang paling terbaik.

Joice sudah tidak mau lagi terus menerus menjadi wanita yang bodoh. Mencintai secara sepihak adalah hal yang menyakitkan. Terlalu banyak pengorbanan yang telah Joice lakukan agar Marcel luluh. Alhasil yang dia dapatkan adalah kekecewaan, bukanlah sebuah kebahagiaan.

Sampai detik ini, Joice tidak berhasil ditemukan tentunya berkat bantuan Albern. Dengan segala koneksi dan kemampuan, Albern menutup rapat keberadaan Joice. Hal tersebut yang membuat Joice sedikit tenang.

Joice belum mengaktifkan ponselnya. Dia sengaja belum mengatifkan ponselnya, karena dia tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Untungnya kedua orang tuanya sekarang masih berada di Singapore. Hal tersebut yang membuat Joice menjadi lega.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bittersweet Passion    Bab 66. Perkelahian Sengit

    “Albern, kau tunggulah di parkiran. Aku ingin ke toilet sebentar. Nanti aku akan menyusulmu ke parkiran.” Joice berucap dengan nada pelan dan lembut pada Albern. Rencananya siang itu, dia akan pergi dengan Albern ke supermarket.Joice beruntung karena Albern mau menemaninya. Tinggal beberapa hari di hotel hanya seorang diri, tentu saja membosankan. Pun hanya Albern yang tahu kalau Joice tinggal di hotel. Baik Hana ataupun keluarganya masih belum ada yang tahu.“Kau tidak ingin aku temani?” Albern menawarkan.Joice menggeleng. “Tidak usah, Albern. Aku bisa sendiri.”“Baiklah. Aku akan menunggu di parkiran,” balas Albern hangat.Joice tersenyum merespon ucapan Albern. Detik selanjutnya, dia melangkah pergi menuju ke toilet yang ada di lobby hotel. Tepat di kala Joice sudah pergi—Albern pun memilih untuk segera menuju ke halaman parkir.Di toilet, Joice buang air kecil serta membasuh wajahnya dengan air bersih. Tidak ada riasan apa pun yang menempel di wajah Joice. Hanya lip balm agar un

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Bittersweet Passion    Bab 67. Terjatuh ke Jurang

    Kalimat yang terucap di bibir Hendy seketika itu juga membuat Marcel bingung sekaligus terkejut. Begitu juga dengan Albern yang menunjukkan perasaan terkejut serta khawatir.“Joice dibawa Paige? Bagaimana maksudmu?!” Marcel menuntut Hendy untuk menjelaskan secara detail. Tidak setengah-setengah dan menimbulkan kebingungan.Hendy segera memberikan ponsel di tangannya pada Marcel. Anak buah Albern yang ingin memberikan informasi memutuskan untuk diam, karena Hendy sudah mewakili mereka dalam melaporkan.Marcel mengambil ponsel Hendy, dan segera mengalihkan pandangannya menatap layar ponsel—di mana rekaman CCTV telah terputar. Bukan hanya Marcel saja yang melihat rekaman CCTV tersebut, tapi Albern juga menatap lekat rekaman CCTV itu.Tampak sorot mata Marcel serta Albern menatap lekat di mana CCTV yang terputar. Di sana terlihat jelas Paige mencengkram kuat pergelangan Joice, membawa Joice paksa masuk ke dalam mobilnya. Melihat rekaman CCTV itu, membuat Albern langsung berlari meningg

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Bittersweet Passion    Bab 68. Perasaan Frustrasi

    Mobil Marcel membalap mobil Albern yang ada di depannya. Pria itu tidak terima karena Albern berani mendahuluinya mengejar Joice. Jelas saja Marcel sangat marah. Bisa-bisanya Albern ingin menjadi pahlawan kesiangan. Padahal Joice adalah istrinya. Hati Marcel tidak rela kalau sampai Joice ditolong oleh orang lain.Mobil Marcel bersamaan dengan mobil Albern tiba di tepi jurang sesuai dengan titik GPS keberadaan mobil Paige. Ya, baik Marcel ataupun Albern meminta anak buah mereka masing-masing untuk segera menemukan keberadaan keberadaan Joice dan Paige. Mereka sama sekali tidak mau menunda-nunda. Untungnya anak buah Marcel dan anak buah Albern bergerak sangat cepat dalam menemukan keberadaan Joice dan Paige.Setibanya Marcel dan Albern, betapa terkejutnya mereka melihat Joice dan Paige tengah bertengkar di tepi jurang. Tampak mata mereka membulat terkejut melihat Joice dan Paige kini terjatuh ke jurang.“Joiceeee!!!” Marcel dan Albern sama-sama berteriak keras melihat Joice dan Paige te

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Bittersweet Passion    Bab 69. Tak Pernah Merasakan Kebahagiaan

    Tubuh Marcel membeku melihat hasil rekaman CCTV yang diberikan asistennya. CCTV tersebut adalah rekaman CCTV dari acara fashion show tempo hari. Raut wajah pria itu menunjukkan keterkejutan dan rasa tak percaya.Dalang di balik kecelakaan Joice saat acara fashion show tiba adala Paige. Marcel berkali-kali memperbesar layar, memastikan apa yang dia lihat ini—dan terbukti benar bahwa Paige sebagai dalang utama.Selain itu, Marcel pun dibuat terkejut melihat rekaman CCTV di jalan—di mana mobil Paige membawa Joice dalam keadaan tidak beraturan. Menandakan bahwa memang Paige sangat sengaja ingin mencelakai Joice.“Shit!” Marcel mengumpat kasar mendapatkan hasil laporan dari asistennya.Sekarang yang ada di dalam benak Marcel adalah kata-kata Albern. Harusnya dirinya yang mengetahui segalanya lebih dulu, tapi sialnya malah Albern yang lebih dulu tahu. Itu yang membuat Marcel emosi luar biasa. Bisa-bisanya Albern tahu sedangkan dirinya seperti sapi bodoh yang tak tahu apa pun.“Berengsek!” M

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Bittersweet Passion    Bab 70. Joice Siuman  

    “Lepaskan aku! Lepas! Kalian tidak mengenalku, hah?!” Paige mengamuk di kala dua polisi menarik kasar tangannya. Wanita itu tidak terima ketika ditangkap oleh kepolisian. Dia berontak sekuat mungkin.“Nona Sevim, Anda bisa memberikan keterangan langsung di kantor polisi. Anda juga bisa menghubungi pengacara Anda, untuk membantu Anda dalam masalah yang menimpa Anda.” Salah satu polisi berbicara pada Paige yang sejak tadi berontak sekuat mungkin. “Shit! Apa alasan kalian menahanku, hah?!” bentak Paige keras.“Nona, kami mendapatkan bukti kalau Anda melakukan pembunuhan berencana pada Nyonya Joice De Luca,” jawab salah satu polisi.Raut wajah Paige berubah. “Tidak! Aku tidak pernah berniat ingin membunuh Joice. Aku ini juga korban. Aku juga jatuh ke dalam jurang bersamaan dengan Joice. Kalian tidak bisa menahanku!”“Kau berhak ditahan bukan hanya tentang kau mendorong Joice ke jurang, tapi juga karena kau berniat mencelakai Joice saat acara fashion show.” Marcel menginterupsi percakapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Bittersweet Passion    Bab 71. Keputusan yang Tidak akan Diubah

    Marcel menenggak vodka di tangannya. Pikiran pria itu benar-benar kacau, karena tidak bisa berpikir jernih. Sekarang Joice sudah siuman, namun sayangnya Joice tidak mau bertemu dengannya.Ingin sekali Marcel memaksa ingin bertemu dengan Joice, tapi sayangnya dia tidak bisa melakukan itu. Yang Marcel bisa lakukan hanyalah menunggu sejenak, sampai suasana menjadi sedikit lebih tenang.Asap rokok mengepul ke udara. Marcel berdiri di halaman belakang rumah sakit yang diizinkan merokok. Sudah tidak lagi terhitung berapa kali Marcel merokok. Tekanan masalah yang muncul membuat pikirannya sangatlah kacau.“Jadi kau di sini?” Suara berat menghampiri Marcel.Marcel mengalihkan pandangannya, menatap Albern yang ternyata ada di hadapannya. Raut wajah Marcel berubah. Sepasang iris mata Marcel berkilat tajam, memancarkan kemarahan yang tak terkira.“Ada apa kau ke sini?” seru Marcel dengan rahang mengetat dan tangan mengepal begitu kuat. Jika bukan di rumah sakit, sudah pasti Marcel akan menghajar

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 72. Aku Ingin Cerai!

    Marcel meloloskan umpatan kasar mendengar laporan dari Hendy kalau benar Albern mengunjungi Joice sambil membawakan pizza. Itu yang membuat emosi dalam diri Marcel tidak bisa terkendali.Ingin sekali Marcel melenyapkan Albern dengan kedua tangannya, tapi dia harus menahan diri karena tidak ingin membuat Marcel murka. Mati-matian, dia menekan amarah yang bergejolak di dalam dirinya.“Tuan, apa Anda ingin menemui Nyonya Joice sekarang?” tanya Hendy hati-hati.“Apa Albern sudah pulang?” Marcel menanyakan ini seraya mengepalkan satu tangannya dengan kuat.Hendy mengangguk sopan. “Sudah, Tuan. Tuan Albern Wren sudah pulang. Beliau sudah tidak ada lagi di ruang rawat Nyonya Joice.”“Aku akan menemui istriku.” Marcel langsung berjalan pergi meninggalkan Hendy. Tampak Hendy segera menundukkan kepalanya melihat Marcel sudah pergi.Sudah cukup Marcel menunggu. Dia tidak mau lagi menunda-nunda. Dia harus segera menemui Joice. Tidak peduli sekalipun Joice menolak. Yang pasti dirinya akan tetap ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 73. Kedatangan Michaela

    “Shit!” Marcel mencengkram kuat gelas berkaki tinggi yang ada di tangannya. Pikirannya benar-benar kacau di kala mengingat perdebatannya dengan Joice kemarin.Marcel tetap menolak dengan tegas perceraian itu. Dia tidak mau sampai berpisah dengan Joice. Jika ditanya apa alasannya, maka dia pun tak mengerti kenapa hatinya tidak bisa menerima itu. Otak Marcel seakan terekam bahwa Joice akan bersama pria lain jika sampai perpisahan terjadi. Hal tersebut yang membuat Marcel benar-benar tidak bisa menerima! Dia tidak akan membiarkan Joice bersama dengan pria lain.Egois. Marcel memang terdengar sangat egois. Akan tetapi, yang paling utama adalah dirinya tidak bisa melepas Joice. Dia memilih diam, bukan karena menyetujui keinginan Joice, melainkan karena dia tahu bahwa Joice membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.Tiba-tiba terdengar langkah kaki menerobos ruang kerjanya. Sontak, Marcel mengalihkan pandangannya—menatap ternyata Samuel dan Selena datang. Embusan napas Marcel terdengar kas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03

Bab terbaru

  • Bittersweet Passion    Bab 158. Ending Scene (TAMAT)

    Lombok, Indonesia. Menepuh perjalanan jauh dari London ke Lombok adalah hal yang tak pernah Joice sangka-sangka. Saat usia Janita dan Marvel dua tahun, Joice pernah diajak Marcel ke Bali dan Jakarta. Hanya saja dia belum pernah ke Lombok. Wanita cantik itu takjub, di kala Marcel membawanya benar-benar berkeliling pedesaan.Joice tak pernah mengira Marcel akan membawanya serta tiga anaknya berlibur ke Lombok. Liburan di benua Eropa dan Amerika adalah hal biasa untuk Joice bersama keluarga. Akan tetapi, liburan ke Asia benar-benar sangat menakjubkan!“Sayang, ini indah sekali. Terima kasih sudah membawaku ke sini.” Mata Joice berkaca-kaca menatap Marcel dengan haru.Marcel mengecup kening Joice. “Aku sudah yakin kau akan menyukai tempat ini.”Joice tersenyum lembut seraya menatap tiga anaknya yang sedang berlari-larian. “Waktu terasa sangatlah cepat. Dulu, aku selalu hidup berdua dengan Hana. Ke mana pun aku pergi, maka Hana akan ikut denganku. Tapi sekarang semua berubah di kala takdi

  • Bittersweet Passion    Bab 157. Extra Part X

    London, UK. Janji suci pernikahan yang terucap secara bergantian di bibir Landon dan Anya—wanita yang menikah dengan Landon—nampak membuat Joice sejak tadi tersenyum penuh haru bahagia. Sepasang iris mata Joice menunjukkan betapa dia bahagia. Kepingan memori teringat akan masa kecilnya bersama dengan sang adik, membuat Joice meneteskan air mata haru.Landon bertemu dengan Anya saat adiknya itu tengah berlibur ke Singapore. Singkat cerita, mereka hanya berawal berkencan biasa, namun ternyata berujung pada pernikahan. Tentunya perjalanan mereka tak selalu mulus. Ada kalanya naik turun. Tapi Joice selalu memberikan nasihat terbaik untuk adiknya, di kala adiknya mengalami masalah hubungan percintaan.Joice menetap tinggal di Milan, karena ikut dengan sang suami. Jarak tinggalnya dengan orang tua serta adiknya memang jauh, tapi Joice sering sekali mengunjungi London. Banyak keluarga yang tinggal di London, tentunya membuat Joice wajib mengunjungi kota indah itu.Selama proses upacara pern

  • Bittersweet Passion    Bab 156. Extra Part IX

    *Dua minggu lagi hari pernikahanku. Kau pasti akan ke London, kan? Jangan bilang kau sibuk. Aku tidak akan lagi menganggapmu, jika kau sampai tidak datang di hari pernikahanku.* Pesan singkat dari Landon membuat Joice mengulumkan senyumannya. Wanita berparas cantik itu terlihat gemas akan pesan yang dia baca ini. Well, Joice tak akan mungkin hari pernikahan adiknya yang akan diadakan dua minggu lagi.Singkat cerita, beberapa bulan lalu Landon mendatangi Milan, memperkenalkan seseorang wanita cantik yang merupakan calon istri adiknya itu. Joice tentu saja bahagia mendengar kabar Landon akan segera menikah.Sudah sejak lama Joice meminta Landon untuk segera menikah. Karena bagaimanapun, Joice tahu bahwa kedua orang tuanya menginginkan Landon memiliki keluarga seperti dirinya dan Marcel. Doa Joice selama ini terjawab. Adiknya akhirnya dipertemukan dengan takdirnya.“Kenapa kau senyum-senyum seperti itu, Sayang?” Marcel mendekat, menghampiri sang istri. Joice mengalihkan pandangannya,

  • Bittersweet Passion    Bab 155. Extra Part VIII

    “Mommy, Daddy, kami pulang.”Marvel, Janita, dan si bungsu—Maxime—menghamburkan tubuh mereka pada kedua orang tua mereka. Pun tentu Joice dan Marcel membalas pelukan tiga anak mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.Kemarin, kedua orang tua Marcel sudah kembali ke Milan. Namun, mereka tidak langsung mengembalikan Maxime. Yang mereka lakukan malah menjemput Marvel dan Janita untuk berjalan-jalan. Weekend terakhir, tak ingin diasia-siakan oleh kedua orang tua Marcel itu.Sekarang Marvel, Janita, dan Maxime dipulangkan, karena Marvel dan Janita akan masuk sekolah. Maxime juga dipulangkan, karena pastinya Marcel dan Joice sangatlah merindukan putra bungsu mereka.“Sayang Mommy. Ah, kalian baru pulang jalan-jalan. Pasti kalian happy.” Joice menciumi ketiga anaknya itu. Bergantian dengan Marcel yang kini menciumi tiga anaknya. “Mommy kami senang sekali diajak jalan-jalan Grandpa Mateo dan Grandma Miracle,” ucap Janita dengan riang gembira.Joice tersenyum mendengar apa yang dikatakan

  • Bittersweet Passion    Bab 154. Extra Part VII

    Joice turun dari mobil, dan melangkah terburu-buru masuk ke dalam mansion menuju kamar. Tentu saja, Marcel segera menyusul Joice yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar mereka. Sejak di mana bertemu dengan Poppy—Joice memang terlihat masih marah. Padahal seharusnya Joice sudah tidak lagi marah padanya.“Joice, kau masih mendiamiku setelah aku memberikan penjelasan padamu?” Marcel masuk ke dalam kamar, mendekat pada Joice.“Aku ingin istirahat, Marcel. Tolong kau keluar.” Joice tetap bersikap dingin, dan acuh, meminta Marcel untuk keluar. Dia masih enggan untuk bicara dengan suaminya. Sekalipun, tadi dia sudah bertemu dengan Poppy—tetap saja dia masih kesal dan marah.Marcel berusaha bersabar menghadapi sang istri yang cemburu buta. Dia menarik tangan Joice—membuat tubuh istrinya itu masuk ke dalam dekapannya. Tampak Joice berontak di kala Marcel memeluknya dengan erat.“Marcel, lepaskan aku! Lepas!” Joice mendorong dada bidang Marcel.“Jika kau berontak, maka aku akan benar-benar b

  • Bittersweet Passion    Bab 153. Extra Part VI

    Mobil sport milik Marcel terhenti di sebuah restoran ternama di Milan. Detik itu juga raut wajah Joice berubah menunjukkan jelas kebingungannya. Dia sedang marah, tapi kenapa malah diajak ke restoran? Apa-apaan ini? Sungguh! Joice menjadi semakin kesal pada Marcel.“Marcel, kau kenapa mengajakku ke sini?” seru Joice kesal pada Marcel.“Kita akan bertemu dengan seseorang.” Marcel membuka seat belt-nya, turun dari mobil—dan membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya itu.“Bertemu siapa?!” Joice enggan untuk bertemu siapa pun. Dalam kondisi raut wajah yang sedang marah, menunjukkan jelas rasa tak suka jika harus bertemu dengan orang. Entah siapa yang ingin ditunjukkan oleh suaminya itu. Marcel menunduk, membuka seat belt sang istri. “Kau akan tahu, jika kau sudah turun.” Lalu, pria itu menarik tangan istrinya—memaksa untuk turun dari mobil. Joice mendesah kasar ketika tangannya ditarik sang suami masuk ke dalam restoran. Dia tidak memiliki pilihan lain untuk mengikuti suaminya it

  • Bittersweet Passion    Bab 152. Extra Part V

    “Mom, kenapa kau tidur di kamarku? Nanti Daddy kesepian. Kasihan Daddy, Mom. Daddy bilang padaku, dia tidak akan bisa tidur nyenyak, jika tanpa Mommy.” Janita menatap Joice yang tidur di kamarnya. Biasanya ibunya itu akan menemaninya tidur, jika dia tengah sakit. Tapi dia sehat dan baik-baik saja. Itu yang membuat gadis kecil itu bingung.Joice memeluk Janita dan mengecupi pipi bulat putrinya itu. “Mommy sangat merindukanmu. Itu kenapa Mommy tidur denganmu. Memangnya kau tidak suka tidur bersama Mommy?”Janita tersenyum lembut dan manis. “Tentu saja aku suka, Mommy. Aku suka tidur bersama Mommy. Tapi, aku kasihan pada Daddy tidur sendiri. Nanti Daddy kesepian. Bagaimana kalau Daddy diajak tidur bersama kita saja?” Gadis kecil itu memberikan ide luar biasa.“Tidak!” tolak Joice tegas, dengan raut wajah jengkel.“Kenapa tidak, Mommy? Kasihan Daddy tidur sendiri.” Raut wajah Janita muram.“Daddy tidak tidur sendiri. Malam ini Daddy tidur bersama Marvel, Little Girl.” Marcel melangkah men

  • Bittersweet Passion    Bab 151. Extra Part IV

    Weekend tiba. Marvel dan Janita bersorak riang gembira. Dua anak kembar itu libur. Mereka sekarang asik berkutat pada dengan iPad mereka masing-masing. Mereka tenang tak memiliki gangguan. Pasalnya Maxime masih bersama dengan kakek dan nenek mereka. Jika Maxime ada di rumah, sudah pasti adiknya itu akan mengganggu dengan membuat kekacauan. Marvel asik bermain game mobil balap. Janita asik bermain game barbie. Akan tetapi tentu Janita bermain game sambil mengemil cake yang dibuatkan pelayan. Gadis kecil itu memang terkenal sangat menyukai cake manis.“Marvel, Janita. Kalian mendapatkan video call Grandpa Dean dan Grandma Brianna. Ayo jawab telepon kakek kalian dulu.” Joice menghampiri dua anak kembarnya yang tengah asik bermain dengan iPad.“Yes, Mommy.” Marvel dan Janita menjawab dengan patuh. Mereka langsung berlari menghampiri pengasuh mereka—yang tengah memegang ponsel. Dua bocah itu bahagia mendengar kakek dan nenek mereka video call.Joice tersenyum sambil menggeleng-gelengkan k

  • Bittersweet Passion    Bab 150. Extra Part III

    Janita tersenyum-senyum seraya melangkah masuk ke dalam rumah. Gadis kecil cantik itu baru saja pulang sekolah—dengan wajah yang riang gembira. Sayangnya tidak dengan Marvel yang pulang dalam keadaan menekuk bibirnya.“Mommy, aku dan Kak Marvel sudah pulang.” Janita berseru dengan suara cempreng dan nyaring—membuat Marvel harus menutup kedua telinganya.“Anak-anak Mommy sudah pulang.” Joice tersenyum menyambut dua anak kembarnya yang sudah pulang. “Ayo ganti pakaian kalian dulu. Cuci tangan bersih, lalu kita makan siang bersama.”Janita dan Marvel sama-sama mengangguk patuh. Mereka menuju ke kamar mereka masing-masing bersamaan dengan para pengasuh mereka. Tepat di kala Janita dan Marvel sudah masuk ke dalam kamar—Joice bersenandung sambil menyiapkan makanan lezat yang sudah dia siapkan untuk dua anak kembarnya. Joice telah mengurangi pekerjaannya yang bergelut di dunia model. Bukan berhenti, tapi hanya mengurangi porsi pekerjaan. Bisa dikatakan fokus utama Joice adalah mengurus suam

DMCA.com Protection Status