Kejadian di mana Marcel hampir masuk jebakan, membuat Joice lebih banyak mengurung diri di kamar. Dia bahkan enggan menerima telepon masuk. Bisa dikatakan yang Joice fokuskan adalah Marcel dan juga dua bayi kembarnya. Hal yang paling sulit Joice terima adalah ternyata Albern tega berniat jahat, hanya demi membuat hati pria itu bahagia. Tidak pernah Joice sangka kalau Albern memiliki sifat yang sangat egois.Selama ini, Albern selalu membantunya. Menunjukkan pada Joice bahwa pria itu adalah orang yang baik. Dalam kondisi apa pun, pasti Albern akan mengulurkan tangan demi membantu Joice.Akan tetapi, sayangnya dibalik sifat baik Albern, terdapat sifat jahat dari pria itu yang benar-benar tak dirinya sangka. Diam-diam, Albern membendung rencana licik, demi mendapatkan yang pria itu inginkan.Sifat baik Albern, telah berhasil menarik perhatian banyak orang. Termasuk keluarga besar Joice. Ayah Joice saja sampai terkagum-kagum pada sosok Albern. Bahkan Hana pun sampai berusaha memaksa Joi
Suara tawa memenuhi ruang kolam renang megah. Marvel dan Janita tertawa di kala berenang bersama dengan kedua orang tua mereka. Ya, pagi menyapa, Marcel mengajak Joice serta dua bayi kembar mereka untuk berenang.Tawa Marvel dan Janita yang begitu renyah membuat Joice dan Marcel melukiskan senyuman bahagia. Memiliki waktu berkualitas bersama dengan dua anak mereka adalah hal yang sangat membahagiakan mereka. Masalah yang ada di tengah-tengah mereka, seolah lenyap tergantikan dengan sebuah kebahagiaan. Joice yang sempat belakangan ini muram, menjadi jauh lebih baik. Semua itu karena Marcel serta dua bayi kembar mereka.Alasan Joice bisa bahagia adalah bersama dengan pria yang begitu mencintainya, serta dua bayi kembarnya. Senyuman Joice berasal dari mereka. Tawa Marvel dan tawa Janita seolah memberikan energy baru di hidup Joice. Joice dan Marcel kini menghujani anak mereka dengan kecupan. Tawa Marvel dan Janita semakin terdengar—membuat Joice dan Marcel semakin gemas. Joice dan Mar
Joice menatap cincin berlian yang tersemat di jari manisnya. Senyuman di wajahnya terlukis begitu indah. Kilauan cincin berlian itu sangat menakjubkan. Tapi bukan harga berlian yang membuatnya bahagia. Hal yang membuatnya bahagia adalah Marcel melamarnya dengan cara yang luar biasa.Joice sama sekali tidak mengira kalau ternyata Marcel menyiapkan kejutan indah. Tidak pernah terpikir olehnya kalau Marcel akan kembali melamarnya. Joice bahagia bahkan amat sangat merasa bahagia.Joice belum pernah merasakan sebahagia ini dalam hidupnya. Jika dulu, gadis itu selalu berderai air mata, kali ini berbeda. Yang sekarang Joice rasakan adalah kebahagiaan yang tak sama sekali terkira.Awan gelap yang melingkupi kehidupan Joice sudah tergantikan dengan mentari yang bersinar terang. Awan gelap itu perlahan mulai lenyap tergantikan dengan Pelangi yang memukau. Terang tak selamanya terang. Begitupun gelap tak selamanya gelap. Akan ada fase di mana semua akan berganti. Seperti kisah cinta Joice. Wani
Hati Joice sedikit tidak bisa tenang. Perasaan takut menyelimuti dirinya. Dugaan-dugaan membuat hatinya menimbulkan perasaan cemas. Ya, wanita itu sekarang tengah di perjalanan bersama dengan Marcel dan juga dua bayi kembarnya. Saat ini Joice berada di perjalanan menuju mansion keluarganya. Marcel yang mengemudikan mobil. Joice duduk di kursi depan. Sedangkan Marvel dan Janita ada di kursi belakang—tepatnya berbaring di kursi khusus bayi. Keheningan membentang dari dalam mobil. Joice nampak muram akibat pikiran negative menyerang dirinya. Dia sudah berusaha menepis perasaan takut dalam dirinya. Tapi itu tidak mudah. Bohong kalau Joice mengatakan dirinya tenang.Marcel yang tengah mengemudikan mobilnya, menatap Joice yang nampak cemas dan khawatir. Pria itu tersenyum melihat rasa takut menyelimuti diri Joice. Dia membelai lembut pipi Joice.“Jangan khawatir. Aku selalu di sisimu,” ucap Marcel berusaha menenangkan Joice dari perasaan takut.Senyuman hangat di wajah Joice terlukis di k
Persiapan penikahan Joice dan Marcel kali ini jauh lebih menyusahkan daripada persiapan pernikahan mereka pertama kali dulu. Meski pernikahan kedua, tapi nyatanya persiapan pernikahan disiapkan sedemikian sempurna.Tentu, ide agar pernikahan Joice dan Marcel tercetus dari Brianna dan Miracle. Ibu Joice dan ibu Marcel itu yang merencanakan pernikahan Joice dan Marcel haruslah megah dan mewah. Sebenarnya. Joice menginginkan pernikahan yang sederhana saja, apalagi ini pernikahan kedua, bukan pernikahan pertama. Tapi sayang keinginan Joice tidak didengarkan oleh Brianna dan Miracle. Malah dua wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu menepis keinginan Joice yang menginginkan pernikahan sederhana. Hubungan Joice dan Marcel terbilang menggemparkan media. Dulu, pernikahan mendadak, lalu berpisahan, dan sekarang kembali rujuk. Itu kenapa pembahasan pemberitaan Joice dan Marcel tidak ada habis-habisnya.Banyak orang yang sebenarnya menyukai hubungan Joice dan Marcel. Publik mengatakan
“Aku tidak mengira kalau pagi-pagi seperti ini, kau datang ke kantor.” Moses menghampiri Marcel. Ya, pria itu tak mengira kalau saudara kembarnya datang ke kantor di pagi hari seperti ini.Marcel melirik Moses sekilas. “Kau sendiri kenapa berada di sini?”“Well, aku memiliki meeting dengan Shawn satu jam lagi. Aku datang awal, karena Shawn sangat benci aku terlambat. Kau kenal sepupumu itu, kan? Meski dia meeting dengan saudaranya, dia tidak suka ada yang tidak taat dengan jam yang sudah ditentukan. Aku malas berdebat dengan Shawn. Jadi aku memutuskan datang lebih awal. Rencananya, aku ingin tidur sebentar di ruanganku sambil menunggu Shawn. Tapi asistenku bilang, kau datang. Jadi aku memutuskan untuk menemuimu,” terang Moses sambil duduk dengan santai di kursi kebesaran Marcel.“Ada beberapa dokumen yang harus aku urus. Aku hanya sebentar di sini. Aku akan sarapan di rumah bersama Joice,” jawab Marcel dingin dan datar.Moses terkekeh. “Kau sampai tidak sarapan, demi bisa sarapan deng
Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa hari yang ditunggu-tunggu oleh Marcel dan Joice sudah tiba. Perjalanan cinta mereka tidaklah mudah. Banyak lika-liku serta badai yang menghantam hubungan mereka. Tapi, pada akhirnya cinta mereka lebih kuat dari apa pun yang ada. Semesta kembali mempersatukan mereka, meski semua itu tidaklah mudah. Pernikahan pertama mereka berlandaskan karena Joice hamil. Kali ini berbeda dengan kondisi pernikahan pertama mereka. Sekarang, Marcel dan Joice saling mencintai. Berbeda dari sebelumnya, karena kondisinya sekarang Marcel telah sadar bahwa kehilangan Joice adalah hal terberat dari pria itu.Kehilangan Joice, telah memberikan banyak pelajaran berharga untuk Marcel. Pria itu menyadari bahwa hidupnya tak lagi utuh, jika tanpa Joice di sisinya. Berada di sisi Joice, merupakan tempat yang paling nyaman. Joice merupakan sumber kebahagiaan Marcel. Pria itu tidak bisa hidup tanpa Joice.Beberapa hari sebelum pernikahan, Marcel kedatangan Samuel dan Oliver.
Dean meneteskan air mata melihat penampilan Joice yang sangat cantik. Ini bukan pertama kali dia melihat Joice memakai gaun pengantin indah. Tapi rasanya kali ini berbeda dari yang pertama. Rasa haru bahagia jauh lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin itu semua karena dia terharu putrinya, menjalani banyak sekali lika-liku kehidupan—sampai akhirnya putrinya mendapatkan sebuah kebahagiaan seutuhnya.Dean berada di ruang rias pengantin wanita. Pria paruh baya itu hanya berdua dengan putri tercintanya. Dia hanya berdua dengan putri kesayangannya. Nicole dan Hana yang menemani Joice sengaja untuk memberikan ruang waktu untuk Joice berdua dengan ayahnya. “Dad, jangan menangis di hari pernikahanku.” Joice menyeka air mata Dean yang jatuh membasahi pipi ayahnya itu.Dean menyentuh tangan Joice, dan menatap hangat serta lembut mata putrinya itu. “Perjalanan hidupmu yang berliku membuat Daddy bangga padamu. Kau adalah wanita yang hebat dan kuat. Berkali-kali badai datang, kau tetap bertahan. Ber