Beranda / Horor / Bisikan Tengah Malam / 101: Kembang Terawang

Share

101: Kembang Terawang

Penulis: Cerita Diamond
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 21:47:50

Alya Dildo merapat ke jeruji, dia mulai berbisik pada Doza Fahmi.

"Kita harus bantu wanita itu!"

Doza Fahmi mengalihkan pandangan pada wanita yang duduk melamun di sudut sel.

"Kau gila, ya? Urusanmu saja belum beres malah mau tolong orang..."

"Aduh, aku mah gampang. Muksin bisa bikin Kapolsek itu tak membuat aku jadi tersangka pengedar. Paling cuma direhabilitasi nanti."

"Kapolsek itu tak mudah disogok!"

"Memang, tapi dia punya borok!"

"Apa?"

"Dia punya bini muda!"

"Hah?!"

Alya Dildo tersenyum,"Dia belum tahu siapa Si Muksin laki gue. Sebelum mendadak diangkat jadi Menteri kan pegang buku catatan dosa seluruh umat manusia. Tak ada orang tanpa aib di republik ini, jadi sejauh kau pegang satu keburukannya, maka dosa apapun... dapat disamarkan!"

Doza Fahmi bengong, lalu mengangguk.

"Tapi itu... wanita itu! Sejak kapan kau berbuat baik menolong orang lain tanpa ada udang dibalik terigu?"

Alya Dildo terkikik,"Kau lupa tujuan kita menyerang Sesco Si Gay yang busuk itu? Naaah... wanita itu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bisikan Tengah Malam   102: Gempa

    Samiran mendekati tempat itu, berniat menjelaskan."Kata Bu Gayatri itu ruangan senjata. Kami tak boleh masuk. Ini ada semacam pintu dan tangga juga menuju ke bawah. Tapi usai peristiwa kebakaran itu, Bu Gayatri minta tempat ini ditutup. Bapak saya.., eh.., Si Muntarso yang merapikan biar sejajar dengan ubin."Prana tak ingin menunggu lama, dia mencari alat-alat untuk menghantam dan membuka ubin-ubin itu. Samiran ikut membantu mencari balok besi di atas drum besar, dia juga mengeluarkan semacam linggis besar dan palu di balik drum-drum minyak tanah."Saya tahu! Alat-alat tukang di simpan Muntarso di belakang drum," ujarnya, yang kini sudah seakan tak sudi untuk menyebut Muntaso sebagai BAPAK. Dena mundur, dia membiarkan para lelaki bekerja. Suara denting dan dentuman beradu, berisik sekali, sehingga dengan takut dia cuma berusaha menutup telinga. Dia melihat Prana mengangkat ubin pecah, dan melemparkannya ke samping. Kemudian Samiran tampak berusaha membuka lempeng besi dengan linggi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Bisikan Tengah Malam   103: Sepasang Iblis

    Gempa mengerikan itu, ternyata juga ditulis Sir Thomas Stamford Raffles pada buku History of Java. Juga masuk dalam catatan Historical Evidence for Major Tsunamis in the Java Subduction Zone dari Asia Research Institute. Malah ditambahkan data lain yang menyebutkan ada 49 gedung batu remuk dan tak terhitung rumah yang rusak berat. Tapi setiap data yang tercatat di masa silam, ternyata tidak selaras dalam penyebutan penyebab gempa. Ada dugaan, pusat gempa seismik terjdi di selatan Batavia. Sebagian lagi setuju jika gempa terjadi karena murni efek letusan Gunung Salak."Masih belum ada kepastian begini, berarti masih ada misteri..."Astari membalik lembar-lembar berikutnya. Menampilkan kumpulan data gempa yang terjadi pada malam hari, 10 Oktober 1834 di Batavia, yang juga turut menggetarkan wilayah Banten, Karawang, Buitenzorg dan Priangan. Guncangan makin tak terkendali pada pagi hari, yang konon begitu dahsyat hingga sampai ke wilayah Tegal, Jawa Tengah dan Sumatera bagian Lampung.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Bisikan Tengah Malam   104: Sumbo dan Parwati

    Prana memandangi kain itu. Dia pernah sedikit mempelajari tentang kain batik, saat pernah menjajal bisnis untuk berdagang kain batik ekspor. Sayang, dia merasa tidak mendapatkan peruntungan lebih di bidang itu. Saat dia mengalihkan investasi ke bisnis kuliner, justru dia malah meraup kesuksesan. Batik motif Parang Rusak memang dianggap sakral, karena hasil karya Sultan Mataram I, yang terinspirasi dari deburan ombak yang menghantam karang. Motif ini sebenarnya sarat makna, selain melambangkan perlawanan terhadap kejahatan, juga melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Jadi wajar jika motif batik ini hanya layak dipakai pihak penguasa dan kaum ksatria di zamannya.Motif Parang Rusak juga ada macamnya. Misalnya Parang Rusak Barong karya Sultan Mataram III, hanya boleh dikenakan seorang Raja. Lalu juga ada jenis Motif Batik Parang Rusak Klitik yang pada masanya hanya boleh dikenakan para puteri Raja. Prana lumayan paham urusan perbatikan, tapi dia merasa ada yang aneh pada motif kain batik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Bisikan Tengah Malam   105: Pelukan Dena

    Hendra awalnya tidak menyukai kedatangan banci itu. Apalagi dia membawa-bawa nama Atikah. Tetapi ketika dia menyodorkan uang 20 juta dalam amplop coklat, Hendra jadi enggan menolak. Dia butuh uang banyak untuk mengobati kelaminnya yang masih infeksi, butuh biaya operasi. Tetapi Bos-nya Si Sesco enggan turun tangan membantu langsung."Anjing itu Si Sesco!" Teriak Hendra, sambil menahan rasa sakit."Kata Madam, kamu sakit bukan karena urusan pekerjaan. Tapi urusan percintaan. Lagian asuransi yang ada di kantor kita kan cuma urusan kecelakaan. Kamu celakanya di mana, Hen? Burungmu kan tidak kelindes truk tronton?" Kata Sofie sinis. "Heh, bisa ngomong sopan nggak lu?!" Bentak Hendra. "Elu yang nggak sopan! Udah bagus kita tengokin, Madam nggak dateng ya wajar. Dia kan sibuk. Masih untung dia kirim pengacara, mengantar gajimu, kirim makanan, bahkan ngasih bonus pula... lu maunya apa Hen? Jika tidak mau diurus ya sudahlah! Kita gampang kok cari bagian keuangan lagi, pengangguran banyak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Bisikan Tengah Malam   106: Alya Dildo vs Kapolsek

    "Kau, tak bisa mengusikku! Masih demen miara gundik juga, sok mau mengurusi moral orang!" bentak Alya Dildo, sambil menunjuk hidung Kapolsek Sangiran. Tak ada respon, Sangiran hanya terdiam. Membiarkan Alya Dildo pergi bersama pengacaranya dan orang-orang suruhan Pak Menteri. Sangiran tak banyak bicara usai konferensi pers yang menyatakan permohonan maaf kepada publik, karena telah melakukan insiden salah tangkap terhadap artis kontroversial: Alya Dildo.Tinggal segunung penyesalan pada diri Sangiran, mengapa dulu tergoda untuk berselingkuh dengan seorang pramugari. Padahal secara pribadi, Sangiran adalah prajurit polisi yang bersih dan dihormati. Namun untuk urusan nafsu, memang persoalannya lain lagi. Kini dia punya jabatan, dan itu membuatnya seperti banyak disirami gula dan susu sehingga mengundang semut. Banyak wanita cantik datang, menggoda, dan kemudian rela bahkan untuk sekedar menjadi boneka mainannya. Jika dia tak melepaskan Alya Dildo, maka Dini istrinya dan 2 anaknya aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Bisikan Tengah Malam   107: Mahluk Sebelum Manusia

    Sukemi memandang langit sore. Samsuri telah membantunya duduk dengan tenang di kursi kayu menghadap jendela. Cucunya itu senang Si Mbah tidak batuk-batuk lagi. Gara-gara gempa tadi pagi, seluruh keluarganya jadi panik, termasuk Si Mbah. Sampai lupa kalau dia sedang sakit batuk. Gempa mengalihkan rasa sakitnya ternyata."Dulu, Mbah paling senang melihat langit sore. Sambil menari bersama banyak teman di belakang rumah itu. Saat peristiwa itu terjadi, Mbah bahkan takut melihat langit pada sore hari lagi. Teringat bagaimana mengepulnya asap hitam yang berbau daging manusia terbakar...."Samsuri duduk di lantai sambil memijat kaki Sukemi, mencoba mendengarkan kisah sedih Mbahnya dalam diam. "Mereka semua anak-anak yang baik. Sangat lucu dan lincah sekali menari. Kecuali aku dan Wati. Aku mungkin karena murid baru, dan Wati... entahlah dengan anak itu. Badannya seperti keras dan kaku sekali.""Wati itu, Si Parwati itu kan Mbah?" Tanya Samsuri, sambil terus memijat."Iya. Cuma Mbah yang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Bisikan Tengah Malam   108: Patahan Sejarah

    Syah terdiam, dia tak berani secara tegas menyatakan bahwa kecurigaan Prana benar."Apa pun itu, mereka mahluk terdahulu dengan segala kecerdasan dan kengeriannya," ujarnya.Prana mengangguk,"Baik. Mari kita bahas hurufnya saja.""Sejarah huruf alfabet saja," jelas Syah. "Diperkirakan baru 2500 tahun lalu dipergunakan oleh bangsa Semit, baru kemudian mengalami perkembangan. Kalau alfabet Inggris sekarang kan dari alfabet Romawi itu. Kita sekarang menggunakan alfabet latin, karena pada tahun 1901 ada proses pembakuan bahasa Melayu di Hindia Belanda.""Betul, padahal sebelumnya tulisan masih menggunakan aksara-aksara Nusantara.""Begitulah... penguasa Belanda bahkan membuat huruf Jawi Gundul lenyap, tak lagi digunakan."Prana terdiam. Dia memandangi patung yang begitu tinggi itu. Apakah mungkin ada orang memanjat patung setinggi itu untuk sekedar iseng memahat di bagian dahi, pada masa zaman yang terbilang "belum lama" ini?"Terus apa yang akan kau lakukan, Mas?"Syahreza memutar sorot

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Bisikan Tengah Malam   109: Keluarga Minna di Belanda

    Amsterdam, pagi.Juliana bergegas menuju Sloterdijk Station. Tak ada lagi yang bakal melarangnya untuk pergi ke Paris, Perancis, melewati Brussels, Belgia. Dia sudah terbiasa menempuh perjalanan sekitar 7 jam itu, demi menemui Kakaknya, meski dulu Papinya sering melarang."Zeta punya kehidupan sendiri yang tidak boleh ada kita di sana," kata pria tua itu."Tidak ada tentang 'kita', Papi. Zeta cuma tidak ingin melihat Papi datang ke rumahnya, cuma untuk terus menerus berpidato pembelaan diri tentang kematian Minna" Juliana melirik bapaknya yang cuma terdiam. Seberapa jauh dia bisa memahami alam pikiran orang tua tersebut? Mungkin tak pernah bisa. Tetapi setidaknya, cuma dia yang bertahan menghadapi situasi itu. Zarina, ibunya, meninggal dunia setelah setahun mereka kembali ke Belanda. Papinya yang kemudian mengasuh dirinya dan Zeta, sampai akhirnya kakak sulungnya itu kabur ke Paris usai lulus pendidikan sekolah menengah.Zeta kini memiliki keluarga sendiri. Suami, dan 3 anak. Perlaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Bisikan Tengah Malam   179: Hoom Pim Pah Alaiom

    Astari, melihat mobil Syahreza yang ke luar dari pintu gerbang rumahnya. Dia lalu kembali duduk, dan Nunung meneruskan tugas untuk menyisir rambut majikannya. "Mas Prana itu..." Suara Astari tercekat. "Sebenarnya yang duluan naksir Dena, Nung. Waktu zaman kuliah. Cuma duluan diserobot Hendra. Kau tahu, Nung? Mas Prana itu selalu memuji Dena. Dia bilang wanita itu cantik sekali, seperti bunga kaca piring yang disinari cahaya matahari. Katanya kelak ingin punya anak perempuan secantik itu. Kau tahu rasanya mendengar itu, Nung? Mas Prana bahkan tak pernah memujiku sama sekali..."Nunung tak menjawab, dia terus menyisir rambut majikannya sambil menatap wajah Astari di cermin."Ketika dia berusaha menolong wanita itu, aku mencoba berdamai dengan hatiku. Sebab makin kularang, dia ternyata makin berusaha untuk selalu berada di samping wanita itu. Mengirimmu bersama Yusuf, sebenarnya hanya upaya menjaga keyakinanku jika mereka tidak berselingkuh..."Nunung terlihat menunduk, sambil melepas h

  • Bisikan Tengah Malam   178: Rekaman Suara Zeta

    Bagaimana mungkin ada ponsel yang bisa aman disembunyikan dalam sebuah gaun? Namun Sesco mengatakan, dia memang sempat mendesain korset pada gaun yang bisa menempel dengan ketat."Jangankan ponsel, pistol juga bisa nyelip itu. Eike terinspirasi dengan Mbah-Mbah zaman dulu yang suka menyelipkan barang berharga di bagian kutang atau stagennya..." kata Sesco, sambil memamerkan gaun hijau brokat besar, dengan korset hitam yang hampir menyentuh bagian dada."Gaun ini jadi bau dan lembab, seperti pernah disiram air. Ada banyak helaian rambut pirang!"Syahreza terdiam memandang ponsel Iphone 6 Plus itu. Sudah ketinggalan zaman untuk era Iphone jenis terbaru. Tapi dia ingat, itu jelas ponsel milik Julianna. Dia tak melupakan casing warna pink. Julianna beberapa kali mengeluarkan barang itu dari tas coklatnya. Lalu, di mana tasnya?"Kita cas dulu itu ponsel, jika benar itu milik Julianna. Oh, eike sedikit terkejut dengan penemuan ini. Tetapi Pak Syahreza, bisakah kita merahasiakan ini? Soalnya

  • Bisikan Tengah Malam   177: Shumb dan Nishumb

    Syahreza membuka lemari yang penuh gaun tua, dia sempat menahan diri untuk menggesernya, karena beberapa waktu lalu sempat berusaha menutupi lempeng besi yang menuju ruangan bawah tanah. Namun dia berpikir, kapan lagi bisa ke tempat itu? Sebab Prana sudah tidak lagi berkenan untuk membongkar misteri masa lampau itu. Tapi dia sudah sedikit membongkar beragam arsip dan catatan lampau yang masih terhimpun rapat di perpustakaan nasional. Terutama tentang misteri dari data-data "yang konon kabarnya", mitos sekian abad yang sulit diterima nalar, sehingga tak ada satupun ahli yang berminat untuk mengungkapnya, namun catatan tentang legenda tersebut kadang tercantum pada batu-batu, serat kayu dan kulit hewan peninggalan abad silam."Kita akan ke bawah lagi."Zulfan tak menjawab, hanya bantu menggeser lemari dan membuka lempeng besi. Dia sudah semakin paham soal misteri lain dari rumah ini, setiap bertemu Syahreza, mereka kadang mengulas tentang kasus pembunuhan, juga soal ruangan misterius y

  • Bisikan Tengah Malam   176: Dewi Kali

    Masuk!Itulah keputusan Syahreza dan Zulfan saat mulai menuruni tangga. Sepi pastinya, juga menyeramkan. Mereka mulai mengarahkan senter melewati lorong panjang, sebelum menemukan tangga yang menuju pintu di bawah ranjang tempat dulu kamar Dena berada. Pintu-pintu jendela rumah itu terbuka, membuat cahaya matahari bebas masuk. Syahreza mengelilingi setiap kamar, sebelum memasuki ruang perpustakaan. Sementara Zulfan berdiri mematung menatap 2 lukisan: Dewa dan Dewi."Apa itu, Pak?" Tanyanya bingung.Satu lukisan dewa itu bertangan empat, bermata tiga, lehernya berkalung ular kobra. Ini seperti wujud lukisan Dewa Siwa, Sang Dewa Pelebur, versi keyakinan orang India. Siwa, merupakan satu dari tiga dewa utama dari satu kesatuan Trimurti dalam keyakinan agama Hindu, selain Brahma dan Wisnu. Sementara penganut Hindu Bali, memuja Dewa Siwa atau Btara Guru di Pura Dalem, sebagai dewa yang diyakini mampumengembalikan manusia dan makhluk hidup lainnya ke unsur asalnya, yakni Panca Mahabhuta,

  • Bisikan Tengah Malam   175: Cerita Zeta

    Zeta mengirimkan email padanya, usai satu minggu dia kembali ke Paris, tanpa Leonard. Karena pria itu ditahan polisi, dengan tuduhan kasus percobaan upaya penipuan dan pemerasaan kepada Sesco. Kasus ini terungkap dari pengakuan Doza Fahmi, sekutu Alya Dildo. Saat mengantar Zeta di bandara, Sesco yang begitu patah hati, meminta Zeta untuk menyelidiki sesuatu. Lalu hal tersebut, diungkapkan Zeta pada Syahreza: Wanita itu datang ke Rumah Mode Sesco Paris yang belum launching. Dia mengaku bernama Lane, teman Leonard. Aku melihat dia begitu gugup, saat kuberitahu tentang kasus penangkapan Leonard di Indonesia. Dia pamit terburu-buru, namun aku bisa mengikutinya. Dia menuju Hotel Prince de Galles, tempatnya menginap, sebelum tergesa-gesa membawa tasnya seperti hendak pergi. Seorang pria tampan, berwajah khas Amerika Latin tampak menjemputnya di lobby, mereka berciuman bibir. Kemudian mereka naik taksi menuju suatu tempat. Aku terus mengikuti mereka dengan taksi juga, sampai mereka berhen

  • Bisikan Tengah Malam   174: Nunung Kembali

    Tapi niat baik itu, justru ditanggapi Leonard dengan sangat emosional. Pria yang sedang mempersiapkan kepulangannya ke Paris bersama Zeta itu, malah mengamuk tidak karuan. Pribadinya yang selama ini terkesan lembut dan sopan, malah mendadak berubah mengerikan."Salope!" Leonard meneriaki Sesco dengan kasar, hingga tega menyebutnya: JALANG. Belum puas, segala barang dia lempar ke arah Sesco yang cuma bisa pasrah itu."Aku masih di sini, mencoba untuk berdamai dengan Si Pemerasmu. Tapi kau malah mengembalikan gaun-gaun itu! Apa... apa kau tidak berpikir soal Paris Fashion Week? Soal masa depan Rumah Mode Sesco Paris? Aku masih di sini, Sesco. Tapi kau malah mengambil keputusan sepihak!""No... Leonard, baby... yey tidak mengerti. Ini situasi darurat. Kita harus...""Harus apa?! Kita sudah menyusun rencana yang luar biasa, lalu kau seenaknya menghentikannya di tengah jalan?""No! Bukan begitu. Yey tidak mengerti. Lupakan soal gaun itu. Eike masih bisa ngetop dengan karya eike sendiri. S

  • Bisikan Tengah Malam   173: Gaun Tua

    Prana sudah bisa membuka mata, namun dia tampak lemah dan enggan bicara. Terbaring lemah di ranjang bersprei putih, membuatnya malah seperti pasien yang sedang menunggu mati. Astari ada di sampingnya, tapi seakan tidak membuatnya bersemangat untuk sekedar tersenyum. "Semuanya sudah diketemukan menjadi mayat, kecuali Austin. Jadi sejauh ini, tersangkanya mengarah pada dia. Apalagi polisi mendapat laporan dari Pak RT wilayah rumah Pak Samiran, katanya lagi heboh ada hantu pria bule di rumah almarhum. Diperkirakan itu Austin. Cuma ketika diperiksa, rumah itu kosong... " kata Syahreza, sambil memandangi Prana.Perlahan, Prana menoleh. Dia mencoba menghela nafasnya, namun yang terdengar seperti sesuatu yang berat tercekik. "Mengerikan, semuanya mati. Jadi..apakah Austin bekerja sama dengan Garneta dan Yusuf?" Tanya Astari.Syahreza mengangkat bahu,"Kita belum tahu ujung tragedi ini. Yusuf mengatakan dia bekerja sama dengan Garneta untuk membunuh, tapi nyatanya Garneta juga mati. Jadi si

  • Bisikan Tengah Malam   172: Terjebak

    Doza Fahmi sepakat bertemu dengan bule itu, di Hotel Forma de Myorne. Tempat itu dipilih Doza, karena merupakan hotel baru yang berbintang lima. Sekalian ingin jajal pelayanan, juga sekaligus mengetes kemampuan finansial seseorang yang nekat ingin menemuinya."Anda sangat berani, tapi jangan coba-coba bawa polisi. Saat saya menuju penjara, maka seluruh dunia langsung bisa mengakses aib Sesco dengan sekali klik! Ingat, saya tak mungkin bekerja sendiri untuk bisnis 10 miliar..." ancam Doza, sebelum pria itu datang.Dan Leonard memang berani datang sendirian. Dadanya yang bidang tampak terlihat jelas dari kemeja ketat berwarna biru, membuat Doza mulai berpikiran lain. Mendadak gairahnya membanjir, dari memikirkan besaran nominal uang, sampai mengkhayalkan hal kotor bersama pria tampan tersebut."Mengapa anda sampai terpikir untuk memeras seorang Sesco?" Tanya Leonard, sambil duduk di kursi dengan tenang."Jangan anda, panggil saja Ocha," sahut Doza Fahmi genit.Leonard tersenyum,"Baik, O

  • Bisikan Tengah Malam   171: Julianna Selalu Bersama Minna?

    Syahreza lalu perlahan mengangguk, dan itulah yang membuat mereka melangkah menjauh mencari rimbunan pohon untuk berteduh, sambil duduk di atas tanah yang sudah mengering. Hujan sempat deras, tapi Kawasan Hitam ini malah mirip padang gurun tandus. Jejak hujan seperti tak bersisa. Lalu, bagaimana dengan jejak kejahatan?Zeta menghapus sudut matanya dengan tisu, seakan tak kuasa untuk melanjutkan cerita Syahreza yang detil sejak awal. Inilah yang paling ditakutkannya: kehilangan. Melihat begitu mayat yang terus ditemukan, Zeta mulai bersiap mental jika kelak akan betul-betul melihat mayat adiknya. Jiwanya seakan hancur. Serasa tak ada tempat untuk berlindung. Suaminya tidak mengomentari pesannya tentang Julianna, dia sedang berlibur dengan selingkuhannya di benua tropis, meninggalkan musim salju yang beku atas catatan cinta mereka yang makin kelabu. Kedua anaknya juga cuma mengucapkan kalimat basa-basi. Sedikitpun tidak terdengar nada yang bersifat kesedihan dan kekhawatiran. "Jadi ya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status