Home / Horor / Bisikan Tengah Malam / 109: Keluarga Minna di Belanda

Share

109: Keluarga Minna di Belanda

last update Last Updated: 2024-12-06 08:10:44

Amsterdam, pagi.

Juliana bergegas menuju Sloterdijk Station. Tak ada lagi yang bakal melarangnya untuk pergi ke Paris, Perancis, melewati Brussels, Belgia. Dia sudah terbiasa menempuh perjalanan sekitar 7 jam itu, demi menemui Kakaknya, meski dulu Papinya sering melarang.

"Zeta punya kehidupan sendiri yang tidak boleh ada kita di sana," kata pria tua itu.

"Tidak ada tentang 'kita', Papi. Zeta cuma tidak ingin melihat Papi datang ke rumahnya, cuma untuk terus menerus berpidato pembelaan diri tentang kematian Minna"

Juliana melirik bapaknya yang cuma terdiam. Seberapa jauh dia bisa memahami alam pikiran orang tua tersebut? Mungkin tak pernah bisa. Tetapi setidaknya, cuma dia yang bertahan menghadapi situasi itu. Zarina, ibunya, meninggal dunia setelah setahun mereka kembali ke Belanda. Papinya yang kemudian mengasuh dirinya dan Zeta, sampai akhirnya kakak sulungnya itu kabur ke Paris usai lulus pendidikan sekolah menengah.

Zeta kini memiliki keluarga sendiri. Suami, dan 3 anak. Perlaha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bisikan Tengah Malam   110: Dihamili Darren

    Sesco merasa berat saat melepas Leonard kembali ke Paris. Namun demi persiapan untuk kembali mengikuti Paris Fashion Week, mereka harus berbagi tugas. Sesco di Indonesia, Leonard di Perancis sana. "Kalau ada Leon di sini, eike rasa strawberry. Tanpa deise, eike apalah gitu. Tinta bergundik, ih syediiiih..." Sesco mengusap air matanya dengan tisu. Sofie tersenyum, lalu memperhatikan para penjahit yang masih memperbaiki gaun-gaun tua. Sesco menambahkan banyak aksen pada gaun, demi menutupi kerusakan seperti robek, warna yang berubah, noda dan sebagainya. "Betul-betul bagus ya, Madam? Cantik," puji Sofie."Oh, yes! Elegan kan gundalanya...""Sangat, Madam!""Oh iya, bagian Keuangan yang baru itu bagaimana kinerjanya?""Baru beberapa hari, Madam. Lumayan.""Dibanding Hendra?""Nina sepertinya sama. Bagus kerjanya.""Semoga akhlaknya juga bagus.""Amin.""Biarlah, wanita aja yang banyak kerja di sindang. Kecuali satpam, yes? Pusiiing eike ulah lekong kek Hendra. Burungnya aja yang rajin

    Last Updated : 2024-12-06
  • Bisikan Tengah Malam   111: Air Ketuban

    Hendra nyaris tak bergerak pasca operasi beberapa hari lalu. Air matanya sudah kering, ketika mengetahui jika alat kelaminnya kini sudah tak sempurna lagi. Infeksi menyerang sekujur kemaluan, membuatnya terpaksa harus ikhlas jika alat vitalnya itu "dikikis"."Gue yang merindukan situasi kayak, lo. Kenapa elo yang mesti buntung burungnya ya?" Keluh Doza Fahmi, sambil membantu Hendra minum."Hei, gue nggak mau bahas soal itu ya? Ini burung cuma dipangkas sedikit, bukan dibabat habis," gerutu Hendra, usai meneguk air di gelas. "Disunat tapi kebablasan gitu? Ya, sama ajalah!"Hendra cemberut, sambil menyandarkan tubuhnya."Terus, kapan Alya Dildo kemari? Kau bilang dia ada penawaran menarik?" "Dia masih sibuk""Penawaran menarik apa sih? Jangan bilang ini pesanan Atikah ya?"Doza Fahmi menggeleng,"No, kita tak ada urusan lagi dengan itu tante!""Oh, syukurlah.""Bos gue, ingin kita bekerja sama menghancurkan Sesco!""Madam?" Hendra mengernyitkan kening."Ya, pria gay yang punya pacar bu

    Last Updated : 2024-12-06
  • Bisikan Tengah Malam   112: Juliana dan Zeta

    Paris, Perancis. Leonard merapatkan jaketnya. Sejak tiba dengan Air France di Charles de Gaulle International Airport Paris pagi itu, dia sudah disambut mendung yang menggantung di langit dan berujung pada gerimis. Sebenarnya, dia berharap dapat segera mengunjungi mansionnya di kawasan Bougival, Paris. Jika saja dia tidak harus bertemu dengan seseorang yang rencana akan menggantikan Magiba Dezses, asistennya di Paris yang memilih mundur pasca bayi yang dilahirkannya meninggal. Kondisi depresi tidak memungkinkan Magiba bisa fokus membantunya mempersiapkan keterlibatan Sesco di panggung Paris Fashion Week mendatang.Beruntung, seorang rekan merekomendasikannya untuk bertemu dengan seorang wanita berkebangsaan Belanda. "Dia pernah bekerja di rumah-rumah mode papan atas untuk tenaga 'segala bisa'," kata Anne Remano, sahabat Leonard selama belasan tahun. Leonard tertawa, saat mendengar Anne mengucapkan kalimat "segala bisa", itu untuk menegaskan tentang deskripsi pekerjaan bagian umum

    Last Updated : 2024-12-07
  • Bisikan Tengah Malam   113: Inoy

    Inoy, menitipkan ketiga anaknya kepada saudaranya. Penangkapan Abdul di Kantor Kecamatan pagi ini telah jadi berita besar yang mengacaukan emosinya. Dia merasa wajib berencana mengirim banyak pengacara untuk suaminya."Jikalau dia dihukum karena menghajar menantu kurang ajar itu, saya maklum. Tapi, untuk tuduhan palsu yang dialamatkan kepada suami saya, jelas tidak masuk akal Pak Polisi. Bagaimana ceritanya suami saya memfitnah menantunya yang jelas-jelas tertangkap basah lagi berselingkuh dengan ibu dari istrinya?"Kemarahan Inoy sudah tak terbendung, habis Kapolsek Sangiran diajaknya berdebat."Tetapi setelah kita lakukan pemeriksaan, ternyata tak ada saksi Bu" sahut Sangiran."Terus, ditemukan telanjang bulat berdua di kamar itu... kira-kira sedang melakukan apa ya, Pak? Lagi latihan berenang atau belajar menjahit?""Itu tadi, Bu. Tak ada bukti. Sebab Saudara Hendra mengaku tubuhnya dipukul hingga pingsan, lalu ditelanjangi Pak Abdul yang cemburu melihat Bu Atikah merayu istrinya..

    Last Updated : 2024-12-07
  • Bisikan Tengah Malam   114: Gaun Yang Ditukar

    Sesco, menyerahkan kunci rumah pada Dena. Tak banyak kalimat terucap, Dena mengerti pria itu sedang sangat sibuk. Dia cuma datang sesaat, menunjukkan rumah yang pernah dijanjikannya dulu, sebagai bentuk barter atas gaun-gaun kuno itu. "Itu hakmu, bukan Hendra. Tinggal saja bersama anak-anak. Aku sedang sangat stres mempersiapkan kegiatan Paris Fashion Week. Gaun-gaun itu juga cukup memusingkan untuk diperbaiki, ditambah lagi masalah Hendra..."Dena mengangguk, sebelum membiarkan Sesco kembali memasuki mobilnya bersama Sofie. Prana yang sejak tadi berdiri jauh di dekat mobilnya, baru mendekati Dena bersama Yusuf, Nunung, juga Aurora dan Axio. "Rumah yang bagus, kalian akan nyaman berada di sini," kata Prana, sambil memandangi rumah mungil itu. Dena tak menjawab, dia cuma melangkah lesu memasuki rumah itu. Hanya pakaian yang mereka bawa, seperti tergesa, Prana bersikap tegas memintanya untuk pindah. "Jika kau tak pindah, maka kita semua pasti celaka!"Celaka? Apa Prana tahu, jika me

    Last Updated : 2024-12-07
  • Bisikan Tengah Malam   115: Centini

    Ustadz Hanif mendahului langkah Prana untuk memasuki rumah Samiran. Dia tertarik melihat banyak darah berlendir di lantai. Sudah 3 hari Samiran Koma, tapi anehnya, darah di lantai itu masih tampak begitu segar."Jelas tidak mungkin Pak Samiran membantu persalinan seorang wanita di rumah ini..." kata Ustadz Hanif."Itu yang saya bilang, Ustadz. Banyak hal ganjil" sahut Prana, sambil memperhatikan setiap sudut rumah Samiran."Kalau saya lihat awalnya, Pak Samiran ini seperti mengalami perasaan bersalah atau trauma atas kesalahannya di masa lalu. Tapi makin ke sini, saya malah menemukan hal-hal lain yang juga tak wajar.""Kapan Ustadz ada waktu, saya ingin memperlihatkan sesuatu di ruangan bawah tanah rumah itu.""Sesuatu?""Kami menemukan dua patung raksasa di sana. Mungkin peninggalan peradaban Hindu Kuno. Tapi kedua patung itu seperti tidak layak disembah. Karena menyerupai iblis, sangat menakutkan."Ustsdz Hanif mengernyitkan dahinya,"Patung-patung raksasa di bawah tanah?""Ya.""Mer

    Last Updated : 2024-12-09
  • Bisikan Tengah Malam   116: City of Shamballah

    Hendra akhirnya bertemu wanita montok sensual itu: Alya Dildo. Batinnya meronta, namun kelaminnya sudah payah. Doza Fahmi memperkenalkan mereka dengan sikap santai. Tapi sikap Alya Dildo, tampak sedingin es."Saya tadi ke rumah bekas istrimu. Kebetulan, saat itu saya sedang mengunjungi teman saya Bu Maria...""Benarkah?""Tak ada orang di sana. Dena dan anak-anakmu pergi.""Mereka ke mana?""Saya tidak tahu, kata Bu Maria mereka berangkat pagi tadi. Mungkin pindah...""Pindah? Tak mungkin, Dena tak pernah ingin meninggalkan rumah itu!"Alya Dildo mengangguk,"Ya, rumah itu seperti membuat orang jatuh cinta. Mungkin sekali tinggal akan berniat menetap di sana.""Rumah itu angker!""Saya memeriksa lemari tua di lantai dasar. Ternyata cuma penuh gaun karya Sesco. Padahal Bu Maria bilang dulu di lemari itu cuma ada gaun-gaun tua, dia pernah memeriksanya bersama Dena.""Kau... kau tahu?!""Apa yang aku tidak tahu?" "Berarti, aku akan segera bebas kan? Aku sudah membantu membongkar kasus pe

    Last Updated : 2024-12-09
  • Bisikan Tengah Malam   117: Sembah Allah!

    Prana memahami sedikit tentang Kalachakra, sebagai bagian dari banyak ajaran tantra dan praktik esoterik dalam Buddhisme Tibet, berupa tradisi Vajrayana dalam penggabungan mitos dan sejarah. Tantra Kalacakra, dianggap salah satu teks sakral yang diajarkan Buddha Gautama, pola pengajaran yang dibawa dari India, tapi kini justru berkembang pesat di biara wilayah Tibet. "Apakah Tantra Kalachakra menyebutkan tentang perang yang mirip Armageddon, Ustadz?""Armageddon itu dari bahasa Yunani. Sebuah peristiwa perang besar yang diyakini akan berpusat di bukit Mageddon, Palestina. Dalam hadist Rasulullah juga disebutkan sebagai perang melawan Gog dan Magog atau Yajuj dan Majuj. Kami tidak menyebut perang ini sebagai Armageddon, melainkan al-Majidun yang artinya Perang Kemuliaan. Kemuliaan melawan kejahatan. Kami akan dipimpin Al Mahdi atau Imam Mahdi...""Mungkin ini yang diyakini kami dari kaum Hindu, tentang seseorang bernama Khalki, titisan Wisnu""Atau juga Rudra Cakrin menurut keyakinan

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Bisikan Tengah Malam   141: Tangisan Maria

    Karel sesaat memandangi Kiki dan kedua staf Humas itu dengan tajam. Dia butuh waktu untuk menjelaskan. "Secara kebetulan," lanjutnya. "Satu hari sebelum menghilangnya Mbak Centini, ada petugas polisi di Kapolsek yang dipimpin Pak Sangiran, masih mengingat wajah wanita dalam video ini, yang mereka katakan sebagai 'keluarga Kapolsek yang terganggu jiwa dan ngamuk di Polsek'. Lalu dibawa Si Kapolsek pergi dengan mobil dinasnya dalam kondisi tangan terborgol dan mulut dilakban...""Oh, Tuhan!" Kiki dan kedua stafnya kompak berteriak sambil menutup mulut mereka. Karel menghela nafas dan langsung bangkit dari duduknya. "Saya akan melaporkan kasus ini ke Polda, dan saya berharap pihak Rajawali Air dapat turut membantu saya untuk itu. Kapolsek Sangiran saya perkirakan juga sudah berusaha membunuh Ibu Inoy, klien saya, karena beliau memiliki video-video ini sebagai barang bukti..."***Julianna tertegun di hadapan wanita tua itu. Sejak pagi dia datang ke rumah besar tersebut, malah Maria di

  • Bisikan Tengah Malam   140: Korbannya seorang Dokter

    "Pinter, sih iya." Prana terkenang ucapan Triman. "Ayu sih ndak ya... udah perawan tua juga... tapi kok ya bisa nyangkut ke pasiennya yang kurang waras?"Prana mengangguk bingung,"Agak ganjil juga."Triman tertawa serak,"Itu mungkin karena nafsu toh? Wong Mas Ostin memang ganteng tenan iku! Saya juga kalo dadi wong wedhok, yo mesti ikut naksir. Anaknya memang masih kelihatan bocah, tapi tinggi tubuhnya. Sifatnya juga ramah, memang bikin jatuh hati kaum wanita. Cuma memang saya sering dapati, dia itu suka memamerkan kelaminnya ke pasien wanita ..."Prana mengendarai mobilnya menuju Kawasan Hitam. Dia telah berjanji kepada Syahreza dan Zulfan, untuk tiba di sana sebelum jam makan siang. Sementara Ustadz Hanif tidak bisa datang segera karena harus menjaga Samiran di rumah sakit, dia berjanjian datang saat Ashar setelah berganti tugas jaga dengan Pak Salam, salah satu pengurus masjid.Sebentar lagi, ritual permainan Hoom Pim Pah akan digelar Sukemi. Julianna memastikan datang, meski belu

  • Bisikan Tengah Malam   139: Psikopat Ganteng

    Prana menghela nafas, dan lebih menghela nafas lagi saat bertemu Dokter Ginaryo Sp.KJ. Dokter itu dengan ramah mempersilahkannya untuk berbincang di ruang kerjanya. Mereka bercakap cukup panjang, hingga terbongkar banyak hal."Saya menangani pasien Austin itu, justru setelah sekitar 5 tahunan dia telah menghuni rumah sakit ini. Dokter pertama yang menanganinya adalah Dokter Emilia, yang meninggal waktu itu, jadi saya yang lanjut menangani Austin. Anak muda itu memang sulit dilupakan. Terutama karena fisiknya yang berbeda dari yang lain. Dia sangat tampan, bule. Bahkan sering jadi rebutan pasien-pasien wanita di RSJ ini. Jangankan dia, ada saja petugas wanita yang juga sempat naksir...""Seperti apa kondisi Austin waktu dokter tangani?""Saya menangani Austin sekitar tahun 2005, ya... saya melihat kondisinya saat itu masih tidak begitu baik. Sering kabur dari rumah sakit, dan ditemukan petugas selalu senang berjalan-jalan sendirian tengah malam, tanpa alas kaki. Pokoknya kalau ditemuka

  • Bisikan Tengah Malam   138: Rumah Sakit Jiwa

    Aku menikahi Gayatri, tapi perjalanan "rumah tanggaku" yang sebenarnya, justru bersama Marce Si Tetangga Sebelah. Hal inilah yang membuat Austin memohon permintaan kepada Shumb Si Raja Iblis. Dia ingin agar kami bertiga bersatu menjadi keluarga utuh. "Bapak berhak hidup bahagia tanpa harus terus berpura-pura dalam pernikahan hampa. Austin ingin Bapak dan Mami bersatu selamanya, dalam pernikahan yang sah. Mami sangat menyayangi Austin, Pak. Dan pernahkah Mami juga mengecewakan hidup Bapak? Pernahkah Mami membunuh wanita-wanita yang membuat Bapak lupa untuk mengunjungi Mami di rumah? Jika Gayatri adalah Mami Marce, mungkin saat itu, Ibu Austin... Lovina... tidak akan tersiksa sampai mati...."Kalimat panjang anak itu, seakan menyadarkan aku betapa pentingnya ketulusan cinta. Ketulusan itu ternyata tidak hanya tentang harus selalu bersama, tetapi hanya butuh saling mengerti. Marce pernah mengatakan, dia tak sanggup marah saat aku selalu menyelingkuhinya."Karena aku tahu, aku bukan siap

  • Bisikan Tengah Malam   137: Marce dan Moksa

    Austin tumbuh dengan fisik sempurna. Ya, semakin mirip aku. Jauh berbeda dari Kalungga dan Turangga, yang wujudnya mirip Gayatri. Itulah sebabnya, aku sangat menyayangi Austin. Dia bebas bermain di rumahku kapan saja, tanpa Gayatri berani mengusirnya. Aku berikan apa saja yang dia mau, yang dia suka. Semua!Dia anak yang baik, juga berprestasi di sekolah. Marce ternyata sangat pandai mengurus anak rupawan itu, sebab semua orang menyukai kepribadiannya. Austin juga pandai melukis dan memahat sepertiku, sebab itu, dia kuizinkan untuk memasuki Ruangan Rahasia di Bawah Tanah.Ini adalah tempat yang tidak sengaja ditemukan Romo, saat sedang membuat ruangan lantai dasar, serta membuat makam. Ruangan aneh itu begitu besar, dengan dua patung raksasa. Romo sering melakukan semedi di tempat itu, jika sedang merasa gundah. "Ini sebenarnya pernah jadi tempat pemujaan iblis, mungkin sekian abad silam" kata Romo, saat membawaku ke sana, waktu kami baru saja menguburkan Kadita."Siapa itu, Romo?" T

  • Bisikan Tengah Malam   136: Rumah Tangga Moksa

    Semula, aku mengira, berumahtangga itu sama seperti aku pernah melukis tubuh telanjang Kadita yang memesona. Asal kita suka melakukannya, meski itu sulit, pastinya bisa dapat diwujudkan juga. Tetapi nyatanya, pernikahan tidak seperti itu. Menikahi wanita bukan hanya untuk cuma bisa tersalurkan urusan kebutuhan biologis, punya anak, tidak cerai dan dianggap normal oleh masyarakat. Bukan itu!Aku menikahi Gayatri, yang tak pernah aku cintai. Aku bahkan tidak menerima segala kekurangannya. Bahkan aku tidak mengizinkan dia membuka topengnya, saat kami bersetubuh. Aku tak ingin gairahku memudar melihat wajahnya yang tak membangkitkan selera itu. Aku selalu membayangkan, jika dibalik topeng itu ada wanita berparas ayu rupawan, dan bukan pastinya itu bukan Gayatri!Dan ternyata, wanita itu juga tidak subur. Meski setiap malam kugagahi, dia tak kunjung bunting. Tapi sulit menuduhnya mandul, sebab dia pernah kawin dan punya anak sebelumnya. Aku juga, tidak ingin dituduh tidak subur! Inilah ya

  • Bisikan Tengah Malam   135: Tulisan Moksa

    Semua orang tahu, jika Mintje Molina hanyalah anak Jans Pietter dari seorang gundiknya, yang bernama Nyai Midah. Sebab itu, meski aku mendapat gelar bangsawan dari Bapak, beliau tidak merasa ada alasan bagiku untuk tidak mau jadi Belanda."Manson Jans Pietter, kamu itu Belanda. Darah Eropa menetes di tubuhmu. Persetan soal priyayi, itu juga pribumi. Derajat mereka itu, di bawah kita..." kata Mami suatu kali, saat aku menolak untuk dipanggil Manson Jans Pietter."Jika Mami merasa tidak sederajat, mengapa menikahi Romo?"Saat itu, aku hanya melihat Mientje Molina hanya membuang muka. Di kemudian hari aku tahu, ternyata memang tak ada satupun orang Belanda, ras Eropa lainnya, atau siapalah yang dianggap Mami derajatnya jauh lebih tinggi, bersedia menikahi seorang anak Nyai yang pernah sempat melacurkan diri demi sesuap nasi, setelah Bapak Belandanya mati. Romo mengangkat derajat wanita itu, tapi dia tidak pernah berterima kasih.Bahkan Mami mencoba meninggalkannya demi pria Cina kaya. Ya

  • Bisikan Tengah Malam   134: Cerita Samiran

    Prana menepuk halus pundak Samiran, dia khawatir pria itu akan tambah sakit jika bicara. Tapi Samiran tidak mau berhenti."Muntarso ingin mengusai harta rumah itu dengan menikahi Gayatri, sebab itu dia membunuh Pak Moksa dengan meracunnya. Bu Gayatri tidak tahu. Wanita itu juga tidak tahu, jika kecelakaan mobil yang dialami Kalungga dan Turangga juga karena sabotase Muntarso. Tapi mobil yang pernah dibawa Muntarso untuk meneror kedua orang itu sebelumnya, juga kelak malah kemudian terbalik dan terbakar...""Dia pernah membakar orang, bukan?"Samiran memandang sedih ke arah Prana,"Saya juga. Mungkinkah akan terjadi hal yang sama?"Prana menggeleng, lalu kembali menepuk halus pundak pria itu."Bapak orang yang sudah berusaha menjadi baik...""Saya tidak tahu apakah Tuhan akan memaafkan saya. Sebab saya terlalu bodoh dan patuh kepada sesama manusia. Sebelum mati, Bu Gayatri berpesan agar saya menjaga dan jiwanya dari gangguan jiwa lain yang juga terjebak di rumah itu. Sebab itu setiap 20

  • Bisikan Tengah Malam   133: Bunuh Diri

    Samiran masih tampak lemah, tapi dia tahu, kehadiran kedua pria di depannya memang telah ditunggunya. Prana, yang membawa Syahreza temannya, diyakini Samiran dapat segera menuntaskan segala masalah."Kami ingin bertanya tentang Austin, Pak. Sebentar saja," kata Prana.Perlahan, Samiran mulai memejamkan matanya. Dia bersyukur, kini nafasnya tidak lagi sesak sehingga bisa bicara."Ada yang sedikit rancu tentang Austin anak Lovina. Dia sebenarnya sudah ada sebelum saya dibawa Muntarso ke sana.""Austin sudah lahir?""Sudah besar malah. Saat saya masuk ke sana, Austin jelas lebih tua dari saya.""Kalau Lovina?""Usia Lovina saat hamil, juga jauh berbeda dengan Kalungga dan Turangga, 13 tahun. Kalau dua anak itu, sekitar usia 3 dan 1 tahun waktu Lovina mati. Dia itu diasuh Bu Gayatri dari bayi, sebagai anak pancingan biar cepat hamil. Saya tahu cerita itu juga dari Muntarso. Kasus kematian Lovina terjadi, itu jauh dari kasus Tumini mati. Sebelum itu, Lovina adalah korban Moksa pertama seb

DMCA.com Protection Status