“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia.
Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima belas menit kemudian, Sarah dan seluruh anggota yang berpartisipasi dalam acara fashion terbesar itu mulai meeting. Sarah merasa ada sepasang mata tajam yang terus memperhatikannya. Anna, keluar dari ruangan meeting dengan perasaan kesal. Dia tidak tahu kalau wanita murahan seperti Sarah mampu menghadiri acara bergengsi seperti itu. Sepertinya, dia melewatkan banyak hal. Anna mengambil ponsel, lalu menghubungi seseorang. “Kumpulkan seluruh informasi tentang Sarah Wilson. Aku mau besok pagi sudah ada di ruang kerjaku!” “Aku yakin akan mendapat kejutan di sana!” Anna menyungingkan senyuman licik. Dia tidak akan membiarkan Sarah mengambil peran dalam acara fashion itu. … “Nyonya, ini informasi yang Anda inginkan.” Seorang pengawal datang menemui Anna di ruang kerjanya, dia menyerahkan amplop berwarna coklat. Anna membuka dan meneliti semua informasi mengenai Sarah Wilson. Dia terkejut ketika menemukan salah satu tulisan yang mengatakan bahwa Sarah telah memiliki anak kembar. “Aku tahu kamu akan hancur sekali lagi, Sarah Wilson.” Begitu banyak rencana yang akan Anna buat untuk menghancurkan hidup Sarah Wilson. Dia sudah menderita bertahun-tahun karena keluarga Wilson mengambil seluruh harta keluarganya. Mereka membuat ayah dan ibunya jatuh miskin, maka dia harus berbuat yang sama yaitu menjatuhkan karir Sarah. Telepon yang tadi berdering kini terdengar suara seseorang, “Willy, Sayang. Aku ada urusan sebentar, aku akan mengajakmu makan hari ini. Tolong luangkan waktu, ya.” Anna akan merayakan kehancuran Sarah bersama William. Anna menyuruh sopir untuk mengantarnya ke alamat tempat tinggal Sarah. Dengan berbaik hati, dia akan bertemu dengan keponakan tirinya. Anna tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Sarah ketika tahu bahwa dia akan datang. Di depan apartemen yang mewah, Anna memecet bel dua kali. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan keponakannya. Sebenarnya, dia tidak tahan untuk menghina Sarah. Ketika pintu apartemen terbuka, Anna melihat Sarah baru saja selesai mandi. “Hai, Sarah!” dia langsung masuk dan menabrak tubuh Sarah. “Di mana keponakanku itu?” Anna melihat ada dua orang anak yang sedang menonton televisi. Mereka terlihat sangat menikmati sarapan yang ada di depannya. “Wahh … ternyata mereka sudah besar.” “Apa yang kamu lakukan di sini?!” Wajah Sarah berubah merah. Dia marah karena Anna tiba-tiba datang dan menerobos masuk ke dalam apartemennya. Sebastian dan Isabella menoleh ketika ada keributan. Mereka tidak tahu kalau kedatangan tamu asing yang tidak pernah mereka temui. Anehnya, Anna justru mengenal mereka bahkan mengetahui namanya. Anna terkejut ketika melihat anak kembar Sarah. Wajah keduanya sangat mirip dengan tunangannya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Kedatangan Anna membuat amarah Sarah naik. Dia dengan kasar mengusir wanita itu. Tidak pernah dia sangka bahwa Anna akan berbuat sejauh itu dengan mencari informasi tentang dirinya dan anak-anaknya. Sarah duduk dengan napas memburu, dia tidak mau Anna melakukan hal buruk kepada keluarga kecilnya. Sepertinya, sudah saatnya dia menyewa pengawal untuk kebaikan Sebastian dan Isabella. “Mom, siapa sebenarnya wanita itu?” Isabella bertanya dengan hati-hati, dia tidak ingin Sarah kembali marah seperti yang dilihatnya tadi. Sarah memaksa senyumnya, menjawab dengan lembut. “Dia hanya wanita gila, biarkan saja.” Sore harinya, untuk melupakan kejadian yang tidak mengenakkan itu, Sarah mengajak Sebastian dan Isabella makan di luar. Mereka mengunjungi restoran berbintang yang ada di wilayah Glimmerbrook. Hal yang Sarah tidak tahu adalah kedatangan mereka bertepatan dengan kedatangan William yang baru saja selesai meeting. Secara tidak sengaja, kejadian di bandara kembali berulang. “Hei, bukankah kamu pria bodoh yang tidak mau minta maaf?” Isabella menatap William dengan wajah tidak suka. William hanya diam memperhatikan dua anak lucu yang tiba-tiba menabraknya. Dia juga menyuruh beberapa pengawalnya untuk tidak mengatakan apapun. “Isabel, Mom, sudah menunggu kita. Ayo kita pergi,” ajak Sebastian dengan menarik tangan Isabella. Dia mengabaikan keberadaan William yang berdiri di depannya. Fokusnya hanya kepada Sarah yang tadi menyuruhnya untuk menunggu. “Kalian menabrakku hari ini, jadi harus minta maaf.” Isabella dan Sebastian mendongak ke atas. Pria itu terlihat sangat tinggi. “Aku minta maaf.” Sebastian meminta maaf dengan singkat, dia membungkukkan tubuhnya lalu menarik Isabella untuk segera pergi. William menatap punggung anak-anak itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Sepertinya, malam ini dia akan kembali terjaga seperti malam pertemuan mereka sebelumnya. Ketika malam tiba, Sebastian dan Isabella masih terjaga. Mereka sedang mendiskusikan sesuatu. “Kak, wanita yang datang secara tiba-tiba dan laki-laki yang kita temui tadi bukankah tidak asing?” Isabella mengelus boneka kelincinya. Dia memikirkan wajah ibunya yang terlihat sangat kesal tadi. Di depan komputer, Sebastian tengah mengulik informasi seseorang. “Mereka hanya sekumpulan badut yang tidak penting, tetapi sering muncul di televisi.” Dia menunjukkan hasil temuannya kepada Isabella, “lihatlah, mereka akan bertunangan.” Isabella melompat dari tempat tidurnya, dan bergabung dengan Sebastian. Dia melengkungkan sebuah senyuman. “ohh … sepertinya aku butuh informasi tambahan. Aku merasa Mom sangat kesal pada wanita itu.” Sebastian membiarkan adiknya mengambil alih tempat duduknya, kini dia berdiri di samping Isabella dengan mata yang fokus pada layar komputer. Untuk urusan mencari informasi, Isabella adalah ahlinya. Adiknya secara khusus memiliki kemampuan tinggi di bidang itu. Guru privat mereka mengatakan bahwa Isabella bisa saja menjadi seorang peretas di kemudian hari. Setelah beberapa waktu, mereka menemukan fakta mengejutkan. “Kak, wanita itu adalah saudara tiri Mom. Dia sangat jahat pada, Mom!” “Perusahaan yang mereka miliki sebenarnya milik Mom!” Si kembar menatap foto Anna Ricardo dengan pandangan marah. Sepertinya, Anna akan segera mendapat masalah besar.“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
Mati adalah satu hal yang Sarah Wilson pikirkan. Saat ini, di bar paling terkenal di wilayah Glimmerbrook, Sarah berusaha melupakan keinginannya untuk mati. Dia menghibur diri dengan menghabiskan malam bersama sepupu tiri dan teman-temannya. Mereka menikmati pesta malam itu dengan kegembiraan yang tidak berkesudahan. Sarah bahkan menghabiskan beberapa gelas anggur termahal yang ada di bar tersebut. “Dasar orangtua tidak bertanggung jawab! Bukannya hidup malah meninggal!” cibir Sarah, dia menenguk segelas anggur sampai habis. Tangannya meletakkan gelas dengan hentakkan kuat. Tiga bulan yang lalu, kecelakaan tragis membuat orangtuanya meninggal dunia. Sarah terus menyalahkan dirinya sendiri, dan mengurung diri selama beberapa minggu.Sarah menyesal karena membiarkan ayah dan ibunya pergi keluar kota. Saat itu, dia mendengar ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapi, sebelum sampai di bandara, mobil yang dinaiki oleh orangtuanya tertabrak truk dengan muatan besar. Kecelakaan i
Satu bulan berlalu, Sarah berada di sebuah apartemen sederhana yang ada di pinggiran Glimmerbrook. Dia hidup dengan mengandalkan uang yang tersisa di dompetnya. Sarah sama sekali tidak menggunakan cek berisi seratus juta dolar yang dia temukan sewaktu di hotel. Baginya, uang itu adalah penghinaan karena dia bukan seorang pelacur. Sarah menatap layar laptopnya dengan wajah putus asa. Sudah lima belas lamaran pekerjaan yang dia kirim ke berbagai perusahaan, tetapi semuanya ditolak. Sarah sangat membutuhkan uang, jadi dia harus mendapatkan pekerjaan apapun. Sarah kembali mencari informasi, di saat-saat itu, dia melihat sebuah lowongan pekerjaan yang dibuka secara besar-besaran. Tetapi, mereka menginginkan pendaftaran secara langsung. Hari berikutnya, Sarah sudah berdesakan antrean bersama para calon karyawan yang menginginkan pekerjaan. Tidak dia sangka, sebuah suara yang familier menyapanya. “Hei, Sarah? Kamu ikut pembukaan karyawan di perusahaan ini?” Anna berdiri di depannya denga
“Mom, kamu harus bekerja hari ini.” Isabella mencium mata Sarah dengan lembut, gadis itu juga merapikan beberapa rambut yang menghalangi wajah cantik Sarah. Perlakuan yang sangat manis. Sarah bangun dari tidurnya, ternyata dia tidur di depan televisi semalam. Sarah sangat lelah karena harus menyelesaikan desain gambarnya, jadi dia tidak sempat ke kamar dan justru tertidur di sofa. “Baiklah. Aku akan membersihkan diri.”“Kak Basty sedang menyiapkan sarapan, aku sudah bilang mau membantunya. Tetapi, dia melarangku dan justru mengataiku karena aku sangat ceroboh saat di dapur.” Isabella cemberut, dia benci saat Sebastian meragukan kemampuannya, walaupun memang benar beberapa kali dia berbuat ulah di dapur. Dia sempat menggosongkan roti dan menumpahkan susu, jadi Sebastian tidak percaya padanya. Sarah menggedong Isabella dan menangkup wajahnya, dengan wajah penuh keteduhan, dia berusaha membujuk putrinya. “Kakakmu sudah paham, jadi biarkan saja dia di dapur. Aku akan mengajarimu la
William tidak bisa berhenti memikirkan seorang wanita dan dua anak yang dia temui di bandara. Ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin mengklaim bahwa anak itu adalah anaknya sendiri, fitur wajah dan sikap dari dua anak itu persis seperti dirinya. “Sial! Kenapa aku tidak berhenti memikirkannya.” William terus menggerutu, dia sampai tidak bisa tidur dan memilih mabuk dengan berbagai minuman anggur yang dia miliki di rumahnya. Keesokan hari, William mendapat telepon dari wanita yang akan menjadi tunangannya. Dia menatap ponselnya yang berkedip-kedip beberapa kali. Ada beberapa pesan yang tidak dia buka dari tadi malam. Ting! William, kamu akan ke perusahaanku sekarang kan? Aku sudah menyiapkan penyambutan istimewa untukmu! Selamat bertemu nanti, sayang!Wiiliam mengabaikan semua pesan itu. Pikirannya justru dipenuhi oleh dua wajah lucu yang ditemuinya kemarin. Anak-anak itu benar-benar menyita seluruh perhatiannya. Di tempat yang lain, Sarah sedang mempersiapkan sarapan un