“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia.
Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima belas menit kemudian, Sarah dan seluruh anggota yang berpartisipasi dalam acara fashion terbesar itu mulai meeting. Sarah merasa ada sepasang mata tajam yang terus memperhatikannya. Anna, keluar dari ruangan meeting dengan perasaan kesal. Dia tidak tahu kalau wanita murahan seperti Sarah mampu menghadiri acara bergengsi seperti itu. Sepertinya, dia melewatkan banyak hal. Anna mengambil ponsel, lalu menghubungi seseorang. “Kumpulkan seluruh informasi tentang Sarah Wilson. Aku mau besok pagi sudah ada di ruang kerjaku!” “Aku yakin akan mendapat kejutan di sana!” Anna menyungingkan senyuman licik. Dia tidak akan membiarkan Sarah mengambil peran dalam acara fashion itu. … “Nyonya, ini informasi yang Anda inginkan.” Seorang pengawal datang menemui Anna di ruang kerjanya, dia menyerahkan amplop berwarna coklat. Anna membuka dan meneliti semua informasi mengenai Sarah Wilson. Dia terkejut ketika menemukan salah satu tulisan yang mengatakan bahwa Sarah telah memiliki anak kembar. “Aku tahu kamu akan hancur sekali lagi, Sarah Wilson.” Begitu banyak rencana yang akan Anna buat untuk menghancurkan hidup Sarah Wilson. Dia sudah menderita bertahun-tahun karena keluarga Wilson mengambil seluruh harta keluarganya. Mereka membuat ayah dan ibunya jatuh miskin, maka dia harus berbuat yang sama yaitu menjatuhkan karir Sarah. Telepon yang tadi berdering kini terdengar suara seseorang, “Willy, Sayang. Aku ada urusan sebentar, aku akan mengajakmu makan hari ini. Tolong luangkan waktu, ya.” Anna akan merayakan kehancuran Sarah bersama William. Anna menyuruh sopir untuk mengantarnya ke alamat tempat tinggal Sarah. Dengan berbaik hati, dia akan bertemu dengan keponakan tirinya. Anna tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Sarah ketika tahu bahwa dia akan datang. Di depan apartemen yang mewah, Anna memecet bel dua kali. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan keponakannya. Sebenarnya, dia tidak tahan untuk menghina Sarah. Ketika pintu apartemen terbuka, Anna melihat Sarah baru saja selesai mandi. “Hai, Sarah!” dia langsung masuk dan menabrak tubuh Sarah. “Di mana keponakanku itu?” Anna melihat ada dua orang anak yang sedang menonton televisi. Mereka terlihat sangat menikmati sarapan yang ada di depannya. “Wahh … ternyata mereka sudah besar.” “Apa yang kamu lakukan di sini?!” Wajah Sarah berubah merah. Dia marah karena Anna tiba-tiba datang dan menerobos masuk ke dalam apartemennya. Sebastian dan Isabella menoleh ketika ada keributan. Mereka tidak tahu kalau kedatangan tamu asing yang tidak pernah mereka temui. Anehnya, Anna justru mengenal mereka bahkan mengetahui namanya. Anna terkejut ketika melihat anak kembar Sarah. Wajah keduanya sangat mirip dengan tunangannya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Kedatangan Anna membuat amarah Sarah naik. Dia dengan kasar mengusir wanita itu. Tidak pernah dia sangka bahwa Anna akan berbuat sejauh itu dengan mencari informasi tentang dirinya dan anak-anaknya. Sarah duduk dengan napas memburu, dia tidak mau Anna melakukan hal buruk kepada keluarga kecilnya. Sepertinya, sudah saatnya dia menyewa pengawal untuk kebaikan Sebastian dan Isabella. “Mom, siapa sebenarnya wanita itu?” Isabella bertanya dengan hati-hati, dia tidak ingin Sarah kembali marah seperti yang dilihatnya tadi. Sarah memaksa senyumnya, menjawab dengan lembut. “Dia hanya wanita gila, biarkan saja.” Sore harinya, untuk melupakan kejadian yang tidak mengenakkan itu, Sarah mengajak Sebastian dan Isabella makan di luar. Mereka mengunjungi restoran berbintang yang ada di wilayah Glimmerbrook. Hal yang Sarah tidak tahu adalah kedatangan mereka bertepatan dengan kedatangan William yang baru saja selesai meeting. Secara tidak sengaja, kejadian di bandara kembali berulang. “Hei, bukankah kamu pria bodoh yang tidak mau minta maaf?” Isabella menatap William dengan wajah tidak suka. William hanya diam memperhatikan dua anak lucu yang tiba-tiba menabraknya. Dia juga menyuruh beberapa pengawalnya untuk tidak mengatakan apapun. “Isabel, Mom, sudah menunggu kita. Ayo kita pergi,” ajak Sebastian dengan menarik tangan Isabella. Dia mengabaikan keberadaan William yang berdiri di depannya. Fokusnya hanya kepada Sarah yang tadi menyuruhnya untuk menunggu. “Kalian menabrakku hari ini, jadi harus minta maaf.” Isabella dan Sebastian mendongak ke atas. Pria itu terlihat sangat tinggi. “Aku minta maaf.” Sebastian meminta maaf dengan singkat, dia membungkukkan tubuhnya lalu menarik Isabella untuk segera pergi. William menatap punggung anak-anak itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Sepertinya, malam ini dia akan kembali terjaga seperti malam pertemuan mereka sebelumnya. Ketika malam tiba, Sebastian dan Isabella masih terjaga. Mereka sedang mendiskusikan sesuatu. “Kak, wanita yang datang secara tiba-tiba dan laki-laki yang kita temui tadi bukankah tidak asing?” Isabella mengelus boneka kelincinya. Dia memikirkan wajah ibunya yang terlihat sangat kesal tadi. Di depan komputer, Sebastian tengah mengulik informasi seseorang. “Mereka hanya sekumpulan badut yang tidak penting, tetapi sering muncul di televisi.” Dia menunjukkan hasil temuannya kepada Isabella, “lihatlah, mereka akan bertunangan.” Isabella melompat dari tempat tidurnya, dan bergabung dengan Sebastian. Dia melengkungkan sebuah senyuman. “ohh … sepertinya aku butuh informasi tambahan. Aku merasa Mom sangat kesal pada wanita itu.” Sebastian membiarkan adiknya mengambil alih tempat duduknya, kini dia berdiri di samping Isabella dengan mata yang fokus pada layar komputer. Untuk urusan mencari informasi, Isabella adalah ahlinya. Adiknya secara khusus memiliki kemampuan tinggi di bidang itu. Guru privat mereka mengatakan bahwa Isabella bisa saja menjadi seorang peretas di kemudian hari. Setelah beberapa waktu, mereka menemukan fakta mengejutkan. “Kak, wanita itu adalah saudara tiri Mom. Dia sangat jahat pada, Mom!” “Perusahaan yang mereka miliki sebenarnya milik Mom!” Si kembar menatap foto Anna Ricardo dengan pandangan marah. Sepertinya, Anna akan segera mendapat masalah besar.“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
Sebastian memandang Isabella, adiknya memberi tahu lewat isyarat agar Sebastian yang menjelaskan. “Kami bukan anak kecil lagi, Mom. Aku akan tahu kalau kamu berada dalam bahaya.”Sarah merasa hatinya menghangat, anak laki-lakinya sudah tumbuh semakin dewasa. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melewatkan kebersamaan kita.” “No, problem, Mom. Kamu sudah bekerja keras selama ini.” Sarah memeluk Sebastian dengan erat. Dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan perilaku anak-anaknya. “Jangan khawatir, Mom, aku dan Isabella akan menjaga kamu.”Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih mempertanyakan ucapan Sebastian yang akan menjaganya. Anak berusia lima tahun mana mungkin benar-benar memahami apa arti kata ‘menjaga’. Namun, setidaknya Sarah harus bersyukur karena masalah hari ini telah selesai. “Mom, aku dan kakak sangat menyayangimu. Kalau ada orang yang berniat jahat, maka aku dan
Seperti biasa, pada pagi hari, Sarah akan bangun lebih awal. Dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anaknya. Dia sangat mahir memasak, bahkan Sebastian dan Isabella sampai tidak begitu menyukai makanan luar karena terbiasa dengan masakannya. “Mommy, kamu sudah bangun?” Sebastian datang dengan tangan yang masih mengucek matanya. Sesekali dia menguap karena kantuk. Laki-laki kecil itu duduk di kursi, memandang ibunya memasak. “Mom, kamu akan berangkat bekerja?” wajah Sebastian terlihat tidak suka. Sarah memberikan morning kiss di pipi kanan Sebastian. Dia lalu menjawab, “Yes, Honey. Pekerjaanku sedang hetic, dan sepertinya aku akan lembur.”Sebastian menghela napasnya panjang. Ada kekecewaan di matanya, “Mom, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, hasil modelingku sudah sangat cukup untuk hidup.”Ketika di Statehill, Sebastian memang sangat terkenal di dunia modeling anak-anak. Bukan karena wajahnya yang sangat tampan, tetapi gayanya juga menarik. Banyak yang mengata
William meremas ponselnya dengan kesal. Perasaannya sangat marah sampai-sampai dia membuang beberapa dokumen di mejanya. Selama menjadi seorang pria dewasa tidak ada satu pun orang yang mampu untuk mempermainkannya, tetapi kejadian ini sungguh di luar nalar. Anak itu … William menangkan diri. Ketika dia berhasil melakukannya, dia berencana untuk memberi tahu Sarah mengenai perilaku Sebastian Wilson. Dia akan melihat sendiri bagaimana Nyonya Wilson murka. Senyuman di bibir William sudah menjelaskan semuanya. Tetapi, langkahnya berhenti di depan ruangan. Dia kembali berpikir, jika dia memberitahu Sarah, maka anak itu pasti akan kembali bermain-main dengannya. Setelah mempertimbangkan risikonya, William masuk ke ruangan dan duduk di kursi.Dia mengarahkan kursinya ke arah jendela. William sungguh penasaran, bagaimana mungkin seorang anak berusia lima tahun berani mengancamnya. Apa yang akan anak itu lakukan berikutnya? Benarkah mereka akan melakukan hal yang lebih berbahaya? …
William meremas ponselnya dengan kesal. Perasaannya sangat marah sampai-sampai dia membuang beberapa dokumen di mejanya. Selama menjadi seorang pria dewasa tidak ada satu pun orang yang mampu untuk mempermainkannya, tetapi kejadian ini sungguh di luar nalar. Anak itu … William menangkan diri. Ketika dia berhasil melakukannya, dia berencana untuk memberi tahu Sarah mengenai perilaku Sebastian Wilson. Dia akan melihat sendiri bagaimana Nyonya Wilson murka. Senyuman di bibir William sudah menjelaskan semuanya. Tetapi, langkahnya berhenti di depan ruangan. Dia kembali berpikir, jika dia memberitahu Sarah, maka anak itu pasti akan kembali bermain-main dengannya. Setelah mempertimbangkan risikonya, William masuk ke ruangan dan duduk di kursi.Dia mengarahkan kursinya ke arah jendela. William sungguh penasaran, bagaimana mungkin seorang anak berusia lima tahun berani mengancamnya. Apa yang akan anak itu lakukan berikutnya? Benarkah mereka akan melakukan hal yang lebih berbahaya? …
Seperti biasa, pada pagi hari, Sarah akan bangun lebih awal. Dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anaknya. Dia sangat mahir memasak, bahkan Sebastian dan Isabella sampai tidak begitu menyukai makanan luar karena terbiasa dengan masakannya. “Mommy, kamu sudah bangun?” Sebastian datang dengan tangan yang masih mengucek matanya. Sesekali dia menguap karena kantuk. Laki-laki kecil itu duduk di kursi, memandang ibunya memasak. “Mom, kamu akan berangkat bekerja?” wajah Sebastian terlihat tidak suka. Sarah memberikan morning kiss di pipi kanan Sebastian. Dia lalu menjawab, “Yes, Honey. Pekerjaanku sedang hetic, dan sepertinya aku akan lembur.”Sebastian menghela napasnya panjang. Ada kekecewaan di matanya, “Mom, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, hasil modelingku sudah sangat cukup untuk hidup.”Ketika di Statehill, Sebastian memang sangat terkenal di dunia modeling anak-anak. Bukan karena wajahnya yang sangat tampan, tetapi gayanya juga menarik. Banyak yang mengata
Sebastian memandang Isabella, adiknya memberi tahu lewat isyarat agar Sebastian yang menjelaskan. “Kami bukan anak kecil lagi, Mom. Aku akan tahu kalau kamu berada dalam bahaya.”Sarah merasa hatinya menghangat, anak laki-lakinya sudah tumbuh semakin dewasa. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melewatkan kebersamaan kita.” “No, problem, Mom. Kamu sudah bekerja keras selama ini.” Sarah memeluk Sebastian dengan erat. Dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan perilaku anak-anaknya. “Jangan khawatir, Mom, aku dan Isabella akan menjaga kamu.”Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih mempertanyakan ucapan Sebastian yang akan menjaganya. Anak berusia lima tahun mana mungkin benar-benar memahami apa arti kata ‘menjaga’. Namun, setidaknya Sarah harus bersyukur karena masalah hari ini telah selesai. “Mom, aku dan kakak sangat menyayangimu. Kalau ada orang yang berniat jahat, maka aku dan
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia. Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima