William tidak bisa berhenti memikirkan seorang wanita dan dua anak yang dia temui di bandara. Ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin mengklaim bahwa anak itu adalah anaknya sendiri, fitur wajah dan sikap dari dua anak itu persis seperti dirinya.
“Sial! Kenapa aku tidak berhenti memikirkannya.” William terus menggerutu, dia sampai tidak bisa tidur dan memilih mabuk dengan berbagai minuman anggur yang dia miliki di rumahnya. Keesokan hari, William mendapat telepon dari wanita yang akan menjadi tunangannya. Dia menatap ponselnya yang berkedip-kedip beberapa kali. Ada beberapa pesan yang tidak dia buka dari tadi malam. Ting! William, kamu akan ke perusahaanku sekarang kan? Aku sudah menyiapkan penyambutan istimewa untukmu! Selamat bertemu nanti, sayang! Wiiliam mengabaikan semua pesan itu. Pikirannya justru dipenuhi oleh dua wajah lucu yang ditemuinya kemarin. Anak-anak itu benar-benar menyita seluruh perhatiannya. Di tempat yang lain, Sarah sedang mempersiapkan sarapan untuk dua orang anaknya. Dia mengenakan apron berwarna hitam, dan rambut yang dicepol asal, membuatnya tampak cantik meskipun dengan penampilan sederhana. “Mom, bagaimana dengan sekolahku dan Isabel?” Sebastian memandang Sarah dengan wajah serius, dia tidak mau hanya berdiam diri di apartemen. Meskipun tempat itu juga tidak terlalu buruk, karena Sarah membeli apartemen yang cukup mewah. Sarah meletakkan apronnya, menggeser kursi lalu duduk di depan Sebastian dan Isabel. “Aku akan mencarikan kalian guru privat yang bagus. Sekarang, nikmati dulu waktu kalian untuk beristirahat.” Isabella menggeleng, “Mom, aku akan mati bosan kalau kamu mencarikannya terlalu lama.” Sebastian juga menyetujui ucapan Isabella. Selama ini, dia dan adiknya tidak suka menganggur atau hanya bermain-main. Mereka akan melakukan kesibukan yang lebih bermanfaat, seperti saat di Statehill, ketika Sarah pergi bekerja dan hari itu adalah hari liburnya maka dia dan Isabella akan merawat tanaman atau menjaga anjing tetangga. Sarah bahkan kagum dengan sikap anak-anaknya, dibandingkan anak seusianya, Sebastian dan Isabella memiliki pemikiran yang lebih dewasa. “Baiklah. Aku akan mengatur semuanya setelah bekerja nanti, aku juga akan mencarikan tempat untuk modeling.” Satu jam kemudian, Sarah berangkat bekerja. Dia berpesan agar kedua anaknya tidak menyusahkan tetangga atau petugas apartemen. Perjalanan ke perusahaan terasa lebih panjang, Sarah melewatkan satu hal yang sangat penting. Tempat utama diselenggarakannya acara fashion terbesar itu adalah perusahaan di bawah pimpinan keluarga Ricardo. Sarah mengecek berkas acara tersebut tadi malam, dan dia syok. Enam tahun Sarah menyembunyikan diri, pada akhirnya dia harus kembali berurusan dengan keluarga itu. Tipu muslihat dan keserakahan keluarga Ricardo membuatnya muak. Dia benar-benar jijik hanya karena melihat keluarga itu. Jari tangan Sarah memegang erat kemudi mobil, seluruh emosinya menumpuk seperti gelombang tsunami yang siap menghancurkan apapun. Kenangan pahit yang dia rasakan sebelumnya adalah hal yang sangat dia sesali. Seharusnya, dia tidak pernah menerima keluarga Ricardo. Dengan begitu, hidupnya pasti akan lebih tenang dan bahagia. Di lobi perusahaan, Sarah menegakkan punggungnya. Dia sudah memperingatkan dirinya sendiri agar tidak terlihat lemah di depan keluarga Ricardo. Sekarang, Sarah adalah wanita tegas dan tidak mudah dipatahkan. Jadi, dia akan membuktikan bahwa tanpa bantuan apapun dari keluarga Ricardo, dia mampu berdiri dengan gagah. Sarah bertanya kepada resepsionis, “Permisi, saya mau tanya, di mana tempat meeting untuk acara fashion terbesar yang diadakan di perusahaan ini?” Cloe, sang resepsionis menatap Sarah dengan pandangan menyelidik. “Anda siapa?” Ketika Sarah ingin menjawab, satu suara yang sudah dia hapal menyapanya dengan nada tidak suka sekaligus terkejut. “SARAH! KAMU BENERAN SARAH KAN?!” Anna mendekat diikuti oleh beberapa orang bawahannya. Sarah enggan menjawab, jadi dia tetap menunggu Cloe. Dia bertanya dengan suara yang lebih keras, “di mana ruangannya?!” “Ah, maaf. Anda naik lift ke lantai paling atas. Di sana ada ruangan besar yang akan menjadi tempat meeting acara tersebut.” Cloe menunduk, dia takut kalau Anna akan memarahinya karena membiarkan tamu menunggu lama. Namun, perkiraan Cloe salah besar. Sarah mengangguk, dan tetap mengabaikan keberadaan Anna. Dia berniat ingin pergi, tetapi Anna justru menghentikannya dengan sarkas. “Hei, mentang-mentang enam tahun sudah menghilang gitu aja. Kamu jadi lupa siapa yang bicara sama kamu!” Anna menarik tangan Sarah. “Aku tahu kamu itu Sarah! Dasar pengecut!” “Ada hal yang lebih penting yang harus aku urus sekarang.” Sarah bicara dengan tenang, emosinya tertata dengan baik. “Sarah, aku dengar-dengar kamu hamil anak para pria itu, ya? Wahh … kejutan yang sangat luar biasa. Pasti orangtua kamu sangat kecewa kalau anaknya sudah menjadi wanita pelacur!” Satu tamparan keras mendarat di pipi Anna, Sarah menatap nyalang ke arah wanita itu. Tatapannya menggelap, emosi yang sejak tadi dia tahan akhirnya keluar. “Jangan memfitnahku dengan mulut busukmu itu! Aku tahu semuanya, kamu adalah orang yang paling menginginkan kesengsaraanku!” Anna memegang pipinya yang merah, berjejak tangan Sarah yang menamparnya. Dia tidak kalah bengis, dan kembali menjelekkan Sarah. “Wanita murahan sepertimu tidak layak hidup! Keluarga Wilson sangat tidak beruntung!” Sarah mengangkat tangannya dan hampir menampar Anna lagi, tetapi tangannya tertahan di udara. Dia menoleh, melihat seorang pria yang mengenakan stelan hitam. Pria itu berdiri sangat tenang, wajahnya datar tanpa emosi apapun, dia menatap Sarah dengan begitu dalam. Seperti lautan biru yang ternyata menyimpan sejuta bahaya. “Sayang, beruntung kamu di sini.” Anna langsung menggandeng pria itu dan menatap Sarah dengan pandangan benci. “Sayang, lihat wanita murahan ini, dia menamparku tadi membuat pipiku sangat sakit,” ucapannya sangat manja. Pria itu adalah William Blackwood, calon tunangan Anna Ricardo yang sebentar lagi akan melangsungkan pesta pertunangan. Pasangan itu menjadi trending topik di Glimmerbrook selama beberapa waktu. Banyak wanita yang iri kepada Anna karena mendapatkan sosok laki-laki sempurna. Billionaire yang kekayaannya mungkin tidak akan pernah habis sampai tujuh turunan. William menatap pipi kanan Anna yang masih merah, dia lalu berkata dengan suara dingin. “Apa yang Anda lakukan di sini?” Sarah memposisikan tubuhnya, keangkuhan sekaligus keanggunannya membuat beberapa pengawal William menarik napas dalam-dalam. “Aku tamu untuk acara fashion terbesar itu,” jawabnya singkat. “MANA MUNGKIN KAMU SEORANG TAMU! Sarah, aku peringatkan agar kamu tahu posisimu. Kamu adalah wanita murahan, dan tidak memiliki apapun.” Anna merasa kasihan kepada Sarah, karena hidupnya yang sudah hancur, dia berani berbohong dengan memalsukan statusnya. Lagipula, tidak mungkin Sarah menjadi tamu di acara mewah itu. Anna menyenderkan kepalanya di bahu William, “lihatlah Willy, Sayang. Aku sangat kasihan padanya. Lebih baik kamu usir saja dia.” “Anda bisa membuktikan kalau anda benar-benar tamu di sini?” sebuah pertanyaan dari William terasa menyudutkan Sarah. “Semua tamu yang berpartisipasi dalam acara itu memiliki sebuah kartu undangan dan tanda anggota. Kamu bisa memperlihatkan salah satunya.” Wajah Sarah berubah, dia tersinggung karena harus repot-repot memperlihatkan barang yang sangat tidak penting itu. “Aku hanya ingin hadir dalam meeting yang harusnya dilaksanakan seperempat jam lagi. Tapi, kalian justru mengacaukan jadwal itu. Aku tidak punya waktu!” William menyatukan alisnya. Darimana wanita itu tahu kalau meeting acara fashion terbesar akan diadakan seperempat jam lagi?“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia. Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima
“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
Sebastian memandang Isabella, adiknya memberi tahu lewat isyarat agar Sebastian yang menjelaskan. “Kami bukan anak kecil lagi, Mom. Aku akan tahu kalau kamu berada dalam bahaya.”Sarah merasa hatinya menghangat, anak laki-lakinya sudah tumbuh semakin dewasa. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melewatkan kebersamaan kita.” “No, problem, Mom. Kamu sudah bekerja keras selama ini.” Sarah memeluk Sebastian dengan erat. Dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan perilaku anak-anaknya. “Jangan khawatir, Mom, aku dan Isabella akan menjaga kamu.”Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih mempertanyakan ucapan Sebastian yang akan menjaganya. Anak berusia lima tahun mana mungkin benar-benar memahami apa arti kata ‘menjaga’. Namun, setidaknya Sarah harus bersyukur karena masalah hari ini telah selesai. “Mom, aku dan kakak sangat menyayangimu. Kalau ada orang yang berniat jahat, maka aku dan
Seperti biasa, pada pagi hari, Sarah akan bangun lebih awal. Dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anaknya. Dia sangat mahir memasak, bahkan Sebastian dan Isabella sampai tidak begitu menyukai makanan luar karena terbiasa dengan masakannya. “Mommy, kamu sudah bangun?” Sebastian datang dengan tangan yang masih mengucek matanya. Sesekali dia menguap karena kantuk. Laki-laki kecil itu duduk di kursi, memandang ibunya memasak. “Mom, kamu akan berangkat bekerja?” wajah Sebastian terlihat tidak suka. Sarah memberikan morning kiss di pipi kanan Sebastian. Dia lalu menjawab, “Yes, Honey. Pekerjaanku sedang hetic, dan sepertinya aku akan lembur.”Sebastian menghela napasnya panjang. Ada kekecewaan di matanya, “Mom, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, hasil modelingku sudah sangat cukup untuk hidup.”Ketika di Statehill, Sebastian memang sangat terkenal di dunia modeling anak-anak. Bukan karena wajahnya yang sangat tampan, tetapi gayanya juga menarik. Banyak yang mengata
William meremas ponselnya dengan kesal. Perasaannya sangat marah sampai-sampai dia membuang beberapa dokumen di mejanya. Selama menjadi seorang pria dewasa tidak ada satu pun orang yang mampu untuk mempermainkannya, tetapi kejadian ini sungguh di luar nalar. Anak itu … William menangkan diri. Ketika dia berhasil melakukannya, dia berencana untuk memberi tahu Sarah mengenai perilaku Sebastian Wilson. Dia akan melihat sendiri bagaimana Nyonya Wilson murka. Senyuman di bibir William sudah menjelaskan semuanya. Tetapi, langkahnya berhenti di depan ruangan. Dia kembali berpikir, jika dia memberitahu Sarah, maka anak itu pasti akan kembali bermain-main dengannya. Setelah mempertimbangkan risikonya, William masuk ke ruangan dan duduk di kursi.Dia mengarahkan kursinya ke arah jendela. William sungguh penasaran, bagaimana mungkin seorang anak berusia lima tahun berani mengancamnya. Apa yang akan anak itu lakukan berikutnya? Benarkah mereka akan melakukan hal yang lebih berbahaya? …
Seperti biasa, pada pagi hari, Sarah akan bangun lebih awal. Dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anaknya. Dia sangat mahir memasak, bahkan Sebastian dan Isabella sampai tidak begitu menyukai makanan luar karena terbiasa dengan masakannya. “Mommy, kamu sudah bangun?” Sebastian datang dengan tangan yang masih mengucek matanya. Sesekali dia menguap karena kantuk. Laki-laki kecil itu duduk di kursi, memandang ibunya memasak. “Mom, kamu akan berangkat bekerja?” wajah Sebastian terlihat tidak suka. Sarah memberikan morning kiss di pipi kanan Sebastian. Dia lalu menjawab, “Yes, Honey. Pekerjaanku sedang hetic, dan sepertinya aku akan lembur.”Sebastian menghela napasnya panjang. Ada kekecewaan di matanya, “Mom, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, hasil modelingku sudah sangat cukup untuk hidup.”Ketika di Statehill, Sebastian memang sangat terkenal di dunia modeling anak-anak. Bukan karena wajahnya yang sangat tampan, tetapi gayanya juga menarik. Banyak yang mengata
Sebastian memandang Isabella, adiknya memberi tahu lewat isyarat agar Sebastian yang menjelaskan. “Kami bukan anak kecil lagi, Mom. Aku akan tahu kalau kamu berada dalam bahaya.”Sarah merasa hatinya menghangat, anak laki-lakinya sudah tumbuh semakin dewasa. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melewatkan kebersamaan kita.” “No, problem, Mom. Kamu sudah bekerja keras selama ini.” Sarah memeluk Sebastian dengan erat. Dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan perilaku anak-anaknya. “Jangan khawatir, Mom, aku dan Isabella akan menjaga kamu.”Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih mempertanyakan ucapan Sebastian yang akan menjaganya. Anak berusia lima tahun mana mungkin benar-benar memahami apa arti kata ‘menjaga’. Namun, setidaknya Sarah harus bersyukur karena masalah hari ini telah selesai. “Mom, aku dan kakak sangat menyayangimu. Kalau ada orang yang berniat jahat, maka aku dan
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia. Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima