Satu bulan berlalu, Sarah berada di sebuah apartemen sederhana yang ada di pinggiran Glimmerbrook. Dia hidup dengan mengandalkan uang yang tersisa di dompetnya. Sarah sama sekali tidak menggunakan cek berisi seratus juta dolar yang dia temukan sewaktu di hotel. Baginya, uang itu adalah penghinaan karena dia bukan seorang pelacur.
Sarah menatap layar laptopnya dengan wajah putus asa. Sudah lima belas lamaran pekerjaan yang dia kirim ke berbagai perusahaan, tetapi semuanya ditolak. Sarah sangat membutuhkan uang, jadi dia harus mendapatkan pekerjaan apapun. Sarah kembali mencari informasi, di saat-saat itu, dia melihat sebuah lowongan pekerjaan yang dibuka secara besar-besaran. Tetapi, mereka menginginkan pendaftaran secara langsung. Hari berikutnya, Sarah sudah berdesakan antrean bersama para calon karyawan yang menginginkan pekerjaan. Tidak dia sangka, sebuah suara yang familier menyapanya. “Hei, Sarah? Kamu ikut pembukaan karyawan di perusahaan ini?” Anna berdiri di depannya dengan anggun dan pakaian mewah. Dia terlihat sangat berkelas dan cantik. “Aku tidak menyangka kamu menjadi orang rendahan!” “Aku membutuhkan pekerjaan ini!” Sarah tidak sedikitpun menatap Anna, dia sangat muak dengan orang hiprokrit. Anna mendekati Sarah dan tersenyum riang, “Benarkah? Sebenarnya, perusahaan ini adalah cabang perusahaan besar yang ayah dan ibuku berikan kepadaku. Mereka ingin aku mengelolanya. Emmm … setelah dipikir-pikir aku bisa saja merekrutmu.” “Kalau begitu, aku tidak jadi mendaftar!” “Heh! Jangan sombong, ya! Mentang-mentang dulu jadi tuan putri, sekarang masih bersikap seperti itu. Ingat kamu sudah kotor, Sarah! Tidak ada yang mau menerima kamu di mana pun karena semua perusahaan sudah aku tugaskan untuk tidak menerima wanita rusak seperti kamu!” Anna berkata dengan berapi-api. Sejak dulu, dia memang tidak suka dengan Sarah, sikap baiknya hanya ditunjukkan di depan Sarah karena dia harus mengambil hati wanita licik itu. “Semua cara kotormu yang sangat tidak adil pasti akan aku balas!” Sarah pergi dengan emosi yang menguasai hatinya. Dia ingin sekali menyerang Anna, tetapi dia juga paham mengenai risikonya. Anna pasti akan menjebloskannya ke penjara. Anna sudah keterlaluan, kenyataan bahwa dialah pelaku dari insiden di bar dan juga memfitnah dirinya di hadapan paman dan bibirnya sangat busuk. Anna adalah orang yang sama yang menyewa seorang tukang foto di bar itu, yang membuatnya terusir dari rumahnya sendiri. Dia benar-benar wanita kejam. Sarah duduk di sebuah kursi taman, tubuhnya sangat lemas dan dia merasa pusing. Sudah beberapa hari yang lalu, Sarah merasa aneh dengan tubuhnya. Dia jadi suka muntah dan merasa tidak enak badan. Untuk mengetahui kondisinya, Sarah memutuskan untuk pergi ke sebuah klinik kecil yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dia berharap, ini hanya masuk angin biasa, tetapi seorang dokter berwajah cantik menjelaskan hal yang sangat besar terjadi padanya. Sarah hamil. Dia termenung lama, Sarah tidak tahu bahwa hubungan semalam itu bisa membuatnya hamil. Sarah pulang dalam keadaan syok. Hidupnya benar-benar sia-sia. Dia sudah mengalami banyak keadaan sulit, dan sekarang ada seorang bayi di dalam perutnya. Dia bahkan tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Sarah hanya mengingat laki-laki di bar itu dari setelan pakaian dan bau parfum cendana. Dengan wajah sedih dan kecewa, Sarah mengeluarkan lembaran cek yang very crumpled. Keputusan besar ada dalam dirinya, memilih memakai cek itu dan secara tidak langsung dia adalah seorang pelacur atau dia tetap dengan pendiriannya sebelumnya, bahwa dia tidak akan memakai cek tersebut sampai mati. Masalahnya, Sarah tidak lagi sendirian, dia juga harus memikirkan bayi di kandungannya. Sarah meminum obat yang diberikan dokter dari klinik, hari itu juga dia memilih untuk menemukan hidupnya sendiri. Lagi pula dia juga harus merebut seluruh harta keluarga Wilson yang dikuasai keluarga Ricardo. Maka, Sarah akan membuat keputusan besar. “Pilihan ini bukan berarti aku seorang pelacur, melainkan seorang ibu yang harus menjaga anaknya.” Penerbangan yang dilakukan Sarah sampai di Statehill sekitar 10 jam. Sarah menggunakan ponselnya dan membeli sebuah apartemen yang lebih layak. Sesuai keadaannya sekarang, Sarah akan memanfaatkan seluruh uang yang ada di cek tersebut dengan baik. Dengan uang tersebut dia akan merawat anak-anaknya dan membangun sebuah bisnis. Tekad Sarah sangatlah besar, dia bekerja keras untuk menjadi seorang desainer pakaian. Dulu, dia sangat suka merancang berbagai macam gaun. Sarah juga dipuji oleh ayah dan ibunya karena pandai menggambar. Hal itulah yang membuat Sarah bercita-cita menjadi seorang fashion designer. Di suatu sore, Sarah hampir melompat kegirangan karena mendapatkan sebuah pesan yang berisi bahwa salah satu perusahaan terkenal di Statehill mengundangnya untuk bekerja sama. Mulai dari kerja sama itu, sedikit demi sedikit nama Sarah Wilson menjadi berita utama di Statehill. Enam tahun kemudian … Sarah sedang merancang gambar sebuah gaun yang akan digunakan untuk musim semi. Di waktu-waktu itu akan ada acara besar yang memperkenalkan seluruh fashion designer terkemuka dari berbagai belahan dunia. Mereka akan menunjukkan keterampilan, kreatifitas, dan kemampuan mereka di bidang fashion melalui mahakarya yang tak terlupakan. “Mom, kamu sedang sibuk?” seorang gadis imut dengan bando rusa di kepalanya mendekat dan menyodorkan botol susu. “Aku harus minum susu, atau aku akan menjadi anak yang bodoh!” bibirnya manyun, dan membuatnya tampak manis. Di belakang gadis imut itu, seorang anak laki-laki berkata, “kamu kan sudah besar, bisa membuat susu sendiri!” Sebastian Wilson mengejeknya dengan wajah yang dibuat jelek. “Mom! Basty sangat menjengkelkan!” Isabella Wilson menyilangkan tangannya. Dia marah kepada kakak laki-lakinya. Sarah meletakkan pena gambarnya dan mencium kedua anak-anaknya dengan gemas. Beberapa tahun yang lalu, Sebastian dan Isabella lahir. Mereka berdua ternyata kembar tak identik. Meskipun sulit untuk merawat dua orang anak, tetapi Sarah berhasil melakukannya. Dia bahkan tidak sadar bahwa pertumbuhan anak-anaknya begitu cepat. Sebastian Wilson dan Isabella Wilson menjadi dua orang anak yang sangat manis dan lucu. Selain itu, hal yang membuat Sarah tercengang adalah mengenai bakat dari kedua anaknya. Sebastian, seorang kakak laki-laki menjadi model sekaligus atlet renang yang sudah banyak memenangkan kompetisi. Sedangkan, adik perempuannya, Isabella, memiliki kecerdasan yang luar biasa. Gadis itu mampu menghafal beberapa kode rumit di pemrograman. Isabella sangat tertarik dengan ilmu komputer. Sarah mengambil botol susu milik Isabella dan membuatkannya susu, juga untuk Sebastian. Sarah menikmati sore itu dengan bersantai bersama anak-anaknya. Satu hal yang membuat dirinya tertarik menonton televisi adalah ketika menampilkan seorang billionaire tampan. Berbagai kabar mengenai berita billionaire tersebut membuat jantungnya berdetak kencang. Sepertinya laki-laki itu …“Mom, kamu harus bekerja hari ini.” Isabella mencium mata Sarah dengan lembut, gadis itu juga merapikan beberapa rambut yang menghalangi wajah cantik Sarah. Perlakuan yang sangat manis. Sarah bangun dari tidurnya, ternyata dia tidur di depan televisi semalam. Sarah sangat lelah karena harus menyelesaikan desain gambarnya, jadi dia tidak sempat ke kamar dan justru tertidur di sofa. “Baiklah. Aku akan membersihkan diri.”“Kak Basty sedang menyiapkan sarapan, aku sudah bilang mau membantunya. Tetapi, dia melarangku dan justru mengataiku karena aku sangat ceroboh saat di dapur.” Isabella cemberut, dia benci saat Sebastian meragukan kemampuannya, walaupun memang benar beberapa kali dia berbuat ulah di dapur. Dia sempat menggosongkan roti dan menumpahkan susu, jadi Sebastian tidak percaya padanya. Sarah menggedong Isabella dan menangkup wajahnya, dengan wajah penuh keteduhan, dia berusaha membujuk putrinya. “Kakakmu sudah paham, jadi biarkan saja dia di dapur. Aku akan mengajarimu la
William tidak bisa berhenti memikirkan seorang wanita dan dua anak yang dia temui di bandara. Ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin mengklaim bahwa anak itu adalah anaknya sendiri, fitur wajah dan sikap dari dua anak itu persis seperti dirinya. “Sial! Kenapa aku tidak berhenti memikirkannya.” William terus menggerutu, dia sampai tidak bisa tidur dan memilih mabuk dengan berbagai minuman anggur yang dia miliki di rumahnya. Keesokan hari, William mendapat telepon dari wanita yang akan menjadi tunangannya. Dia menatap ponselnya yang berkedip-kedip beberapa kali. Ada beberapa pesan yang tidak dia buka dari tadi malam. Ting! William, kamu akan ke perusahaanku sekarang kan? Aku sudah menyiapkan penyambutan istimewa untukmu! Selamat bertemu nanti, sayang!Wiiliam mengabaikan semua pesan itu. Pikirannya justru dipenuhi oleh dua wajah lucu yang ditemuinya kemarin. Anak-anak itu benar-benar menyita seluruh perhatiannya. Di tempat yang lain, Sarah sedang mempersiapkan sarapan un
“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia. Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima
“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
William meremas ponselnya dengan kesal. Perasaannya sangat marah sampai-sampai dia membuang beberapa dokumen di mejanya. Selama menjadi seorang pria dewasa tidak ada satu pun orang yang mampu untuk mempermainkannya, tetapi kejadian ini sungguh di luar nalar. Anak itu … William menangkan diri. Ketika dia berhasil melakukannya, dia berencana untuk memberi tahu Sarah mengenai perilaku Sebastian Wilson. Dia akan melihat sendiri bagaimana Nyonya Wilson murka. Senyuman di bibir William sudah menjelaskan semuanya. Tetapi, langkahnya berhenti di depan ruangan. Dia kembali berpikir, jika dia memberitahu Sarah, maka anak itu pasti akan kembali bermain-main dengannya. Setelah mempertimbangkan risikonya, William masuk ke ruangan dan duduk di kursi.Dia mengarahkan kursinya ke arah jendela. William sungguh penasaran, bagaimana mungkin seorang anak berusia lima tahun berani mengancamnya. Apa yang akan anak itu lakukan berikutnya? Benarkah mereka akan melakukan hal yang lebih berbahaya? …
Seperti biasa, pada pagi hari, Sarah akan bangun lebih awal. Dia akan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anaknya. Dia sangat mahir memasak, bahkan Sebastian dan Isabella sampai tidak begitu menyukai makanan luar karena terbiasa dengan masakannya. “Mommy, kamu sudah bangun?” Sebastian datang dengan tangan yang masih mengucek matanya. Sesekali dia menguap karena kantuk. Laki-laki kecil itu duduk di kursi, memandang ibunya memasak. “Mom, kamu akan berangkat bekerja?” wajah Sebastian terlihat tidak suka. Sarah memberikan morning kiss di pipi kanan Sebastian. Dia lalu menjawab, “Yes, Honey. Pekerjaanku sedang hetic, dan sepertinya aku akan lembur.”Sebastian menghela napasnya panjang. Ada kekecewaan di matanya, “Mom, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, hasil modelingku sudah sangat cukup untuk hidup.”Ketika di Statehill, Sebastian memang sangat terkenal di dunia modeling anak-anak. Bukan karena wajahnya yang sangat tampan, tetapi gayanya juga menarik. Banyak yang mengata
Sebastian memandang Isabella, adiknya memberi tahu lewat isyarat agar Sebastian yang menjelaskan. “Kami bukan anak kecil lagi, Mom. Aku akan tahu kalau kamu berada dalam bahaya.”Sarah merasa hatinya menghangat, anak laki-lakinya sudah tumbuh semakin dewasa. “Aku sangat berterima kasih kepada kalian, maafkan aku karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai melewatkan kebersamaan kita.” “No, problem, Mom. Kamu sudah bekerja keras selama ini.” Sarah memeluk Sebastian dengan erat. Dia sampai meneteskan air mata karena terharu dengan perilaku anak-anaknya. “Jangan khawatir, Mom, aku dan Isabella akan menjaga kamu.”Sarah hanya mengangguk sebagai jawaban, dalam hatinya dia masih mempertanyakan ucapan Sebastian yang akan menjaganya. Anak berusia lima tahun mana mungkin benar-benar memahami apa arti kata ‘menjaga’. Namun, setidaknya Sarah harus bersyukur karena masalah hari ini telah selesai. “Mom, aku dan kakak sangat menyayangimu. Kalau ada orang yang berniat jahat, maka aku dan
Sebastian menoleh pada William yang berdiri dengan kaku. Dia bisa melihat William terkejut dengan kemampuan Isabella. Orang-orang dewasa di sekitarnya juga menunjukkan hal yang sama. Sebastian mendekati William lalu berkata dengan penuh ketegasan, “adikku sudah menyelesaikan pekerjaan perusahaan ini. Itu artiya, kamu harus melepaskan ibuku dan membiarkan kami pergi.”“Tidak mungkin …” Anna memperhatikan layar dengan tatapan tidak percaya. Tubuhnya bergetar karena marah, dia tidak mungkin ditipu oleh penipu kecil itu. Mereka pasti telah melakukan sesuatu. “Kamu … apa yang kamu lakukan dengan perusahaan ini?!” Anna duduk berjongkok, memegang bahu Isabella dan menggoncangkannya kencang. Isabella meritih kesakitan dengan perlakuan tersebut. Dia lalu menggigit tangan Anna sampai berdarah. “Jangan menyentuhku!” Isabella bersembunyi di belakang Sebastian. Dia membenci wanita yang menatapnya dengan tatapan kejam. Sebastian melindungi adiknya, dia berkata dengan mata melotot, “janga
“Bibi telah menahan ibuku terlalu lama. Aku bisa saja menghubungi polisi dan melaporkan kalian atas tindakan ini.” Sebastian dengan langkah kecilnya mendekati Anna. Dia tidak terlihat takut, sebaliknya dia sangat berani. Setiap langkahnya membuat tubuh kecil itu seperti sedang melakukan pertunjukan paling menakutkan. Anna hanya tersenyum kecil, dia merendahakan tubuhnya agar sejajar dengan Sebastian. “Dengarkan! Aku hanya ingin ibumu mengakui kesalahannya, dengan begitu aku akan melepaskannya nanti, tetapi dia juga harus mengundurkan diri secara pribadi dari festival yang perusahaanku lakukan.” “Bibi, apa kamu lupa, aku hanya memberimu waktu tiga detik!” Isabella memberi isyarat kepada Sebastian. Laki-laki kecil itu mengeluarkan ponsel yang Sarah berikan untuk berkomunikasi. Dia mulai menekan angka kepolisian, dalam sekali tekan maka sambungan telepon polisi akan langsung terdengar. “Aku tidak pernah ragu dengan apa yang aku ucapkan tadi, Bibi. Kamu memiliki satu detik untu
Sarah tidak menghiraukan William yang memperhatikannya. Dia dengan santai menjawab semua pertanyaan kedua malaikat kecilnya dengan penuh perhatian. “Mommy masih di perusahaan, mungkin akan terlambat pulang. Aku harus menyelesaikan sesuatu dulu.” “Mom, kamu tidak pernah pulang terlambat. Katakan apa ada sesuatu?” suara Sebastian tiba-tiba terdengar, dia terlihat sangat khawatir. Sarah tidak bisa mengelak ketika Sebastian yang turun tangan. Dia sama seperti Isabella yang tidak pandai berbohong. Sebastian yang penuh ketelitian akan terus mencari jawaban paling akurat atas pertanyaan yang dilontarkan. Sarah menarik napas dalam, menjelaskan dengan suara pelan. “Perusahaan, tempat Mom bekerja sedang mengalami masalah. Ada dua pejabat yang menuduh mom sebagai pelaku atas masalah itu. Mom belum bisa pulang karena ditahan oleh mereka sampai masalah ini selesai. Jadi, Mom mungkin akan pulang sedikit larut.” “Mom, masalah apa yang sebenarnya terjadi?” Isabella bertanya dengan tekun. Sebenar
“Pelacur sepertimu harusnya tetap menjadi sampah dan aib! Kamu sangat tidak pantas berada di perusahaan dengan cara kotormu!” Anna menghina Sarah di depan banyak karyawan. Dia ingin Sarah malu dan pergi dari perusahaannya. Kalau bukan karena acara festival fashion itu, dia tidak mungkin bertemu dengan Sarah. Sarah menekan emosi yang ada di dalam dadanya. Dia tetap ingin bersikap tenang walaupun tuduhan Anna sangat memalukan baginya. Dia berkata dengan nada setenang air di lautan, “kenapa kamu menuduhku dengan begitu cepat? Apakah kamu bisa membuktikan bahwa aku yang salah dalam masalah ini? Aku juga bisa mengirim kamu ke penjara karena tuduhan palsu!” Ancaman yang Sarah berikan membuat Anna semakin tidak sabar. Dia ingin menampar Sarah, tetapi tangannya menggantung di udara. “Apakah kamu mencari masalah lain?” suara berat seorang laki-laki membuat semua orang di ruangan itu menunduk ketakutan, kecuali Sarah. William melempar tangan Anna, lalu bertanya dengan teliti. “Kamu mau m
“Kak, mom mungkin tidak akan suka dengan apa yang kita lakukan.” Isabella memainkan botol susunya, dia sedang duduk di kursi sambil menunggu Sebastian menyiapkan roti bakar. Hanya mereka berdua yang berada di apartemen, Sarah sudah pergi bekerja beberapa menit yang lalu, untuk mengerjakan sesuatu di perusahaan barunya. Sebastian meletakkan roti bakar yang masih panas di piring, dengan hati-hati dia mulai mengirisnya menjadi dua bagian. Dia sangat terlatih melakukannya. “Biarkan saja. Mom tidak seharusnya tahu tentang masalah ini,” dia berkata dengan santai. Sebastian tahu rencana yang dia susun dengan Isabella pasti akan mendapat masalah jika ibunya sampai mengetahuinya. Sarah akan melarangnya dan berkata bahwa mereka seharusnya bermain dan tidak mempermasalahkan urusan orang dewasa. Dasar! Setelah roti bakarnya sudah agak dingin, Isabella menyantapnya dengan lahap. Roti buatan kakaknya memang yang terbaik, bahkan ibunya juga tidak sepandai Sebastian. Isabella bahkan hampir ya
“Aku bisa saja membuktikan dua barang tidak penting itu, tetapi kalian sudah menyita waktuku untuk mempersiapkan hal yang harus aku lakukan.” Sarah dengan terpaksa mengambil kartu anggota berwarna silver gold yang didesain sangat mewah. Sebuah kartu yang hanya dimiliki oleh beberapa designer terkemuka di seluruh dunia. Wajah Anna berubah pucat. Tidak mungkin Sarah memiliki kartu anggota yang sangat terbatas itu. Dia yakin Sarah pasti mencuri milik orang lain. “Sarah, setelah kamu menjadi wanita murahan ternyata sekarang kamu juga menjadi seorang pembohong yang hina! Kamu berani mencuri kartu milik orang lain dan memakai nama kamu sendiri kan?!” “Lihat saja namaku di situ, Mr. William pasti tahu mana kartu yang asli dan yang palsu.” Sarah berjalan menuju lift dengan wajah puas. Dia yakin Anna akan mengamuk ketika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sarah bukan wanita lemah yang bisa Anna injak kapan saja, adakalanya seekor harimau bukan hanya mengaum, tetapi juga memangsa. Lima