Bab 3
Lidah Chelsy keluh, ia menelan air ludahnya dengan susah payah. Ia merasa seperti dihipnotis. Matanya tidak bisa lepas memandangi Fareld! Dengan cepat ia mengerjapkan matanya lalu mulai mengendalikan tubuh dan pikirannya agar lebih fokus berhadapan dengan Fareld. Belum pernah sekalipun, Chelsy merasa gugup hanya karena seorang pria seperti Fareld, selama ini! “Fareld,“ ucap Chelsy dengan susah payah dan pelan.“Yah, Sayang,“ jawab Fareld sambil tersenyum. Ia sangat menyukai cara Chelsy saat menyebut namanya.Yah, Tuhan! Chelsy menjerit dalam hati. Ia merasa rona merah pasti mencuat jelas di wajahnya. Dia menjadi kikuk dan salah tingkah mendengar desahan Fareld di telinganya. Ia menghela napas panjang, berusaha untuk mengendalikan dirinya.Chelsy mendehem. “Anda bisa memanggilku Chelsy dan bukannya sayang," katanya dengan cepat. ”Dan saya berharap anda dapat mempertimbangkan tawaran perusahaan kami. Kami percaya, kami bisa membantu mempromosikan anggur terbaru dari perusahaan anda.“Fareld hanya diam tidak berkomentar apapun. Chelsy merasa harus lebih meyakinkan lagi. “Anda lihat, model-model kami benar-benar seperti dewa dan dewi dari khayangan. Mereka begitu cantik dan tampan, benar-benar sangat mengagumkan!“ kata Chelsy sambil mengarahkan pandangan Fareld ke arah model-modelnya.Tapi mata Fareld tidak beranjak sedikitpun darinya. Ia jelas-jelas hanya tertarik memandangi wajah Chelsy dan bukan ke arah lain.Chelsy mendehem dengan sopan agar Fareld bisa melihat ke arah model-modelnya. “Mr. Columbus!“ tegur Chelsy dengan sopan setelah dehemannya tidak mendapat renspon yang ia inginkan.Fareld menyadari teguran Chelsy dan memandang sekilas ke arah model-model yang ditunjukkan Chelsy kepadanya.Binar kepuasan terpancar dari mata Chelsy. Siapa yang bisa menyangkal kelebihan model-modelnya itu? Dia sangat percaya diri akan hal itu, tapi ia mengerjap tidak percaya dan menjadi bingung ketika mendengar komentar yang terdengar merendahkan dari Fareld, “Biasa saja bagiku.“Kening Chelsy langsung mengerut secara tidak sadar. Belum pernah selama ini, Chelsy mendengar komentar bahwa model-modelnya hanya bernilai 'biasa'. Halo! Chelsy langsung menekan rasa kecewanya dalam-dalam dan ia sengaja memaksa dirinya untuk mengulaskan senyuman dibibirnya.“Mungkin kalau anda ada waktu, saya akan mengajak anda berkenalan dengan model-model saya…““Saya tidak mau membahas hal itu sekarang, Chelsy!“ sela Fareld dengan cepat.“Oh, baiklah," sahut Chelsy menelan rasa kecewanya dengan cepat. "Kalau begitu, kami akan menghubungi anda untuk meminta jam pertemuan guna membahas masalah penawaran kami, tentu saja kalau anda tidak keberatan,“ tambah Chelsy dengan profesional. Aku harus segera pergi dari sini dan menenangkan diri dengan segelas coklat hangat!“Saya pribadi yang akan menghubungi anda.““Oh, baiklah. Kami sangat menantikan pertemuan ini! Kalau begitu saya permisi dulu, karena masih banyak tamu yang belum saya sapa," ucapnya berniat pergi. Tapi Fareld masih belum melepaskannya!Chelsy mendehem, menunggu Fareld menyadari tindakannya dan melepaskan dirinya dari pelukannya. Tapi Fareld tetap tidak melepaskan Chelsy dan masih terus memeluknya.“Ayo, temani saya berjalan-jalan sebentar,“ kata Fareld tanpa menunggu persetujuan Chelsy sambil membimbing Chelsy keluar ruangan.
“Tapi …,“ bantahnya dengan bingung lalu menghela napas panjang sambil mengikuti Fareld keluar ruangan.Chelsy berusaha mempercepat langkahnya agar terbebas dari sentuhan hangat tangan Fareld pada pinggulnya tapi tetap saja tangan Fareld selalu menempel erat di pinggulnya. Area taman di hias dengan lampu-lampu dekorasi yang indah dan bergemerlapan secara bergantian. Chelsy tersenyum puas ketika melihat hal itu.Paling tidak, dia bisa membuat tamunya kagum dengan dekorasi yang mereka tampilkan untuk acaranya ini. “Saya sangat menyukai ruangan terbuka dari pada berada di dalam ruangan seperti tadi.“ Chelsy tidak berkomentar banyak, ia hanya bisa tersenyum. Dalam hatinya, ia merasa kesal belum bisa menyakinkan Fareld tetapi ia mencoba bersabar dan mengikuti keinginan klien barunya. Tidak ada salahnya mengikuti keinginan calon klien barunya ini jika hasilnya sesuai dengan apa yang ia harapkan.“Dari mana asal anda sebenarnya?“ tanya Fareld merasa ingin mengenal Chelsy lebih dekat lagi.“Anda bertanya tentang gambaran sedikit bule ini dari saya ini, bukan?“ tebak Chelsy tidak bisa menahan senyumnya. “Ayah saya berasal dari Australia sedangkan ibu saya berasal dari China tapi kami sudah lama tinggal di Indonesia dan menetap di sini.““Anda suka tinggal di sini?“ Kening Fareld mengerut saat menanyakan hal itu.“Tentu saja! Saya tidak akan menukarnya dengan negara manapun meski saya diberi keistimewaan apapun. Saya sangat suka Indonesia!“ jawab Chelsy dengan penuh percaya. “Saya penasaran dengan keistimewaannya, saya merasa orang-orangnya terlalu individu dan modern. Saya tidak suka,“ sahut Fareld.Kening Chelsy mengerut mendengar ucapan Fareld.“Dibandingkan dengan Inggris? Tentu saja berbeda, dalam hal berbasa basi, misalnya,“ balas Chelsy dengan pedas, ia tidak bisa menahan mulutnya dan sedikit menyesalinya setelah melihat reaksi Fareld yang terlihat tersinggung dengan ucapannya.“Apa maksudnya?“ Fareld memandang tajam kearahnya.Chelsy tersenyum berusaha mencairkan suasana yang janggal.“Begini, Fareld. Saya bukan orang yang suka dengan segala budaya yang romantis, penuh dengan skandal dan gossip.“Kening Fareld makin mengerut tidak senang mendengar penjelasan Chelsy.Chelsy menghela napas kesal. “Saya juga bukan orang yang senang menjaga tingkah laku yang terlalu formil, Fareld. Saya wanita yang kasar, to the point dan lebih senang mendapatkan apa yang saya inginkan dengan cepat dan tepat dari pada hanya sekedar menunggu. Tentu saja jika dibandingkan dengan wanita-wanita Inggris anda, mungkin sikap saya pasti terlihat jauh berbeda dan mencolok, tapi inilah saya dan mungkin negara kedua yang cocok menjadi tempat bernaung saya adalah Amerika. Saya juga cocok berada di sana.“ Chelsy berkata terus terang. “Anda menyinggung saya, Miss Oliver!“ "Maaf, Mr. Columbus, itu karena saya orang yang blak-blakkan."“Blak-blakan?“ tanya Fareld tidak mengerti.“To the point, itu maksudnya.“Fareld menghela napas tanpa memperlihatkan ekspresi yang jelas. Chelsy merasa tidak ada gunanya lagi menemani Fareld. Ia sedikit resah karenanya tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan tamunya sendirian di tempat ini!“Apakah semua wanita Indonesia seperti kau?““Tentu saja tidak! Anda akan banyak menemukan wanita Indonesia yang bersikap sangat lembut dan sangat sopan, bahkan lebih sopan dari wanita Inggris. Bisa dibilang saya adalah 1 dibandingkan 1000 orang wanita Indonesia yang memiliki sifat seperti ini dan saya adalah contoh yang buruk dari gambaran wanita Indonesia yang sesungguhnya, Mr. Columbus tapi saya yakin jika anda memiliki waktu luang, anda bisa lebih mencari tahu mengenai kelebihan wanita Indonesia!“ kata Chelsy meyakinkan Fareld. Baginya, ia adalah dirinya sendiri dan ia sangat menyukai kepribadian dan cara hidupnya saat ini. Bebas dan menikmati apa yang ada dihadapannya!Tiba-tiba Fareld tertawa dengan keras setelah mendengarkan kata-kata Chelsy! Kening Chelsy mengerut tidak mengerti tapi mau tidak mau, ia ikut tersenyum juga. Meskipun dia tidak tahu hal apa yang ditertawakan saat ini. “Saya menyukaimu, Chelsy, sungguh," katanya masih berkata di sela tawanya.Chelsy hanya tersenyum dan mengangguk-angguk. “Terima kasih.““Kau tahu, saya rasa, saya ingin menikah dan menetap di Indonesia karena ucapan anda tadi.“Chelsy merasa lega mendengar perkataan Fareld. “Saya pastikan, anda tidak akan merasa kecewa Fareld, pasti!“ janji Chelsy sambil tersenyum lega.“Maukah kau menikah denganku, Chelsy?“ pinta Fareld dengan lembut sambil mengecup punggung tangan Chelsy.Untung saja saat ini dia tidak sedang meminum apapun. Bayangkan kalau hal itu terjadi. Semburan maut pasti akan terjadi! Detak jantung Chelsy saat ini menjadi tidak karuan. Ia kaget mendengar kata-kata Fareld yang tiba-tiba melamarnya!"Saya rasa, anda mungkin sedang bergurau Mr. Columbus,“ sela Chelsy sambil menganggap angin lalu permintaan Fareld.
“Saya belum pernah seserius ini, seumur hidup saya dan saya pastikan, saya bersungguh-sungguh dengan setiap kata-kata yang saya ucapkan barusan!“ sahut Farend sambil menggenggam tangan Chelsy dengan cepat.Chelsy tidak menyukai Fareld dan niatnya! Sambil tersenyum, ia menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Fareld.“Maaf Mr. Columbus, tapi saya tidak pernah berniat untuk menikah lagi," jawab Chelsy dengan pasti.“Aku tahu, mungkin hal ini terlalu cepat untuk saya ungkapkan kepadamu, kita baru saja berkenalan dan saya lupa, anda adalah wanita Indonesia dan bukannya wanita Inggris,“ kata Fareld buru-buru menambahkan.“Anda salah! Bukan karena saya wanita Indonesia dan saya perlu dirayu ataupun pendekatan seperti apapun yang anda pikirkan tapi karena saya tidak mau dan tidak berniat untuk menikah dengan anda ataupun teman-teman dekat saya lainnya. Saya sudah pernah menikah dan tidak akan mau lagi terikat dalam sebuah ikatan pernikahan selamanya,“ jawab Chelsy dengan tegas.Bab 4 Fareld bisa merasakan saat ini wajahnya pasti langsung merah padam mendengar penolakan tegas dari Chelsy. Harga dirinya terusik karena disamakan dengan teman-teman dekat Chelsy, itu tandanya Chelsy memang tidak berniat untuk menikah dengannya! Chelsy tersenyum lega. Ia yakin saat ini Fareld sudah benar-benar mengerti keinginannya. “Saya yakin, anda pasti akan mendapatkan wanita yang lebih baik dari saya, jauh lebih baik malah dan saya yakin akan hal itu,“ ucap Chelsy dengan tenang. Berapa banyak wanita yang akan kegirangan mendengar pinangannya! Belum pernah selama ini, Farend melamar wanita di saat pertama bertemu. Baru kali ini, selama 32 tahun ia hidup, ia mengajukan lamaran pernikahan lalu ditolak dengan tegas, tanpa basa basi. Tentu saja saat ini, wajar kalau ia sangat syok dan terkejut! Tidak mengherankan baginya melihat banyak wanita yang mengemis-ngemis cintanya dan berharap bisa menjadi istrinya. Tapi Chelsy? Dengan mudah, ia malah menolak tegas pinangan
Bab 5 “Kami akan memanggil ketika kami sudah siap memesan,“ ucap Thomas dengan tajam. Pelayan itu langsung tersadar karena terlalu memperhatikan Chelsy, dengan cepat ia membungkuk dan memohon diri. Kening Chelsy mengerut tidak mengerti dengan sikap Thomas. “Dia terus menerus memandangimu! Tidak sopan.“ Thomas membela diri dengan tenang. Chelsy menertawakan sikap Thomas yang dinilainya terlalu berlebihan sambil geleng-geleng kepala tanpa berkomentar. Thomas memesan anggur merah sebagai tambahan. “Kita bukan di luar, Thom.“ “Tapi ini restoran perancis, sayang. Rasanya tidak sopan kalau tidak menikmati anggurnya, mau yah?“ pinta Thomas dengan manja. Sebenarnya Chelsy kurang suka meneguk minuman panas itu. Chelsy tidak dibesarkan dengan kebiasaan meneguk minuman keras. Meskipun selembut apapun minuman anggur tapi baginya, ia tetap tidak suka! Dia lebih suka memin
Bab 6 Toni merasa dunianya kiamat!Chelsy adalah bos yang menyenangkan tetapi sangat tegas kalau masalah pekerjaan. Ia takut kalau Chelsy sudah melayangkan pandangan seperti itu kearahnya. Cepat-cepat, ia melanjutkan kata-katanya. “Mr. Columbus berkata, ia tidak tertarik dengan perusahaan yang tidak menghargainya. Aku sudah berusaha menjelaskan kesibukan yang tidak bisa kau tinggalkan, tapi semuanya ditolak dan di-cut sebelum aku bisa menjelaskan lagi.“ Chelsy memanggil Reka dan menyuruhnya menghubungi Perusahaan Columbus untuk membuat janji temu. Chelsy menunggu berita dari Reka dengan cemas. Reka masuk ke dalam ruangan Chelsy dengan tatapan cemas. "Sekretarisnya mengatakan jadwal pertemuan Mr. Columbus penuh sampai minggu ini dan setelahnya, beliau akan kembali ke Inggris.“ Chelsy mengumpat dengan kesal. Dia mengusap-usap keningnya dengan cemas. Ia berpikir sejenak lalu meminta
Bab 7 Chelsy membawa laptopnya. Akan lebih baik jika Chelsy memperlihatkan foto-foto dan contoh iklan-iklan yang telah memakai jasa perusahaannya selama ini. Fareld senang melihat kehadiran Chelsy di restoran yang sudah ditentukannya tapi ia tidak senang melihat laptop yang sedang dijinjingnya. Sudah jelas Chelsy benar-benar ingin menyakinkannya tentang penawaran kontraknya dan bukan tertarik secara pribadi kepadanya! Senyum Fareld berubah masam. Kening Chelsy mengerut menyadari perubahan raut wajah Fareld. Tapi ia harus bersikap professional, ‘kan? Chelsy mengembangkan senyumannya yang menawan. Fareld membalasnya dengan sopan tapi bersikap enggan. Chelsy tidak suka dengan kemisteriusan Fareld. Ia sama sekali tidak bisa membaca suasana hati Fareld saat ini! Ia mengerangnya putus asa. Chelsy mencoba tenang lalu tersenyum lagi. Ia meletakkan laptopnya di kursi di sebelahnya dan mulai memesan makanan. Fareld senang melihat Chelsy bersikap luwes dan bisa membaca suasana hatinya k
Bab 8 Chelsy merasa harus menghindar dari Fareld dan melupakan nikmatnya sentuhan Fareld pada dirinya. Sangat disayangkan, tapi hal ini harus dilakukan! tegasnya, menyayangkan ketika mengingat kembali malam yang sangat memuaskan itu. Chelsy menertawakan pernyataan cinta Fareld semalam. Ia menggelengkan kepalanya sambil tertawa lucu. Ia memutuskan untuk ikut dalam sesi pemotretan di pulau Lembayung. Ia sangat menyukai pantai, khususnya pantai di pulau Lembayung. Pasirnya bersih dan halus. Hamparan laut yang kebiruan membentang luas didepannya. Kita bahkan bisa melihat dasar keindahan karang dari atas air karena jernihnya. Ia sangat menyukai management yang dikelola di pulau ini karena mereka mampu menjaga keindahan dan kelestarian lautnya tapi juga bisa menyiapkan beragam fasilitas pribadi yang memadai. Angin laut yang kencang menyapu wajah dan rambutnya. Ia sangat menyukai belaian angin pada dirinya. Ia memperhatikan model-model pria-nya yang sedang bergaya dan menampilkan pos
Bab 9 Chelsy membiarkan dirinya terhanyut dalam pesona Wilson selama keberadaannya di pulau Lembayung.Selain memantau setiap sesi pemotretan, kesenangannya yang lain yaitu menunggu Wilson menyelinap masuk ke dalam cottage-nya. Wilson bahagia bisa memiliki Chelsy dan menikmati senyuman Chelsy hanya untuknya seorang. Chelsy selalu bisa menahan diri saat berada dalam lokasi pemotretan tetapi memilih sikap yang berbeda ketika Chelsy sedang berduaan dengannya. Ingin sekali Wilson merontokkan gigi setiap rekan-rekan kerjanya karena mereka jelas-jelas ingin menarik perhatian Chelsy. Ia ingin menyatakan dengan jelas bahwa Chelsy adalah miliknya! Namun Chelsy melarang keras hal itu dari awal. Hubungan mereka hanya perlu di ketahui antara mereka saja, mengingat posisi mereka saat ini. Wilson hanya bisa mengepalkan tangannya saat melihat Chelsy menikmati godaan-godaan rekan-rekannya lewat mata
Bab 10 Ketika Fareld menghubunginya, Chelsy segera memberitahu bahwa ia akan mengajak rekan barunya. “Siapa?“ tanya Fareld menekan rasa cemburunya. “Sendi. Kami akan menjadi rekanan dalam menggarap ide iklan untuk perusahaanmu. Kuharap tidak ada yang mesti kau beratkan, iya ‘kan?“ tanya Chelsy dengan cepat. Ia tidak mau dibantah mengenai masalah ini. Fareld terdiam beberapa lama. “Yah, tentu saja. Kenapa aku harus keberatan?“ Ia harus membuat jarak pembatas yang jelas dengan Fareld karena pernyataan-pernyataan yang pernah Fareld ungkapkan kepadanya. Dia mesti berhati-hati! Chelsy berusaha mengingatkan dirinya sendiri. Ia sangat bertekat untuk bisa menjaga akal sehatnya dan tidak larut dalam pikiran liarnya! Jika saja pesona yang dimiliki Fareld tidak begitu menggetarkan jiwanya, pastilah ia dengan senang hati akan memaksa Fareld untuk menjadi salah satu teman dekat-nya. Jika saja…,
Bab 11 Fareld mengajak Chelsy berkeliling sebentar melihat-lihat seisi ruangan yang ada di dalam apartementnya dan terakhir memandang ruangan tempat tidur Fareld. Kokoh, besar dan tampak sangat nyaman untuk ditiduri. “Kau suka?“ tanya Fareld sambil menarik Chelsy mendekat padanya. “Buatlah dirimu senyaman mungkin. Aku akan pergi sebentar mengurus sesuatu kemudian kita akan pergi untuk makan malam bersama keluargaku.“ “Baiklah, Sendi juga akan ikut ‘kan?“ Chelsy tidak mungkin menelantarkan Sendi sendirian di Inggris sementara dirinya bersenang-senang di pesta. “Aku sudah mengaturnya untukmu. Jangan khawatir, dia akan merasa nyaman, senyaman dirimu sekarang. Tapi sayangnya, dia tidak bisa kita ajak karena ini adalah acara pribadi.“ “Apa kau yakin?“ tanya Chelsy tidak merasa yakin. “Kau bisa memastikannya sekarang.“ Fareld memberikan nomor telepon hotel. Chelsy menimbang-
Bab 30 “Di mana aku akan tinggal nantinya?“ tanya Mark sambil meminum coca-nya. “Kau bisa tinggal bersamaku," kata Chelsy sambil tersenyum. “Rencana yang sempurna untuk menghalau pria-pria malang itu ‘kan?“ goda Mark sambil terkekeh. “Tentu saja dan lagi, kau bisa bertemu denganku setiap saat untuk membahas masalah yang ada di perusahaan Fareld," kata Chelsy dengan serius. Masalah di perusahaan Fareld membuatnya pusing. “Baik juga usulmu.“ “Tapi kalau kau keberatan …,“ kata Chelsy menimbang keberatan Mark. “Untuk apa aku keberatan? Yang ada malah aku yang takut, kau keberatan!“ sahut Mark sambil terkekeh. “Kenapa kau berpikir begitu?“ tanya Chelsy merasa geli. “Siapa tahu kau …?!“ goda Mark tidak melanjutkan kata-katanya tapi menggoda Chelsy dengan isyarat mata dan senyumannya. Mark menunggu reaksi Chelsy. Chelsy mengerutkan kening, tanda tidak mengerti.
Bab 2Wilson akhirnya mendengar berita kepulangan Chelsy!Ia tersenyum puas. Hari ini adalah hari yang telah ia nantikan! Setelah sekian lama berharap, akhirnya hari ini datang juga!Akhirnya Chelsy kembali setelah mendengar kerusakan yang telah ia berikan kepada perusahaannya itu.Ia mau melihat bagaimana Chelsy bisa membangun kembali perusahaannya yang sudah jatuh dan jelas-jelas hampir bangkrut itu!Sebenarnya keputusannya untuk mundur dari perusahaan Chelsy adalah harapannya untuk membuat Chelsy menghubunginya dan menahan kepergiannya tapi sampai hari ini, Chelsy belum pernah menghubunginya sekalipun!Chelsy malah membiarkannya pergi dari perusahaannya tanpa harus membayar uang pinalty yang sudah jelas-jelas sudah tertulis di surat kontrak.Sebagai tanda permintaan maaf? Wilson benar-benar merasa marah terhadap Chelsy!Seharusnya Chelsy tahu, yang membuatnya
Bab 28Chelsy tidak menyangka kehidupan pernikahannya yang bahagia bersama Fareld akan berakhir begitu cepat.Pesawat yang dinaiki Fareld mengalami kerusakan mesin yang mengakibatkan ledakan pada badan pesawat dan menewaskan semua penumpang yang berada dalam pesawat termasuk Fareld. Dia bisa bertahan berkat anak tunggalnya, Alexander Columbus. Hanya Alex yang membuat Chelsy berpikir dua kali menyusul Fareld ke alam maut. Alex adalah buah cintanya bersama Fareld selama 8 tahun pernikahan mereka.Chelsy merasa kehidupan tidak berlaku adil padanya! Kenapa dia harus jatuh cinta lagi kalau pada akhirnya maut memisahkan cinta mereka begitu cepat! Kalau saja dulu dia tidak membiarkan dirinya jatuh cinta lagi, pasti dia tidak akan merasakan luka kehilangan yang begitu dalam seperti saat ini!Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisi Fareld di hatinya. Bisa di bilang setelah kematian Fareld, dia berubah menjadi wanita
Bab 27 Satu hari sebelum hari pernikahannya, pihak rumah sakit menelepon dan memberitahu Fareld sedang berada di ruang ICU karena mengalami kecelakaan. Chelsy memegangi perutnya mencoba untuk tetap tenang meskipun harus ia akui, ia sangat kaget mendengar berita itu. Ia juga segera menenangkan calon mertuanya yang terduduk lemas dan mereka segera berangkat bersama-sama ke rumah sakit. Melihat kondisi Fareld saat ini, Chelsy hanya bisa menarik napas panjang tanpa bisa berkata apapun juga. Calon mama mertuanya, langsung pingsan melihat keadaan anaknya yang tidak berdaya terbaring lemah di rumah sakit dengan banyak kabel yang disambungkan dari berbagai mesin kedokteran. Bagi Chelsy saat ini, yang penting nyawa Fareld selamat. Ia tidak perduli segala cacat yang nantinya akan timbul karena kecelakaan itu. Kata Dokter, Fareld belum juga sadarkan diri tapi sudah melewati masa kritis. Dari kronologis yang didapatny
Bab 26 Fareld mencium rambut Chelsy dengan pelan karena takut mengganggu tidur nyenyaknya tapi melihat Chelsy yang begitu menggemaskan, ia sungguh tidak tahan itu tidak menyentuhnya. “Kau sudah pulang,“ ucap Chelsy sambil menguap lebar dan menggeliatkan tubuhnya dengan malas. “Aku membangunkanmu, maafkan aku. Sekarang tidurlah lagi," kata Fareld dengan lembut. Chelsy menggeleng. “Aku memang menunggumu pulang," kata Chelsy sambil duduk bersandar di ranjangnya. “Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit!? Seharusnya kau meneleponku, yah Tuhan! Jadi sekarang bagaimana? Kita ke Dokter yah? Tidak, kau di sini saja. Aku harus menelepon Andreas agar dia bisa segera ke sini, sekarang!“ kata Fareld dengan panik lalu bergegas hendak mengambil ponselnya. Sentuhan lembut tangan Chelsy menenangkannya. “Bukan itu, bayi kita tidak rewel hari ini, dia baik-baik saja," kata Chelsy sambil terkekeh melihat kepanikan yang di alami Fareld.
Bab 25 Chelsy merasa belakangan ini lebih cepat letih dan lebih senang menghabiskan waktunya di atas ranjang dari pada harus mengecek keadaan perusahaannya. Fareld senang menemani Chelsy bermalas-malasan di atas ranjang dan memanjakan Chelsy. Dan akhirnya Chelsy positif hamil! Ia senang sekaligus sedih harus berpisah dengan Fareld karena tujuannya sudah tercapai. Ia memesan makan malam untuk mereka berdua dan bermaksud untuk berpisah dengan Fareld secara baik-baik. Paling tidak, Chelsy sudah mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini. Chelsy mengelus lembut perutnya yang masih rata. Ada anak di dalam rahimnya saat ini, anak yang dia nanti-nantinya! Ketika Fareld pulang, Chelsy segera menyondorkan hasil tes ke atas meja sambil tersenyum bahagia. Fareld menatap Chelsy lalu memeluk Chelsy dengan bahagia. Ia menunduk dan menciumi perut Chelsy yang masih rata. Hati Chelsy berget
Bab 24 Chelsy tidak membiarkan Fareld menemaninya lagi selama pengambilan gambar. Dia tidak mau semua jerih payahnya gagal total hari ini. Fareld akhirnya mengalah dan membiarkan Chelsy mengerjakan pekerjaannya dan menyimpan kegalauannya sendiri. Ia tidak boleh bersikap terlalu posesif! katanya pada dirinya sendiri. Fareld tahu itu meskipun kenyataannya sangat sulit karena ia harus membiarkan Chelsy dan lelaki lain, yang pernah mengisi kisah asmara kekasihnya, saat ini mereka sedang bersama, sementara dia berada di dalam kantornya dengan pikiran yang berkelana kemana-mana. Akhirnya Fareld pasrah dan lebih memilih untuk percaya dengan kata-kata Chelsy. Chelsy dan Sendi bersorak gembira saat pengambilan gambar sesi pertama selesai dengan sukses. Chelsy memberi semangat dan mengucapkan terima kasih kepada setiap modelnya. Chelsy sengaja tidak memberikan perlakuan spesial kepada Wilson untuk menyamarkan peristiwa kemari
Bab 23 Masalah satu beres tetapi mengingat ia harus kembali ke apartement Fareld dan membujuknya, Chelsy merasa tidak ingin kembali ke sana tapi kalau membiarkan masalah ini berlarut-larut, ia takut Fareld akan berubah pikiran tentang kesepakatan mereka dan Chelsy tidak mau kalau hal itu sampai terjadi! Chelsy melangkahkan kakinya dengan gontai ke arah lift apartement Fareld ketika latihan sudah selesai. Fareld sudah berbaring di atas ranjang. Dan Chelsy tahu, Fareld masih belum terlelap. Dia pasti menunggu penjelasan mengenai Wilson. Chelsy menenangkan diri. Pura-pura menganggap Fareld sudah tertidur dan melangkah dengan pelan menyiapkan dirinya untuk segera tidur. “Apa sudah selesai kegiatanmu hari ini?“ tanya Fareld sambil menatap Chelsy dengan dingin. Chelsy menghela napas sambil mengerjapkan mata. “Akhirnya? Sempurna. Kau tenang saja, syuting akan berjalan lancar seperti yang sudah direncanaka
Bab 22 Setelah makan siang, Fareld memutuskan untuk bergabung bersama Chelsy dan para model yang begitu dibanggakan Chelsy kepadanya. Dalam hati Chelsy berusaha mencari-cari alasan agar Fareld tidak berada dalam ruangan yang sama dengan Wilson. Karena ia tahu kecemburuan Wilson bisa merusak segalanya! Dia tidak akan bisa berakting sempurna kalau sampai hal itu terjadi. Tapi alasannya terlalu lemah jadi ia tidak bisa mencegah Fareld menemaninya dan melihat model-model andalannya. Akhirnya ia mengalah dan membiarkan Fareld ikut bersamanya. Dan Chelsy benar, seharusnya ia tidak membiarkan Fareld berada satu ruangan dengan Wilson! Saat ini Wilson secara terang-terangan sedang memandanginya dengan tatapan tajam dan selalu mengawasi segala gerak geriknya saat sedang berbicara dengan Fareld. Dan kacaunya karena memang Fareld bersikap seolah-olah, dengan penuh percaya diri, menyatakan kepemilikannya at