Share

Tukang Gombal

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Saat aku terbangun, aku sudah berada di dalam mobil. Ternyata Ilham berniat membawaku ke rumah sakit karena khawatir.

"Ham, kita pulang saja," ucapku.

"Kamu sudah sadar?" tanya Ilham.

"Iya kita pulang saja ya," jawabku.

"Aku geram melihat kelakuan Arfan, udah di penjara masih aja bikin ulah," kata Ilham marah.

"Biarkan saja," ucapku.

Aku tak mau memperpanjang masalah tadi. Bagiku Mas Arfan sudah bukan siapa-siapa lagi.

"Lebih baik kita fokus ke pernikahan kita," kataku.

"Ah iya, aku kok jadi kaya supir gini sih. Yang lagi membawa tuan putri cantik," celetuk Ilham.

"Kan kamu emang dulu supir," ucapku sedikit meledek. Semua itu hanya candaan saja.

"Ya ampun aku lupa, aku ini kan supir udik yang jatuh cinta pada sang tuan putri," kata Ilham. "Tuan putri mau diantar ke mana?" tanya Ilham.

"Ke hatimu," jawabku.

"Siap tuan putri, separuh hatiku memang sudah dipenuhi dirimu tuan putri," ucap Ilham.

"Kok hanya separuh, yang separuh lagi buat siapa?" tanyaku.

"Buat ibu dan adik-adikku. Juga bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Kinan Di rawat

    Karena luka diperutku, aku harus dirawat di rumah sakit. Rencana pernikahanku yang sudah tersusun matang akhirnya mundur. Beruntung undangan belum disebar, jadi bisa pesan ulang nanti.Aku harus di rawat sampai benar-benar pulih. Ilham dan papa bergantian menjagaku. Mereka takut jika Bram akan kembali menyerang."Kinan, papa takut Bram kembali. Apalagi kalau dia tahu kamu selamat," ucap papa."Tenang, Pa. Bukannya polisi sudah berusaha untuk mencari Bram," kataku."Iya, tapi aku takut," ucap papa.Aku berusaha meyakinkan papa semua baik-baik saja. Meskipun aku tak yakin dengan apa yang aku katakan.**Ilham datang menggantikan papa menjagaku, dia membawa Kiara ikut serta. Aku memang merindukan Kiara karena aku di rawat jadi Kiara di rumah bersama Bi Sri."Mama cepat sembuh ya!" ucap Kiara. Dia memelukku pelan karena tahu perutku sakit."Mama kangen kamu, sayang," ucapku mencium kening Kiara. "Ilham, maafkan aku karena aku pernikahan kita ditunda," kataku."Gak apa-apa yang penting kam

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Mama Arfan Meninggal

    Kini Bram, Mas Arfan dan papa Mas Arfan sudah mendekam di penjara. Pasti mereka semakin dendam denganku.Dan saat itu juga ada kabar duka dari keluarga Mas Arfan. Mamanya meninggal karena gantung diri di rumah sakit jiwa.Aku mengajak Ilham mendatangi rumah sakit. Ku lihat jenazah mantan mertuaku itu sudah terbujur kaku di kasur."Bu Kinan, pemakaman sebentar lagi di lakukan," kata salah satu perawat.Aku melihat Mas Arfan, Bram dan papa Mas Arfan mengikuti pemakaman mama Mas Arfan. Terlihat rasa sedih di mata mereka."Kinan, semua salah kamu. Karena kamu memanjarakan aku dan Papa, mama jadi stres dan bunuh diri. Aku janji akan membalas semua," kata Mas Arfan.Sementara Papa Mas Arfan menangis di atas tanah makam sang istri. Sepertinya dia sangat kehilangan berbeda dengan Mas Arfan yang malah menyalakan aku."Mas, jika kalian tidak membunuh mama. Maka semua tidak akan terjadi. Makanya kalau mau melakukan sesuatu dipikirkan dulu sebab akibatnya," ucapku."Cuih, munafik kamu," kata Mas

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pernikahan Ilham dan Kinan

    Aku kembali dengan aktivitasku seperti biasa. Beberapa hari nanti aku akan disibukkan dengan pernikahan aku dan Ilham.Aku santai di rumah sambil memanggil tukang urut langganan aku dulu. Dia sudah tua tapi masih sehat."Bi Sri, buatkan kami jus ya!" Perintahku.Aku segera berbaring dan dipijit oleh Mbok Utun."Mbok nanti kalau aku habis nikahan minta urut lagi ya," kataku."Iya, Non," jawab Mbok Utun.Bi Sri masuk membawakan kami jus. Setelah itu kembali ke dapur."Enak Zaman sekarang nikah udah ada yang ngurusin.zamanku dulu ya ngurusin sendiri," kata Mbo Utun."Itu ya tergantung uangnya, Mbok. Kalau uangnya gak ada ya mending di kerjain sendiri," balasku.Aku dipijit Mbok Utun sampai tertidur dan ketika aku bangun Mbok Utun sudah pulang."Bi, tadi Mbok Utun kamu bayar gak?" tanyaku."Iya, Non. Aku pinjam uangku dulu," jawab Bi Sri."Ya udah ini aku ganti, Bi. Soalnya aku tadi ketiduran," kataku.Aku segera mandi, badan sudah terasa segar.Malam nanti aku akan ke gedung di mana aku

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Drama Keluarga Bila

    "Aku gak tahu, tadi aku melihat Bila di kamar," jawabku."Kenapa kalian gak bawa Aksa ke rumah sakit?" tanya Hendra."Tadi pagi kamu sudah ajak Bila membawa Aksa ke rumah sakit tapi dia gak mau," jawabku."Iya dia takut ketahuan sama kamu," sahut Ilham."Kalian salah menilai Bila. Selama ini aku yang merawat Aksa. Dia hanya keluyuran gak jelas bersama teman dan selingkuhannya," kata Hendra.Hendra pamit, dia akan membawa Aksa ke rumah sakit. Setelah Hendra pergi, Bila datang."Mana Aksa?" tanya Bila."Kamu dari mana? Suami sudah bawa Aksa ke rumah sakit. Ibu macam apa kamu tega meninggalkan Aksa sendiri di kamar padahal dia sakit," jawab Ilham."Iya, kamu juga gak bilang sama kamui," kataku."Aku harus susul Aksa. Menyesal aku minta bantuan kalian. Kalian ternyata sekongkol dengan suamiku," kata Bila lalu pergi.Ilham hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Bila. Sudah di tolong bukannya meminta maaf Mala menuduh yang tidak-tidak.Tak hanya itu selang sehari kemudian, Bila da

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Tuduhan Bila

    Hendra menahan tangan Bila dan menghempaskan dengan kasar."Jangan ganggu mereka!" ucap Hendra."Ngapain kamu bela dia. Oh aku tahu kamu suka ya sama dia," kata Bila."Jangan sembarangan ngomong," ucapku."Alah kalian pasti diam-diam saling suka. Makanya Mas Hendra bela kamu terus," kata Bila."Jangan asal menuduh! Aku bukan seperti kamu yang doyan selingkuh," bantahku.Aku gak mau kalau dituduh selingkuh apalagi antara aku dan Hendra tak ada hubungan apa-apa."Mas Hendra ternyata selera kamu rendahan. Kamu doyan juga sama janda istri orang," tuduh Bila."Bila, jaga bicara kamu. Jangan sampai Kinan dan Ilham marah dan kamu dilaporkan ke polisi," kata Hendra.Mas Ilham yang baru bangun segera ke depan karena mendengar keributan."Ham, istri kamu ini loh selingkuh sama Mas Hendra," kata Bila."Hah mana mungkin," kata Ilham."Iya, tadi Mas Hendra belain dia terus, Ham. Mereka telah mengkhianati kamu," ucap Bila.Aku geram dengan Bila, ku tarik rambutnya hingga dia kesakitan."Jangan asal

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Kinan VS Amara

    Wanita itu mendekatiku tapi di cegah oleh Ilham."Amara, hentikan!" bentak Ilham. "Kamu udah buat kacau di sini," kata Ilham.Aku baru tahu nama wanita itu Amara."Gak, aku harus balas dia," kata Amara mendorong Ilham hingga terhuyung.Amara langsung menyerang ku, dia memukuli tubuhku. Ilham segera menarik tangan Amara agar tak memukuliku."Kamu yang memulai, aku hanya membalas," kata Amara."Eh salah siapa ganggu suami aku. Kamu siapa sih sebenarnya?" tanyaku heran."Dulu Ilham ngejar-ngejar aku, tapi aku gak mau sama dia. Eh pelariannya malah sama janda jalang," kata Amara."Hei jaga itu mulut! Kalau kamu gak mau sama Ilham kenapa ganggu dia. Kamu cemburu dia sudah punya istri?" tanyaku.Tatapan nyalang dari Amara tak membuatku takut. Ilham menyuruh Amara pergi namun diabaikan."Aku gak akan pergi sebelum membuat pelajaran sama istrimu. Awas aja kalau suaminya aku rebut baru tahu rasa," kata Amara."Oh kamu mau jadi pelakor ya. Silahkan! Ilham gak akan mau sama kamu," tantangku.Ilh

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Nginep Di rumah Mertua

    Tak ku ambil uang dua ribu rupiah itu. Aku masih bisa beli lagi yang lebih bagus. Bila sudah keterlaluan dia gak akan aku maafkan."Sudah, kita lebih baik istirahat saja," kata Ilham.Aku benar-benar capek, tadi bertengkar dengan Amara sekarang dengan Bila. Ada saja yang mengganggu ketenangan ku."Sayang, bagaimana kalau besok ke rumah ibu?" tanya Ilham. "kita menginap di sana, ibu pasti senang," kata Ilham."Boleh, nanti setelah dari toko kita ke sana," ucapku.Malam itu kami istirahat hingga pagi.***Aku merasa capek sekali sehingga enggan untuk bangun. Hidungku mencium sesuatu yang sangat wangi tetapi bukan parfume melainkan wangi masakan.Aku tak melihat Ilham ada di sampingku, ternyata dia bangun lebih dulu.Aku bangun dan langsung menuju dapur karena bau makanan ini sangat menggoda.Aku terkejut ketika melihat Ilham tengah masak di dapur sendirian."Mas, di mana Bi Sri? Kok kamu yang masak?" tanyaku mendekati Ilham."Dia aku suruh ngerjain yang lain," jawab Ilham dengan terus f

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Drama Si Tukang Hutang

    Aku masih sakit hati sama Bude Piah karena mendoakan aku mandul walau pada kenyataannya aku tak mandul. Mulutnya yang lemes ingin aku sumpal pakai kain lap bekas kotoran ayam."Maafkan Kinan, Bu," ucapku ketika sadar Bu Minah memperhatikan aku."Gak apa-apa. Ibu faham kamu marah karena dia memang keterlaluan," kata Bu Minah.Beruntung aku punya mertua yang sangat pengertian. Ilham mengajak kami masuk kembali menonton televisi.Setelah merasa lelah, kami tidur.**Entah jam berapa, ku lihat matahari belum nampak tapi ku dengar orang menggedor pintu rumah mertuaku."Minah...Minah...bangun Minah...tolong aku!" teriak Bude Piah.Aku terlonjak kaget begitu juga dengan Ilham."Kamu di kamar saja temani Kiara," kata Ilham.Ilham keluar, aku memilih mendengarkan dari dalam kamar."Ham, tolong, Ham!" Pinta Bude Piah."Ada apa lagi, Bude? Ini masih pagi tapi udah gedor pintu rumah orang," kata Ilham."Ham, itu loh Mbakmu sakit butuh uang," kata Bude Piah."Mbak Neni sakit apa, Bude?" tanya Ilha

Latest chapter

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Indah Pada Waktunya

    Ternyata Allah menjawab doa anak-anak selang dua bulan kemudian aku hamil lagi. Mereka bergembira saat tahu aku tengah mengandung adiknya."Hore... hore punya adik," seru Kiara diikuti dengan Marvel sambil lompat-lompat.Kehamilan aku dan Dina beriringan, tentu aku tak akan bisa menemani dia lahiran. Namun, keluarga Brian sudah siap menemani Sofia lahiran.Papa senang melihat aku bahagia bersama Mas Ilham. Rasa sakit hati yang dulu diciptakan Mas Arfan seketika hilang sudah. Digantikan dengan kebahagiaan yang diberikan Mas Ilham.Tak hanya diriku, Ana juga merasakan hal yang sama. Dia mencurahkan semuanya padaku. Bahkan dia sempat menangis saat kami bercerita dan ingat saat-saat masih bersama Mas Arfan."Semua hanya masa lalu," kataku. "Sekarang kebahagiaan kita sudah di depan mata, meskipun bukan dengan Mas Arfan," kataku."Iya, Mbak. Hanya saja aku masih merasa bersalah pernah masuk dalam rumah tangga Mbak Kinan," katanya."Semua sudah berlalu, dulu memang aku sempat membencimu. Nam

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Bahagia Itu Sederhana

    Ku lihat banyak orang berkerumun, bahkan orang yang berada di dalam gedung pernikahan Sofia ada yang ikut melihat.Ku dengar dari beberapa orang bahwa yang kecelakaan adalah orang yang tadi diusir di pesta pernikahan Sofia."Aduh dia pasti kena karma," kata seseorang.Aku kembali ke gedung, ku lihat Mas Ilham sedang bersama Brian."Ada apa, Mbak?" tanya Sofia."Wanita itu kecelakaan sepertinya," jawabku. "Ku lihat tadi mereka bertengkar," ucapku."Ya ampun!" ucap Sofia.Acara pernikahan Sofia telah selesai. Kini Sofia akan tinggal di rumah ibu. Rumahku kembali sepi, karena hanya kami sekeluarga yang tinggal di sana.Rumah kembali seperti semula, hanya ada aku, Mas Ilham dan anak-anak."Mas, sepi ya?" tanyaku."Ya memang begitu, kan mereka udah punya keluarga sendiri-sendiri," jawab Mas Ilham. "Bagaimana kalau kita liburan?" tanya Mas Ilham."Liburan kemana, Mas?" tanyaku."Ke tempat yang sederhana saja," jawab Mas Ilham. "Nanti aku akan siapkan semua," ucapnya.Kamu akhirnya pasrah de

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Di Lamar Di depan Mantan

    Kamu semua terkejut saat pria itu menyatakan niatnya untuk menikahi Sofia di atas panggung.Sofia mengangguk pelan," Ya aku menerima kamu," ucap Sofia.Ku lihat kedua mempelai merasa malu melihat Sofia mendapatkan jodohnya di depan mata mereka. Padahal baru satu menit yang lalu dia diejek."Nah, lihat kan kalau aku bisa dapat yang lebih baik," kata Sofia.Sofia lalu mengajak aku dan pria itu keluar dari acara tersebut. Aku terheran-heran, aku kira pasti Sofia tengah membuat drama."Akting kalian bagus," ucapku setelah sampai di tempat parkir."Akting, siapa yang akting Mbak?" tanya pria itu. "oh ya aku Brian, teman SMA nya Sofia," jawab Brian memperkenalkan diri."Jadi kamu beneran melamar Sofia?" tanyaku."Iya benar," jawab Brian."Sofia, Mbak gak mau kejadian kemarin ke ulang lagi. Lebih baik kamu pikirkan matang-matang, setidaknya sebelum menikah kalian memantapkan hati kalian dulu," kataku.

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Suami Yang Diminta Kembali

    Sofia dan suaminya langsung pamit pulang. Kami tak bisa mencegahnya. Kamu hanya mendoakan kehadiran teman Sofia tidak membuat rumah tangga Sofia yang baru seumur jagung menjadi hancur."Aku jadi Sofia gak mau gantiin," kata Dina. "Sekarang dia kembali, bagaimana kalau sampai dia tidak terima dan merebut suami Sofia lagi?" tanya Dina."Kita berdoa saja semoga tidak seperti itu," jawab Mas Ilham.Aku merasa kasihan pada Sofia, dia harus menjalani asmara yang begitu rumit.Seharian Dina main di rumah, dia sedang libur. Dia bermain dengan anak-anak. Sorenya dia pulang di jemput Seno."Loh katanya Sofia ada di sini kok udah sepi," kata Seno."Udah pulang waktu aku datang," kata Dina."Mereka baik-baik saja, kan?" tanya Seno."Kamu tidak tahu, Sen," ucapku.Dina hendak pulang tapi dia melihat Sofia datang naik taksi."Loh katanya mau tinggal sama mertua kamu," kataku."Suamiku diminta sama t

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pengantin Pengganti

    Siang itu ku lihat Sofia pulang dengan wajah kusut. Dia terlihat memikirkan sesuatu."Ada apa, Dek? Temanmu sudah pulang?" tanyaku.Dia menggeleng, sepertinya masalahnya semakin rumit."Kak, aku mau nikah," kata Sofia."Hah," aku terkejut mendengar apa yang barusan dia katakan."Menikah dengan siapa?" tanyaku."Aku disuruh menggantikan pengantin perempuan besok, Mbak," jawabnya."Bukankah itu keinginan kamu, menikah dengan orang yang kamu cintai?" tanyaku heran melihat sikap dia yang justru lemas."Justru itu, aku merasa hanya sebagai tempat pelarian saja karena pengantin wanitanya kabur,' jawab Sofia. "Kak Ilham pasti kaget kalau aku akan menikah besok," kata Sofia."Itu sih tentu, nanti aku bantu bicara sama Mas Ilham," ucapku.Aku segera menelfon Mas Ilham, agar dia pulang lebih awal. Biar bagaimanapun, kami harus menemui keluarga calon mempelai putra."Mas, pulang sekarang! Ada hal

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Rumah Seno Dan Dina

    Dua hari setelah pernikahan Dina dan Seno, mereka akan pindah ke rumah baru Seno. Kami mengantar Dina ke sana dengan membawa barang-barang Dina."Aku pasti akan sering kangen kak Kinan," kata Dina."Kalau kangen ya datang kemari lah," ucapku."Insyaallah ya, Kak," ucap Dina.Sampai di rumah Seno, di sana sudah ada keluarga Seno. Pembantu Seno membantu membawakan barang milik Dina ke kamar.Aku ikut melihat kamar Dina, kamarnya sangat luas hampir sama dengan kamarku di rumah. Rumahnya juga bagus dan sangat modern."Wah bakal betah nih kalau rumahnya sebagus ini," pujiku.Dina hanya tersenyum, setelah itu kami ke ruang tamu menyusul yang lain. "Dina, sekarang kamu udah sah istrinya Seno. Jadi mama harap kamu harus saling jaga sama Seno," kata Mama Seno."Iya, Ma," kata Dina.Anak-anak bermain, mereka suka karena rumah Seno ada kolam renangnya. Mereka bermain air di sana."Seno,kamu udah

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pernikahan Hampir Ditunda

    Pagi itu Dina tampak pergi dengan terburu-buru. Aku melihat ada wajah kecemasan pada dirinya."Kamu kenapa?" tanyaku."Tadi keluarga Mas Seno menelfon, katanya Mas Seno kecelakaan, Mbak," jawab Dina."Ya sudah kalau gitu aku ikut," ucapku.Aku dan Dina ke rumah sakit di mana Seno di rawat. Pernikahan mereka tinggal satu Minggu lagi tetapi Seno malah kecelakaan.Sampai di rumah sakit, kami bertemu dengan keluarga Seno."Dina, Seno belum sadar," kata Mama Seno.Dina langsung lemas, ku ajak dia duduk. Aku tahu Dina pasti terpukul."Din, sepertinya pernikahan kalian harus ditunda kalau Seno tidak sadar juga," kata Papa Seno.Dina Kembali lemas, harapannya segera menikah pupus. Dia harus menunggu Seno sembuh dulu.**Dina menunggui Seno di rumah sakit, selang satu jam kemudian Seno sadar. Lukanya tidak terlalu parah hanya saja dia perlu waktu untuk dirawat beberapa saat."Sayang, a

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Dimanja Suami

    Pagi itu Mas Ilham membangunkan diriku, setelah pertempuran semalam aku sampai bangun kesiangan."Sayang, bangun!" Perintahnya.Di tak lupa mengecup keningku dengan penuh kasih sayang. Aku yang baru setengah sadar dari tidurku hanya tersenyum melihat perlakuan Mas Ilham."Hari ini aku antar kamu ke salon ya," ucap Mas Ilham."Ngapain ke salon?" tanyaku heran. Mas Ilham tak pernah mengantarku ke salon sama sekali. Tapi pagi ini dia ingin mengantarku ke salon."Cepat mandi!" Suruhnya.Aku segera mandi, setelah itu sarapan berdua saja dengan Mas Ilham. Ternyata yang lain sudah sibuk dengan urusan masing-masing."Mbak, nitip Marvel ya. Aku mau ajak mamanya ke salon," kata Mas Ilham saat melihat baby sitter Marvel."Baik, Pak," ucapnya lalu berlalu meninggalkan kami.Selesai makan kami berangkat ke salon, Mas Ilham memilihkan perawatan terlengkap untuk diriku."Mas, ini perlu waktu beberap

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Vira Marah-marah

    "Apa Pak Willi tersangka utamanya?" tanya Sofia saat mendengar jawabanku.Aku mengangguk, mereka sangat marah karena apa yang dilakukan Pak Willi sudah diluar batas."Dia harus dihukum," ucap Sofia."Mas Ilham tidak akan membiarkan dia hidup tenang," kataku.Pagi itu kami tengah sarapan, Mas Ilham belum pulang dari kantor polisi. Aku meminta Bi Sri pesan makanan untuk acara tahlilan nanti malam."Kinan...Kinan...keluar kamu!" Suara Vira terdengar.Setelah aku membuka pintu, Vira menyerang ku. Dia langsung saja menjambak rambutku."Aku sudah peringatkan kamu, kan. Kalau Mas Willi punya rencana kamu sih gak mau dengar. Sekarang aku mau kamu bujuk Ilham untuk mencabut laporannya," ucap Vira."Maaf gak bisa, yang salah harus tetap mendapat hukuman," balasku.Dina dan Sofia langsung menyusulku, melihat yang datang Vira, emosi mereka meluap."Masih gak punya malu kamu, udah jelas suami kamu salah mas

DMCA.com Protection Status