Share

Selalu Di Salahkan

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2023-05-22 12:01:53

Putra segera di larikan ke rumah sakit. Aku ikut menemani Putra. Biar bagaimanapun aku bertanggung jawab atas kesalahan yang Mas Arfan lakukan.

"Kinan, ini sudah keterlaluan. Bapak akan laporkan masalah ini ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan kekerasan," kata Pak Willi.

"Apa tidak bisa di selesaikan dengan kekeluargaan, Pak?" tanyaku.

"Aku gak bisa menolerir perbuatan Arfan. Dia sudah menuduh Putra selingkuh denganmu dan melakukan tindakan kekerasan," jawab Pak Willi.

Aku tak bisa berbuat apa-apa, mungkin ini lebih baik agar Mas Arfan jera. Tapi kasihan dengan Kiara karena akan menjadi anak narapidana.

***

Esoknya Mas Arfan dibawa polisi, Ana menangis begitu juga Kiara. Aku sudah berbicara pada Pak Willi agar kasus ini di selesaikan dengan kekeluargaan tapi Pak Willi menolak.

"Mbak, katanya Mas Putra anak bos kamu. Tolong dong, Mbak negosiasi dengan Bapaknya," kata Ana.

"Sudah, Na. Tapi Pak Willi gak mau," kataku.

"Usaha lagi dong, Mbak," ucap Ana.

"Usaha bagaimana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Flowers riah
katanya menager tapi tetap mau hidup sama laki-laki sampah! heran deh!
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
heran dehhh si kinan yg bodoh ini .. masa ada yg sebodoh dia thor
goodnovel comment avatar
Juniawati Ida Ayu
wah ternyata ana lick
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Ana Hamil

    Dokter tengah memeriksa Ana di dalam kamar di temani dengan Mas Arfan. Aku dan Kiara hanya menunggu di ruang keluarga.Hari ini aku terpaksa izin karena takut terjadi sesuatu terhadap Ana."Mama Ana kenapa, Ma?" tanya Kiara."Mama belum tahu, sayang," jawabku.Mas Arfan ke luar bersama Dokter, dia kelihatan bahagia sekali."Maaf, Dok. Ana sakit apa ya?" tanyaku."Oh Bu Ana tidak sakit, dia tengah hamil," jawab Dokter.Hamil, itu tandanya rencana Ana untuk meninggalkan Mas Arfan akan gagal. Mana mungkin Mas Arfan mau Ana pergi, apa lagi dia tengah mengandung."Pak Arfan, saya pamit ya. Biarkan Bu Ana istirahat, dia perlu banyak istirahat," kata Dokter.Mas Arfan mengantar Dokter ke depan. Aku dan Kiara masuk ke dalam kamar Ana."Ana, kamu hamil," kataku."Iya, Mbak. Maaf ya, Mbak. Aku gak bisa menepati janjiku. Mas Arfan gak akan mau meninggalkan aku kalau aku hamil," kata Ana."Tidak masalah, mungkin memang kita ditakdirkan untuk jadi madu selamanya," ucapku."Kinan, jangan harap aku

    Last Updated : 2023-05-23
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Mendadak Baik

    Aku tak masalah Mas Arfan meminjam mobilku. Hanya saja kenapa aku mesti pindah demi menjaga perasaan Ana.selama ini aku cemburu aja dia gak peduli.Pulang kerja Mas Arfan menjemputku. Teman-temanku mendadak heran dengan sikap Mas Arfan."Tumben di jemput," bisik Erina."Iya mobilnya di rumah, jadi tadi pagi pakai mobilku," ucapku.Ku lihat Mas Arfan sedang berbicara dengan satpam."Mas, ayo pulang!" ajakku. "Udah selesaikan ngobrolnya?" tanyaku."Oh ya udah selesai," jawab Mas Arfan.Kami lalu pulang, Mas Arfan bersikap biasa saja. Aku melihat Liar sudah mandi sore."Kiara, udah cantik," pujiku."Iya anak papa cantik," Mas Arfan ikut memuju Kiara. Kami saling pandang karena gak biasanya Mas Arfan bersikap begitu.Malam itu aku tak melihat Mas Arfan memperlakukan Ana seperti kemarin. Malah dia membiarkan Ana jalan sendiri ke kamar mandi."Kok Ana gak diantar, Mas," ucapku."Gak usahlah, dia bisa sendiri," kata Mas Arfan. "Oh ya gimana kerjaan lancar?" tanya Mas Arfan.Sejak kapan Mas A

    Last Updated : 2023-05-24
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Gantian Sakit Hati

    Kami mencari penginapan terdekat. Karena hari sudah sore. Kami tak lupa mencari hotel yang bagus karena tidak setiap hari kami tidur di hotel."Mas, bayar dong," kataku."Kamu aja yang bayar," kata Mas Arfan.Dalam hati aku dongkol tapi mau gimana lagi dari pada berantem lebih baik aku mengalah saja.Sehabis isyak, kami makan direstauran hotel. Mas Arfan memesan banyak makanan untuk kami bertiga."Banyak amat, Mas. Apa akan habis?" tanyaku."Kita makan aja, lagian kapan lagi kita bisa jalan bertiga begini," jawab Mas Arfan.Aku menurut saja karena tak mau ribut di depan Kiara. Selesai makan kami kembali ke kamar dan istirahat. Besok baru kami jalan-jalan.***Kami sampai di tempat kami jalan-jalan, ku lihat Mas Arfan memegangi ponselnya."Mas, ini waktu kita bersama. Aku harap Mas jangan hubungi Ana," kataku."Tapi...ya sudah biar aku matikan saja ponselku," kata Mas Arfan lalu menonaktifkan ponselnya san menyimpannya di tas kecil yang dia bawa.Kami menemani Kiara bermain, setelah it

    Last Updated : 2023-05-25
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Arfan Cemburu

    Sehabis salat isyak aku berhias, aku memoles wajahku dengan bedak dan lipstik. Entah mengapa aku ingin tampil maksimal padahal Pak Willi hanya mengajakku makan malam bersama."Kinan, kamu mau ke mana?" tanya Mas Arfan."Oh itu, Pak Willi mengajakku makan malam di rumah Putra," jawabku."Hanya kamu sendiri yang diundang?" tanya Mas Arfan. Dia terlihat tidak suka dengan adanya makan malam ini."Kalau tidak aku sendiri siapa lagi, Mas. Masa iya ngajak kamu," ucapku."Siapa tahu Kiara juga disuruh ikut," kata Mas Arfan."Tidak, mungkin mau bicara masalah pekerjaan jadi hanya aku yang diundang," kataku.Mas Arfan terdiam, aku pamit padanya. Setelah itu aku pamit pada Kiara.***Sampai di rumah Putra, aku melihat mobil Pak Willi sudah parkir di sana. Aku langsung saja memencet bel. Seorang wanita paruh baya membukakan pintu."Sudah di tunggu tuan, Non," kata wanita itu.Aku di bawa ke ruang keluarga. Di sana ada Pak Willi, Bu Kamila istri Pak Willi dan Putra."Selamat malam," sapaku."Malam

    Last Updated : 2023-05-26
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Perhatian Putra

    Hari kedua Putra memaksa untuk menjemputku. Aku sudah menolak tapi kata Putra dia tidak menerima menolakan."Bu, ada Pak Putra jemput ibu," kata Bibik saat kami tengah sarapan."Kamu di jemput?" tanya Mas Arfan. "Kenapa Putra harus jemput segala, lalu gimana dengan Kiara?" tanya Mas Arfan."Dia tetap berangkat denganku, sebenarnya aku sudah menolak tapi nyatanya Putra tetap jemput aku," jawabku."Mama, Om Putra ke sini? Asyik bisa bareng Om Putra," sahut Kiara."Kiara jangan dekat sama Putra. Dia itu orang lain," tegur Mas Arfan.Aku dan Kiara berpamitan, Mas Arfan mengantar kami sampai depan."Putra, awas saja kamu macam-macam dengan Kinan," ucap Mas Arfan."Jangan khawatir, Pak Arfan! Saya bukan tipe pebinor," balas Putra.Kami berangkat mengantar Kiara dulu, Kiara terlihat senang bisa bersama Putra. Entah, Putra punya pesona apa sehingga Kiara nempel padanya."Sepertinya kamu sayang dengan anak kecil. Kenapa gak menikah aja?" tanyaku."Belum ada yang cocok, kan gak harus menikah ju

    Last Updated : 2023-05-28
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Sikap Aneh Suamiku

    "Eh Kinan, belum tidur ya," kata Mas Arfan mengalihkan pembicaraan."Siapa Mas yang dimanfaatkan?" tanyaku."Oh itu temanku, bisa aja di manfaatnya," jawabnya. "Sudah malam, ayo kita tidur!" ajak Mas Arfan merangkulku.Mas Arfan mendadak aneh dan bersikap sok manis. Apa karena aku sudah meminjami dia uang? Mungkin saja.Kami tidur bersama, Mas Arfan mencoba menggodaku. Tapi aku malah memutuskan untuk tidur terlebih dulu.Esoknya, aku berangkat di jemput Putra. Aku melewati kantor Mas Arfan. Aku ingin coba mendatanginya sebentar."Putra, boleh aku mampir ke tempat kerja Mas Arfan?" tanyaku pada Putra yang tengah menyetir."Boleh, di mana kantornya?" tanya Putra."Itu depan sana," jawabku."Oh dia perusahaan Adijaya?" tanya Putra."Iya, kamu tahu perusahaan itu?" tanyaku."Iya, dia teman baik papa," jawab Putra. "Sudah sampai, silahkan kalau mau ketemu Arfan!" perintah Putra.Aku ke luar dari mobil sementara Putra masih menunggu di parkiran. Aku mencari Mas Arfan, ku lihat dia sedang m

    Last Updated : 2023-05-29
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pulang Ke Rumah Mama

    "Kinan...Kinan...," panggil Mas Arfan.Aku berjalan menyeret koperku dan koper Kiara ke luar rumah."Maksud kamu apa? Kamu mau minggat?" tanya Mas Arfan marah."Kenapa tidak? Untuk apa bertahan dengan suami pelit dan tukang poligami? Di tambah lagi tukang nipu istri. Anggap saja uang hasil jual mobil adalah untuk biaya hidup Kiara nanti," ucapku. "Sebenarnya tak cukup sih, tapi dari pada aku dimanfaatkan terus," kataku."Siapa yang memanfaatkan kamu, Kinan?" tanya Mas Arfan mengikuti aku yang sudah ke luar rumah. Ana mengikuti Mas Arfan."Aku dengar sendiri saat kamu berbicara dengan temanmu. Kamu memanfaatkan aku agar bisa mendapatkan uangku. Apalagi kamu tahu aku sudah naik jabatan," jawabku."Kamu salah faham," sanggah Mas Arfan."Mbak Kinan, tolong dibicarakan baik-baik. Jangan ambil keputusan dalam keadaan emosi," kata Ana."Aku tidak emosi, Ana. Tapi aku kesal karena aku ditipu suamiku sendiri. Sekarang aku serahkan Mas Arfan padamu, Ana," ucapku."Sekarang kamu jujur, Mas. Apa

    Last Updated : 2023-05-30
  • Bidadari di Dalam Rumahku   Minta Rujuk

    Pagi sekali Mas Arfan datang ke rumah mama. Dia membujukku agar mau pulang lagi. Alasannya karena dia tidak mau Kiara tidak punya papa dan jadi korban broken home."Ayolah Kinan! Kita rujuk kembali!" ajak Mas Arfan. "Jangan kamu pentingkan perasaan kamu saja. Pikirkan Kiara juga," kata Mas Arfan.Mama hanya diam, tapi aku malas sekali rujuk dengan pria pelit seperti Mas Arfan."Maaf, Mas. Lima tahun rasanya udah cukup buat aku hidup sama kamu. Aku yakin bisa membahagiakan Kiara meskipun tanpa kamu," ucapku."Kinan, kamu jangan egois. Itu menurut kamu, tapi pada kenyataannya Kiara tetap butuh aku sebagai papanya," bantah Mas Arfan."Kalau dia butuh kamu, tinggal datang dan menginap di rumah kamu. Tapi maaf untuk kembali aku tak bisa," kataku tegas."Mbak, Tolong kembali pada Mas Arfan!" pinta Ana."Apa kalau aku kembali pada Mas Arfan, kamu mau meninggalkan Mas Arfan? Tidak, kan?" tanyaku sinis. "Harusnya kamu senang karena bisa menjadi istri satu-satunya Mas Arfan," ucapku."Kinan, ka

    Last Updated : 2023-05-31

Latest chapter

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Indah Pada Waktunya

    Ternyata Allah menjawab doa anak-anak selang dua bulan kemudian aku hamil lagi. Mereka bergembira saat tahu aku tengah mengandung adiknya."Hore... hore punya adik," seru Kiara diikuti dengan Marvel sambil lompat-lompat.Kehamilan aku dan Dina beriringan, tentu aku tak akan bisa menemani dia lahiran. Namun, keluarga Brian sudah siap menemani Sofia lahiran.Papa senang melihat aku bahagia bersama Mas Ilham. Rasa sakit hati yang dulu diciptakan Mas Arfan seketika hilang sudah. Digantikan dengan kebahagiaan yang diberikan Mas Ilham.Tak hanya diriku, Ana juga merasakan hal yang sama. Dia mencurahkan semuanya padaku. Bahkan dia sempat menangis saat kami bercerita dan ingat saat-saat masih bersama Mas Arfan."Semua hanya masa lalu," kataku. "Sekarang kebahagiaan kita sudah di depan mata, meskipun bukan dengan Mas Arfan," kataku."Iya, Mbak. Hanya saja aku masih merasa bersalah pernah masuk dalam rumah tangga Mbak Kinan," katanya."Semua sudah berlalu, dulu memang aku sempat membencimu. Nam

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Bahagia Itu Sederhana

    Ku lihat banyak orang berkerumun, bahkan orang yang berada di dalam gedung pernikahan Sofia ada yang ikut melihat.Ku dengar dari beberapa orang bahwa yang kecelakaan adalah orang yang tadi diusir di pesta pernikahan Sofia."Aduh dia pasti kena karma," kata seseorang.Aku kembali ke gedung, ku lihat Mas Ilham sedang bersama Brian."Ada apa, Mbak?" tanya Sofia."Wanita itu kecelakaan sepertinya," jawabku. "Ku lihat tadi mereka bertengkar," ucapku."Ya ampun!" ucap Sofia.Acara pernikahan Sofia telah selesai. Kini Sofia akan tinggal di rumah ibu. Rumahku kembali sepi, karena hanya kami sekeluarga yang tinggal di sana.Rumah kembali seperti semula, hanya ada aku, Mas Ilham dan anak-anak."Mas, sepi ya?" tanyaku."Ya memang begitu, kan mereka udah punya keluarga sendiri-sendiri," jawab Mas Ilham. "Bagaimana kalau kita liburan?" tanya Mas Ilham."Liburan kemana, Mas?" tanyaku."Ke tempat yang sederhana saja," jawab Mas Ilham. "Nanti aku akan siapkan semua," ucapnya.Kamu akhirnya pasrah de

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Di Lamar Di depan Mantan

    Kamu semua terkejut saat pria itu menyatakan niatnya untuk menikahi Sofia di atas panggung.Sofia mengangguk pelan," Ya aku menerima kamu," ucap Sofia.Ku lihat kedua mempelai merasa malu melihat Sofia mendapatkan jodohnya di depan mata mereka. Padahal baru satu menit yang lalu dia diejek."Nah, lihat kan kalau aku bisa dapat yang lebih baik," kata Sofia.Sofia lalu mengajak aku dan pria itu keluar dari acara tersebut. Aku terheran-heran, aku kira pasti Sofia tengah membuat drama."Akting kalian bagus," ucapku setelah sampai di tempat parkir."Akting, siapa yang akting Mbak?" tanya pria itu. "oh ya aku Brian, teman SMA nya Sofia," jawab Brian memperkenalkan diri."Jadi kamu beneran melamar Sofia?" tanyaku."Iya benar," jawab Brian."Sofia, Mbak gak mau kejadian kemarin ke ulang lagi. Lebih baik kamu pikirkan matang-matang, setidaknya sebelum menikah kalian memantapkan hati kalian dulu," kataku.

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Suami Yang Diminta Kembali

    Sofia dan suaminya langsung pamit pulang. Kami tak bisa mencegahnya. Kamu hanya mendoakan kehadiran teman Sofia tidak membuat rumah tangga Sofia yang baru seumur jagung menjadi hancur."Aku jadi Sofia gak mau gantiin," kata Dina. "Sekarang dia kembali, bagaimana kalau sampai dia tidak terima dan merebut suami Sofia lagi?" tanya Dina."Kita berdoa saja semoga tidak seperti itu," jawab Mas Ilham.Aku merasa kasihan pada Sofia, dia harus menjalani asmara yang begitu rumit.Seharian Dina main di rumah, dia sedang libur. Dia bermain dengan anak-anak. Sorenya dia pulang di jemput Seno."Loh katanya Sofia ada di sini kok udah sepi," kata Seno."Udah pulang waktu aku datang," kata Dina."Mereka baik-baik saja, kan?" tanya Seno."Kamu tidak tahu, Sen," ucapku.Dina hendak pulang tapi dia melihat Sofia datang naik taksi."Loh katanya mau tinggal sama mertua kamu," kataku."Suamiku diminta sama t

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pengantin Pengganti

    Siang itu ku lihat Sofia pulang dengan wajah kusut. Dia terlihat memikirkan sesuatu."Ada apa, Dek? Temanmu sudah pulang?" tanyaku.Dia menggeleng, sepertinya masalahnya semakin rumit."Kak, aku mau nikah," kata Sofia."Hah," aku terkejut mendengar apa yang barusan dia katakan."Menikah dengan siapa?" tanyaku."Aku disuruh menggantikan pengantin perempuan besok, Mbak," jawabnya."Bukankah itu keinginan kamu, menikah dengan orang yang kamu cintai?" tanyaku heran melihat sikap dia yang justru lemas."Justru itu, aku merasa hanya sebagai tempat pelarian saja karena pengantin wanitanya kabur,' jawab Sofia. "Kak Ilham pasti kaget kalau aku akan menikah besok," kata Sofia."Itu sih tentu, nanti aku bantu bicara sama Mas Ilham," ucapku.Aku segera menelfon Mas Ilham, agar dia pulang lebih awal. Biar bagaimanapun, kami harus menemui keluarga calon mempelai putra."Mas, pulang sekarang! Ada hal

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Rumah Seno Dan Dina

    Dua hari setelah pernikahan Dina dan Seno, mereka akan pindah ke rumah baru Seno. Kami mengantar Dina ke sana dengan membawa barang-barang Dina."Aku pasti akan sering kangen kak Kinan," kata Dina."Kalau kangen ya datang kemari lah," ucapku."Insyaallah ya, Kak," ucap Dina.Sampai di rumah Seno, di sana sudah ada keluarga Seno. Pembantu Seno membantu membawakan barang milik Dina ke kamar.Aku ikut melihat kamar Dina, kamarnya sangat luas hampir sama dengan kamarku di rumah. Rumahnya juga bagus dan sangat modern."Wah bakal betah nih kalau rumahnya sebagus ini," pujiku.Dina hanya tersenyum, setelah itu kami ke ruang tamu menyusul yang lain. "Dina, sekarang kamu udah sah istrinya Seno. Jadi mama harap kamu harus saling jaga sama Seno," kata Mama Seno."Iya, Ma," kata Dina.Anak-anak bermain, mereka suka karena rumah Seno ada kolam renangnya. Mereka bermain air di sana."Seno,kamu udah

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Pernikahan Hampir Ditunda

    Pagi itu Dina tampak pergi dengan terburu-buru. Aku melihat ada wajah kecemasan pada dirinya."Kamu kenapa?" tanyaku."Tadi keluarga Mas Seno menelfon, katanya Mas Seno kecelakaan, Mbak," jawab Dina."Ya sudah kalau gitu aku ikut," ucapku.Aku dan Dina ke rumah sakit di mana Seno di rawat. Pernikahan mereka tinggal satu Minggu lagi tetapi Seno malah kecelakaan.Sampai di rumah sakit, kami bertemu dengan keluarga Seno."Dina, Seno belum sadar," kata Mama Seno.Dina langsung lemas, ku ajak dia duduk. Aku tahu Dina pasti terpukul."Din, sepertinya pernikahan kalian harus ditunda kalau Seno tidak sadar juga," kata Papa Seno.Dina Kembali lemas, harapannya segera menikah pupus. Dia harus menunggu Seno sembuh dulu.**Dina menunggui Seno di rumah sakit, selang satu jam kemudian Seno sadar. Lukanya tidak terlalu parah hanya saja dia perlu waktu untuk dirawat beberapa saat."Sayang, a

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Dimanja Suami

    Pagi itu Mas Ilham membangunkan diriku, setelah pertempuran semalam aku sampai bangun kesiangan."Sayang, bangun!" Perintahnya.Di tak lupa mengecup keningku dengan penuh kasih sayang. Aku yang baru setengah sadar dari tidurku hanya tersenyum melihat perlakuan Mas Ilham."Hari ini aku antar kamu ke salon ya," ucap Mas Ilham."Ngapain ke salon?" tanyaku heran. Mas Ilham tak pernah mengantarku ke salon sama sekali. Tapi pagi ini dia ingin mengantarku ke salon."Cepat mandi!" Suruhnya.Aku segera mandi, setelah itu sarapan berdua saja dengan Mas Ilham. Ternyata yang lain sudah sibuk dengan urusan masing-masing."Mbak, nitip Marvel ya. Aku mau ajak mamanya ke salon," kata Mas Ilham saat melihat baby sitter Marvel."Baik, Pak," ucapnya lalu berlalu meninggalkan kami.Selesai makan kami berangkat ke salon, Mas Ilham memilihkan perawatan terlengkap untuk diriku."Mas, ini perlu waktu beberap

  • Bidadari di Dalam Rumahku   Vira Marah-marah

    "Apa Pak Willi tersangka utamanya?" tanya Sofia saat mendengar jawabanku.Aku mengangguk, mereka sangat marah karena apa yang dilakukan Pak Willi sudah diluar batas."Dia harus dihukum," ucap Sofia."Mas Ilham tidak akan membiarkan dia hidup tenang," kataku.Pagi itu kami tengah sarapan, Mas Ilham belum pulang dari kantor polisi. Aku meminta Bi Sri pesan makanan untuk acara tahlilan nanti malam."Kinan...Kinan...keluar kamu!" Suara Vira terdengar.Setelah aku membuka pintu, Vira menyerang ku. Dia langsung saja menjambak rambutku."Aku sudah peringatkan kamu, kan. Kalau Mas Willi punya rencana kamu sih gak mau dengar. Sekarang aku mau kamu bujuk Ilham untuk mencabut laporannya," ucap Vira."Maaf gak bisa, yang salah harus tetap mendapat hukuman," balasku.Dina dan Sofia langsung menyusulku, melihat yang datang Vira, emosi mereka meluap."Masih gak punya malu kamu, udah jelas suami kamu salah mas

DMCA.com Protection Status