Kecerdikan Farah
"Ya sudah Mbak, saya kasih nomor ini coba Mbak tagih ke dia!" ucap kita pada MUA itu.Gita mencoba memberikan nomor Farah untuk dihubungi oleh Cindy."Ini nomor siapa? Kenapa saya harus menagih padanya," tanya Cindy"Itu nomor kakak ipar saya Mbak, dia yang akan membayar semuanya!" jawab Gita."Tidak, saya tidak mau urusan saya dengan kalian bukan dengan dia. Jika memang dia akan membayar kalian saja yang menagih kenapa harus saya..!" ketus Cindy. "Udah Mbak, coba hubungi aja dulu," pinta Gita, berharap Cindy mau agar dia menagih pada Farah saja."Tidak mau, saya tidak ingin menambah masalah dengan orang yang tidak saya kenal. Kalian yang harus bertanggung jawab!" elak Cindy. "Ya sudah gini aja, saya kasih uang 1 juta dan handphone ini beserta KTP saya untuk saya titipkan pada kalian," saran Gita. "Ponsel ini aja dijual 2 juta belum tentu laku!" ucap sang fotografer bernama Angga."Saya janji besok akan saya bayar, jadi saya titip ini dulu ya," Gita memohon. "Mas kamu benar nggak ada uang apa?" tanya Gita pada Pras."Sudah ku bilang kontrakku belum cair, kamu ngeyel banget sih..!" jawab Pras dan membuang muka, dia juga malu. "Mas nya kenapa diam aja? Kenapa nggak ikut bayar, Mas tolong bawa hp-nya kesini sebagai jaminan juga!" ucap Angga."Enggak bisa Mas, enak saja HP saya sebagai jaminan besok juga kita bayar kalian tunggu saja lagian kan KTP sudah dititipkan!" ujar Pras. "Ya sudah ktp-nya Mas ini juga titipkan pada kami!" ucap Cindy."Sudah Mas ayo serahkan!" Angga memaksa Pras untuk menyerahkan KTP nya juga. Dengan terpaksa Pras menyerahkan ktp-nya pada mereka.Akhirnya Gita dan Pras diperbolehkan untuk pulang, tapi mereka besok harus melunasi bayaran itu."Nggak mampu aja pada prewedding segala, foto pakai hape saja!" ujar Cindy namun bisa ucapannya masih bisa didengarkan oleh Gita, ia menoleh kebelakang."Jika kamu tidak bisa melunasi ini, saya akan viralkan dirimu pada sosial media! Agar W.O tidak ada yang mau menerima resepsi pernikahan kalian!" ancam Cindy. Gita yang tadi memasang muka mengancam, kini malah lembek bagaikan kerupuk tersiram air dia tidak berani mengumpat kepada Cindy.***ketika mereka di dalam mobil Cindy dan Pras saling diam apalagi Pras memasang muka marah pada Gita, dia tidak suka jika ktp-nya menjadi jaminan tadi."Aku tidak mau tahu ya, kamu harus bisa membayar uang prewedding kita dan KTP-ku bisa diambil kembali!" ujar Pras."Ya Mas kamu tenang aja uang itu pasti akan aku dapatkan nanti," jawab Gita. "Jika kamu membuatku malu, aku tidak akan memberi pekerjaan pada kakakmu!" ancam Pras. Gita mengangguk, dia tidak mau Pras berubah pikiran dengan gagal menikahinya. Gita tidak mau melepaskan Pras seorang kaya raya. **"Farah...!" Raka mengetuk pintu. Dia baru saja pulang bekerja tapi rumah itu terkunci dari dalam, dan tak ada sahutan Farah sama sekali.Kebetulan Raka pulang jam 8 malam, karena dia lembur di kantor."Kenapa tidak dibuka sih!" gerutu Raka, kemudian Raka menuju jendela kamarnya dan mengetuk mencoba melihat Farah namun tetap saja tak ada jawaban dari Farah. Lampu di dalam rumah juga terang, sepertinya ada orang tapi kenapa Farah tidak menyahut. Raka mencoba menghubungi Farah namun nomornya tidak aktif.Raka terus saja mencoba mengetuk pintu dan menghubungi Farah berkali-kali, namun sama saja pintu tidak kunjung dibuka Farah dan tak kunjung menyahuti nya.Hingga Raka memutuskan untuk datang ke rumah Roni dan bertanya pada Dara istri Roni, dimanakah Farah kini karena mereka berteman dekat.***"Mbak Dara lihat Farah enggak, kenapa enggak ada di rumah ya. Saya udah ketuk pintu berkali-kali tetap tidak dibukakan pintu padahal lampu di dalam rumah juga menyala," tanya Raka. "Nggak tahu juga ya Mas Raka ke mana Mbak Farah, Mungkin dia sudah tidur," jawab Dara. "Tidur seharusnya dia tidak mengunci pintu seperti itu apalagi saya belum pulang kerja," "Ya mungkin dia lelah Mas, apalagi dia tadi habis dilabrak sama Ibu Mas Raka!" terang Dara. "Dilabrak bagaimana?" sahut Raka penasaran.Kemudian Dara menceritakan semua yang terjadi tentang Farah, ia diteriaki pencuri oleh Retno sang Ibu."Mas Raka bilang deh sama ibunya jangan keterlaluan seperti itu, kasihan tahu Mbak Farah masa difitnah seperti itu harusnya Mas Raka bisa tegas lagi bukannya saya ingin ikut campur tapi saya juga geram melihat kelakuan Ibu Mas Raka itu!" "Tega sekali menuduh menantunya mencuri!" ucap Dara kembali, dengan ketus. Ia tak tahan lagi dengan Raka yang hanya bisa diam dan menuruti keluarganya itu."Ya udah deh Mbak saya mau ke rumah Ibu saya aja," ucap Raka tanpa menyahuti lagi dia pergi."Si Raka itu pasti belain ibunya terus!" gumam Dara dan menutup pintu rumahnya.**Raka tiba di rumah Retno dengan wajah yang lesu. Kedatangan nya disambut oleh Retno, karena ia berpikir pasti Raka membawa duit. "Kenapa wajahmu lesu banget? Kamu bawa uangkan?" tanya Retno kepada putranya itu."Gimana mau dapat uang!,Aku mau masuk ke dalam rumah tapi Farah enggak kunjung bukain pintu!" jawab Raka. "Pasti Farah sengaja tidak mengizinkanmu masuk, karena dia ingin menguasai rumah itu sendirian lebih baik kamu gerak cepat Raka, kamu ambil sertifikat itu dan gadaikan.Sebelum Farah yang mengambilnya. Lihat kini kamu saja tidak boleh masuk ke dalam rumah itu!" ucap Retno panjang lebar. "Iya bu tunggu besok pagi ya," pinta Raka, karena ia merasa lelah baru saja pulang lembur dari kantor. Raka bekerja pada sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan 5 juta perbulan. Tapi gaji itu biasanya selalu dikuasai oleh ibunya.Gita diturunkan di depan rumah oleh Pras, dan pria itu langsung berlalu pergi tanpa berpamitan dulu pada Retno."Semua gara-gara Mbak Farah, aku dipermalukan..!" teriak Gita pada ibunya dia membanting tasnya."Ibu kenapa sih seperti ini! Kenapa Ibu tidak bisa mendapatkan uang itu dari Mbak Farah? Bahkan aku harus menggadaikan KTP dan ponselku!" teriak Gita. "Gimana lagi Farah itu pandai berbicara, bahkan tadi saat ibu mencoba meneriakinya pencuri malah ibu yang hujat sama ibu-ibu di sana!" "Jadi benar ibu memfitnah para pencuri?' tanya Raka."Habisnya istrimu Itu menyebalkan, memang dia mencuri uang gajimu bukan!" ketus Retno. "Tapi seharusnya ibu tidak berkata seperti itu juga!" kali Ini Raka tidak setuju karena ibunya memfitnah Farah pencuri, karena Farah tidak seperti itu."Udah deh Bang, Abang nggak usah belain istri Abang yang licik itu! Pokoknya aku nggak mau tahu besok beri aku uang, untuk membayar prewedding itu karena kalau tidak ktp-ku akan diviralkan di sosial media oleh semua dan fotografernya. Bahkan nanti W.O tak akan mau menangnani resepsiku!" ujar Gita cemas. "Calon suamimu kenapa tidak suruh membayari dulu, dia kan pengusaha?" ujar Raka. "Iya tapi mas Pras itu proyeknya belum cair, jadi uangnya belum turun. Jika uangnya sudah turun, milyaran uang yang akan dia dapatkan. Jadi Abang nggak usah di nyepelein calon suamiku!" jawab Gita tak terima. "Iya Raka sebentar lagi Pras itu aku akan cair uang proyeknya, jadi kita bersabar dulu," Retno menimpali. "Tapi Raka udah nggak punya uang lagi Bu!""Ya sudah kamu jual dulu saja motormu, mas pasti laku 15 jutaan!""Tapi Bu, itu kan motor Raka masih bagus dan baru jarang juga dipakai. Bahkan kerja saja Raka tidak menggunakannya masa iya dijual?" Raka menolaknya. Raka mempunyai sebuah motor sport dengan harga kontan nya saja 35 juta, itu pun jarang dia pakai. Dan kini ibunya meminta Raka untuk menjualnya."Tidak Bu, Raka tidak mau itu kan motor kesayangan Raka," "Udah deh bang nurut aja jual aja tuh motor, nanti juga bakal digantikan sama Mas Pras kalau dia udah cair proyeknya!" ujar Gita mendesak Raka.Raka akhirnya pasrah dan menuruti kata sang ibu. Retno dan Gita saling pandang dan tersenyum setelah melihat Raka yang pasrah.**Pagi harinya saat Raka ingin pergi ke rumahnya. Ia melihat ada sepasang sepertinya suami istri baru saja berlalu dan berboncengan dengan motornya. Tmpak Farah di depan pintu melihat kepergian orang itu."Motorku dibawa kemana oleh orang itu?" tanya Raka tergopoh. "Oh itu motor Abang, udah aku jual kebetulan bpkb-nya juga di rumah. Sebetulnya orangnya mau beli kemarin sih tapi hari ini baru diambil!" jawab Farah santai. "Kenapa kamu jual motorku!" teriak Raka tak percaya, dan membelalakkan matanya."Sebelum Ibumu menyuruh Abang menjual motor itu, lebih baik aku jual duluan!" sahut Farah. "Di mana uangnya sekarang, serahkan padaku!" pinta Raka. "Uangnya udah ditransfer ke rekeningku Bang!" ucap Farah "Farah, cepat uang itu berikan padaku!" desak Raka kembali, namun Farah menutup pintu dan menguncinya dari dalam."Far, buka pintunya!" Raka berteriak agar membuka pintu, namun percuma seperti tadi malam tak ada sahutan lagi dari Farah."Keterlaluan kamu menjual motorku!" seketika Raka merasakan tulang badannya melemas. Farah lebih cerdik darinya!~PoV Farah"Farah, buka pintunya Farah!" Bang Raka menggedor pintu.Abang minta maaf Farah, Abang akan berubah, nggak akan lagi menuruti permintaan ibu dan Gita! Kita bisa berbaikan lagi Far, jangan giniin Abang!" Itulah kata-kata yang diucapkan oleh Bang Raka, aku mendengarkan nya di sebalik pintu. Ia meminta maaf, apalagi yang akan dilakukan oleh Bang Raka. Aku tidak yakin jika dia berubah sepenuhnya. "Farah, Abang janji nggak akan maksa kamu buat memberi uang untuk Ibu, tolong bukain pintu Far, Abang mau masuk..," pinta Bang Raka. Apa aku buka saja pintunya, kasihan juga sih Bang Raka yang di manfaatin keluarganya sampai seperti itu.Klekk..! Pintu terbuka.Bang Raka bersimpuh di kakiku "Maafin Abang Far, udah salah menuruti semua permintaan Gita. Izinin Abang masuk," Bang Raka kini menangis memohon untuk masuk."Baiklah, Abang boleh masuk. Tapi kalau Abang gak berubah harus siap pergi dari sini!' ucapku, tak ada maaf untuk kedua kali. "Iya Far, Abang janji makasih," Bang Raka
"Far, kamu sudah siap belum?" tanya Raka sembari membenarkan jam tangan yang ia kenakan."Sebentar Bang, lagi pakai lipstick nih!" sahut Farah dari dalam kamar. Mereka akan datang kerumah orangtua Raka. Di rumah juga ada Ibu Farah, sudah beberapa hari ini dia menginap di rumah putrinya itu. Ibu Farah masih merasa belum terlalu yakin dengan perubahan Raka jadi dia ingin menyaksikan sendiri. Tapi selama Ibu Farah di situ, Raka sikapnya masih sama baik pada Farah dan tak pernah membahas tentang keluarganya lagi."Yuk Bang, aku sudah siap. Kita sebentar kan di sana?" tanya Farah."Sebentar Far, hanya untuk menghormati bapakku," jawab Raka dan menggandeng Farah. **Malam ini semua keluarga besar Retno berkumpul, karena pernikahan Gita yang tinggal 1 hari lagi. Mereka semua berkumpul banyak juga yang ikut rewang, Raka dan Farah juga ikut hadir tapi baru datang malam ini. Raka sengaja meminta Farah untuk tidak ikut serta rewang, dia tidak mau Farah di sudutkan lagi oleh keluarganya. Wa
~Malam HariFarah yang masih sibuk dengan gawainya, karena baru saja memposting bab baru untuk novelnya. Sedangkan Raka yang berada di samping Farah sudah tertidur lelap, kemudian jari Farah masih asik berselancar pada layar gawai dan membuka sosial media instagr*m nya.Postingan Gita muncul pada beranda Farah, karena sebelumnya mereka memang saling follow. [Pelaminan ala Sultan, H-1] begitulah caption yang di buat oleh Gita. Farah mencebik saat membacanya, Gita jika sudah di sosial media memang berlagak Selebgram kaya. Padahal aslinya seperti itu. "Bahkan jasa Henna aja gak di bayar!" gumam Farah. **~Hari PernikahanSetelah subuh, Gita sudah di rias oleh MUA. Di resepsi pernikahan ini, Gita mewujudkan semua keinginannya. Menyewa MUA mahal, bahkan ia harus membayar 22 juta untuk jasa MUA dan gaun untuk resepsi nanti. Karena gaun yang ia jahit pada desainer, khusus untuk akad nikah.Pelaminan nya saja 55 juta, sesuai dengan rekomendasi Stella. Tidak hanya Gita yang di rias, kakak
Pindah RumahWanita dengan penampilan modis dan sangat cantik, memanggil seseorang dengan nama "Waluyo"."Mbak cari siapa?" Tanya Saidah, mendekati wanita itu."Saya tengah mencari suami saya, namanya Waluyo!" jelasnya."Di sini enggak ada yang namanya Waluyo Mbak," jawab Saidah. "Ada, barusan dia nikah ini kan undangannya?" wanita itu mengangkat sepucuk undangan pernikahan, yang pada sampulnya ada foto prewedding Gita dan Pras."Itu kan Pras, suaminya keponakan saya mereka baru saja menikah!""Iya, dulu itu namanya Waluyo di ganti Prasetyo. Dia itu suami saya, keponakan kamu itu sudah dibohongi olehnya!" terang wanita itu lagi. "Cepet lo keluar Waluyo! Enak lo ya nikah lagi sama daun muda." teriak wanita itu lagi.Pras yang sangat mengenal suara wanita itu pun keluar dari kamar, Gita yang tadi menangis seketika terdiam. Ia pun turut keruang tengah menyusul suaminya, semua orang kini berkumpul melihat apa yang terjadi. "Nikah lagi, enak ya!" ucap wanita itu menatap Pras, dengan ta
Kepanikan Gita"Waluyo, lo jangan enak-enakan ya di rumah ini..!" sentak Maharani pada Pras, yang sedang asyik bermain game."Sejak kapan kamu pulang?" tanya Pras, yang kaget dengan kehadiran istri pertamanya. "Kenapa, lo Kaget gue udah pulang? Besok Mama sama Papa akan datang kesini, jadi lo harus tunjukkin nih si pelakor!" ucap Maharani.Maharani dan Pras di jodohkan oleh Papa nya. Sebelumnya Pras itu adalah sopir keluarga Maharani. Saat itu, Pras sangat bisa mengambil perhatian Hendra, Papa Maharani, entah apa yang tela di lakukan Pras hingga Papa nya luluh dab baik padanya. Hingga Hendra memutuskan untuk menjodohkan nya dengan Putri semata wayangnya, yaitu Maharani. Sedangkan, Sherly, yaitu Mama Maharani, tidak pernah setuju jika putrinya dijodohkan dengan pria seperti Pras. Bukan karena pekerjaannya sopir tapi Sherly, merasakan firasat buruk tentang Pras. Dan Pras sangat tampak seperti penjilat.2 tahun sudah mereka menikah, namun Maharani tidak mau disentuh oleh Pras. Dia just
Farah BahagiaRetno yang lewat pintu belakang, berjalan menuju rumah Farah. Karena rumah mereka berjarak tidak cukup jauh, Retno bertekad bisa membujuk dan meminta bantuan Farah. "Semoga saja dia membuang sika keras kepalanya itu!" gumam Retno sembari berjalan dengan tergesa-gesa.Saat sampai di halaman rumah, Retno berpapasan dengan Raka. Ia baru saja pulang dari kantor, dengan membawa plastik bungkusan berwarna putih di tangan kanannya."Raka...!" panggil Retno."Ibu? Ada apa?" tanya Raka, yang heran melihat kehadiran Ibunya di rumahnya kini. Bukankah Ibu masih marah padanya dan Farah. "Kebetulan sekali Ibu mau menemuimu dan Farah," ucap Retno."Oh ya Raka. Apa itu yang kamu bawa ditanganmu?" telisik Retno dan melirik ke tangan Raka yang membawa bungkusan itu."Ini kue ulang tahun untuk Farah, hari ini Farah ulang tahun jadi Raka sengaja membeli kue untuknya," jawab Raka.Seketika Retno, memasang wajah sinis saat mengetahui jawaban Raka yang membawakan Farah kue di hari ulang tahu
PoV Farah[Akan ku ambil semua barangmu itu, yang seharusnya menjadi hakku!] balas Gita pada story WhatsAppku yang terbaru. Aku mengabaikan pesan dari Gita, hak apa yang dia maksud dasar wanita tidak war*s! Batinku lirih. Usai makan, aku langsung mengajak Bang Raka untuk pulang. Tapi aku tak berniat memberitahu apa yang di kirim Gita, padaku barusan. Pasti itu hanya bualannya.**Aku sangat senang untuk malam ini, Bang Raka mengajakku untuk makan malam di restauran seafood favoritku. Bahkan Bang Raka juga memberiku hadiah kembali, sebuah gelang setelah sebelumnya ia memberiku cincin emas. Banyak perubahan, yang telah Bang Raka tunjukkan pada diriku. Semoga perubahan ini untuk selamanya bukan sandiwara atau pura-pura semata. Aku juga tidak bodoh, belum bisa mempercayai Bang Raka sepenuhnya. "Far, Abang boleh tanya sesuatu?" tanya Bang Raka padaku, saat kami akan beranjak tidur. Kebetulan aku masih sibuk menggunakan masker untuk wajah."Tanya apa Bang?" sahutku dan masih sibuk menta
Gita Di Penjara"Pak, sadar Gita itu anakmu dan ingin kamu penjarakan? Dan lebih memilih Farah yang tidak ada hubungan darah dengan kita!" ujar Retno, saat mendengar Dahlan mendukung keputusan Raka memasukkan Gita dan Stella ke penjara. "Bapak, apa tidak kasihan pada Stella. Bianca cucu Bapak masih membutuhkan Mamanya!" ucap Julian."Biar semua Raka yang memutuskan, kalian juga seharusnya sadar yang di perbuat Gita dan Stella sangat memalukan. Beraninya mereka melakukan tindakan kriminal di rumah saudaranya sendiri."Aku hanya mengambil hakku Pak, yang telah di kuasai mbak Farah!" ucap Gita.Dahlan mengangkat tangannya akan menampar Gita, namun ia sadar secepatnya dan mengurungkan niatnya."Gita, bagaimana cara berpikirmu? Hak apa yang kamu bicarakan, Farah itu istri Raka. Jadi dia berhak mendapatkan apapun dari suaminya, bagaimana bisa kamu berpikir jika semua itu adalah hakmu, kamu keliru..!" tandas Dahlan, geram melihat kelakuan Gita yang sudah melewati batas."Lebih baik kita baw
Ending Season 2Julian memberikan semua pernyataan dan bukti pada petugas polisi yang akan menangani kasusnya. Dia juga membawa Marco sebagai saksi, walaupun Julian harus mengeluarkan biaya untuk mengurus kasusnya ini. Julian mengirim fotonya saat berada di kantor polisi, pada Indri. Ia tersenyum puas karena wanita itu pasti akan ketakutan. Indri yang sedang berada di dalam kamar melihat pesan dari Julian, dengan cepat dia membuka pesan itu dan ternyata foto di mana Julian sedang berada di kantor polisi, sedang membuat laporan atas dirinya.Indri menggigit bibir bawahnya, benar saja Indri ketakutan dan cemas karena Julian tidak main-main dengan ancamannya."Aku tidak mau masuk penjara dan menyusul, Mas Wahyu. Bagaimana ini?" gumam Indri menggeleng, berharap yang terjadi hanya mimpi.**** Julian menelepon Stella. Dan mengabarkan jika dia sudah melaporkan Indri."Hati-hati, kamu Mas. Takut aja dia nanti dendam denganmu, dan berbuat hal yang diluar batas wajar!" Stella memperingatkan s
Diberi Efek Jera"Mbak, maaf ya kesalahanku dulu. Memang keterlaluan," ucap Gita saat Anggun memoles wajahnya."Iya, maafin aku juga ya. Sudah bicara lancang," ujar Anggun. Tadi dia sangat emosional saat melihat Gita.Kejadian dulu memanglah sangat sulit di lupakan. Tapi Semua uang itu sudah di lunasi Julian. Gita juga sudah mengetahuinya sekarang. Setelah semuanya siapa, mereka pun berfoto keluarga. Kini semua menjadi akur, dan Yasmine semakin sayang pada anak sambung dan menantunya. Keakraban ini yang di inginkan Amanda, anak sambung Yasmine. Dari dulu mereka selalu berseteru tiap kali bertemu. **Julian masuk kantor pagi itu, semua karyawan menatap nya dengan aneh. Bahkan beberapa memandang seakan jijik melihat dirinya. Julian menjadi risih dengan tatapan mereka."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" batinnya, namun Julian berusaha menghiraukan semua itu. Ia menuju meja kerja. Marco temannya menghampiri dan memanggil Julian. "Emang bener ya, gosip yang sedang beredar saat in
Bertemu Lagi"Karena kemarin telah jahat sama kamu, Umi sudah mendapat balasannya , dan benar-benar menyesal, malu padamu," sesal Yasmine. "Gita sudah memaafkan Umi, jangan bersedih lagi ya," Yasmine menggenggam tangan Gita dan memeluk menantu yang selama ini ia sia-siakan. Retno merasa terharu, dengan yang ia lihat kini. Sama dengannya dulu, bahkan ia lebih parah dari Yasmine. Semua orang bisa berubah karena kejadian dan pelajaran dalam hidup. Seperti yang di rasakan juga oleh Gita. Semua orang menganggap jika dia beruntung, menikah dengan Azmi. Yang kaya, mapan, tampan dan juga pandai. Tapi mereka tida tahu, kepahitan yang Gita rasakan, hidup tidak selalu mudah banyak kerikil yang harus di lalui. Semua pengalaman menjadi pembelajaran agar lebih hati-hati mengambil keputusan di masa mendatang. **Amelia berteriak dan menangis, saat mengetahui kakinya patah. "Kenapa kakiku patah, aku tidak bisa berjalan lagi! Ini semua karena Tante Yasmine membuatku kecelakaan!" rutuknya. Suci
PenyesalanMobil melaju membelah jalan yang sunyi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang Yasmine terus terngiang-ngiang dengan keadaan Amelia tadi, membuatnya menjadi cemas. Akhirnya mereka sampai di rumah.Pagar dibuka, mobil melaju masuk ke halaman rumah mewah itu."Bu Yasmine, sudah pulang," ujar security yang melihat Yasmine keluar dari dalam mobil."Semua orang khawatir mencari Ibu," ujarnya kembali."Di mana suami, saya?" tanya Yasmine."Bapak sedang keluar bersama den Azmi," ucap Mukhlis."Kamu bisa menghubungi Bapakkan dan mengabari jika saya sudah pulang. Agar mereka tidak khawatir," pinta Yasmine karena ponselnya sudah dibuang oleh Suci. "Baik, Bu," jawab Mukhlis kemudian ia mengeluarkan ponselnya dengan cepat, menghubungi Hanafi untuk mengabarkan kepulangan Yasmine. "Bu Yasmine, sudah pulang Pak, keadaannya baik-baik saja. Baik Pak," jawab Mukhlis saat berbincang di sambungan telepon bersama Hanafi.Farah dan Stella mengantarkan Yasmine hingga ke dalam rumahnya.
Butuh Juga Kan.Hanafi mulai merasa khawatir dengan Yasmine istrinya. Tidak ada kabar, nomornya tidak aktif. Tidak biasanya Yasmine seperti ini, menghilang tanpa kabar.Karena rasa gundah yang tidak tertahan, Hanafi memerintahkan beberapa bodyguardnya untuk mencari keberadaan Yasmine. Terkahir kali yang dia tahu, istrimu pergi ke sebuah restoran bertemu dengan Amelia dan Suci.Hanafi juga mengirim pesan pada Azmi karena keresahannya. "Abi, ada apa?" Amanda menghampiri Hanafi, dia baru saja tiba karena memang ingin menemui Abinya. "Umi, belum pulang dari tadi siang. Abi sangat khawatir!" jelas Hanafi."Umi kan, emang sering pergi seharian udah biasa. Abi jangan khawatir berlebihan," ucap Amanda yang hafal dengan kebiasaan Yasmine. "Tapi kali ini feeling Abi merasakan firasat yang buruk. Takut terjadi sesuatu hal buruk pada Umi," Hanafi duduk di sofa dan mencoba berpikir positif tapi ia tak bisa.Amanda yang melihat Abi nya menjadi gusar, ikut merasa sedih. Dia berjalan ke dapur meng
TertangkapYasmine merekam semua kejadian yang ia saksikan, ia menyesal? Terlambat sudah, orang yang selama ini dia percaya bahkan ingin ia jodohkan dengan putranya adalah pencuri. Suci dan Amelia dalang di balik perampokan itu. Mereka ternyata sangat cerdik, dan culas. Pantas saja perampok itu sangat tahu seluk beluk rumah Yasmine. Karena ia sudah di latih oleh Suci."Picik..!" gumam Yasmine masih tak habis pikir.Yasmine tak sengaja menyenggol batu dan menimbulkan suara, reflek mereka bertiga menatap kearah Yasmine bersembunyi. "Siapa..!" teriak Suci.Yasmine panik, tak sadar ia bangkit dan mencoba lari. Tempat itu sepi, dan gang nya lumayan sempit. Susah payah Yasmine berlari agar tidak ketahuan oleh mereka."Ma, itu Tante Yasmine!" ujar Amelia panik."Kamu diam saja, cepat kejar dia!" perintah Suci pada pria beralis tebal. "Jika dia lolos, kita semua yang akan masuk penjara!" ujar Suci kembali. Pria itu segera berlari mengejar kemana arah Yasmine tadi. "Kita ketahuan, Ma! Hil
Biang MasalahAmelia menjadi salah tingkah, dengan tatapan Yasmine. Suci yaitu Mama Amelia mengusap tengkuknya, ia tak berani menatap Yasmine. "Apa kalian tahu pelaku perampokan di rumahku?" "Tidak tahu Tante, bagaiamana mungkin kami mengetahuinya. Tante tanya saja pada Polisi apakah mereka sudah menangkap pelaku!" ujar Amelia.Pelaku perampokan itu sulit di lacak. Apalagi kamera cctv di rumah Yasmine, seperti sengaja di matikan oleh pelaku. Mereka pelaku perampokan itu seakan mengetahui seluk beluk rumah Yasmine. Yasmine menyesap minumannya, sambil menatap lekat Ibu dan anak itu. Dia tak mempunyai bukti untuk menuduh mereka. "Oiya besok malam ada acara peresmian restauran baru suamiku, kalian hadir ya," ucap Yasmine mengundang Amelia dan Suci."Pasti kita hadir, dan selalu mendukungmu," jawab Suci."Mas Azmi juga datang, Tante?" tanya Amelia seperti mempunyai peluang bertemu Azmi. "Dia juga Tante undang, pasti dia datang," ujar Yasmine."Nanti dia datang bersama Gita, aku cembur
Apakah Kamu Pelakunya"Tidak usah berteriak, Umi. Aku ada di sini!" Gita baru saja kembali, dari toko."Kamu, beraninya mengusir Amelia! Berarti kamu memang mau mencari masalah dengan, Umi!" ujar Yasmine, dengan tatapan mengancam. "Yang kulakukan tidak salah, wanita itu memang pantas kuusir! Karena dia benalu pada rumah tanggaku dan Mas Azmi! Umi jangan tutup mata dari kebenaran!" ujar Gita.Yasmine tertegun, Gita begitu berani menjawabnya kini. "Lihat Azmi, istrimu ini apa yang bisa di banggakan darinya. Mandul, bahkan kini berani melawan Umi!" adu Yasmine, berusaha mengadu domba Azmi dan Gita. "Jaga ucapan Umi!" ujar Azmi yang tidak terima dengan ucapan Uminya, yang mengatai Gita mandul. "Tampaknya Ibu salah jika bicara seperti itu!" sahut Gita."Apa maksudmu, diam kau! Gara-gara kamu Azmi tak mau menuruti perkataanku lagi!" ucap Yasmine memarahi Gita.Namun Gita tak peduli dengan kemarahan Yasmine, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Gita tampak mencari sesuatu, dan mengan
Kau Pikir Aku Takut?Yasmine mengalami perampokan, namun anehnya rumahnya tidak dibobol. Dan semua barang berharga yang ia simpan telah diambil oleh pencuri itu, bagaimana bisa pencuri itu mengetahui semua letak barangnya dan seluk-beluk rumahnya. Pasti pelakunya adalah orang dalam, begitu pikir Yasmine. "Ada penghianat di rumah ini!" ujar Yasmine.Yasmine memanggil semua pekerja di rumahnya, mereka tidak tahu kejadian saat itu, kejadian tengah malam dan mereka tengah tertidur. Yasmine juga sudah melaporkan kejadian ini pada polisi, dan sedang diusut."Bagaimana bisa kalian tidak mendengar, ada seseorang yang mengambil barang di rumah ini!" bentak Yasmine pada para pekerja nya. "Sumpah, saya tidak tahu, Nyonya," jawab salah satu ART.Sedangkan semalam, Yasmine tidak pulang ke rumah. Ia menginap di sebuah hotel setelah menghadiri acara yang ia hadiri, bersama Azmi dan suaminya.Semua barang berharganya hilang, Yasmine merasa seluruh tubuhnya lemas, tentu saja semua barang itu berhar