Share

13

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Alvin, Rifki! Apa yang kalian lakukan, hentikan, kalian membuat kami malu," ucap Ibu yang tergopoh-gopoh mendekat dan melerai mereka.

" ... kenapa ini bisa terjadi?" ibu masih bertanya, sementara kedua anak dan keponakannya masih saling memandang dengan sengit.

"Ini salah saya Tante, maafkan saya, saya akan pergi sekarang," ucap Mona sambil menangkupkan tangan dan membalikkan badan.

"Kamu ya, kenapa harus memukul sodara kamu? Memangnya dia salah apa?" tanya Tante Hani pada ponakannya, suamiku.

"Saya lagi ngobrol Tante, dan dia tiba tiba dia menunjukkan kecemburuan dan tidak suka. Kalau memang tidak setuju orang lain dekat dengan temannya, kenapa dia harus mengajaknya kemari?"

"Apa hubunganmu dengan wanita cantik itu, Alvin?" tanya Ibunya Rifki dengan tatapan selidik pada ponakannya. "Kenapa kamu sampai harus memukul Rifki? Apakah wanita itu adalah milikmu?"

"Tidak juga!"

"Iya," selaku, wanita itu adalah pacarnya Mas Alvin. Aku menjawab seperti itu dan melipat tanganku di dada samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   14

    Setelah Om Rasyid membalikkan badan kini dia mengedarkan pandangannya pada kami semua. Pria garang berwajah angker itu langsung kembali melotot dan menuding kami semua."Apalagi yang kalian tunggu berdiri di situ? Kenapa tidak masuk dan bantu para asisten untuk membereskan kekacauan yang ada di dalam rumah. Kenapa kalian tidak turut serta menjamu tamu dan malah membuat keributan? dasar tidak berguna!"Aku yang tidak menjawab apa-apa lantas kembalikan badan dan masuk ke dalam sementara ibu mertua hanya diam saja sambil memberi isyarat kepada putranya untuk ikut masuk."Alvin, tunggu kamu, aku ingin bicara!" Ucap om Rasyid."Iya Om, ada apa?""Temui aku di ruang belakang, aku akan bicara padamu!""Iya, om."Seusai memastikan para tamu sudah pulang, sembari minta maaf pada mereka jika telah merasa tidak nyaman, aku segera mengantarkan mereka ke gerbang lalu masuk lagi dan mencari suamiku yang ternyata sedang bertemu di teras belakang dengan omnya."Hah, ini Indira, kebetulan aku sedan

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   15

    Melihat betapa tegasnya Om Rasyid, aku seakan diberi angin segar dengan hadirnya salah seorang anggota keluarga yang mendukung diri ini. Om Rasyid tampaknya bersikap tegas demi martabat dan kehormatan keluarga."Ba-baik, Om, saya akan telpon.""Sekarang juga!" ujar Paman suamiku dengan mata sangar. Bagaimana dia tidak ditakuti kalau dia adalah seorang pensiunan polisi, tubuhnya tinggi tegap dengan warna kulit sawo matang, ada kumis di atas bibirnya yang sedikit tebal serta tatapan matanya yang nanar."Kenapa lama sekali diangkat?!""Saya tidak tahu Om?""Haruskah aku menelponnya dari nomorku?""Tidak usah oM."Karena tidak kunjung menjawab juga akhirnya suamiku mulai menyerah menghubungi kekasihnya."Di mana wanita itu bekerja?""Dia menjadi bartender di sebuah club' yang cukup terkenal," jawab Mas Alvin."Pantas saja kelakuannya jalang, jika jam kerja dan dunianya adalah dunia malam.""Tapi Tidak semua seperti itu om ....""Kebanyakan begitu!" bentak Om Rasyid dengan tegas, suamiku k

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   16

    "Baiklah aku akan diam, aku akan diam sampai kau merasa puas dan bertaubat dengan sendirinya." Aku membuang muka sambil melipat tangan di dada. Sesampainya di rumah, mobil kami masuk laku dengan kasarnya Mas Alvin menghentikan mobilnya di garasi. Aku dan anak anak hampir terbentur namun untung saja bisa menahan diri. "Mas, apa yang kau lakukan?!""Tidak sengaja," jawabnya datar. Tanpa banyak bicara lagi, lelaki itu turun dari Pajero lalu menutup pintu mobilnya dengan keras. Aku dan anak anak sampai menutup mata, karena merasa ngeri dengan begitu kencangnya suara pintu.Kuikuti langkah suami yang masuk ke dalam rumah, ia lepaskan sepatu lalu langsung masuk ke kamar utama.Ketika aku masuk kamar juga, dia nampak sedang mengambil selimut dari atas tempat tidur dan sebuah bantal."Kau mau kemana?""Aku akan tidur di ruang TV."Ya ampun, apakah itu bentuk protesnya pada diriku? kenapa? mengapa sikapnya seperti anak kecil kehilangan mainan."Terserah kau saja," jawabku pelan."Kita akan t

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   17

    Tak punya pilihan, meski malu dan canggung, pria itu tetap mengangkat panggilan Gundiknya. "Halo," ucapnya lirih, dia tau, dia khawatir bahwa aku akan marah sehingga ia pelankan suaranya dengan sangat pelan."Ya ... aku sudah bilang, jangan telpon ketika aku sedang di rumah," lanjutnya sambil menjauh dan tetap waspada dari pandanganku."... Kita harus bicara, kita ketemu nanti," ujarnya sambil mengakhiri panggilan. Aku yang hanya berdiri sambil melipat tangan di dada hanya bisa menggelengkan kepala sambil berdecak kecil dan menggeleng. Kulanjutkan merapikan dapur lalu mencuci piring sementara suamiku berangkat kerja. Perdebatan kami tadi sudah cukup menguras emosi jadi aku tak mau menambah beban hatiku.*Daripada sibuk memikirkan hati yang merana kuputuskan untuk pergi ke gym dan bertemu teman temanku di sana. Mungkin olahraga bisa menyegarkan badan dan membuat pikiranku lebih tenang, jadi, kuganti pakaian lalu mengeluarkan mobil dari garasi dan meluncur pergi.Sesampainya di gym, a

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   18

    Mungkin begitulah sifat orang yang tidak terlalu memikirkan dosa dan hanya mengejar kemewahan dunia serta bersenang-senang. Mungkin merasa karena belum ada yang mengetahui perbuatan bejat mereka, jadi mereka seolah berada di atas angin dan bebas berbuat apa saja. Tentang lelaki yang kini bersama Mona itu, aku yakin dia punya istri dan anak-anak yang menunggunya di rumah. Juga tentang si jalang Mona, tidak bisakah ia hanya menjalin hubungan dengan seorang pria saja, harusnya ia lakukan ini tanpa harga diri. Ah, Jika sudah memutuskan jadi penggoda suami orang, kurasa wanita itu sudah putus urat malu dan taubatnya. Tapi, aku tinggal betul tentang percakapannya semalam dengan om Rasyid, dia bilang dia sangat mencintai Mas Alvin dan tidak ada satu penghalang pun yang akan memisahkan hubungan mereka. Katanya dia mau menikah dengan suamiku, tapi, apa kenyataannya. Manis di bibirnya tidak sesuai dengan realitas. Kini dia terlihat mesra dengan om om."Sayang, ke kamar yuk," ucap pria yang

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   19

    "Aku tidak menyangka bahwa kaulah yang telah mengirimkan semua pesan-pesan itu, aku pikir kau mendapatkannya dari informasi orang lain.""Apa bedanya, faktanya, Mona yang kau banggakan, tak rela kau lepaskan adalah pelacur yang mengobral dirinya," jawabku."Hei, jangan mencela diriku, kau pikir kau suci? Membuntuti orang apakah perbuatan yang baik?""Aku tidak membuntutimu secara kebetulan aku berada di sini dan melihat kau dengan pria tua itu, apa salahnya jika, aku istri yang penuh kepedulian pada suamiku memberi tahu apa yang sebenarnya, memangnya itu dosa?" ujarku sambil tertawa sinis."Sebaiknya saya pergi," ucap pria tambun yang sudah berpakaian dan meraih jasnya. Dia mungkin merasa gerah serta sudah tak tahan berada di situasi pertengkaran yang panas."Mas... tunggu!" Mona mencoba menahan pria itu dengan memegang lengannya dan memelas dengan wajah sedih."Saya tidak menyangka, ya, kamu murahan juga. Saya pikir kamu hanya setia untuk saya, rupanya, kau wanita rubah," desis pr

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   20

    Di mobil yang dikendarai oleh Mas ALvin kami duduk bersisian dalam posisi diam saja, rasanya tidak ada seorangpun yang mau mengurai kebisuan dengan untaian aksara atau ucapan kata maaf atas kesilapan yang terjadi. Telah terjadi pertengkaran saling memukul dan aksi membuka topeng kekasihnya yang sebenarnya namun pria itu masih setia membisu.Ingin kumulai percakapan tapi tidak tahu harus memulai percakapan apa, saling menyinggung juga bukan solusi yang baik tapi jika tidak diungkapkan maka rasa sakit itu menggumpal menjadi dendam dan kebencian sepanjang masa."Jadi, Bagaimana perasaanmu mendapati wanita yang selama ini kau cintai ternyata menghianati cintamu. Dia bermain dengan perasaan dan kesetiaan yang kau miliki hanya untuknya.""Aku tidak punya komentar," desah suamiku dengan matanya nyalang seakan-akan pikirannya sedang tertuju pada satu tempat dan dia sangat fokus sekali.,"Orang yang kau anggap sebagai calon istri masa depan ternyata adalah pelacur murahan?""Cukup, jangan teru

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   21

    BughIa meninju setir mobil sambil merutuk marah dan mengomel, aku yang tidak peduli segera menyalakan musik dan mengencangkan volumenya, melihatku yang santai sambil menikmati perjalanan, suami makin kesal dan marah saja.Sesampainya di rumah, ia parkirkan mobil dengan kasar cintanya harus membuat kendaraan itu membentur tembok garasi. Aku terkesiap tapi tidak mau mengatakan apapun karena aku yakin itu akan memperkeruh suasana dan memperbesar pertengkaran kami."Ayo turun," ucapnya dengan kesal."Iya, iya, tapi nggak sekasar itu juga kali," gumamku sambil membuka pintu mobil.Beriringan kami masuk ke ruang tamu, dia terlihat memperhatikan ponsel, sementara aku melepas sepatu dan melenggang ke ruang tengah."Keterlaluan sekali, kau memindahkan semua uang, tak bersisa sedikitpun selain dua ratus ribu," ujarnya sambil melotot padaku."Dua ratus, cukup untuk isi bensin dan makan kau besok hari, memangnya siapa yang akan kau traktir hingga sampai membutuhkan uang banyak!""Astaga keterla

Bab terbaru

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   98

    Sebulan kemudian setelah pertemuan mengharu biru itu. Mas Alvin tiba tiba menghubungiku. Secara mengejutkan aku yang sedang sibuk di toko melayani pembeli tiba-tiba mendapatkan panggilan dari nomor ponselnya.Agak heran juga mengingat sudah lama dia tidak menghubungiku. Terakhir kali kami bertemu, di saat aku dan dia mengunjungi Mona dan Elena di lapak jagung. Setelah pertemuan yang penuh dengan perasaan sedih itu, Mas Alvin kemudian mengantarkan mantan istri dan anaknya pulang ke rumah, melihat kondisi kos-kosan yang dihuni oleh Mona rasanya miris memang, Mas Alvin nampak sedih, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya memberi uang kepada ibu dari putrinya itu, kemudian kami kembali ke ibukota."Halo, selamat pagi.""Pagi, gimana kabarnya?""Baik," jawabku."Gimana anak anak dan keluargamu?""Kami baik," jawabku lagi."Apa kau sibuk hari ini?""Ya, seperti biasa.""Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk mengunjungi elena."Untuk apa dia selalu mengajakku, Apakah canggung rasanya j

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   97

    "Kupikir kau senang aku bercerai dengan Mona," ucapnya yang sukses menahan langkahku saat hampir saja menarik gagang pintu."Musibah dan ketidaknyamanan yang terjadi di antara kalian memang cukup menghibur untuk dilihat, tapi melibatkan bocah kecil dan membuat dia berada dalam situasi yang malang bukanlah hal yang bagus. Tolonglah sebagai ayahnya bertanggung jawablah, kasihan anak itu. Dia sudah sakit dan menderita dengan berbagai kekurangan yang dia miliki, mempertahankan rumah tanggamu dan tidak boleh menyerah sedikitpun atas anakmu.""Sudah ya, mendengarmu mengatakan ini saja sudah membuatku sangat tersinggung dan sakit hati, sudah cukup menceramahiku.""Kalau tidak demi Elena tentulah Aku tidak mau susah payah datang ke sini," jawabku sambil menjauh."Tunggu, baik ... baik, aku akan ikut denganmu," ucapnya sambil membereskan beberapa tumpukan kertas yang tadinya berserakan di atas meja kerjanya."Ada apa?" tanyaku heran. Sepertinya dia mulai terpengaruh dengan tingkahku yang ing

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   96

    Sewaktu mobil meluncur Pergi aku kembali memikirkan bagaimana keadaan balita yang tadi masih dalam pelukan ibunya itu. Bagaimanapun dia tidak bersalah sehingga harus menanggung keadaan sepahit itu. Aku heran kenapa Mas ALvin tidak berusaha menahan anaknya tetap berada di sisinya dibandingkan mempercayakan bocah itu kepada Mona.Dia tahu sendiri bahwa keadaan mental dan emosional Mona tidak stabil juga dia tidak punya penghasilan tetap, Jadi bagaimana mungkin Mona bisa menjamin kehidupan Elena dengan benar."Kenapa diam sayang," tanya Mas Eko sambil mengendarai mobil dia menggenggam tanganku yang saat itu sedang menerawang memikirkan bocah tadi."Aku hanya memikirkan nasib bocah tadi dia ter batuk-batuk dalam keadaan kedinginan Mas Mana warung itu hanya ditutupi dengan terpal jadi sebagian air hujan tempias ke arah tempat tidurnya dan itu pasti membuatnya lembab," gumamku."Kau bahkan memperhatikan detail sekecil itu?""Iya.""Aku tidak bisa memaksamu untuk tidak memperhatikan orang la

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   95

    Ada pemandangan yang mengejutkan ketika aku dan Mas Eko juga anak-anak kami tengah berlibur keluar daerah.Kami tiba di sebuah kota wisata yang cukup sejuk dengan perbukitan dan kebun teh yang membentang. Kuminta suami untuk menghentikan mobilnya di lapas seorang penjual jagung bakar. Terbit seleraku ingin mencicipi setelah dua jam perjalanan di tengah hujan dan cuaca dingin.Kubuka jendela mobil dan meminta pada si penjual agar memberiku jagung bakar dua puluh ribu."Baik, Bu, sebentar ya," jawab wanita itu sambil mendudukkan anak yang tadinya dia pangku seraya mengipasi jagung bakar."Turun aja Bund, pilih yang besar besar," ujar Mas Eko."Iya deh, aku turun," balasku yang segera merapatkan jaket dan turun dari mobil. "Ini jagungnya masih segar ya Bu, baru dipetik ya?" tanyaku pada wanita yang terus sibuk mengipasi dan membolak balikkan jagung di atas bara api."Iya Bu."Secara kebetulan aku dan dia saling berpandangan, aku terkejut, dia juga, entah kenapa begitu. Aku sekarang fam

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   94

    "Tidak usah, Mas, aku rasa istrinya Mas ALvin akan mengatasi semuanya dan aku percaya bahwa itu tidak akan terjadi untuk berulang-ulang kali.""Aku sadar betul bahwa mantan suamimu tidak rela begitu saja kau berbahagia denganku tapi aku tidak menyangka bahwa manuvernya akan seserius ini, kupikir setelah menyadari bahwa kau ada yang punya, maka dia akan berhenti tapi ternyata dia semakin gigih saja.""Bukan aku saja yang mengalami setiap pengalaman seperti itu Mas, banyak orang yang menjalani perceraian tapi pasangannya belum benar-benar move on jadi mereka terganggu.""Aku pun tahu ... tapi aku tidak ingin kau termasuk dalam golongan itu. Aku ingin kita hidup tentram dan bahagia tanpa ada gangguan dari siapapun, dan ya, mantan suamimu yang mau gemar mencari gara-gara itu, dia benar-benar menguji kesabaranku.""Aku sudah tahu sejauh apa kesabaranmu Mas. Karena itu juga aku memilihmu sebagai suami," jawabku sambil mencoba menetramkan perasaannya."Katakan pada Alvin, jika dia masih tid

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   93

    Melihat bahwa anak tiriku dan tentu saja anggota keluargaku yang lain merasa tidak nyaman dengan kedatangan Mas ALvin aku pun berjanji kepada mereka akan mengatasi situasi itu.Selesai makan dan beristirahat aku kemudian mandi dan mengganti pakaian sambil mengeringkan rambutku di balkon Aku kemudian mengirimkan pesan kepada ayahnya Rina dan gema.(Kenapa kau mencariku ke rumah suamiku Apa ada yang kau perlukan dariku? Kupikir hubungan kita sudah berakhir, jadi aku tidak akan pernah mendapatkan gangguan darimu, tapi nyatanya aku tidak pernah lepas dengan masalah itu!)Tak berselang lama pesan itu segera terbalas dan bunyinya.(Sejujurnya aku hanya rindu ingin melihatmu dan menyapamu.)(Kau sudah gila?)(Aku ingin melihat anak anak juga, mengapa setelah pernikahanmu rasanya sulit sekali untuk menemui anak-anak.)(Setelah mendapatkan sekolah baru dan tempat bimbingan belajar terbaik tentu saja intensitas kesibukan anak-anak meningkat belum lagi jadwal mengaji dan olahraga mereka jadi, h

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   92

    "Astaga Mbak sombong sekali ya baru mendapatkan pebisnis seperti dia saja, kamu sudah luar biasa angkuhnya," ucapnya sambil melipat tangan di dada, ia mendesis dan mendelik penuh kebencian dan rasa iri."Tentu saja saya sangat bangga, suami saya adalah pria yang baik, romantis, pebisnis yang mandiri dan bukanlah budak korporasi seperti suamimu."Merasa disindir suaminya, wanita itu naik pitam dan kesal sekali."Tapi, sebudak-budaknya dia pernah jadi suamimu dan kamu pun pernah makan dari uangnya," ucap Mona dengan sinis.Melihat siatuasi kurang kondusif suamiku akhirnya ikut bicara juga."Begini, bisa kita bicara nanti saja, tolong minggirlah dari panggung karena beberapa tamu yang lain juga ingin bersalaman dan mengucapkan selamat," ucap Mas Eko dengan senyum kesal."Tsah .... anda tak sopan juga ya, padahal kami kemari menghadiri undangan Anda dengan baik.""Saya tidak ingat pernah mengundang Anda tapi, terima kasih atas kedatangannya," jawab Mas Eko."Hmm, pantas saja kalian ber

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   91

    Setelah kepergian Mas ALvin aku lantas menyusuri pintu lalu naik ke lantai 2 lewat tangga samping. Saat ku buka ternyata anak-anak masih belum tidur Mereka berdiri di dekat jendela dan ternyata menyaksikan apa yang terjadi di antara aku dan ayahnya."Jadi papa dan Bunda bertengkar lagi?""Uhm, ti-tidak juga.""Apa, Papa ingin kembali pada Bunda?""Iya.""Kenapa Bunda tidak terima kalau masih ada kemungkinan?""Nggak mungkin dong Rina Papa udah menikah dengan perempuan lain sementara Bunda sudah terikat sama Om Eko.""Kalau gitu mestinya Papa tahu....""Mestinya sih sadar," balasku."Daritadi pagi sikap papa aneh.""Ya, benar. Tapi kalian tidak perlu memikirkannya karena setelah ini tidak akan ada gangguan lagi dalam kehidupan kita.""Maaf, menurut Bunda Papa adalah gangguan?""Bukan begitu ... Bunda hanya menghindari masalah agar istrinya tidak salah paham dan mencari gara-gara Bunda capek bertengkar dengan seseorang jadi, begitulah....""Baiklah, Bunda. Kalau begitu bunda nikah aja s

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   90

    Anak-anak makan siang di sebuah restoran makanan khas Sunda. Telah memesan lauk dan lalapan khas yang selalu mengundang selera, kami pun berbincang membicarakan keseharian dan kegiatan sekolah anak anak. Rina dan Gema antusias bercerita ketika Mas Eko menanyai sementara aku menyimak sambil bermain ponsel.(Mas, ada apa kamu ke sekolahan anak anak? Kenapa denganmu hari ini, kemana mobilmu?)"Aku sengaja meninggalkannya di rumah karena ingin berjalan dan menikmati waktu, aku rindu anakku, Aku ingin menjumpai mereka tapi kalah cepat denganmu. Kulit mereka antusias sekali naik ke atas mobil itu dan kau juga terlihat sangat bahagia dan serasi dengan calon suamimu jadi aku merasa tidak berhak untuk mengganggu keadaan kalian.)(Tapi sepertinya kau nampak Frustrasi dan kecewa?)(Kecewa, enggaklah, ngapain aku kecewa, aku yang milih ninggalin kamu, jadi ngapain aku kecewa?) Agak berat sebelah sebenarnya karena baru siang tadi Dia terlihat sangat sedih saat menumpahkan ayam goreng di hadapank

DMCA.com Protection Status