Bab 107
Sedangkan Mera sendiri merasa adanya kejanggalan pada perubahan sikap suaminya. Namun tidak ada sesuatu hal besar yang bisa Mera lakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada diri Brandy.Mulai dari makan, hingga beraktivitas pun nampaknya Brandy tak bersemangat.Demi untuk mengembalikan keceriaan sang suami, Mera memutuskan untuk menyiapkan sarapan pagi, menyiapkan pakaian kerja, dan kebutuhan lainnya, merah memilih melakukan itu semua dengan tangannya sendiri tanpa melibatkan bantuan para asisten. Mera berpikir siapa tahu dengan demikian Brandy akan mengembalikan semangat Brandy.Dalam hati merah membatin Siapa tahu selama ini Brandy merasa kurang dilayani. Maka Mera berinisiatif untuk tidak terlalu bergantung pada asisten.Tapi jauh dari harapan, Brandy tetap terlihat kurang bersemangat. Ia hanya menyuapkan beberapa suapan saja menu-menu masakan Mera ke dalam mulutnya.Sebenarnya, naluri seorang istriBab 108Ini bukan kali pertama orang-orang mengatakan jika wajah Keano lebih mirip dengan wajah Abraham ketimbang dengan wajah Brandy. Selama ini Brandy tidak pernah menaruh kecurigaan apapun atau menaruh rasa yang tak biasa atas tanggapan orang-orang yang mengatakan demikian. Namun sepertinya tidak untuk kali ini. Entah karena pengaruh pesan yang datang pada ponselnya beberapa hari yang lalu atau hanya sekedar perasaan Brandy saja yang sedang sensitif, Brandy tidak mengerti mengapa ia merasa ucapan orang-orang tersebut ada benarnya juga. Sebab jika diteliti dengan baik maka wajah Keano memang lebih mirip dengan wajah kakaknya daripada wajah Brandy sendiri. Perasaan bertanya-tanya kian terasa mengganggu di benak Brandy, sebuah pertanyaan mencuat ke dalam hatinya, pertanyaan yang tidak mungkin ia utarakan kepada istri maupun kakaknya sendiri. Pertanyaan tabu yang terpendam dalam hatinya adalah mengapa wajah Keano begitu mirip
Bab 109"Nak, dimana Mera, istrimu?" Nyonya Jonathan bertanya."Entahlah, Bu. Mungkin saja dia belum pulang kerja." Brandy menjawab secara singkat. Nyonya Jonathan yang mendengar jawaban putranya merasa heran. Wanita itu menebak ada yang aneh dengan perilaku putranya yang terkesan cuek terhadap sang istri. Sungguh tidak seperti biasanya laki-laki itu selalu nampak perhatian jika menyangkut soal istri dan anaknya. Namun kali ini Nyonya Jonathan menangkap adanya hal lain yang tidak biasa."Kenapa jawab begitu, Nak? Apa kamu lagi ada masalah sama istrimu?""eh tidak, Bu. Tidak ada masalah apa-apa di antara kami. Kami baik-baik saja, kok." Brandy tersadar jika tingkah dan jawabannya barusan mengundang curiga sang ibunda. Memang selama ini yang namanya Nyonya Jonathan memang selalu tanggap dengan perubahan sikap apapun dari anak-anaknya.Sebenarnya Nyonya Jonathan bisa melihat jika ada sesuatu yang tak beres terhadap perasaan sang Putra keduanya tersebut. Namun Nyonya Jonathan sadar ji
Bab 110Pikiran Abraham mulai terganggu dengan pertanyaan adiknya tadi siang. Entah mengapa setelah mendengar pertanyaan-pertanyaan yang Brandy ucapkan membuat Abraham merasa malas dan merasa enggan untuk kembali berkunjung ke rumah adiknya tersebut."Sepertinya memang aku tidak harus berada di sini lagi." Abraham bergumam."Sepertinya memang Brandy telah menangkap adanya sebuah kecurigaan tentang aku dan Mera. Aku tahu tidak selamanya rahasia ini akan tertutup rapat, Aku tahu cepat ataupun lambat Brandy pasti ajan segera mengetahui rahasia yang aku sembunyikan tentang Mera. Sepertinya itu hanya menunggu waktu saja. Ya Tuhan ...! Aku benar-benar harus menyiapkan diri untuk menghadapi kenyataan pahit yang kapan saja pasti akan menghampiriku.""Ini semua salahku, bukan salahmu, .era.""Aku harus mengatakan hal ini pada Mera agar dia juga bisa bersiap diri untuk menghadapi kemungkinan itu. Aku tidak mau dia merasa terbebani suatu saat nanti."Dalam benaknya sungguh Abraham masih mengkhaw
Bab 111Abraham dan Mera sama sekali terdiam tidak mampu untuk berkata apa-apa hanya mata mereka yang melongok dan menatap sembari menganga.Hati keduanya benar-benar kacau dan bibir mereka diam membisu.Abraham sendiri serba Salah dan tidak mengerti apa yang harus ia katakan. Di balik sifatnya yang selama ini teramat berwibawa dimata Brandy, tapi kali ini mendadak wajah itu seperti bungkam.Beberapa saat ketiganya diam membisu sehingga jikalau saja seandainya kala itu ada jarum yang jatuh menimpa ubin, maka mungkin saja suaranya akan terdengar nyaring sekali.Sedangkan Mera tetap terpaku berdiri di tempat mendekap Keano yang ternyata telah terlelap dalam dekapannya. Anak yang tidak bersalah itu tentu saja turut menjadi pertanyaan besar buat Brandy. Pertanyaan yang serasa tak pantas untuk diutarakan. Dan Brandy sendiri merasa berdosa iika ia pertanyakan. Ia tahu jija pertanyaan yang ia rasakan terkait Keano benar-benar ia lontarkan, maka pertanyaan itu sudah bisa ia tebak pasti akan
Bab 112"Aku tahu kekecewaanmu terhadap aku, Brandy. Aku mengerti betul Bagaimana perasaanmu saat ini. Tapi Tahukah kamu, dulu aku menyembunyikan semua ini karena aku ingin menjaga perasaan kamu. Tapi tidak kusangka sama sekali ternyata tindakanku ini salah dan yang terjadi justru sebaliknya. Aku tidak menyangka semua ini akan tambah membuatmu sakit, Brandy. Sungguh aku tidak berbohong." Abraham bertutur dalam kejujurannnya.Benar apa yang telah Abraham katakan, memang tidak ada kebohongan di dalamnya.Tapi yang namany sudah terlanjur kecewa, membuat Brandy sulit untuk mempercayai."Sudahlah, Kak. Aku tidak ingin lagi mendengar kata-kata seperti itu dari mulut Kakak. Semuanya sudah terlambat dan aku sudah terlanjur terluka. Aku benar-benar sudah kecewa sama kalian berdua." Brandy tetap pada pendirian hatinya. Tapi tidak bisa menutup kemungkinan jika mungkin saja itu karena faktor hatinya yang sulit untuk memaafkan dalam waktu sesingkat itu."Tolong jangan bersikap seperti ini, Brandy
Bab 113 Brandy menutup pintu, lalu menghempaskan tubuhnya ke sisi tempat tidur. Jiwa itu masih terasa membara. Sempit nafasnya karena kenyataan yamg terjadi.Tangis laki-laki itu pecah kembali. Brandy mengakui memang ia begitu mencintai Mera sejak awal mereka berjumpa hingga saat ini tiba.Wanita yang ia harap selamanya setia dan selamanya menemani hidup, ternyata menyimpan sesuatu rahasia yang sulit untuk Brandy terima.Kejadian dan masa lalu antara Mera dan Abrahan memang sungguh membuat hati Brandy tersayat parah, tapi kejadian itu tak juga bisa untuk membuang cinta yang masih saja bersemayam di benak Brandy. Cinta Brandy yang tumbuh subur sejak dahulu belum jua bisa menyingkirkan posisi Mera dari hatinya.Brandy sadar betul jika sekarang hatinya memang berada pada 2dua perasaan yang berbeda. Yang pertama, ia membenci Mera, namun di sisi yang lain ia justru masih mencintai wanita tersebut dengan sedemikian besar. Wanita itu memang sosok yang berhasil merebut hatinya.Sejenak p
Bab 114 Pada lain kesempatan ketika perselisihan mereka terjadi, Brandy bertekat untuk menemui Abraham. Ia merasa harus segera mendapatkan jawaban pasti.***Dengan duduk menikmati istirahatnya, Abraham yang masih saja dihantui oleh rasa bersalah, dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang sudah tak asing lagi.Brandy.Abraham coba menyapa. Namun Brandy tetap terlihat dingin. Abraham tentu sudah tahu apa alasannya."Selamat datang, Brandy!""Ya, terimakasih!" tanggap Brandy singkat nan pendek"Kak aku datang untuk bicara." sedemikian cepatnya laki-laki itu mengutarakan maksud tanpa berbasa-basi sama sekali.Abraham mengangguk"Kak? Bisakah Kakak untuk bicara jujur padaku?" tanya Brandy dengan raut wajah serius. "Tentu saja, Brandy! Aku akan berusaha untuk bicara jujur sama kamu." Abraham menjawab.Dalam benak Abraham sendirian ia merasa was-was dengan pertanyaan yang akan di utakakan oleh adiknya tersebut.Abraham bertanya-tanya, apa kiranya pertanyaan dimaksud oleh Brandy."Apa ka
Bab 115"Patutkah kau mempertanyakan itu padaku Brandy?" Abraham mempertanyakan sebuah pertanyaan."Kak, aku bertanya karena aku memang merasa patut mengutarakan pertanyaan ini. Kalau aku merasa tak patut, tentu saja aku tidak akan mengutarakannya." Brandy mencoba menjawab."Brandy, bagaimana jika aku katakan bahwa seseorang yang aku ceritakan padamu dulu padamu, kamu tak mungkin mengenalnya. Karena dia adalah orang yang ada di masa laluku dan aku tidak ingin mengingatnya kembali. Pertanyaanmu sama saja dengan mengulang luka yang dulu pernah ia torehkan." Abraham menjawab pertanyaan sang adik.Itulah jawaban yang terbersit di benak Abraham saat ini.Meski Abraham sendiri merasa berdosa telah kembali mengukang sebuah kebohongan, tak bisa nicara dengan kejujuran. Karena jujur akan memberi peluang luka lebih besar untuk Brandy. Itulah secuil pertimnangan yang Abraham pikirkan untuk sementara ini."Jujurlah, Kak! Apakah wanita yang kakak sebutkan telah menyakiti Kakak dahulu bukan Mera is