Share

Monster Rara

Author: Umi Fadilah_
last update Last Updated: 2021-12-23 13:31:09

"Oh, shit! Bisa-bisanya gue dibantai sama tuh anak sialan!" Rara bangkit dari duduknya dengan susah payah.

"Awas aja, gue bakal buat perhitungan sama dia," ancam Rara.

"Talitha ngeri juga ya, jurusnya. Keliatannya aja muka soft, tapi kelakuan kaya preman pasar. Ngeri gue."

Saat tengah membayangkan adegan jungkir balik tadi, Rara menatap tajam ke arah Jeje. Membuat Jeje merasa takut melihatnya.

"Lo juga tadi ke apa diem aja, hah? Bukannya nolongin, malah bengong. Emang dasar temen nggak guna!"

"Ya maaf Ra, gue juga takut kalo bakalan jadi korban bantingannya si Talitha."

Rara dan Jeje memutuskan untuk tidak langsung kembali ke kelas. Mereka mampir sebentar ke UKS. Alih-alih mengistirahatkan tubuh, mereka justru memainkan ponsel. Menarik ulur beranda, sambil sesekali cecikikan. Dasar human.

Beberapa PMR datang, mereka segera menanyakan hal apa yang menyebabkan Rara dan Jeje berada di tempat tersebut.

"Lo berdua kenapa? Ka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Between Love and Ideals   Ketika Alga Marah

    Dengan tergesa-gesa Alga menuju ke ruang pengawas. Jujur saja, Alga sudah dapat mengetahui siapa pelakunya, tetapi dia ingin memastikan bahwa dugaannya itu benar.Tuk tuk tuk"Permisi, Pak.”"Iya, ada apa, ya?""Begini, Pak."Alga menceritakan semua kejadian di toilet putri tadi. Petugas pun setuju untuk mengecek CCTV yang terletak di luar lab, di mana CCTV itu berhadapan langsung dengan gudang, sehingga siapa pun yang keluar masuk ke toilet akan tertangkap oleh kamera."Stop, Pak!""Rara sialan!"Bola mata Alga menangkap dua anak yang baru saja keluar dengan wajah penuh kegembiraan. Pikir saja pakai logika, apa Rara akan sesenang itu setelah membersihkan beberapa toilet di sekolah ini? Tentu tidak, kecuali jika dia baru saja membuat ulah."Sabar, Dek. Jangan melakukan suatu hal saat kamu sedang emosi.""Iya, Pak. Tenang aja, makasih ya Pak, saya permisi dulu." Alga memberikan senyum dustanya. Mana mungkin d

    Last Updated : 2022-02-14
  • Between Love and Ideals   Isyarat Hati

    Hati selalu bisa menjadi ruang terbaik untuk menyimpan segala rasa. Hati juga selalu menjadi tempat terbaik untuk membungkam suara. Selain cinta, hati juga tempat terbaik untuk menorehkan luka. Sebuah nama tersemat dalam kalbu, tersimpan rapat dalam kehampaan yang kian mengabu. Akankah sang empu baik-baik saja? Sebuah rasa tak berdosa seakan tengah menghukumnya. Semoga tetap bertahan dan tidak mati rasa.Pesan singkat berisi kata cinta terkubur dalam bersama puing-puing kebimbangan. Bukannya menyerah, hanya saja berhenti sejenak. Memberi jeda pada waktu yang terus mendorongnya untuk lekas berbicara.“Makin ke sini, perasaan gue ke Keina kayaknya makin besar. Bahkan gue bakalan ngerasa galau kalo nggak ngeliat Keina. Gue ngerasa nyesek kalo Keina kenapa-kenapa.” Alga menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.Tidak bisa dipungkiri, Alga menyukai semua hal yang berkaitan dengan Keina. Senyumnya, kebaikannya, bahkan cemberutnya saja Alga suka. Sebegitu dalam hingga takut kehilangan ga

    Last Updated : 2022-05-07
  • Between Love and Ideals   Prolog

    “Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un.”“Siapa yang meninggal, Bun?” Keina membulatkan bola matanya.“Pak Hasan, yang rumahnya di pertigaan depan.”“Semoga amal beliau diterima di sisi Allah ya, Bun.”“Aamiin. Udah kamu tidur sana. Besok kamu harus sekolah, ‘kan?”"Iya, Bun. Ya udah Keina tidur dulu."***Keina Ayu Pratibha. Siswi baru yang kini tengah mengikuti Masa Orientasi Siswa. Gadis kelahiran Semarang ini adalah anak periang dengan berbagai mimpi dan selalu bersemangat menjalani hari. Keina selalu bermimpi untuk bisa mengelilingi dunia, terutama Indonesia. Selain periang, dia juga gadis yang mandiri dan pantang menyerah.Sejak kecil, Keina sangat ingin menjadi seorang penulis profesional. Berbagai penghargaan sudah dia dapatkan dari berbagai lomba menulis yang dia ikuti. Di SMA ini Keina berharap, dia dapat memperdalam kemampuannya dalam menulis. Sela

    Last Updated : 2021-09-25
  • Between Love and Ideals   The Beginning of the Story

    SMAN Merah Putih. Bangunan yang megah dan berdiri gagah ini terpampang jelas oleh mata belo Keina. Riuh suara para siswa pun sudah terdengar. Hijaunya pepohonan yang menghias taman sekolah membuat udara yang terhirup menjadi lebih segar. Keina tersenyum dan menghela napas."Bismillahirrohmanirrohim. Sekolah baru, temen baru, semangat baru," monolog Keina sembari melangkahkan kaki pertamanya, memasuki lingkungan sekolah dengan penuh semangat.Baru saja Keina sampai, terdengar seseorang berteriak dari arah lapangan sekolah."Ayok adik-adik semuanya berkumpul di lapangan! Jangan lupa untuk mengenakan atribut sesuai yang telah ditentukan oleh kakak-kakak senior!" pekik seorang senior bersama beberapa senior lainnya yang berdiri di pinggir lapangan.Dengan napas yang masih terengah-engah, K

    Last Updated : 2021-09-26
  • Between Love and Ideals   Bad Memories

    "Kenapa aku harus berada di situasi ini?"°Keina°***"Tidak ada yang bisa lolos dari seorang Devanial."°Dev°***"Ma-maaf Kak, air mineralnya ketinggalan." Gadis ini tertunduk dengan tangan yang bergemetar hebat. Setelah dia pikir hidupnya sudah aman karena sebuah jeruk dari Talitha, rupanya dia salah besar. Masih ada ekor masalah yang masih membuntutinya.Dari arah kanan barisan, Alga hanya bisa terdiam dengan diselimuti rasa khawatir. Apa yang akan senior galak itu lakukan? Kali ini Alga tidak dapat membantu Keina."Maju kamu!" teri

    Last Updated : 2021-09-26
  • Between Love and Ideals   Still Introducing

    "Terima kasih, kalian sudah hadir dalam hidupku."°Keina°***"Lo lagi nungguin angkot?" tanya Alga sambil melangkah mendekati Keina dengan gaya andalannya. Memasukkan tangan ke dalam saku celana. Tampak keren."Iya, kalian juga?""Iya. Kita biasa naik angkot. Soalnya mobilnya Alga nggak guna, cuma buat pajangan doang.""Gue belum punya SIM, bodoh," sewot Alga dengan memelototi Talitha."Yaelah, timbang ke sekolah doang ribet amat mikirin SIM.""Sebagai warga negara yang baik, gue harus patuh sama aturan." Keduanya sama-sama memalingkan wajah.Keina tersenyum melihat tingkah Alga dan Talitha. Keina mulai berpikir bahwa mereka telah saling mengenal sejak lama."Eh, tapi kalo lo juga biasa naik angkot kok gue nggak pernah liat lo?" Talitha kembali berbicara."Aku baru pindah dari Semarang. Waktu SD sama SMP ayah sama bundaku sering ke luar kota buat urusan kerja, jadi aku harus tinggal sama bibi biar

    Last Updated : 2021-09-27
  • Between Love and Ideals   Photographic Memory

    "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam, Bunda dari mana?""Bunda habis dari pasar. Kamu udah lama, pulangnya?" tanya Winda sambil meletakkan berbagai belanjaannya di meja dapur."Lima belas menit yang lalu, Bun. Bunda kok ke pasar sendirian? Harusnya nungguin Keina aja, jadinya kan Keina temenin." Keina mengurangi volume suara televisinya."Nggak papa, Na. Lagian kasian kamu kan pasti udah capek. Jadi Bunda ke pasar sendiri aja." Winda tersenyum ke arah Keina.Keina beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Winda."Keina buatin es jeruk ya, Bun." Keina meraih sebuah gelas berukuran panjang."Wah boleh banget. Bunda haus soalnya," Winda tertawa kecil."Oh iya, Bun. Besok Talitha sama Alga mau main ke sini. Boleh, 'kan?" Keina memeras sebutir jeruk berukuran besar."Loh, ya boleh dong Na. Suruh ke sini aja. Bunda seneng kalo mereka mau main ke sini," ucap Winda."Makasih, Bun. Nanti Keina bilang ke mereka,

    Last Updated : 2021-09-27
  • Between Love and Ideals   So Sad

    Membaca novel hingga larut malam adalah salah satu kebiasaan buruk Keina. Dia akan sulit tidur jika belum mengetahui akhir dari cerita dalam novel yang dia baca. Karena inilah Keina sering lari pagi karena bangun kesiangan."Suatu saat aku pasti bisa nulis novel. Aku yakin banget," ucap Keina sambil membuka halaman baru dari novel yang tengah dia baca."Aku jadi inget kata Alga, dia bilang kalo suatu saat aku pasti bisa nulis novel." Tanpa sadar Keina tersenyum simpul.Dear diary,Besok Talitha sama Alga mau ke sini. Kira-kira seru nggak ya main sama mereka? Kayaknya sih seru. Soalnya mereka anaknya asik. Aku jadi nggak sabar buat besok.Tapi aku juga sedih. Soalnya besok ayah mau keluar kota lagi.Ngomong-ngomong aku kok tiba-tiba kangen sama Kak Zein, ya. Semoga aja suatu hari nanti aku bener-bener bisa keliling dunia. Bisa ke luar negeri kayak Kak Zein.Kak Zeinkha Ashof video call."Wah, panjang umur." Dengan berseman

    Last Updated : 2021-09-27

Latest chapter

  • Between Love and Ideals   Isyarat Hati

    Hati selalu bisa menjadi ruang terbaik untuk menyimpan segala rasa. Hati juga selalu menjadi tempat terbaik untuk membungkam suara. Selain cinta, hati juga tempat terbaik untuk menorehkan luka. Sebuah nama tersemat dalam kalbu, tersimpan rapat dalam kehampaan yang kian mengabu. Akankah sang empu baik-baik saja? Sebuah rasa tak berdosa seakan tengah menghukumnya. Semoga tetap bertahan dan tidak mati rasa.Pesan singkat berisi kata cinta terkubur dalam bersama puing-puing kebimbangan. Bukannya menyerah, hanya saja berhenti sejenak. Memberi jeda pada waktu yang terus mendorongnya untuk lekas berbicara.“Makin ke sini, perasaan gue ke Keina kayaknya makin besar. Bahkan gue bakalan ngerasa galau kalo nggak ngeliat Keina. Gue ngerasa nyesek kalo Keina kenapa-kenapa.” Alga menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.Tidak bisa dipungkiri, Alga menyukai semua hal yang berkaitan dengan Keina. Senyumnya, kebaikannya, bahkan cemberutnya saja Alga suka. Sebegitu dalam hingga takut kehilangan ga

  • Between Love and Ideals   Ketika Alga Marah

    Dengan tergesa-gesa Alga menuju ke ruang pengawas. Jujur saja, Alga sudah dapat mengetahui siapa pelakunya, tetapi dia ingin memastikan bahwa dugaannya itu benar.Tuk tuk tuk"Permisi, Pak.”"Iya, ada apa, ya?""Begini, Pak."Alga menceritakan semua kejadian di toilet putri tadi. Petugas pun setuju untuk mengecek CCTV yang terletak di luar lab, di mana CCTV itu berhadapan langsung dengan gudang, sehingga siapa pun yang keluar masuk ke toilet akan tertangkap oleh kamera."Stop, Pak!""Rara sialan!"Bola mata Alga menangkap dua anak yang baru saja keluar dengan wajah penuh kegembiraan. Pikir saja pakai logika, apa Rara akan sesenang itu setelah membersihkan beberapa toilet di sekolah ini? Tentu tidak, kecuali jika dia baru saja membuat ulah."Sabar, Dek. Jangan melakukan suatu hal saat kamu sedang emosi.""Iya, Pak. Tenang aja, makasih ya Pak, saya permisi dulu." Alga memberikan senyum dustanya. Mana mungkin d

  • Between Love and Ideals   Monster Rara

    "Oh, shit! Bisa-bisanya gue dibantai sama tuh anak sialan!" Rara bangkit dari duduknya dengan susah payah. "Awas aja, gue bakal buat perhitungan sama dia," ancam Rara. "Talitha ngeri juga ya, jurusnya. Keliatannya aja muka soft, tapi kelakuan kaya preman pasar. Ngeri gue." Saat tengah membayangkan adegan jungkir balik tadi, Rara menatap tajam ke arah Jeje. Membuat Jeje merasa takut melihatnya. "Lo juga tadi ke apa diem aja, hah? Bukannya nolongin, malah bengong. Emang dasar temen nggak guna!" "Ya maaf Ra, gue juga takut kalo bakalan jadi korban bantingannya si Talitha." Rara dan Jeje memutuskan untuk tidak langsung kembali ke kelas. Mereka mampir sebentar ke UKS. Alih-alih mengistirahatkan tubuh, mereka justru memainkan ponsel. Menarik ulur beranda, sambil sesekali cecikikan. Dasar human. Beberapa PMR datang, mereka segera menanyakan hal apa yang menyebabkan Rara dan Jeje berada di tempat tersebut. "Lo berdua kenapa? Ka

  • Between Love and Ideals   Talitha Beraksi

    Di sebuah kafe, Alga dan Talitha tampak tengah menunggu seseorang. Entah siapa, sepertinya sangat penting. Terlihat dari kedua wajah mereka yang tidak seperti biasanya, sangat serius. Seseorang itu tiba, dan ternyata ....“Gea! Di sini!” Talitha melambaikan tangannya.“Kenapa kalian mau ketemu gue?”“Duduk dulu.” Alga menengok ke sebuah kursi kosong, mengisyaratkan agar Gea duduk di kursi tersebut.“Ge, gue sama Talitha mau langsung to the point aja. Kita pikir lo perlu penjelasan dari kita. Tentang buku itu ....”“Udah, ya. Gue nggak mau denger apa pun lagi.” Gea bangkit dari tempat duduknya.“Dengerin dulu! Lo harus bener-bener denger, kasian Keina. Udah tiga hari lo musuhin dia karena kesalahan yang sama sekali nggak dia perbuat.” Talitha sudah tampak geram, tetapi dia mencoba menahan diri.Gea pun kembali duduk.“Gini, Keina tuh nggak mungki

  • Between Love and Ideals   Rara's Return

    Hari keempat setelah Gea masuk sebagai anak baru, dua anak paling menyebalkan di kelas telah kembali bergabung. Mereka terlihat lebih sombong dari sebelumnya."Eh, katanya ada anak baru, ya?" Rara sengaja mengeraskan volume suaranya agar terdengar oleh Gea. Gea yang mendengar pun menoleh dan tersenyum ramah."Lo anak barunya, sayang banget anak polos kayak lo harus masuk ke sebuah pertemanan ala orang kuno."Gea mengerutkan dahinya."Eh maksud lo apa, hah?!" Talitha menggebrak mejanya dan memelototi Rara."Udah, Tha," ucap Keina sambil mengelus punggung Talitha."Lo kayak anak baru aja nggak tahu gimana dia sama mulut cabenya," Alga berdiri dan kembali mendudukkan Talitha."Jangan didengerin ya, Ge. Dia emang tukang hasut." Talitha melirik sinis Rara."Kurang ajar!" umpat Rara, "awas aja kalian," ucap Rara dengan tatapan penuh amarah.Rara terus memerhatikan Gea yang sedari tadi tengah asik membaca buku sambil senyum-sen

  • Between Love and Ideals   New Friends

    Di depan kelas, Keina, Talitha, dan Alga tengah berbincang. Sesekali terdengar suara tawa Talitha yang menggelegar seperti petir yang menyambar. Namun, tawa itu lenyap kala muncul sesosok penampakan yang tertangkap oleh kedua bola mata mereka.Tunggu! Sepertinya orang itu mengarah ke tiga anak ini. Wajahnya terlihat tidak asing bagi mereka. Seseorang yang terkenal dengan keangkuhan, ketegasan, dan ada yang mengatakan juga dia cukup kejam memberikan hukuman kepada juniornya. Masih ingat bukan, bagaimana dia menghukum Keina di depan umum?Yeah! Dia adalah senior itu. Kali ini dia benar-benar mendekat, semakin dekat dan ...."Siapa di antara kalian yang mengikuti olimpiade Bahasa Indonesia dan Fisika?" tanya Dev sambil melirik tiga anak yang berdiri di depannya secara bergantian.Dengan gugup Alga dan Keina mengangkat tangannya."Oke ikut saya, sekarang!" Dev melangkah pergi. Berhenti sejenak, memastikan apakah dua adik kelasnya masih mematung a

  • Between Love and Ideals   A glimmer of hope

    "Na." Alga menggenggam tangan Keina.Deg! Kenapa jantung Keina berdetak dengan sangat kencang? Apa kejadian malam itu masih membuatnya takut?"I-iya.""Makasih, ya.""Untuk?""Karena lo udah mau donorin darah buat gue, itu berarti banget Na buat gue.""Jadi kamu ....""Iya, Talitha yang ngasih tau gue semalem."Kreeek ....Alga dan Keina terkejut, begitu pun dengan Talitha."Ekhem! Maaf gue ganggu, ya?"🍂"Jangan mentang-mentang udah keluar dari rumah sakit kamu bisa seenaknya ngelakuin sesuatu ya, Al. Bagaimanapun kamu belum sembuh total.""Siap, Na. Lagian gue udah bosen tiga hari di rumah sakit, cuma bisa rebahan doang.""Tenang aja, Na. Tetangga Alga yang baik hati ini pasti bakalan selalu jagain, kok.""Eh iya, kok orang tua kamu nggak ke sini lagi ya, Al?" tanya Keina."Mungkin mereka sibuk. Mereka emang sering pergi keluar kota buat urusan bisnis."

  • Between Love and Ideals   Scary Atmosphere

    "Hah, begal?!" Alga, Talitha, dan Keina terkejut. Memang bukan tidak mungkin jika itu adalah gerombolan begal, karena hari memang sudah larut malam.Suasana sangat mencekam. Semua orang panik. Terlebih saat seorang begal mencoba untuk menggedor-gedor kaca taksi tersebut."Aku harus telepon ayah. Siapa tau ayah belum tidur." Keina mencari ponselnya di dalam tas. "Aduh, di mana, sih?" Tangan Keina bergemetar hebat, ponselnya belum ditemukan juga."Oh iya! Ponselku kan ketinggalan." Keina menepuk jidatnya.Suasana semakin mencekam. Terlebih begal tersebut mengeluarkan senjata tajam dan menyodorkannya kepada sopir taksi agar cepat meminggirkan taksi."Hei, kamu!""Iya, Pak.""Ambil ponsel itu!" Sopir taksi menunjuk pada sebuah ponsel. "Cepat kamu cari nomor polisi dan hubungi segera. Sekarang!""Baik, Pak."Prang!!!Dari arah kiri seorang begal memukul kaca hingga kaca tersebut pecah dan mengenai lengan Al

  • Between Love and Ideals   In the Middle of Wory

    Pesona Indonesia tidak hanya terletak di berbagai spot wisata, keindahan budaya dan kreativitas masyarakat dalam menghasilkan karya pun patut diapresiasi. Seperti yang kini tengah Keina dan Talitha lakukan.Keina memerhatikan dengan detail kain batik yang sedang dia coba. Kain berukuran persegi panjang dengan warna cokelat muda bergaris hitam juga berhias bunga kecil-kecil tampak sangat indah dan sempurna dikenakan oleh gadis setinggi 163 cm itu.“Nah, gitu dong. Sebagai anak muda generasi bangsa, kita patut melestarikan budaya Indonesia. Salah satunya dengan pake kain batik ini.”“Kalo gitu beliin gue sama Keina kain ini, ya?” Talitha mengerjap-ngerjapkan mata, merengek kepada Alga tanpa rasa malu, meskipun ada banyak wisatawan yang berkunjung ke pusat perbelanjaan oleh-oleh tersebut.“Yah. Gue salah ngomong nggak, sih?” Alga menunduk dan menutup sebagian wajahnya dengan ekspresi penyesalan.“Ini nih, ribe

DMCA.com Protection Status