Share

So Sad

Membaca novel hingga larut malam adalah salah satu kebiasaan buruk Keina. Dia akan sulit tidur jika belum mengetahui akhir dari cerita dalam novel yang dia baca. Karena inilah Keina sering lari pagi karena bangun kesiangan.

"Suatu saat aku pasti bisa nulis novel. Aku yakin banget," ucap Keina sambil membuka halaman baru dari novel yang tengah dia baca.

"Aku jadi inget kata Alga, dia bilang kalo suatu saat aku pasti bisa nulis novel." Tanpa sadar Keina tersenyum simpul.

Dear diary,

Besok Talitha sama Alga mau ke sini. Kira-kira seru nggak ya main sama mereka? Kayaknya sih seru. Soalnya mereka anaknya asik. Aku jadi nggak sabar buat besok.

Tapi aku juga sedih. Soalnya besok ayah mau keluar kota lagi. 

Ngomong-ngomong aku kok tiba-tiba kangen sama Kak Zein, ya. Semoga aja suatu hari nanti aku bener-bener bisa keliling dunia. Bisa ke luar negeri kayak Kak Zein.

Kak Zeinkha Ashof video call.

"Wah, panjang umur." Dengan bersemangat Keina menekan tombol ponselnya.

"Hallo Kak. Aku kangen banget sama Kak Zein." Keina melambaikan tangannya.

"Hallo adikku tersayang. How are you?"

"Aku baik, Kak Zein gimana? Kok baru video call Keina, sih?" Keina adalah anak yang selalu terlihat mandiri dan memiliki sifat dan sikap yang layak disebut dewasa. Tetapi tidak saat dengan Zein. Keina akan bersikap manja kepada kakak lelakinya ini.

"Kakak juga baik. Maaf, dek. Kak Zein sibuk banget di sini."

Menjadi mahasiswa di luar negeri bukanlah hal yang mudah, apalagi pola hidup yang bisa dibilang berbeda membuat Zein harus berusaha keras untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Sama halnya dengan Keina, Zein juga memiliki sebuah mimpi. Dia sangat ingin menjadi musisi yang terkenal. Kemampuannya dalam memetik gitar dan menarik vocal tidak bisa diremehkan. Bisa dibilang kemampuan mereka adalah turun temurun dari keluarganya. Namun sayang, keinginan Zein harus dia pendam karena Arya sangat mengharapkannya untuk bisa meneruskan bisnis keluarga.

"Gitu ya, Kak. Oh iya Kak. Keina udah punya temen baru, loh. Namanya Talitha sama Alga. Anaknya asik, besok juga mereka mau main ke sini." Bagi Keina, Zein adalah kakak sekaligus sahabat terbaiknya. Keina selalu menceritakan semua keluh kesahnya kepada Zein. Itulah yang terkadang membuatnya merindukan Zein saat beberapa hari tidak menghubunginya.

"Wah, mantap. Anak baru udah dapet temen aja. Ha ha ha."

"Hah. Keina dong." Keina memamerkan ekspresi sombongnya.

"Eh, udah dulu ya, Dek. Besok-besok Kakak video call kamu lagi."

"Yah, Keina kan masih kangen," ucap Keina merengek, "Ummm ya udah deh, Kakak baik-baik ya di situ." Keina tersenyum.

"Iya, kamu juga baik-baik ya di situ. Jangan nyusahin bunda. See you, dek!" seru Zein.

Keina hanya melambaikan tangannya dan tersenyum tipis.

šŸ‚

Pagi hari Arya sudah bersiap untuk berangkat. Keina yang sudah bangun sejak subuh tadi turut mengantarkan Arya hingga di depan rumah bersama Winda. Keina tampak tersenyum dan memeluk Arya dengan erat. Meski ini bukan kali pertama Arya pergi ke luar kota, tetapi tetap saja ada rasa sedih yang selalu menyelimuti hati Keina. Jika boleh memilih, Keina ingin hidup sederhana saja dengan kehangatan keluarga di dalam sebuah gubuk kecil.

Semburat cahaya mentari telah menembus dinding kaca. Pertanda bahwa rutinitas sudah harus kembali terlaksana. Tetapi hari ini tidak sesibuk biasanya, sebuah hari yang terbilang istimewa. Weekend. Itulah namanya.

Keina tengah menunggu teman baru yang kini mulai akrab disebut sebagai sahabat. Alga dan Talitha. Dua nama yang selalu menemani Keina baru-baru ini. Keina terlihat mondar-mandir di ruang tamu. Ada sedikit kegelisahan yang mengganggu pikirannya.

"Kok belum sampe juga,ya?" gumam Keina, "atau jangan-jangan ... mereka nyasar lagi." Keina menutup mulutnya dengan mata yang terbelalak. Berulang kali dia menatap ponselnya, namun Alga belum juga meneleponnya lagi.

Algantara Bumi Pratama call

"Hallo, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Maaf banget, Keina. Gue sama Talitha nggak jadi ke rumah lo. Soalnya adek gue demam, mamah sama papah gue lagi nggak di rumah, jadi gue harus nganterin adek gue ke rumah sakit," ucap Alga dengan nada bersalah.

Keina terbelalak. "Ya Allah, adek kamu sakit? Ya udah kamu anterin adek kamu aja. Semoga cepet sembuh, ya." Keina duduk di atas sofa dengan sedikit raut wajah kecewa. "Oh iya, kalo Talitha gimana? Kok nggak jadi juga?"

"Talitha ikut nemenin, Na. Talitha emang biasa bantuin gue di rumah. Soalnya kita tetanggaan."

"Oh gitu, ya. Yah maaf ya, aku nggak bisa bantuin kamu."

"Iya nggak papa kok. Ya udah ya Na, gue mau langsung ke rumah sakit. Besok kita ketemu di sekolah."

"Iya, Al." 

Klik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status