Beranda / Romansa / Betrayal / Chapter 45: Brother

Share

Chapter 45: Brother

Penulis: fish.tro
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-29 15:27:20

Callis segera mendudukkan tubuhnya di hadapan Dave dan Meghan. Jantungnya berdentum saat melihat Dave hanya diam. Callis hanya bisa berdoa dalam hati agar apa yang diucapkan oleh Dave adalah hal yang diinginkannya. Semoga saja Victor salah, batin Callis.

“Sepertinya Victor sudah mengatakannya padamu,” ujar Dave setelah hening beberapa saat.

“Jadi … apa yang dikatakan oleh Victor adalah kebenaran?” tanya Callis dengan lirih.

Dave hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Ceritanya cukup panjang dan aku tidak memiliki kuasa untuk menceritakannya kepadamu, Callis.”

Callis menundukkan kepalanya saat setetes air mata luruh. Setelah menghapus butiran air mata itu, Callis kembali mendongakkan kepalanya dan menatap Dave dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

“Jika aku adalah Nathalie Wilson, lalu kenapa Victor menjauhiku?”

***

Callis mendengarkan penjelasan Dave dengan tak percaya. Callis selama 26 tahun ini mengira bahwa dirinya adalah seorang yatim piatu. Ternyata, dirinya adalah anak bungsu da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Betrayal   Chapter 46: New Daddy

    Callis segera menyejajarkan langkahnya dengan langkah cepat Zero. Setelah Callis duduk di mobil, Zero segera mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Dirinya sangat-sangat khawatir dengan kondisi Shirin saat ini. Mengingat, janin Shirin sangat lemah hingga dirinya harus bed rest selama masa kehamilannya. “Istrimu akan baik-baik aja, Zero.” Zero melongokkan kepalanya saat mendengar ucapan Callis yang mencoba untuk menenangkannya. “Semoga saja.” Jujur saja, saat ini Zero sangat bersyukur karena ada Callis di sisinya. Adik perempuannya ini, secara tidak langsung, membuat sedikit kegundahan di hatinya menghilang. Perasaan ini tidak berubah sejak dulu. Saat ibunya melahirkan Nathalie, adiknya, Zero sangat senang. Bahkan dirinya lah yang menunggui adiknya di ruang prnanganan bayi pada saat itu. *** Callis mencoba mengimbangi langkah lebar Zero. Saat sudah sampai di lorong ruangan istri dari Zero, Callis menjadi ragu. Walaupun dirinya adalah anak kandung dari Wilson, tapi dirinya dan se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Betrayal   Chapter 47: Trying

    “Daddy akan ikut menjelaskan tentang masa lalu kepada Victor bersama dengan Zero.” “Tapi, Dad-” “Tolong turuti ucapan Daddy, ya. Daddy lakukan semua ini untuk kebahagiaanmu, Callis. Daddy sangat tahu bahwa kau masih mengharapkan Victor di sisimu.” Callis hanya bisa menganggukkan kepalanya setelah mendengar permohonan Mr. Wilson. Walaupun muncul harapan, Callis mencoba untuk menekan harapannya itu. Melihat Victor yang benar-benar menjauhinya membuat Callis sadar sepenuhnya bahwa masa depannya dengan Victor sudah tidak ada. *** Sudah satu bulan telah berlalu sejak Shirin, istri dari Zero, melahirkan. Sejak saat itu pula Mr. Wilson memintanya untuk tinggal di Mansion keluarga Wilson. Walaupun sudah satu bulan terlewati, Callis masih saja merasa canggung jika berada di tengah-tengah keluarga Wilson. “Callista, makan malam sudah siap.” Callis segera membuka pintu kamarnya dan langsung disambut oleh senyuman Isabella, ibu kandung Zero dan Callis. Setelah kehadiran Callis, kesehatan Isa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • Betrayal   48. Fight

    Callis berjongkok agar tingginya sama dengan Reis. Tangan kanannya bergerak mengelus kepala Reis dengan lembut. “Oke, nanti Mom bobo’ sama Reis. tapi, Reis janjinya kalo bobo’nya cepet?” ujar Callis dengan mengangkat jari kelingkingnya di hadapan Reis. Reis dengan cepat mengeratkan jari kelingking mungilnya kepada Callis untuk membuat pinky promise. Setelah itu, Reis menarik tangan Callis menuju kamar yang selalu ditempatinya sejak dia tinggal di mansion keluarga Daddynya, Keluarga Barnett. Callis melihat kamar Reis yang penuh dengan mainan. Ada banyak sekali robot dan mobil mainan. Bahkan, ada pula beberapa cosplay superhero favorit Reis. Saking banyak dan mahalnya mainan-mainan yang berada di rumah pribadi Reis, Callis sampai tidak dapat mengira-ngira berapa uang yang dikeluarkan oleh Anastasya untuk mengisi kamar Reis. “Mommy, Reis pengen Mommy, Daddy, sama Reis kumpul lagi,” ujar Reis sebelum dirinya sibuk dengan mainan-mainan yang dimilikinya. Callis tertegun mendengar ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Betrayal   49. None

    Callis terdiam setelah mendengar ucapan Victor. Dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa Zero dan Mr. Wilson bergerak secepat itu. Melegakan memang, tetapi Callis harus benar-benar menyerah jika Victor menolaknya setelah mendengar semua penjelasan dari kakak serta ayah kandungnya.“Aku akan datang besok,” ujar Callis. Jujur saja, dirinya juga penasaran tentang masa lalu yang berkaitan denggan dirinya dan Victor. Callis harap, permasalahannya dengan Victor akan segera selesai.“Hanya itu saja?” tanya Victor. Setelah itu, Victor beranjak dari taman belakang untuk menuju ke ruang kerjanya.“Em… Victor,” panggil Callis dengan ragu-ragu. “Bolehkah aku menginap di sini?” lanjut Callis saat dirinya melihat Victor berhenti walau tidak membalikkan tubuhnya.“Lakukan terserahmu,” ujar Victor dengan tak acuh dan melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja.Callis menghembuskan nafasnya panjang seraya mengurut dadanya. “Semangat, Callis. Semuanya bakal baik-baik aja,” ucap Callis untuk menyemangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Betrayal   50. Truth

    Senyum Callis mengembang saat mendengar ucapan Victor. Dengan bergegas, Callis berdiri dan berjalan menuju pintu ruang kerja Victor.“Aku mengatakan akan membantumu, bukan mengerjakan tugasmu. Jangan pergi dan tetap duduk di sini,” ujar Victor.Callis menampilkan senyum bodohnya. “Aku akan kembali dengan brownies yang lezat.”“Nyonya Barnett, browniesnya sudah matang.”Callis rasanya ditarik kembali ke dunia nyata saat mendengar ucapan dari kepala maid yang mengejutkannya.“Maafkan saya telah mengejutkanmu, Nyonya Barnett. Tapi, saya takut browniesnya gagal jika tidak diangkat sekarang.”Callis melihat jam di tangannya. “Oh Tuhan! Aku terlambat.” Dengan cepat, Callis menyiapkan brownies buatannya ke dalam kotak makan dan segera berangkat menuju ke kantor Victor. saat ini, Callis sudah cukup terlambat karena jam sudah menunjjukkan pukul 13.30.***Callis berjalan menuju ke ruangan Victor dengan langkah lebar dan tergesa. Sebenarnya, sudah tidak ada harapan lagi, mengingat sekarang suda

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Betrayal   51. Truth (2)

    “Aku membawakanmu ‘lemon’,” ujar Zero dengan dua gelas di masing-masing tangannya. Saat ini, Callis dan Zero sedang duduk si salah satu ruangan VIP karena Callis risih apabila berkumpul dengan banyak orang mabuk. “Minumlah,” ujar Zero dengan memberikan segelas ‘lemon’ kepada Callis.Callis meminumnya tanpa ragu. Dalam sekali tegukan, Callis menghabiskan ‘lemon’ itu. “Rasanya menyegarkan,” ujar Callis setelahnya.Zero tertawa. “Kau boleh meminum punyaku jika kau mau,” ujar Zero dengan menyongsongkan gelasnya pada Callis. “Ah ya, aku lupa memberi tahumu. Victor Barnett ada di sini. Kau bisa menghubunginya.”Callis yang sudah kehilangan setengah kewarasannya hanya bisa menganggukkan kepalanya. Zero tersenyum saat melihat Callis ketagihan dengan ‘lemon’ tersebut. Yah tentu saja! Zero sudah mencampurkan alkohol dan obat perangsang di minuman Callis.“Aku akan pergi sebentar,” ujar Zero yang hanya ditanggapi dengan gumaman tak jelas oleh Callis.“Antarkan lagi minuman itu kepadanya, dan pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-17
  • Betrayal   52. Clear

    “Senang mendengarnya. Saya kira terjadi sesuatu kepada Miss Efigenia. Namun sayangnya, Mr. Barnett sedang tidak ada di ruangan. Beliau sedang keluar untuk-” Ucapan satpam itu terhenti saat Victor turun dari mobilnya dan memberikan kunci mobilnya pada petugas valet. Namun, bukan itu yang membuat satpam ataupun Callis terdiam. Keberadaan wanita cantik, yang Callis ketahui salah seorang model terkenal, di samping Victor dengan lengan Victor yang merangkul wanita itu lah yang membuat kedua orang yang tadi berbincang terdiam. Satpam menatap Callis dengan kasihan. “Aku tidak apa-apa. Tolong jangan beritahu Mr. Barnett jika aku berkunjung ke sini,” ujar Callis dengan serak. Wanita itu segera pergi dari sana sebelum Victor mengetahui keberadaannya. Dari sekian banyak hal yang telah terlalui, yang paling membuat Callis merasa sakit hati ialah ternyata dirinya tidak seistimewa itu dalam kehidupan Victor. Setelah ini, Callis akan fokus kepada kuliahnya agar dirinya bisa segera keluar dari kota

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23
  • Betrayal   Chapter 53. Woman

    Well, jangan anggap Callis adalah mahasiswa yang tidak memiliki teman sama sekali. Salah besar. Callis merupakan salah satu mahasiswa yang cukup dikenal di program studinya karena beberapa kali menjadi panitia di acara kampus. Selain itu, Callis juga mudah membaur dan ramah. Selain itu, Callis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan yang dilakukan oleh perkumpulan mahasiswa yang satu negara dengannya, Indonesia. “Apa rencanamu kedepannya, Callista?” tanya Ale. “Mungkin sekarang adalah hari terakhirku di sini. besok aku akan terbang ke Singapura karena aku diterima di salah satu perusahaan di sana.” “Astaga! Kenapa jauh sekali?” tanya Angel dengan penuh drama. Callis terkekeh, sedangkan Ale memutar bola matanya dengan malas. Kekasih dari Angel itu merasa sedikit malu dengan kelakuan Angel. “Aku diterima di Roberto Paradise Hotel and Residences.” *** Callis telah menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu versi dirinya. Namun, tidak ada ekspresi berarti dari Victor. Lelaki itu hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09

Bab terbaru

  • Betrayal   Chapter 61: Ending

    “Jangan sungkan, Callis. Tidak mungkin kalian selamanya tinggal di unit. Suatu saat kalian pasti membutuhkan rumah. Oleh karena itu, lebih baik kalian memilih rumah secepatnya. Aku akan merasa sangat sedih karena kalian menolak hadiah pernikahan dariku.” Callis semakin merasa bersalah saat mendengar ucapan terakhir Abraham. Bukannya ingin menolak, Callis hanya merasa sangat tidak enak jika menerima hadiah semahal itu. “Aku akan mendiskusikannya dengan Victor terlebih dahulu, Mom, Dad.” “Aku selalu setuju dengan pilihanmu, Callie. Semua keputusanmu adalah keputusanku juga.” Callis ingin mencakar mulut Victor yang tersenyum usil di sebelah sana. Bukannya membantu, Victor malah semakin mendorongnya. Lihat saja nanti, Callis pastikan bahwa Victor akan tidur di luar. *** Victor beserta keluarganya memasuki rumah yang menjadi kado pernikahannya. Rumah ini sangat luas bagi Callis. Namun, jika dibandingkan dengan mansion milik keluarga Abraham tentu tidak ada apa-apanya. Callis memang mem

  • Betrayal   Chapter 61: Life After

    “Yow! Kedua sahabatku sedang bercengkrama tanpa mengajakku.” Nick menyenggolkan bahunya kepada Victor dan Dave dengan wajah cengengesan.“Sudah lama kita tidak bertemu,” ujar Dave pada sahabatnya itu.“Yah, Si Diktaktor itu memaksaku untuk mengurus cabang di Indonesia setelah dia memaksa untuk mengambil alih cabang itu sebelumnya,” sindir Nick pada Victor. “Aku membutuhkan banyak adaptasi saat di sana,” keluhnya.Victor hanya meliriknya malas. Dia sangat paham bahwa Nick sangat suka mendramatisir semua hal. “Wow! Siapa wanita cantik yang sedang bersama istrimu itu, Bro?” tunjuk Nick pada Meghan.“Alihkan tatapanmu dari kekasihku, atau akan ku keluarkan bola matamu dari tempatnya, Nick.”***Callis dan Victor saat ini sudah berada di kamar pengantin. Tubuh Callis terasa sangat lelah, namun Callis merasa sangat puas. Pesta pernikahan yang dijalani nyatanya sangat jauh lebih menyenangkan dibandingkan yang pernah diimpikannya. Victor sangat bersungguh-sungguh saat dirinya berkata bahwa a

  • Betrayal   Chapter 60: My Wife

    Tanpa bantahan, Callis bergerak ke arah Victor dan menyandarkan kepalanya ke dada Victor. Tangan Victor juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengelus rambut wanitanya. “Tadi katanya ingin membahas tentang pernikahan kita?” tanya Victor untuk membuka percakapannya. “Sebentar.” Callis segera beranjak dan mengambil tabnya yang dia simpan di meja yang berada di sudut kamar. Setelah mendapatkannya, Callis kembali ke posisi awal. “Tanpa mengingat pilihanku, aku ingin kau memilih dekorasi serta hal lain yang kita butuhkan untuk pernikahan kita.” Cassie menyodorkan tab yang sudah menayangkan beberapa pilihan itu pada Victor. Malam itu dihabiskan oleh sepasang suami istri, yang akan kembali menikah, dengan diskusi. *** Waktu berlalu dengan cukup baik. Baik Callis maupun Victor, mereka akhirnya menyiapkan pernikahan ini dengan bersungguh-sungguh. Hari besar yang dinantikan akhirnya datang juga. Saat ini, Callis sedang mempersiapkan dirinya untuk pemberkatan. Isabella, sang ibu, serta

  • Betrayal   Chapter 59: Preparation

    Dengan pelan, Callis menggerakkan kepalanya hingga tatapan mata mereka saling berbalas. “Tidak perlu meminta maaf, Vic. Yang terpenting, tidak ada lagi salah paham di antara kita.” Callis mengucapkannya dengan nada bergetar karena harus menahan tangisannya.“Aku ingin memulai semuanya dengan benar, Callis.”Ucapan Victor membuat Callis harus mengernyitkan dahinya karena tidak paham dengan maksud Victor.“Ayo kita melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang akan menikah. Mulai dari persiapan pernikahan, pemberkatan, hingga resepsi. Aku ingin melakukan semuanya denganmu. Aku ingin merasakan menjadi kekasih yang menunggu pasangannya untuk fitting baju. Aku ingin melakukan foto pra-nikah, aku ingin mengucapkan janji untuk selalu menjadi saksimu di hadapan Tuhan dan aku ingin memiliki foto pernikahan yang dapat dipajang di ruang tamu. Bahkan jika kau mau, aku juga ingin melakukan rangkaian budaya pernikahan seperti yang biasanya Mom ceritakan padaku saat aku kecil. Aku ingin m

  • Betrayal   Chapter 58: Reception

    Begitu sampai di kantor, banyak karyawan yang menyapa ketiganya. Namun, hanya Callis yang membalas sapaan mereka. Baik Victor maupun Reis hanya diam dan berjalan lurus. Callis menggelengkan kepalanya melihat Victor dan Reis yang bergandengan tangan meninggalkannya di belakang. Callis sengaja memperlambat jalannya dan benar dugaannya. Victor dan Reis terlalu fokus pada jalan di depannya tanpa mempedulikan sekitar. Begitu kedua lelaki berbeda generasi itu hendak mencapai lift, Callis mempercepat langkahnya agar keduanya tidak sadar bahwa dirinya sempat terhindar.Dasar dua lelaki sok keren, gumam Callis dengan sedikit kekehan.Adam yang sudah menunggu di samping lift para petinggi segera menekan tombol pada lift agar terbuka. “Selamat siang, Tuan Barnett, Tuan Muda Barnett… dan Nyonya Barnett.”Callis berdecih dan masuk ke lift bersama ketiganya–Victor, Reis, dan Adam. Callis sangat tahu bahwa Adam sedang mengejeknya dan itu membuatnya kesal. Callis ingin sekali memukul lengan Adam. Nam

  • Betrayal   Chapter 57: Prefect Day

    Callis masih setia mengelus punggung Reis yang masih sesenggukan di dadanya. Bahkan, Reis duduk di pangkuan Callis karena masih tidak ingin lepas dari ibunya. “Nangisnya udahan dong, sayang.” Callis mencoba melepaskan pelukan Reis padanya.Pelukan Reis terlepas. Callis akhirnya dapat melihat wajah Reis yang memerah sebab tangis. Bahkan, mata Reis masih basah karena air mata yang belum kering. Air mata Reis kembali menetes saat menatap wajah ibu yang sangat dirindukannya.“Gantengnya Mommy jadi jelek soalnya nangis mulu,” ledek Callis dengan mengelap wajah Reis yang basah karena air mata dan keringat. “Reis kangen banget sama Mommy,” rengek Reis dengan kembali memeluk Callis, tapi tidak seerat tadi. “Mommy juga kangen banget sama anak Mommy yang paling ganteng ini.”“Mommy, aku laper banger,” rengek Reis yang dijawab dengan kekehan oleh Callis.***Callis dan Reis sampai di Four Season, salah satu restoran yang berkolaborasi dengan TBGroup. Sejak mereka hidup dengan Victor, lelaki it

  • Betrayal   Chapter 56. Recovery

    Callis! Ini bukan pengalaman pertamamu! Jangan berlaga seperti orang suci! Teriak Callis dalam hatinya.Akan tetapi, tidak bisa. Callis tidak bisa mengontrol dirinya. Victor dan posisi mereka yang terbilang cukup intim membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya. Kaki Callis terasa sangat lemas seperti jeli. Namun, dirinya tidak akan terjatuh dan membuatnya malu.Tuhan! Tolong hamba, jerit Callis.“I love you, Baby Girl.” Belum sedetik Callis mencerna ucapan Victor, bibir Callis langsung menjadi sasaran Victor.***Callis terbangun saat dirinya merasa pelukan hangat yang semalaman telah memanjakannya menghilang. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya matahari yang ternyata sudah terang. Callis terlambat bangun!Callis segera beranjak dari tidurnya begitu sadar bahwa dirinya sudah sangat terlambat untuk bangun. Kepala Callis sontak terasa pening karena berdiri dengan cepat dari tidurnya.“Hi, dear. Jangan terburu-buru. Reis sudah berangkat ke sekolah diantar oleh ma

  • Betrayal   Chapter 55. Romantic Dinner

    Callis dan Victor berjalan beriringan. Setelah sampai di unitnya, Victor segera memasuki kamar pribadinya untuk membersihkan tubuh. Callis berdiri di tengah ruang tamu, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Callis ingin membersihkan dirinya. Namun, kamar yang digunakan selama di sini adalah kamar utama, dengan kata lain kamar Victor. Rasanya, Callis akan merasa canggung jika masuk ke kamar tersebut tanpa permisi. Lama tidak tinggal di unit Victor membuat Callis menjadi asing padahal tidak ada yang berubah dari tempat tinggal Victor tersebut.Tak lama, Victor keluar dari kamarnya dan segera menghampiri Callis. Victor sudah mengganti tuksedonya dengan pakaian yang lebih santai. Rambut Victor terlihat sedikit basah dan berantakan. Ketampanan Victor meningkat berkali-kali lipat dengan penampilan tersebut.“Kau tidak ingin membersihkan diri?” tanya Victor dengan heran.“Aku… Um… Aku.” Callis bingung harus bagaimana untuk menyuarakan kecanggungannya.“Aku akan keluar sebentar.” Victor men

  • Betrayal   54. Proposal

    Callis menitipkan belanjaannya di tempat penitipan. Setelah itu, dirinya bergerak untuk menuju ke tempat di mana Victor menunggunya. Di sana, terdapat Victor yang sedang menikmati ice cream dengan tenang, sangat kontras pemudi yang menatap Victor dengan menunjukkan ekspresi tertarik yang ketara.“Cih.” Callis berdecih melihat segerombolan pemudi itu. Di umur segitu, mereka harusnya fokus belajar. Bukannya malah nongkrong tidak jelas di kafe. Lagi pula, apakah mereka tidak sadar jika Victor terlihat jauh lebih tua dibandingkan mereka. Atau malah mereka mencari lelaki seumur Victor untuk dijadikan ayah gula?Sebelum menghampiri Victor, Callis memasang senyum yang sangat manis. Dirinya lalu bergerak dengan riang mendekati Victor. “Ah, maaf sekali, Sayang. Karena menungguku, kau harus menunggu di sini dengan bosan,” ujar Callis dengan manja. Tak lupa, Callis juga membubuhkan satu kecupan di pipi kanan Victor.***Victor mengernyitkan alisnya saat melihat gelagat aneh dari Callis. “Apa yan

DMCA.com Protection Status