Tin....
Tin.....
Suara klakson mobil di halaman rumah Shara membuatnya segera menuruni tangga sambil berlarian. Di sela-sela ia berlarian, mulutnya tidak berhenti mengoceh tentang kebiasaan adiknya ini.
"Askar, Lo lama-lama gue gampar juga kalo nggak bisa sabar." Oceh Shara sambil berlarian menuju ke halaman depan rumah orangtuanya.
Tampak di sana sebuah SUV mewah berwarna hitam sudah siap di depan teras rumah. Shara segera melangkah mendekati mobil dan membuka pintunya.
"Lo kalo kasih tebengan yang sabar dikit kenapa, sih?"
"Siapa suruh lo ikut gue, Mbak?"
"Mama. Mama yang ambil kunci mobil gue. Mama bilang seharusnya gue udah dipingit. Nggak tau apa Mama gimana bosennya di rumah terus."
Kini Askara hanya tertawa cekikikan. Memang sejak semalam Mama dan Papa mereka menyita kunci mobil Shara. Mereka tidak akan mengijinkan Shara berkendara seorang diri di hari-hari dekat tanggal pernikahannya. Kini setelah sang
Adam dan Shara keluar dari kantor KUA dan mereka berdua berjalan kaki menuju puskesmas pembantu yang ada di samping kantor KUA. Adam memilih berdeham ketika melihat Shara yang sejak tadi memilih diam dan tidak banyak bicara. Bahkan saat ia berdeham pun Shara masih diam saja tidak menoleh."Kamu kenapa sih, Bi? Dari tadi diam aja?"Shara memilih menggelengkan kepalanya. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri tentang pilihan Adam tadi. Mas kawin sebuah lantunan surat Ar-Rahman. Apakah ia pantas mendapatkan laki-laki seperti ini? Dirinya yang memiliki pergaulan liar ketika berpacaran dengan Dion, pernah menjadi seorang DJ, bahkan dirinya masih belum menutup auratnya, benar-benar membuat Shara malu sendiri. Sungguh sepertinya ia sangat beruntung sedangkan Adam sangat buntung karena memilihnya sebagai calon pendamping hidup."Kamu kurang setuju dengan rencana mahar pernikahan kita?"Shara masih menggelengkan kepalanya."Terus kenapa kamu masih diam aj
Nada memperhatikan sang Mama yang sedang memegang keningnya siang ini saat mereka baru saja selesai makan siang di salah satu restoran yang ada di mall dekat kantor mereka. Sejak tadi Nada sudah menunggu Mamanya untuk membuka mulutnya, namun semuanya sia-sia belaka. Mamanya tampak stress siang ini. Sepertinya segala sesuatu tentang kakaknya memang lebih bisa menyita perhatian sang Mama daripada dirinya. Mungkin karena daripada dirinya, Adam adalah anak yang lebih dekat dengan Mamanya. Bisa di bilang Adam adalah anak kesayangan sang Mama. "Ada apalagi sih, Ma?" "Mama pusing, Nad." "Minum parasetamol, Ma." Jawab Nada singkat yang justru membuat sang Mama menatapnya dengan tatapan galak. Nada terperanjat ketika sang Mama justru langsung mengomelinya laksana ia anak kecil yang baru saja melakukan kesalahan. "Kamu nggak tau kan, Mama pusing pas si Adam bilang sama Mama semalam, dia mau kasih mahar Shara itu hafalan surat Ar-Rahman. Memang
Baru saja Nada memasuki kamarnya setelah ia dan keluarganya mengikuti acara makan malam bersama keluarga Papa mertuanya di rumah Eyang Ningrum. Namun sejak tadi handphonenya tidak berhenti berbunyi. Tidak perlu heran, tentunya teman-temannya pasti sudah heboh setelah mendapatkan undangan after wedding party milik Adam dan Shara yang ia kirimkan ke alamat kantor mereka masing-masing hari ini. Nada memilih membiarkan handphonenya berbunyi dan balasan demi balasan muncul di sana yang ia abaikan begitu saja.Kini saat suaminya justru masih sibuk untuk membakar lemak-lemak di tubuhnya setelah mereka menyantap makan malam besar di rumah anak Eyang Ningrum, Nada baru membuka handphonenya lagi. Ia membaca pesan demi pesan yang di kirim oleh ketiga sahabatnya, Salma, Deva dan Robert.Gabriella Salma menambahkan Robert AryawilagaSalma : *sending picture*Salma : gue udah dapat undangan after we
Shara duduk termenung sambil mengingat-ingat kejadian hari ini. Ia merasa bersalah karena mengomeli Adam laksana Adam adalah laki-laki yang baru saja ketauan selingkuh. Andai saja Mama Adam tidak membuatnya jengkel dengan semua hal yang berlebihan itu. Bagaimana tidak, Adam dan Mamanya membelikan Shara tas Harmen, Gucci, LV belum barang-barang branded lainnya yang sebetulnya tidak ia butuhkan.Ketika Gendhis memilih pergi terlebih dahulu karena harus menghadiri acara arisan bersama teman-temannya, Shara mengajak Adam berbicara berdua di studio musik yang ada di rumah orangtua Adam.Saat mereka ada di dalam sana, akhirnya Shara meluapnya semua yang ada di dalam dirinya."Nyet, aku nggak suka dengan semua ini.""Nggak suka apanya?" Tanya Adam ketika ia belum paham arah pembicaraannya dengan Shara saat ini."Kamu kasih aku hal-hal mewah yang sebenarnya aku juga sedang nggak butuh. Biaya pernikahan kita udah besar, Nyet. Terus kenapa kamu masih kasih a
Malam ini Shara dan Adam duduk di pinggir alun-alun selatan Yogyakarta sambil menatap dua pohon beringin besar yang ada di depan mereka. Suasana yang mulai sepi menemani mereka malam ini. Para pedagang sudah mulai menutup dagangan mereka. Berbagai macam mainan seperti sepeda hias, bahkan sampai mobil-mobilan kayuh juga sudah mulai pulang satu per satu dini hari ini."Bi, kamu nggak mau olahraga malam-malam?""Olahraga apa?" Tanya Shara dengan bingung."Genjot itu." Kata Adam sambil menunjuk ke mobil kayuh yang ada di pinggir jalan.Shara hanya menghela napas panjang kemudian ia menggelengkan kepalanya."Ogah, Nyet." Jawab Shara singkat."Kenapa?""Itu yang kayuh kalo bisa berempat masih mending bebannya nggak berat, tapi kalo kita cuma kayuh berdua? Duh, mending jalan kaki keliling alun-alun, Nyet."Setelah mengatakan itu Shara memilih berdiri dari posisi duduknya dan langsung berjalan menyeberangi jalan untuk menuju ke arah du
Siang ini Shara berjalan dengan kaki yang terasa sakit. Entah ia harus merasa beruntung atau sial sejak semalam. Bagaimana tidak merasa sial, ia baru sampai di rumah pukul lima pagi dan Adam baru pulang dari rumah orangtuanya pukul tujuh pagi. Baru beberapa jam Shara menutup matanya, Ero telah meneleponnya dan memintanya datang ke butik.Dengan mata yang sebenarnya enggan untuk terbuka, akhirnya Shara bangkit dari ranjangnya yang empuk dan berjalan menuju ke kamar mandi. Ia sengaja mandi dengan air dingin agar matanya dapat terbuka lebar, namun tetap saja dirinya merasa mengantuk. Selesai melakukan kegiatan paginya di kamar mandi, Shara berjalan menuju ke walk in closet yang ada di dalam kamarnya dan segera mengambil kaos oblong beserta celana jeans panjang sobek-sobeknya yang memang 'dirinya sekali.'Mengingat dirinya tidak boleh menyetir seorang diri mendekati hari pernikahannya, Shara memilih mengunakan motor matic miliknya yang ada di garasi."O
Adam sedang merenung di balik meja kerjanya tentang pertengkarannya tadi pagi dengan sang Papa. Entah bisa di sebut pertengkaran atau hanya perbedaan pendapat dengan suara yang sama-sama keras, tapi yang jelas bagi dirinya yang jarang berselisih paham dengan orangtuanya terlebih sang Papa tentunya ini ia artikan sebagai pertengkaran."Dam, itu sudah tradisi. Keluarga kita akan membawa semuanya ke sana untuk seserahan. Termasuk beras, minyak, gula, telur, teh, bumbu dapur, bahkan kambing juga bawa.""Ribet, Pa. Nggak usah."Adam tau dirinya dan Papanya sudah sama-sama panas. Bahkan sang Papa menyebut tentang masalah biaya."Kalo kamu takut keluar biaya. Papa yang akan biayain semuanya."Adam harus menarik napas panjang berkali-kali sebelum akhirnya ia hanya mengatakan kepada Papanya tentang sebuah keputusan yang menurutnya sangat adil dan bijaksana."Kita ikutin apa maunya Shara dan keluarganya
Hangatnya suasana pagi ini membuat Shara tersenyum karena mulai hari ini hingga tiga hari ke depan rangkaian acara pernikahannya dengan laki-laki yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya akan menjadi imam di hidupnya akan mulai digelar. Bahkan keluarga besarnya yang rata-rata adalah dokter serta pengusaha di bidang medis juga turut hadir kali ini.Sejak pagi senyum tak lepas dari Shara saat menyaksikan sang Mama dan Papa mulai melakukan tradisi pasang tarub sebagai tanda bahwa mereka akan memiliki hajatan mantu. Karena cukup mendadaknya acara pernikahan Shara dan Adam, tentunya beberapa keluarga Shara cukup kaget karena Shara menikah bukan dengan pacarnya yang sering ia jadikan foto profil di berbagai akun media sosialnya, namun justru dengan sahabatnya sejak kecil. Berbagai foto mulai Shara dan Adam kecil hingga fotopreweddingterakhir yang mereka ambil di Korea Selatan beberapa waktu lalu sudah terpampang di sepanjang halaman rumah orangtuanya menuju temp