Group WhatsApp DeSaNa
Sharenada Raharja menambahkan Robert Aryawilaga.
Robert: hadeh... Kenapa gue di invite ke group arisan emak-emak lagi sih?
Nada : ssssttt.... Diem dulu. Ada hal penting! Salma sama Deva mana, nih?
Deva : ada apaan sih, Nad?
Nada : jangan tinggalin handphone Lo dulu. Sekarang Salma mana?
Salma : hadir...
Nada : good. Gue punya pengumuman penting yang bikin lo semua bakalan bahagia dunia akhirat.
Deva : pengumuman apa? Si Robert udah berhasil ngajakin Senja nikah?
Salma : kalo iya gue mau tumpengan.
Nada : kalo itu sih kayanya belum. Soalnya undangannya belum sampai ke rumah gue.
Deva : eh, Nad Lo mau bilang apaan?
Nada : diantar
Hari Minggu pagi ini Adam mengajak Shara untuk berjogging sepanjang jalan dari arah pantai Parangtritis hingga ke pantai Depok. Oh sungguh, Adam benar-benar ahli membuatnya lelah bercampur marah. Lebih gilanya lagi, jika ia sedang mengomel dan marah, lalu Adam tiba-tiba menciumnya, ia langsung terdiam dan kemarahannya hilang apalagi setiap Adam mengatakan beberapa kata yang membuat Shara malu sendiri."Babi, i love you. Kamu cantik deh kalo lagi marah, bikin aku makin cinta sama kamu.""Sharanghae, Babi." sambil Adam mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya.Dua kalimat itu adalah dua kalimat yang paling sering Adam katakan kepada dirinya, namun pernah Shara mendengar Adam mengatakan sesuatu kepadanya saat mereka baru saja pulang dari touring motor Vespa keliling Jogja dan Shara mengumpat di dalam hati karena dirinya tidak bisa dan tidak paham berbahasa jerman. Adam mengatakan, "Ich liebe dich. Auch wenn ich dich of
Shara duduk di samping Adam sambil memperhatikan interaksi Nada bersama ketiga temannya. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat itu semua, bagaimana bisa ketiga wanita yang notabennya telah memiliki anak ini pergi tanpa membawa anak-anak mereka apalagi suami. Sungguh terlalu nekat healing versi Nada dan teman-temannya. Apalagi mereka pergi selama tiga hari dan keluar negri pula."Bahagia tau nggak sih Lo gue bisa lepas dari rutinitas harian." Kata Salma sambil mulai memakan camilan kentang gorengnya"Lo mah nggak usah nunggu punya duit, mau healing kapan aja bisa, nah coba gue harus ambil emergency leave tiga hari pula.""Heh, Bet. Lo nggak usah rajin-rajin amat, sesekali kasih kerjaan ke rekan sejawat Lo, biar insentif Lo kagak gede-gede amat. Masa periksa kandungan sama Lo antrinya bejibun, giliran sama dokter kandungan yang lain mah paling satu dua orang doang antriannya." Oceh Deva yang membuat Salma dan Nada tertawa.
Shara menatap ranjang berukuran king yang ada di depannya dengan tatapan menyelidik. Bagaimana bisa hotel bintang lima sebesar ini hanya menyisakan satu kamar kosong sedangkan lainnya terisi semua. Jika tau seperti itu lebih baik mereka menyewa hotel lain, tapi mau bagaimana lagi, mereka mendapatkan kamar ini pun karena suami Salma memiliki sebagian besar saham hotel ini dan kamar ini mereka dapatkan secara cuma-cuma sebagai hadiah pertunangan dari Tom."Bi, kenapa nggak buruan masuk?" Tanya Adam saat ia berhenti di belakang tubuh Shara.Shara menoleh untuk menatap Adam. "Nyet, serius kita harus sekamar berdua selama di Korea?""Memang kenapa?""Belum muhrim, Nyet."Kini Adam tertawa cekikikan mendengar penuturan Shara ini. Selama Adam mengenal Shara hampir sepanjang hidupnya, mereka sudah pernah sekamar berdua beberapa kali dan tidak pernah terjadi hal yang tidak di inginkan sama sekali. Semua berjalan dengan baik hingga akhirnya saat ini, untuk p
Shara menatap dirinya di depan cermin besar yang ada di kamar mandi hotel. Ia menatap dirinya dengan tatapan jijik dan malu, seolah dirinya salah orang pesakitan. Pikirannya terus berkelana memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa dirinya kembali menjadi Shara yang dulu. Shara yang tidak bisa menahan hawa napsunya ketika ia sudah mulai mendapatkan sentuhan, belaian bahwa cumbuan dari pasangannya.Kenapa juga Adam bisa dengan mudah merontokkan dinding pertahanan yang sudah ia mulai bangun dengan susah payah beberapa bulan ini. Sejak ia putus dari Dion, satu hal yang Shara ingin lakukan pada dirinya adalah merubah semua kebiasaannya. Ia tidak ingin menjadi wanita yang mudah menyerahkan dirinya kepada laki-laki. Ia ingin hubungan yang akan ia jalin itu tidak hanya berorientasikan sex semata. Lebih dari itu, ia ingin hubungannya dengan Adam lebih pada perasaan dari hati ke hati. Bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain di hidup mereka laksana pohon yang
Shara menatap penampilannya di depan cermin sambil tersenyum puas. Kali ini dirinya yang mengenakan mini dress berwarna pink dengan belahan dada yang rendah membuat kecantikannya terpancar. Segera saja ia keluar dari kamar mandi dan mengajak Adam untuk menuju ke Namdaemun Market."Nyet, kita berangkat yuk?"Bukannya segera bangkit dari sofa yang ia duduki, Adam justru memperhatikan penampilan Shara dari atas hingga bawah yang terbilang cukup seksi di mata Adam ini. Shara yang sadar jika Adam memperhatikannya dari atas sampai bawah hanya menghela napas dan memutar kedua bola matanya."Kamu ngapain lihatin aku begitu?""Baju kamu kurang bahan. Ganti, Bi.""Ini itu bukan kurang bahan, tapi memang modelnya aja begini.""Keseksian, Bi."Shara memutar kedua bola matanya lagi lalu ia segera menuju ke kopernya untuk mencari sebuah celana jeans panjang dan sebuah t-shirt berwarna abu polos. Dengan berat hati, Shara kembali masuk ke ka
Setelah sepanjang siang bahkan hingga malam mereka berjalan jalan di Namdaemun Market hingga ke Namsan tower, akhirnya Shara dan Adam kembali ke hotel tempat mereka menginap. Saat Adam berhasil membuka pintu kamar hotelnya, segera saja Shara melewatinya dan menjatuhkan dirinya di atas ranjang berukuran king ini. Adam yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan."Ya Tuhan, capek banget hari ini." Keluh Shara yang tidak direspon apapun oleh Adam.Setelah Adam menaruh semua barang belanjaan mereka, segera ia menuju ke kamar mandi. Dia bukanlah Shara yang merupakan salah satu orang paling malas untuk mandi jika hari libur datang. Segila gilanya dirinya, ia adalah laki-laki yang menjunjung tinggi kebersihan. Ia tidak akan bisa tidur dalam kondisi tubuhnya kotor dan berkeringat.Beberapa saat Adam di dalam kamar mandi hingga akhirnya saat ia keluar dari sana, ia menemukan Shara yang sudah tertidur den
Pagi hari Adam serta Shara sudah bersiap-siap dan mereka akan segera pergi menuju ke lokasi foto prewedding. Sebelum mereka keluar dari kamar, Shara mengajak Adam untuk berfoto berdua."Nyet, foto yuk?"Foto apa?""Foto tangan aja. Mau pamerin cincin yang kemarin kita beli di sini."Adam hanya menghela napas panjang ketika mengingat kejadian kemarin saat Shara mengajaknya membeli sepasang cincin emas putih. Menurut Shara ini sebagai cinderamata sekaligus pengingat bagi mereka bahwa souvernir pertama yang mereka beli berdua ketika berada di Korea Selatan setelah resmi menjadi pasangan adalah cincin minimalis ini."Kenapa nggak foto mukanya aja sekalian?""Belum waktunya untuk dipublikasikan. Udah sini, mana tangannya. Buruan." Kata Shara sambil mengambil tangan kiri Adam dan tangan kanannya sibuk memposisikan kamera handphone untuk mengabadikan momment tersebut.Adam hanya menggelengkan kepalanya ketika menyadari jika Shara be
Shara menempelkan es batu di sekitar matanya karena kini matanya sudah bengkak. Ia terus mengumpat kepada Adam yang hanya membuat Adam semakin tertawa dengan laknatnya. Mendapatkan respon seperti itu dari Adam, Shara langsung melemparkan es batu yang ada di tangannya.Ngguiing.....Buugggg.....Shara semakin emosi ketika Adam justru berhasil menghindari lemparan es batu dari dirinya."Ye, nggak kena, nggak kena."Sumpah!Seperti sia-sia saja dirinya menangisi perkataan Adam tadi. Seharusnya ia tidak perlu baper ketika mendengar Adam yang sedang kesurupan, karena kini ketika Adam kembali waras, sikapnya terbukti ampuh membuatnya emosi."Sumpah, aku nyesel banget kenapa aku harus terenyuh dengan perkataan kamu tadi, padahal kamu kalo udah sadar kekakuannya kaya Dajjal.""Wah, tega kamu, Bi. Gini-gini calon imam dunia akhirat kamu."Kesal dengan ocehan Adam, Shara segera keluar dari kama