Melihat ekspresi janggal yang ditunjukkan oleh Lu Dong dan seluruh anggota Keluarga Lu, semakin membuat Gao Xiong—Kepala Keluarga Gao, seorang pria paruh baya berkebangsaan Cina-Rusia itu dibuat penasaran.Dengan aksen Rusianya yang masih kental, Gao Xiong kembali bertanya. “Lu Dong, ada di mana putri bungsumu itu sekarang, hah? Waktu pernikahan tinggal beberapa menit lagi, tapi kenapa aku tidak melihatnya berada di sini? Apa dia benar-benar serius ingin menikah dengan Judy?”“Ma—maaf. Maafkan aku, Tuan dan Nyonya Gao, Judy Gao.” Lu Dong segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi setenang percikan air sungai. “Bagi Wan Wan pernikahan adalah sesuatu yang sangat serius. Putri bungsuku itu pasti akan datang, percayalah padaku.”“Apa yang dikatakan suamiku itu benar, Tuan dan Nyonya Gao,” sahut Li Na yang berada di samping Lu Dong. “Kalian tahu sendiri’kan, kalau hari Minggu pagi seluruh jalan di kota ini selalu dipenuhi dengan pengguna sepeda. Wan Wan pasti terkena macet di salah satu jala
Seketika itu juga bibir mungil Lu Wan Wan menganga begitu mendengar permintaan Yin. Dia pantas terkejut, karena selama tiga tahun ini, tak pernah sekali pun dia mendengar pria muda itu meminta sesuatu darinya.Dan yang dimintanya kali ini bukanlah materi atau sebuah benda yang berharga, melainkan pembatalan pernikahannya dengan Judy Gao!Meskipun bukan pria ini yang menjadi solusinya, akan tetapi Lu Wan Wan hanya perlu menganggukkan kepala sekali, itu sudah lebih dari cukup bagi Yin untuk melakukan sesuatu di dalam ruang besar itu.Tubuh ramping yang terbungkus dengan gaun pengantin kuning gading itu telah berdiri tegak di samping Yin. Lalu disusul dengan telapak sebelah yang terbungkus dengan sarung tangan telah berada dalam genggaman tangannya.Sungguh, apa yang diperbuat Yin itu semakin membuat semua orang yang ada di dalam Grand Ballroom Cinta Sejati terperangah!Dia bukan hanya berani memeluk dan menggandeng tangan pengantin wanita, melainkan dengan kurang ajarnya dia ingin membaw
“Hahahahhahaha!”Suara tawa yang renyah itu sontak memenuhi ruang Grand Ballroom Cinta Sejati. Mereka mencemooh dan mencibir permintaan Yin yang dianggap tidak masuk akal. Bagaimana pun juga, siapa yang tidak tahu, kalau setiap manusia harus melakukan kewajibannya terlebih dahulu baru dia akan mendapatkan haknya.Akan tetapi, menantu payah ini sungguh di luar dugaan.Dia malah ingin menuntut haknya terlebih dulu, sebelum melakukan kewajibannya sebagai seorang suami dan menantu!“Jangankan memberiku uang mahar untuk pernikahan Wan Wan, selama tiga tahun ini dia bahkan tidak pernah menafkahi putriku! Dan sekarang dia berani berdiri di sini, untuk meminta haknya sebagai seorang suami dan menantu? Cih! Sungguh tak punya malu!” umpat Lu Dong.“Sudahlah, Lu Dong,” ucap Han Ping—Kepala Keluarga Han. “Berikan saja padanya seratus atau dua ratus Yuan untuk biaya kompensasi perceraiannya dengan putrimu, maka dia akan melepaskan Judy dan pergi dari sini.”Sungguh ironi. Yin tertawa dengan lirih.
Hanya tiga puluh detik waktu yang diperlukan Yin untuk membuat mulut orang-orang itu menganga. Pada detik berikutnya, orang-orang itu langsung menyadari bahwa sang menantu telah pergi membawa istrinya meninggalkan Grand Ballroom Cinta Sejati.Kasak kusuk yang semula hanya sampai pada batas-batas tembok ruangan, kini suara itu menyebar dengan cepat ke segala penjuru Kota Shanghai. Bukan hanya masalah kaburnya Yin bersama Lu Wan Wan, melainkan menantu yang dianggap sampah masyarakat dan berpenyakitan itu telah berani melempar wajah mertuanya dengan uang senilai dua juta Yuan.Apa yang dikatakan menantu itu tadi?Uang itu dia gunakan untuk membayar biaya rumah sakit, harga sebuah kursi makan, dan juga ingin tidur sekamar dengan istrinya!Berarti selama ini?Habis sudah wajah Lu Dong menjadi bulan-bulanan semua penduduk Shanghai. Dia yang selama ini dianggap sebagai panutan, seorang pria yang sangat bermoral sekaligus ayah terhormat bagi tiga orang putrinya, dan sebagai pebisnis hebat yan
Pertanyaan itu membuat Yin termenung untuk beberapa saat. Dia yang biasanya mengambil keputusan dengan cepat, mendadak kali ini bibirnya seakan tak mampu memiliki kuasa untuk menjawab pertanyaan tersebut.Memilih berkata jujur dengan mengakui semuanya ….Atau … mengatakan sebuah kebohongan?Mana yang lebih disukai oleh wanita seperti Lu Wan Wan?Dia tidak tahu, karena dia tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam memahami perasaan wanita. Sepuluh menit telah berlalu, setelah mereka meninggalkan Grand Ballroom Cinta Sejati dan kini mobil yang dikemudikan Yin terus melaju menaiki sebuah jembatan layang melingkar yang ada di pusat kota.“Yin?” tanya Lu Wan Wan, yang ingin mempertegas pertanyaannya yang belum dijawab oleh Yin. Sebuah embusan napas akhirnya lolos begitu saja dari lubang hidung Yin. “Sebenarnya uang dan mobil itu—“Baru saja sepatah kata itu terucap, mendadak dari arah belakang mereka mendengar deru sepeda motor balap yang menggeber dengan kencang. Bukan hanya satu ata
Begitu satu perintah pembunuhan itu keluar, maka sembilan orang anggota Black OWL yang tadinya menghadang perjalanan Yin langsung mengeluarkan senjata tajam mereka dari balik jaket hitam.Senjata itu terdiri dari pedang panjang dengan bagian tubuhnya yang ramping. Ada juga pedang seukuran lengan orang dewasa dan yang memiliki ujung melengkung, kemudian beberapa pisau berukuran sedang yang mampu disembunyikan di balik pinggang, dan tongkat pemukul bola serta beberapa rantai besi dengan bagian ujungnya yang berduri runcing. Satu per satu kelompok pembunuh bayaran itu mulai menyerang Yin dari berbagai arah. Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang masih saja menggunakan cara licik, yaitu dengan mengepung pria muda itu, lalu menyudutkannya di depan batang pohon besar, kemudian menyerangnya tanpa ampun.CRASH!JRESH!SLEB!Dua pedang panjang dengan bentuk tubuhnya yang ramping seperti katana, berhasil menggores batang pohon besar yang ada di belakang Yin. Seandainya saja Yin tidak memir
“Wan Wan …. Wan Wan …!”“Apa kau mendengarku? Jawab aku, Wan Wan!”“Jawab aku …!”“WAN WAN …!” Kepanikan segera menggelenyari seluruh tubuh Yin ketika melihat bahwa istri sang pemilik tubuh itu tak kunjung memberikan respon. Kedua kelopak mata itu masih tertutup dan sepasang tangan wanita itu masih tetap terkulai. Yin yang tidak mampu melihat warna dan yang tidak bisa merasakan suhu udara itu tidak tahu, bahwa betapa pucat dan dinginnya wajah Lu Wan Wan saat ini. “Apa yang harus kulakukan?” gumamnya gelisah. Mendadak dalam pikirannya pun tercetus sebuah bangunan yang pernah ditinggali oleh si pemilik tubuh baru, yaitu Rumah Sakit Shanghai.Ya, dia pun langsung memahami bahwa bangunan itu adalah tempat bagi semua orang yang menderita rasa sakit. Termasuk saat dirinya yang pernah mengunjungi Dokter Bert untuk mengetahui penyakit jantungnya yang ternyata telah sembuh. Detik itu juga, Yin segera memberi perintah kepada si nona pin
Begitu mendengar kabar tentang Lu Wan Wan, tanpa berkata apa-apa lagi Yin bergegas mengayunkan langkah memasuki ruang berkelambu dan yang dipenuhi dengan dinding-dinding kaca.Seiring dengan usahanya mencari keberadaan istri sang pemilik tubuh baru, aroma karbol yang bercampur dengan disinfektan serta obat-obatan kimia menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Yin. Aroma itu terasa begitu kuat, lebih tajam dari pada saat dirinya berada di luar ruangan.Entah wanita itu berada di ranjang yang mana, namun Yin masih ingat, dia meninggalkan Lu Wan Wan di sekitar ranjang yang ada di tengah ruangan. Namun, saat dia menghampiri kembali ranjang tersebut, dia sudah tidak lagi mendapati wanita muda itu berada di sana.Suara lembut yang lebih mirip seperti cicitan seekor burung pipit itu tiba-tiba memanggil. “Yin.”Pria muda itu bergegas menoleh. Di ranjang ketujuh itulah, sepasang manik matanya yang kecil bertemu dengan manik mata bulat yang juga menatap dirinya. Tatapannya tak lagi dingin se