Melihat keadaan kembali berjalan normal, Yin segera memerintahkan dua puluh orang pekerja itu untuk membantunya menurunkan bongkahan batu raksasa tersebut.Dengan bantuan Denise Allard, Yin berhasil mendapatkan beberapa sketsa yang diambil dai dokumentasi perpustakaan. Di mana sketsa itu tergambar struktur bangunan patung sarjana berikut dengan detail ukurannya secara lengkap.Yin tidak tahu, dari mana Arthur mendapatkan orang-orang ini. Namun, dia tidak menyangkal, bahwa dua puluh orang ini bukanlah pekerja biasa. Jika seseorang tidak memiliki kemampuan memahat, maka orang tersebut tidak akan mampu membuat sebuah patung pahatan yang indah. Akan tetapi, orang-orang itu sanggup melakukannya***Cekrek! Cekrek! Cekrek!Tanpa diketahui oleh Yin, sebuah kamera ponsel tampak sedang mengabadikan apa yang dilakukan Yin dan orang-orangnya di halaman perpustakaan. Sosok misterius itu berdiri di belakang jendela yang ada di lantai tujuh gedung tersebut.Setelah berhasil mengambil foto Yin, maka
Yin alias Shun Yuan itu masih berdiri di tengah halaman Perpustakaan Shanghai. Ditatapnya lekat-lekat wajah dua puluh orang yang sedang berlutut di hadapannya. Wajah-wajah asing inilah yang ternyata pernah setia melayani mendiang ayah dari si pemilik tubuh.Maka berbicaralah Yin dalam hati. “Pemilik tubuh, seandainya saja kau masih mampu melihat hari ini, kau pasti tidak akan pernah menyesali kehidupanmu selama dua puluh enam tahun ini.Yin dengan suara nyaringnya berseru kepada dua puluh pekerja itu. Seakan dua puluh orang berseragam putih itu adalah dua puluh prajurit Dinasti Qing. “Berdirilah kalian semua!”Secara serentak dua puluh orang pekerja itu bangkit berdiri. Kini satu per satu dari mereka mulai memperkenalkan dirinya kepada Yin.Mereka ternyata memiliki nama-nama yang unik dan terdengar cukup langka di pasaran. Karena para pekerja itu telah mengganti nama asli mereka dengan rangkaian huruf dan kata yang masing-masing berjumlah satu. Tepatnya setelah kematian tuan besar mere
Malam ini, setelah lelah bekerja seharian untuk membuat patung sarjana bersama dengan dua puluh orang pekerja, maka pulanglah Yin ke gedung apartemen Arthur yang ada di pinggir Kota Shanghai.Dia yang baru saja menginjakkan kakinya di lantai lima, mendadak mengernyitkan kening ketika merasakan sebuah keheningan dalam ruang besar itu. Tidak ada suara alunan musik bertempo lambat ataupun aroma minuman beralkohol yang dikenal Yin dengan sebutan arak. “Pergi ke mana lelaki tua itu?” gumam Yin bertanya-tanya.Baru saja dia melayangkan pandangannya ke setiap sudut ruangan, OLALA!Sepasang mata Yin langsung menemukan sosok yang dicarinya.Rupanya Arthur sedang duduk menghadap ke sebuah layar monitor besar yang menyala di depan dinding. Dari layar besar itu terbagi menjadi lima belas layar monitor dengan ukuran yang lebih kecil dan menyala bersamaan di depan dindingDari postur punggung Arthur yang tetap tegak tak bergerak, membuat Yin menyimpulkan bahwa yang dilihat oleh lelaki tua itu pasti
Malam itu Lu Dong menepati janjinya. Setelah pergi meninggalkan Rainbow Hotel Shanghai, mobil listrik yang dikendarainya itu melesat menuju kantor polisi.Dengan raut wajah yang diliputi dengan ketegangan serta derap langkahnya yang tergesa-gesa, pria paruh baya itu langsung menghampiri meja salah satu petugas. “Bebaskan Li Man dan teman-temannya sekarang!” pintanya. Maka tahulah petugas itu, siapa yang dimaksud oleh pria paruh baya yang berdiri di hadapannya dengan penampilan wajahnya yang garang.Beberapa menit sebelumnya, petugas tersebut dan rekannya telah memeriksa kartu identitas beberapa tersangka yang baru saja berbuat kekacauan dan melakukan pengrusakan di depan Gedung Perpustakaan Shanghai.“Maaf, Tuan, pihak kepolisian tidak bisa membebaskan para tersangka begitu saja. Semua ada prosedur wajib yang harus dilakukan. Lagi pul, kesalahan yang mereka perbuat cukuplah berat. Mereka bukan hanya mengacau, tetapi juga merusak pintu gerbang Perpustakaan Shanghai dengan sengaja.”
Melihat gelagat ayahnya yang tiba-tiba terdiam, membuat hati Ma Jia Wei tergelitik untuk menanyakan sesuatu hal kepada ayahnya. “Ada apa ayah? Apa ada masalah?”Memang tidak ada yang disembunyikan oleh Ma Zimo terhadap putranya, karena informasi yang baru saja dia dapat dari salah satu anak buahnya itu bukanlah apa-apa. Meskipun putra bungsu dari mendiang saudara laki-lakinya itu masih hidup dan anak buahnya berhasil mendapatkan pemuda itu, tetap saja usia keponakannya itu tidak akan lama. Karena menurut informasi dari sang pengasuh, Ma Yin Fei telah menderita penyakit jantung bawaan sejak masih bayi. “Bukan. Bukan apa-apa,” pungkas Ma Zimo tersenyum tipis. “Bukan sesuatu yang penting juga. Jika kau ingin melakukan sesuatu di luar, pergilah! Ayah akan menemui seorang kerabat jauh kita.” “Kerabat jauh?” Ma Jia Wei yang baru saja bangkit berdiri lantas bertanya. “Kenapa tidak mengenalkannya padaku juga? Bukankah aku juga keturunan Ma?” “Hanya untuk memperkenalk
Suara teriakan “Ma Yin Fei” itu dianggap angin lalu oleh tiga orang berjas hitam tersebut. Setelah berhasil mengurung pemuda itu, maka mereka pun segera pergi melapor kepada Ma Zimo.“Apa dia melawan?” tanya Ma Zimo yang berdiri memunggungi anak buahnya.“Tidak, Tuan. Sepertinya dia tidak memiliki keahlian bela diri,” tutur salah satu dari mereka.“Sayang sekali.” Ma Zimo menarik kedua sudut bibirnya ke bawah. “Kupikir anak itu akan memberontak karena aku telah menghabisi kedua orang tuanya, tapi ternyata … yang dilahirkan oleh kakak laki-lakiku itu adalah seorang anak yang tak berguna. Sekarang bawa pergi ponsel itu dan periksa isinya!”“Dan satu lagi—“ sambung Ma Zimin.“Apa, Tuan?”“Jangan katakan apa-apa tentang hal ini kepada Ma Jia Wei dan lanjutkan pencarian Chen Ting! Bagaimana pun keadaan pria itu, kalian harus membawanya ke hadapanku!” titah Ma Zimo. ***Sementara itu di Gedung Apartemen Arthur Chen ….Berita pernikahan Lu Wan Wan dengan Judy Gao itu sontak membuat pandang
Tiga hari kemudian …Hari masih belum terlalu siang. Akan tetapi ratusan tamu undangan dari berbagai keluarga terkemuka di kota itu telah memenuhi salah satu ruangan yang ada di Grand Ballroom Cinta Sejati.Keluarga Gao adalah keluarga kaya nomor empat di seluruh Shanghai, sedangkan Keluarga Lu hanya memiliki satu peringkat di bawah Keluarga Gao.Pernikahan ini adalah impian Lu Dong. Dengan menikahkan Lu Wan Wan dengan Judy Gao, maka popularitas keluarganya akan meningkat. Ditambah lagi dengan putri keduanya yang kelak akan bersanding dengan pewaris Keluarga Ma—keluarga kaya nomor satu di kota itu.Dengan menjadi besan dari dua keluarga terpandang, maka posisi Lu Dong di tengah masyarakat akan semakin kuat! Dari segelintir kebahagian yang dinikmati oleh Keluarga Lu, masih ada juga kerikil-kerikil tajam yang menghiasi hari bahagia mereka. Pernikahan kedua keluarga kaya ini tentu membuat beberapa keluarga yang memiliki anak gadis merasa iri dengan keberutungan yang dimiliki Lu Wan Wan.
Melihat ekspresi janggal yang ditunjukkan oleh Lu Dong dan seluruh anggota Keluarga Lu, semakin membuat Gao Xiong—Kepala Keluarga Gao, seorang pria paruh baya berkebangsaan Cina-Rusia itu dibuat penasaran.Dengan aksen Rusianya yang masih kental, Gao Xiong kembali bertanya. “Lu Dong, ada di mana putri bungsumu itu sekarang, hah? Waktu pernikahan tinggal beberapa menit lagi, tapi kenapa aku tidak melihatnya berada di sini? Apa dia benar-benar serius ingin menikah dengan Judy?”“Ma—maaf. Maafkan aku, Tuan dan Nyonya Gao, Judy Gao.” Lu Dong segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi setenang percikan air sungai. “Bagi Wan Wan pernikahan adalah sesuatu yang sangat serius. Putri bungsuku itu pasti akan datang, percayalah padaku.”“Apa yang dikatakan suamiku itu benar, Tuan dan Nyonya Gao,” sahut Li Na yang berada di samping Lu Dong. “Kalian tahu sendiri’kan, kalau hari Minggu pagi seluruh jalan di kota ini selalu dipenuhi dengan pengguna sepeda. Wan Wan pasti terkena macet di salah satu jala