Malam itu Lu Dong menepati janjinya. Setelah pergi meninggalkan Rainbow Hotel Shanghai, mobil listrik yang dikendarainya itu melesat menuju kantor polisi.Dengan raut wajah yang diliputi dengan ketegangan serta derap langkahnya yang tergesa-gesa, pria paruh baya itu langsung menghampiri meja salah satu petugas. “Bebaskan Li Man dan teman-temannya sekarang!” pintanya. Maka tahulah petugas itu, siapa yang dimaksud oleh pria paruh baya yang berdiri di hadapannya dengan penampilan wajahnya yang garang.Beberapa menit sebelumnya, petugas tersebut dan rekannya telah memeriksa kartu identitas beberapa tersangka yang baru saja berbuat kekacauan dan melakukan pengrusakan di depan Gedung Perpustakaan Shanghai.“Maaf, Tuan, pihak kepolisian tidak bisa membebaskan para tersangka begitu saja. Semua ada prosedur wajib yang harus dilakukan. Lagi pul, kesalahan yang mereka perbuat cukuplah berat. Mereka bukan hanya mengacau, tetapi juga merusak pintu gerbang Perpustakaan Shanghai dengan sengaja.”
Melihat gelagat ayahnya yang tiba-tiba terdiam, membuat hati Ma Jia Wei tergelitik untuk menanyakan sesuatu hal kepada ayahnya. “Ada apa ayah? Apa ada masalah?”Memang tidak ada yang disembunyikan oleh Ma Zimo terhadap putranya, karena informasi yang baru saja dia dapat dari salah satu anak buahnya itu bukanlah apa-apa. Meskipun putra bungsu dari mendiang saudara laki-lakinya itu masih hidup dan anak buahnya berhasil mendapatkan pemuda itu, tetap saja usia keponakannya itu tidak akan lama. Karena menurut informasi dari sang pengasuh, Ma Yin Fei telah menderita penyakit jantung bawaan sejak masih bayi. “Bukan. Bukan apa-apa,” pungkas Ma Zimo tersenyum tipis. “Bukan sesuatu yang penting juga. Jika kau ingin melakukan sesuatu di luar, pergilah! Ayah akan menemui seorang kerabat jauh kita.” “Kerabat jauh?” Ma Jia Wei yang baru saja bangkit berdiri lantas bertanya. “Kenapa tidak mengenalkannya padaku juga? Bukankah aku juga keturunan Ma?” “Hanya untuk memperkenalk
Suara teriakan “Ma Yin Fei” itu dianggap angin lalu oleh tiga orang berjas hitam tersebut. Setelah berhasil mengurung pemuda itu, maka mereka pun segera pergi melapor kepada Ma Zimo.“Apa dia melawan?” tanya Ma Zimo yang berdiri memunggungi anak buahnya.“Tidak, Tuan. Sepertinya dia tidak memiliki keahlian bela diri,” tutur salah satu dari mereka.“Sayang sekali.” Ma Zimo menarik kedua sudut bibirnya ke bawah. “Kupikir anak itu akan memberontak karena aku telah menghabisi kedua orang tuanya, tapi ternyata … yang dilahirkan oleh kakak laki-lakiku itu adalah seorang anak yang tak berguna. Sekarang bawa pergi ponsel itu dan periksa isinya!”“Dan satu lagi—“ sambung Ma Zimin.“Apa, Tuan?”“Jangan katakan apa-apa tentang hal ini kepada Ma Jia Wei dan lanjutkan pencarian Chen Ting! Bagaimana pun keadaan pria itu, kalian harus membawanya ke hadapanku!” titah Ma Zimo. ***Sementara itu di Gedung Apartemen Arthur Chen ….Berita pernikahan Lu Wan Wan dengan Judy Gao itu sontak membuat pandang
Tiga hari kemudian …Hari masih belum terlalu siang. Akan tetapi ratusan tamu undangan dari berbagai keluarga terkemuka di kota itu telah memenuhi salah satu ruangan yang ada di Grand Ballroom Cinta Sejati.Keluarga Gao adalah keluarga kaya nomor empat di seluruh Shanghai, sedangkan Keluarga Lu hanya memiliki satu peringkat di bawah Keluarga Gao.Pernikahan ini adalah impian Lu Dong. Dengan menikahkan Lu Wan Wan dengan Judy Gao, maka popularitas keluarganya akan meningkat. Ditambah lagi dengan putri keduanya yang kelak akan bersanding dengan pewaris Keluarga Ma—keluarga kaya nomor satu di kota itu.Dengan menjadi besan dari dua keluarga terpandang, maka posisi Lu Dong di tengah masyarakat akan semakin kuat! Dari segelintir kebahagian yang dinikmati oleh Keluarga Lu, masih ada juga kerikil-kerikil tajam yang menghiasi hari bahagia mereka. Pernikahan kedua keluarga kaya ini tentu membuat beberapa keluarga yang memiliki anak gadis merasa iri dengan keberutungan yang dimiliki Lu Wan Wan.
Melihat ekspresi janggal yang ditunjukkan oleh Lu Dong dan seluruh anggota Keluarga Lu, semakin membuat Gao Xiong—Kepala Keluarga Gao, seorang pria paruh baya berkebangsaan Cina-Rusia itu dibuat penasaran.Dengan aksen Rusianya yang masih kental, Gao Xiong kembali bertanya. “Lu Dong, ada di mana putri bungsumu itu sekarang, hah? Waktu pernikahan tinggal beberapa menit lagi, tapi kenapa aku tidak melihatnya berada di sini? Apa dia benar-benar serius ingin menikah dengan Judy?”“Ma—maaf. Maafkan aku, Tuan dan Nyonya Gao, Judy Gao.” Lu Dong segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi setenang percikan air sungai. “Bagi Wan Wan pernikahan adalah sesuatu yang sangat serius. Putri bungsuku itu pasti akan datang, percayalah padaku.”“Apa yang dikatakan suamiku itu benar, Tuan dan Nyonya Gao,” sahut Li Na yang berada di samping Lu Dong. “Kalian tahu sendiri’kan, kalau hari Minggu pagi seluruh jalan di kota ini selalu dipenuhi dengan pengguna sepeda. Wan Wan pasti terkena macet di salah satu jala
Seketika itu juga bibir mungil Lu Wan Wan menganga begitu mendengar permintaan Yin. Dia pantas terkejut, karena selama tiga tahun ini, tak pernah sekali pun dia mendengar pria muda itu meminta sesuatu darinya.Dan yang dimintanya kali ini bukanlah materi atau sebuah benda yang berharga, melainkan pembatalan pernikahannya dengan Judy Gao!Meskipun bukan pria ini yang menjadi solusinya, akan tetapi Lu Wan Wan hanya perlu menganggukkan kepala sekali, itu sudah lebih dari cukup bagi Yin untuk melakukan sesuatu di dalam ruang besar itu.Tubuh ramping yang terbungkus dengan gaun pengantin kuning gading itu telah berdiri tegak di samping Yin. Lalu disusul dengan telapak sebelah yang terbungkus dengan sarung tangan telah berada dalam genggaman tangannya.Sungguh, apa yang diperbuat Yin itu semakin membuat semua orang yang ada di dalam Grand Ballroom Cinta Sejati terperangah!Dia bukan hanya berani memeluk dan menggandeng tangan pengantin wanita, melainkan dengan kurang ajarnya dia ingin membaw
“Hahahahhahaha!”Suara tawa yang renyah itu sontak memenuhi ruang Grand Ballroom Cinta Sejati. Mereka mencemooh dan mencibir permintaan Yin yang dianggap tidak masuk akal. Bagaimana pun juga, siapa yang tidak tahu, kalau setiap manusia harus melakukan kewajibannya terlebih dahulu baru dia akan mendapatkan haknya.Akan tetapi, menantu payah ini sungguh di luar dugaan.Dia malah ingin menuntut haknya terlebih dulu, sebelum melakukan kewajibannya sebagai seorang suami dan menantu!“Jangankan memberiku uang mahar untuk pernikahan Wan Wan, selama tiga tahun ini dia bahkan tidak pernah menafkahi putriku! Dan sekarang dia berani berdiri di sini, untuk meminta haknya sebagai seorang suami dan menantu? Cih! Sungguh tak punya malu!” umpat Lu Dong.“Sudahlah, Lu Dong,” ucap Han Ping—Kepala Keluarga Han. “Berikan saja padanya seratus atau dua ratus Yuan untuk biaya kompensasi perceraiannya dengan putrimu, maka dia akan melepaskan Judy dan pergi dari sini.”Sungguh ironi. Yin tertawa dengan lirih.
Hanya tiga puluh detik waktu yang diperlukan Yin untuk membuat mulut orang-orang itu menganga. Pada detik berikutnya, orang-orang itu langsung menyadari bahwa sang menantu telah pergi membawa istrinya meninggalkan Grand Ballroom Cinta Sejati.Kasak kusuk yang semula hanya sampai pada batas-batas tembok ruangan, kini suara itu menyebar dengan cepat ke segala penjuru Kota Shanghai. Bukan hanya masalah kaburnya Yin bersama Lu Wan Wan, melainkan menantu yang dianggap sampah masyarakat dan berpenyakitan itu telah berani melempar wajah mertuanya dengan uang senilai dua juta Yuan.Apa yang dikatakan menantu itu tadi?Uang itu dia gunakan untuk membayar biaya rumah sakit, harga sebuah kursi makan, dan juga ingin tidur sekamar dengan istrinya!Berarti selama ini?Habis sudah wajah Lu Dong menjadi bulan-bulanan semua penduduk Shanghai. Dia yang selama ini dianggap sebagai panutan, seorang pria yang sangat bermoral sekaligus ayah terhormat bagi tiga orang putrinya, dan sebagai pebisnis hebat yan