Ma Jia Wei mengayunkan langkahnya dengan tergesa-gesa. Sepasang sepatu pantofelnya yang berwarna coklat gelap itu berjalan menyusuri setiap lantai, ruangan, dan koridor yang ada di dalam rumahnya yang besar bak bangunan istana Dinasti Qing. Pria muda itu berpikir, mencari seorang Ma Yin Fei itu mudah! Namun, ternyata dia salah! Mencari seseorang di rumahnya itu seperti mencari sebuah jarum di tengah tumpukan jerami. Tidak seorang pun dari penghuni rumah besar itu yang sudi membuka mulutnya untuk Ma Jia Wei. Bukan karena dia tidak memiliki kekuasaan di rumah itu, melainkan semua ini karena ancaman dari Ma Zimo. Tuan Besar Keluarga Ma itu telah melarang seluruh anak buah dan pekerjanya untuk membocorkan informasi kepada Ma Jia Wei. Kalau beberapa hari yang lalu, mereka telah menangkap dan mengurung seorang pemuda di ruangan bawah tanah. "Apa kau sedang bercanda denganku?!" Ma Jia Wei menghardik Mok melalui panggilan ponselnya. "Bercanda apa, Tuan Muda?" tanya Mok yang
“Jika kau sampai mendapatkan masalah, aku yang akan melindungimu. Katakan padaku, sejak kapan dia berada di dalam rumah ini!” Ma Jia Wei yang telah berjanji itu menatap sepasang netra hitam milik Shanzi dengan kilatan yang tajam.Sama seperti bibir Shanzi yang gemetar setelah mendengar perkataan Ma Jia Wei yang penuh penekanan, begitu juga dengan kedua bola mata gadis pelayan itu yang bergerak-gerak memperhatikan ekspresi wajah tuan mudanya yang sangat dingin. “A—apa benar seperti yang Tuan Muda katakan? Tu—tuan Muda akan melindungiku, jika Tu—tuan Besar meng—menghukumku nanti? Tuan Muda tidak akan ingkar'kan?" “Aku berjanji padamu,” balas Ma Jia Wei.Tampak sebuah kelegaan terpancar dari wajah Shanzi yang berbentuk persegi. Setidaknya sekarang di dalam rumah besar ini, dia memiliki seorang pelindung yang merupakan satu-satunya pewaris Keluarga Ma.Maka gadis pelayan berusia dua puluh lima tahun itu akhirnya bersedia untuk berbagi informasi dengan Ma Jia Wei.“Pemuda itu sudah ting
Masih di pagi yang sama di tempat kediaman Keluarga Ma. Seorang pria paruh baya yang lebih suka mengenakan pakaian bergaya tradisional khas negaranya, daripada mengenakan pakaian moderen itu tampak sedang bercengkerama dengan seekor burung beo. Hewan unggas berbulu hitam itu tampak sedang menirukan kosa kata baru yang diajarkan oleh tuannya hari ini. Setiap kali binatang itu berhasil menirukan suara yang diajarkan, maka tuannya akan memberikan makanan yang lezat sebagai hadiah.Begitu makhluk bersayap itu selesai menikmati sarapan, maka indera penglihatnya itu menangkap kehadiran seorang manusia lain yang sangat dikenalnya, bukan manusia baik hati yang selalu memberinya makanan setiap hari. Justru manusia yang sedang berjalan menghampirinya itu tidak pernah memberinya makanan. Paruh burung beo yang berwarna oranye itu mendadak berucap, “Asun datang! Asun datang! Selamat pagi, Asun.”Suara sapaan burung beo yang terdengar serak itu lantas membuat Ma Zimo menghentikan aktivitasnya. S
Begitu izin untuk bertemu Ma Zimo berhasil didapat, maka pergilah M2 dan juga Yin menuju ruang bawah tanah. Di mana ruang bawah tanah itu bukan berada di dalam bangunan utama, melainkan berada di dalam sebuah bangunan terpisah yang ada di bagian belakang.Jika M2 dan Yin bergerak melalui bagian tengah bangunan utama, maka Ma Zimo dan Asun mengayunkan sepasang kaki mereka melalui sayap kiri, sedangkan Ma Jia Wei yang telah meninggalkan koridor lebih memilih untuk mengambil jalur sayap kanan guna mencapai ruangan tersebut.Di sisi lain, seorang gadis pelayan yang bernama Xie baru saja keluar meninggalkan dapur. Dia menggantikan Shanzi yang seharusnya mendapat tugas untuk mengirim makanan, perlengkapan mandi, serta pakaian ganti untuk seseorang yang ada di ruang bawah tanah.Seorang kepala dapur menghampiri Xie, lalu berkata kepadanya. "Pergilah! Jika terlambat, kau akan kena masalah!" Xie pun mengangguk. Gadis pelayan yang masih berusia kurang dari dua puluh tahun itu bergegas mendoro
Seruan keras yang berasal dari luar itu sontak membuat Shanzi dan Ma Yin Fei palsu terkejut. Mereka tidak menyangka, waktu akan berjalan sangat cepat. Gadis pelayan yang belum menuntaskan pekerjaannya itu segera mendorong kereta kecilnya mendekati pria tersebut.“Mana yang ingin kau lakukan lebih dulu? Sarapan atau membersihkan dirimu?” tanya Shanzi cepat.“Be—berikan per—perlengkapan mandi dan pa—pakaian baru i—itu padaku!” pinta Ma Yin Fei palsu gagap.Setelah mendapatkan perlengkapan mandi dan satu setel pakaian ganti, maka pergilah Ma Yin Fei palsu menuju sebuah ruang kecil yang ada di salah satu sudut kamarnya. Mereka menyebut ruang seluas satu kali dua meter persegi itu adalah kamar mandi.Keran air diputar ke kanan. Sepercik air dingin mengucur dengan deras membasahi tubuh Ma Yin Fei palsu yang polos tanpa busana. Tiga belas hari lamanya dia mendekam di dalam kamar yang lebih mirip seperti ruang penjara. Tanpa sinar matahari dan udara bebas. Membiarkan bulu kumis dan cambangnya
Ketika mata semua orang yang berdiri di depan pintu paviliun dihinggapi dengan pertanyaan masing-masing, namun itu tidak berlaku untuk Yin. Reinkarnasi mantan jenderal besar Dinasti Qing itu justru membalas tatapan Ma Yin Fei palsu tanpa ekspresi dan mengacuhkan pertanyaan Ma Jia Wei yang bertanya, untuk apa dirinya berada di sini?Beberapa hari sebelumnya Yin memang telah diberitahu oleh M2 dan juga Arthur, bahwa ada seorang pemuda gagap yang telah mengambil identitasnya selama ini di tempat kediaman Keluarga Ma.Dan kini, Yin telah bertemu Ma Yin Fei palsu itu, tetapi pemuda itu justru menatap dirinya dengan janggal.Sekelumit pertanyaan lantas terlintas dalam benak Yin. “Mungkinkah pemuda ini mengenal si pemilik tubuh? Sejak Dewa Kematian memberiku kesempatan untuk hidup kembali di dunia moderen, aku belum pernah bertemu dengan laki-laki ini. Siapa dia sebenarnya?"Sebelum Yin mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu, maka berserulah Ma Zimo kepada semua orang yang ada di depan p
“Halo, Jia Wei.”Kehadiran suara lembut yang mendadak terdengar itu sontak membuat Ma Jia Wei, Mok, dan juga Lu Shen Shen serempak menoleh ke belakang.Wajah ketiganya tampak terkejut, terutama Lu Shen Shen tatkala melihat seorang gadis cantik yang telah berdiri tiga langkah jauhnya dari mereka.Putri kedua Lu Dong itu menyangsikan, kalau gadis yang mengenakan dres di atas lutut dengan kedua bagian lengannya yang dibiarkan terlihat itu adalah karyawan Ma Yuan Food. Karena gadis itu dengan berani memanggil nama “Jia Wei” begitu saja.Semakin Lu Shen Shen memperhatikan wajah gadis itu, maka ingatannya semakin tertuju pada sebuah video dan beberapa foto yang dikirim Yin beberapa jam yang lalu.Ya, tidak salah lagi! “Zhi Zhi?” Mata Ma Jia Wei membeliak.“Oh, jadi gadis yang kau kencani waktu itu bernama Zhi Zhi?!” tuding Lu Shen Shen.“Tunggu, Nona. Sepertinya Nona telah salah paham. Aku dan Ma Jia Wei hanya—”“Kami memang memiliki hubungan. Baru saja,” sahut Ma Jia Wei.Dia kemudian men
TOK! TOK! TOK!Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Membuat Ma Jia Wei yang saat itu sedang duduk menekuri selembar foto usang langsung mendonggakkan kepala.“Masuk!” serunya kemudian.Maka masuklah Mok—asisten pribadi Ma Jia Wei.Dia adalah seorang pria dengan potongan rambutnya yang sedikit panjang hingga hampir menyentuh leher. Balutan kemeja biru gelap serta dasi panjang bercorak garis-garis putih hitam menghiasi tubuhnya yang sedang berjalan menghampiri meja kerja milik tuannya.Melihat kedua tangan Mok yang kosong, lantas membuat Ma Jia Wei bertanya. “Ada apa? Untuk apa kau kemari kalau tidak ada dokumen yang kau bawa?”“Aku kemari bukan untuk meminta tanda tanganmu,” jawab Mok.“Lalu?” Ma Jia Wei menaikkan salah satu alisnya.Mok langsung menarik salah satu kursi yang ada di depan meja, kemudian mendudukkan dirinya di sana.Dia memang sudah terbiasa melakukan hal itu di depan Ma Jia Wei. Karena kedua pria ini dulunya adalah teman masa kuliah. Yang membedakan hanyalah n