Share

Bab 6

Author: D Lista
last update Last Updated: 2023-05-07 17:32:14
Bab 6

"Maafkan aku, Syad!"

"Nggak papa. Begini saja, kalau bisa membuatmu tenang, tapi jangan lama-lama. Aku bisa khilaf nanti," ucap Irsyad terkekeh. Irsyad selalu menyiapkan bahu setiap Syifa menangis.

"Terima kasih. Sudah cukup, Syad. Pergilah dengan Alea. Ia pasti senang diajak jalan-jalan."

"Tapi kamu sakit, Fa. Wajahmu pucat. Aku ngga tega ninggalin kamu sendiri," ujar Irsyad dengan wajah khawatir.

"Kamu lupa kalau aku dokter? Aku tahu gimana cara mengobati lukaku, Syad."

"Hmm, dasar keras kepala."

Syifa dan Irsyad tertawa bersama. Mereka melupakan kecanggungan yang sempat tercipta tadi.

"Astaghfirullah, hampir saja aku terbawa suasana." Irsyad menepuk-nepuk kepalanya.

"Om icad kenapa kepalanya?" celetuk Alea menggemaskan.

"Nggak papa, Al. Tadi ketiban apa gitu." Irsyad tersenyum simpul membuat gadis manis itu merangkul dan minta gendong.

"Ayo, ikut Om jalan-jalan!"

"Ke mana?"

"Sama Mama?"

"Nggak, Sayang. Mama harus nolong orang sakit. Kita jalan-jalan
D Lista

jangan lupa tinggalkan jejak love dan komentar ya.🥰

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
D Lista
iya betul sekali
goodnovel comment avatar
cheepychan
setiap perpisahan ada anak yang akan merasakan dampaknya juga seperti Alea yang ingin pergi bersama kedua orangtua seperti teman-temannya. kuatin hatinya Syifa jangan baper ketemu mantan secara mendadak.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 7

    Bab 7 "Apa keluhan, hmm, Bu Ema?" Syifa membaca dengan teliti rekam medis yang baru diisi identitas pasien bernama Ema Rahardian. Usianya 5 tahun lebih tua darinya. Artinya mantan suaminya menikah dengan wanita yang lebih tua tiga tahun. Ia heran kenapa istrinya bukan wanita cantik dan seksi yang dikenalkan dahulu saat di restoran. "Ah, mungkin Ze sudah bosan," batinnya. "Panggil saja, Mbak, Dok. Sepertinya saya hanya sedikit lebih tua dari dokter," balas Ema sambil mengulum senyum. Ia mengamati perubahan sikap Syifa yang menurutnya aneh. Entah karena apa Ema hanya membatin. Syifa berusaha menarik sudut bibirnya meski kaku. Ia melirik ke sosok yang berdiri di belakang kursi roda tengah mengamatinya sejak tadi. Seketika Syifa menjadi tidak nyaman. Sebuah kejutan yang terlalu cepat untuknya bertemu sang mantan. Apalagi di kota tempat mereka pertama kali memutuskan untuk menikah. Di bukit bintang, mereka merajut janji membangun bahtera rumah tangga. "Apa yang dikeluhkan, Mbak Ema?"

    Last Updated : 2023-05-08
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 8

    Bab 8"Apa kabarmu?" Syifa hanya bergeming. Lidahnya kaku untuk digerakkan. Ia mematung di tempat sambil menatap sendu wajah laki-laki yang masih bersemayam di hatinya. Menyejukkan, tetapi sedetik kemudian terasa menyakitkan. Syifa berdehem untuk menetralkan perasaannya. Suaranya mungkin parau jika memaksakan diri menjawab. "Gimana kabar Al, Fa?" "Baik," ucap Syifa terbata. Berusaha membuang pandangan, Syifa mencoba menghindari tatapan tajam Zein. Gegas ia menghirup oksigen sepuasnya supaya sesak di dada berkurang. "Syukurlah kalian berdua baik-baik saja. Bagaimana ceritanya kalian bisa tinggal di Yogya?" "Maaf, Pak Zein. Sepertinya Anda kembali ke sini ada perlu? Jika tidak ada, silakan pulang. Kasian istri Anda sudah lama menunggu." Zein ingin menuntaskan rasa penasarannya. Namun, Syifa sudah merasa tidak nyaman dan berniat mengusirnya dengan cara halus. Ia mendecis kesal karena tujuannya mengobati rasa penasaran gagal. "Apa kalian tinggal berdua di sini? Sejak kapan?" "Sek

    Last Updated : 2023-05-09
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 9

    Bab 9Sesampainya di rumah, Zein mendorong kursi Ema sampai di depan kamarnya. "Ze, cukup. Aku bisa sendiri." Larangan Ema ternyata hanya dianggap angin lalu. Raga Zein disitu, tetapi pikirannya tertinggal di klinik. "Ze! Kamu kenapa, sih?" "Astaga. Maaf, Ma. Aku .... Aku tidak sengaja masuk." Zein menjambak rambutnya frustasi. Gegas ia meninggalkan Ema yang menatapnya heran. Menikah selama satu tahun tidak mampu membuat Ema jatuh hati pada pria lain selain suaminya. Ia melarang Zein memasuki kamar pribadinya. Pernikahan mereka tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun, Zein tetap bersabar menghadapi Ema. "Maafkan aku, Ze. Perhatianmu padaku tidak mampu mengubah pendirianku. Ema menggerakkan kursi rodanya mendekati ranjang. Ia sudah terbiasa melakukan aktifitas mandiri saat di kamar. Ia bisa berjalan normal tetapi tidak lama. Sebab itu, Zein menyiapkan kursi roda di rumah. "Maafkan aku, Mas! Aku tidak bisa mencintainya. Entah kenapa, meski Ze orang baik. Aku selalu meragu

    Last Updated : 2023-05-10
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 10

    Bab 10 "Yang penting Bu Ema dan Pak Zein tidak bertengkar. Sekarang mau bibi siapkan makan?" "Saya menunggu Ze saja, Bi." "Hmm, kata Pak Zein. Bu Ema disuruh makan dulu. Nanti malam tinggal nemenin atau mau makan lagi bersama beliau." Ema mengulas senyum lalu mengikuti saran Bi Sumi. Ia ingin mencoba membuka hatinya untuk sang suami. Itupun kalau bisa. Sebab, ia yakin Zein juga masih memendam perasaan pada mantan istrinya. Setiap kali ia bertanya tentang masa lalu, Zein selalu menjawab dengan wajah penuh penyesalan. "Bibi temani, ya!" "Tapi bibi masih kenyang.""Nggak, Bi. Saya tahu Bibi selalu makan menunggu saya. Iya, kan?" Bi Sumi mengulas senyum. Baru beberapa suap, Ema merasakan perutnya penuh. Mual pun menghinggapi. "Bu Ema, kenapa? Perutnya nggak enak?" Makanan yang masuk ke perut pun keluar." "Maaf merepotkan bibi." "Nggak, ini sudah kewajiban bibi." "Tolong bibi panggilkan dokter Syifa saja. Apa obatnya membuat saya alergi?" "Dokter yang baru itu?" "Iya, Bi. Amb

    Last Updated : 2023-05-11
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 11A

    Bab 11A"Fa, aku..." Ucapan Zein mampu menenggelamkan sejenak logika Syifa. Ia hanya berdiri mematung tanpa perlawanan. Aroma parfum Zein masih sama. Menghipnotis otaknya hingga mata ingin memejam, hidung ingin menghirup rakus wanginya. "Ze..." Syifa mengerang frustasi saat sepasang tangan menyentuh bahunya. Beruntung, kesadarannya segera kembali. "Pak Zein, saya harus segera pulang." Tenggorokan Syifa terasa tercekat. Ia mengucapkan kalimat itu dengan susah payah, setelah mengingat Ema istri Zein sedang sakit. "Maaf, Fa. Aku nggak bermaksud...." "Cukup. Sebaiknya Anda mempedulikan kondisi istri. Mbak Ema butuh didampingi. Jangan menjadi suami yang tidak bertanggung jawab dengan mempermainkannya," ucap tegas Syifa. Seketika Zein memasang wajah kaku, disertai senyumnya yang perlahan memudar. Syifa hanya meneguk ludah susah payah. "Saya tahu yang terbaik untuk istri saya. Terima kasih dokter sudah mengobatinya." "Sama-sama, Pak Zein. Saya permisi dulu." "Oya, Dok. Apa laki-laki

    Last Updated : 2023-05-12
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 11B

    Bab 11B"Maafkan aku, Ma. Aku menyesal meninggalkanmu hingga kamu sakit sendirian," kilah Zein. Ia tidak ingin Ema khawatir tentang dirinya yang gusar ketemu mantan dan putrinya. Pun rasa cemburu yang tiba-tiba menghinggapi akibat ucapan putrinya tentang ayah baru. "Aku ke klinik dulu. Biar Bi Sumi menemanimu." Zein memanggil Bi Sumi supaya menemani Ema di kamar. Dengan langkah gontai, Zein menuju klinik mantan istrinya. "Assalamu'alaikum," Zein menyapa perempuan muda yang duduk di meja depan. Sepertinya perawat, pikirnya. Benar saja, ada May yang berjaga setiap malam. Sebab ia sudah kembali bersama Irsyad setelah mengantar Alea jalan-jalan. Setiap malam memang Syifa beristirahat dan bercengkerama dengan putrinya. Kini ada Irsyad dan May yang menggantikan jaga klinik. "Apa keluhan Anda, Pak?" Zein masih terpaku mengingat obrolan terakhirnya dengan Syifa. Jantungnya mulai berdetak tidak normal. Ia memikirkan apa yang terjadi jika sampai bertemu dengan laki-laki muda tadi siang. "

    Last Updated : 2023-05-12
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 12A

    Bab 12Reflek Syifa membulatkan matanya, kedua tangan masih memegang jarum dan benang saat mengobati Zein. Ia hanya mematung di tempat. "Fa, aku masih mencintaimu." Syifa menyudahi acara menjahit luka Zein dengan sedikit menyentak. Alhasil, laki-laki berparas oriental itu memekik. "Ough. Bisa pelan nggak, sih?" "Tidak seharusnya pasien ngelunjak. Diam dan tunggu dokter melayani dengan baik," omel Syifa membuat Zein menarik kedua sudut bibirnya. "Anda sudah punya istri. Jangan gunakan kemampuan berlebih Anda hanya untuk merayu saya," lagi Syifa mengucap dengan sedikit mendengkus. Zein tidak menimpali karena bisa dipastikan adu mulut terjadi di ruang periksa. Ia tidak mau dicap buruk penghuni rumah yang lain terutama putrinya sendiri. "Fa, kapan kamu bisa mempertemukanku dengan Alea?" mohon Zein dengan suara lirih. Syifa tersentak, nuraninya berkata lain. Kalau biasanya ia menilai Zein kejam karena telah meninggalkannya. Saat ini ia melirik sekilas wajah mantan suaminya terlihat s

    Last Updated : 2023-05-13
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 12B

    Bab 12B"Mbak Syifa. Mbak!" seru May sambil melambaikan tangan di depan wajah. Sontak saja Syifa terkesiap. "Ya, May." "Ada apa? Pasien tadi?" "Dia suami pasien yang baru selesai operasi pengangkatan tumor payud*r*, May. Rumahnya dekat sini. Jadi, perawatan lanjutannya memilih yang dekat supaya tidak antre di rumah sakit," terang Syifa. May melihat ada perubahan raut wajah kakak angkatnya. Namun, ia hanya menyimpan dalam hati. Paling nanti ia akan menanyakan pada Irsyad yang lebih dekat dengan kakak angkatnya. "Sudah diberesi semua, May?" "Iya, Mbak. Pintu juga sudah saya kunci." "Ya sudah. Mbak mau ke kamar Alea dulu ya." Jam menunjukkan pukul 8 malam. Syifa menuju kamar Alea. Terdengar suara canda tawa bergantian. Suara Irsyad dan Alea. Seulas senyum pun terbit di bibir Syifa. "Eh, ada Mama, Om." "Iya, kalau begitu. Om balik ke kamar dulu, ya, Al." "Iya, Om. Makasih sudah temenin Al mewarnai." "Iya, Sayang." "Makasih, ya, Syad." Wajah Syifa terlihat tidak bersemangat memb

    Last Updated : 2023-05-13

Latest chapter

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 42 TAMAT

    S3 Bab 42 "Beginikah caranya menghukum diri sendiri, huh?" "Alea." Irsyad melebarkan matanya. Sedetik kemudian ia mengucek berulang untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah sebuah fatamorgana. "Al, kamu datang?" lirih Irsyad sambil menoleh ke sekitar. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Alea lantas duduk di kursi sebelah Irsyad dengan meja kecil sebagai penghalang. Irsyad berusaha menetralkan deru napasnya. Rasa haru menyeruak. Kesedihan karena memikirkan kebencian Alea terhadap dirinya pun terpatahkan. Nyatanya, Alea masih mau menemuinya. "Ya, aku datang karena ada yang mengundang," ucap Alea dengan wajah datar. Gaya bicaranya tidak sesopan dulu dengan menyebut aku saat bicara. Tatapannya tidak sedikitpun mengarah pada Irsyad. Lelaki itu sadar diri, Alea pasti masih benci padanya. "Kamu tahu Om tinggal di sini?" "Sangat mudah dicari, bukan?" cetus Alea. Irsyad hanya beroh ria. "Aku akan menikah, jadi silakan mau bicara apa?" lanjut Alea. Irsyad menarik napas dalam.

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 41

    S3 Bab 41Sesampainya di rumah, Alea mengucap terima kasih pada Damar dan memaksanya segera pulang. "Alea!" "Mama?!" Perempuan paruh baya yang menanti kedatangannya segera memeluk erat. Ya, Syifa sudah seminggu sakit dan terbaring di tempat tidur merindukan putrinya. "Mama! Maafin Alea. Mama sakit gara-gara Alea, kan?" sesal Alea sambil mengeratkan pelukannya. "Tenanglah, Al. Mamamu sakit bukan karena kamu. Tapi dia ngidam." "Apa?!" "Ishh. Papa nih, nggak usah becanda. Orang anaknya barusan pulang malah dibecandaain." "Maksudnya apa, Pa? Mama ngidam? Mau punya adik bayi?" Alea sudah melototkan matanya horor ke arah papa dan mamanya. Sementara Rendra yang baru saja ikut duduk di sofa hanya bisa terkikik. "Apaan sih, Ren? Kamu ngerti?" "Tuh, Mama ngidam pengin punya mantu, Mbak," celetuk Rendra masih dengan tertawa renyah. "Astaga. Kamu masih SMA udah mau nikah? Awas ya, belajar dulu sana!" "Yeay, siapa juga yang mau nikah. Mbak Alea tuh yang dilamar sama Mas Damar. Mama dan p

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 40

    S3 Bab 40 "Aku mau melamarmu." "Hah?!" Alea ternganga. "Mas Damar sudah gil*. Alisa mau dikemanain coba?" protes Alea. "Alisa mau menyelesaikan kuliahnya dulu. Saat di bandara, Alisa mengikuti kepergian Damar menyusul Alea. Namun, Alisa hanya mendapati Damar yang melangkah lesu di batas ruang masuk penumpang dan pengantar. "Mas Damar? Sudah ketemu Mbak Alea?" "Tidak Lisa. Alea sudah pergi." "Oh, gitu. Kita perlu bicara Mas." "Ya, Lisa." "Kami berdua memutuskan memilih jalan masing-masing terlebih dulu, Al. Siapa yang menemukan jodoh duluan ya tidak apa kalau mau menikah lebih dulu." "Astaga, memangnya kami berdua mainan. Mas Damar gonta ganti melamarku atau Alisa," ucap Alea tak terima. Namun, ia setengah bercanda. "Ya gimana lagi, kalian sama-sama cantik." "Dasar laki-laki!" "Ough. Jangan kasar Al. Kamu masih pakai jurus karatemu?" "Iya lah. Mau dihajar?" "Ampun, Al." Alea tersenyum mengembang. Tiga bulan ia bisa menghilangkan rasa sakit hatinya pada Damar. Hanya mela

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 39

    S3 Bab 39 Dua bulan berlalu, Alea sudah mulai menikmati perannya di tempat tinggal yang baru. Ia kini tinggal di salah satu kota kecil di Austria yakni kota Klagenfurt. Saat sampai di Vienna Internasional Airport, Alea hanya memberi kabar pada keluarganya kalau sudah sampai. Ia meminta izin memberi kabar kembali setelah tiga bulan selesai. Setelah Syifa mengiyakan dengan berat hati, Alea pun menonaktifkan nomernya dan berganti ke nomer lokal. Satu yang tidak dikatakan Alea pada keluarganya adalah tempat akhir yang ia tuju. Keluarga tahunya Alea ada di kota Vienna bukan di Klagenfurt. "Al, masih lama nggak me time kamu?" tanya Aida satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang ada di Klagenfurt. Terhitung sekarang ada dua mahasiswa termasuk Alea. "Kenapa? Kamu terburu, ya?" jawab Alea sambil menikmati pemandangan danau yang membentang luas di depannya. Danau yang biasa dengan sebutan Wörthersee di Klagenfurt memang indah. Dengan berdiri di pinggir danau, Alea bisa melihat pegunungan A

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 38

    S3 Bab 38 "Maaf, Ma. Alea harus pergi. Hanya tiga bulan saja, Alea janji Ma." "Sayang, Papa dan Mama pegang janjimu. Di sana tiga bulan jangan berbuat aneh-aneh. Kamu harus jadi wanita kuat seperti mamamu," pesan Zein. "Iya, Pa, Ma. Alea janji. Jaga diri Mama dan Papa. Alea berangkat sama Rendra saja." "Baiklah, Sayang. Hati-hati, jangan lupa kabari kami kalau sudah sampai di sana," lirih Syifa sambil memeluk erat Alea sebelum pergi meninggalkannya. "Gimana Alea, Pa?" "Ma, Alea anak yang kuat. Kita sebagai orang tua harus mendoakan yang terbaik untuknya. Selalu berprasangka baik sama Allah." Syifa mengangguk lalu menghambur ke pelukan Zein untuk menumpahkan tangisnya. Selama 20tahun ini Syifa tidak pernah ditinggalkan Alea. Justru Syifa yang meninggalkannya saat bertugas menjadi relawan. Namun, kali ini Alea yang pergi membuat hatinya bersedih. "Sayang, ingat Alea pergi untuk menuntut ilmu. Allah akan mengangkat derajat putri kita. Jadi kita tidak pantas bersedih. Kita seharusn

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 37

    S3 Bab 37 Plak! "Keterlaluan kamu, Syad. Begini caramu membalas apa yang sudah kuberikan?! Kamu membalas sakit hatimu karena perasaanmu padaku, kan? Kamu memanfaatkan Alea, putriku?" "Tidak, Fa. Tolong jangan berpikir begitu." "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Kamu pantas mendapat hukuman yang setimpal." Irsyad terhenyak, kekecewaan Syifa menari-nari di wajahnya. Ia merasa terluka karena telah mengecewakan hati Syifa. Perempuan yang sudah menjadi kakak angkatnya. Mengubah kehidupannya yang gelap hingga menjadi terang. Bahkan dulu namanya pernah singgah di hati Irsyad. Malam itu, Irsyad dan Rendra menemukan hotel tempat Alea dibawa Ronald berdasar informasi dari teman Alea bernama Yoga. Irsyad memaksa resepsionis mengecek kamar atas nama Ronald dengan dalih calon istrinya bersama laki-laki itu. Rendra menunggu di lobby, sedangkan Irsyad mencari ke kamar. Sesampainya di kamar yang dituju, Irsyad hanya mendapati Ronald yang membuka pintu dan Alea ada di dalamnya. Tanpa berpi

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 36

    S3 Bab 36 "Maaf, sebaiknya saudara Irsyad menjelaskan di kantor. Karena Pak Ronald sudah memberi keterangan terkait kejadian di hotel malam itu sesuai yang dilaporkan Mbak Alea." "Saya pikir cukup lelaki bernama Ronald itu yang ditangkap, Pak," bela Alea. "Maaf, Mbak Alea. Kami perlu membawa Saudara Irsyad. Sebab dia juga berada di hotel yang sama malam itu." "Apa?!" pekik Alea. "Tenanglah Alea, ini pasti salah paham. Baik, saya akan ikut ke kantor." "Tapi, Syad. Acaranya?" Syifa menagih jawab atas pertanyaan yang sudah bisa ia tebak jawabannya. "Pak, kalau boleh Irsyad datang ke kantor polisi setelah acara akad nikah selesai," bujuk Zein. "Maaf, kami harus membawa saudara Irsyad sekarang juga." Zein tersentak, pun Syifa tidak bisa menahan air mata. Acara sakral putrinya mendadak kacau. Ini tentu tidak masuk dalam perkiraannya. Ia sungguh kasian pada Alea yang mendapat masalah bertubi. "Jangan khawatir Mas, Fa. Aku akan baik-baik saja. Setelah urusan dengan polisi selesai, ak

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 35

    S3 Bab 35 Seminggu berlalu, Irsyad sudah menyelesaikan persiapan akad nikah bersama Alea. Sesuai kesepakatan, keduanya tidak menceritakan pada Syifa dan Zein kalau pernikahan ini dijalani serius. "Om kebayanya bagus, nggak? Udah pas belum?" tanya Alea dengan wajah tak henti-hentinya mengulas senyum. Ia terkadang geli sendiri. Hubungan yang baru mau dibangun dengan Damar kandas, ternyata tergantikan oleh sosok lelaki dewasa yang tidak jauh-jauh dari kehidupannya. "Jelas, cocok, Al. Yang makai juga cantik kok, iya kan, Mbak?" celetuk Irsyad pada petugas butik yang melayani. "Iya, Mbak Alea cantik. Apalagi memakai kebayanya, pas banget deh." "Ishh, Mbak bisa aja." Senyum kembali terukir di bibir Alea sambil memandang sekilas Irsyad yang mengambil jas lalu memakainya. "Sini, Al!" Irsyad melambaikan tangan supaya Alea berdiri di sampingnya. Keduanya berdiri di depan cermin. "Serasi banget, Om," ujar Alea. Namun, senyum Irsyad tiba-tiba surut. Lelaki itu mendekat ke telinga Alea hingg

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 34

    S3 Bab 34 "Al, boleh Us ngobrol sebentar?" tanya Silvi dengan wajah serius. Ia membiarkan Maryam menikmati es krimnya di kursi tak jauh dari keduanya duduk. "Ya, Us." Alea merasa sedikit salah tingkah. Ia menduga Silvi akan bertanya tentang Omnya. "Apa benar Mas Irsyad mau menikahimu?" "Us Silvi sudah tahu?" tanya Alea. Jelas ia hanya berbasa basi. Pastilah Irsyad sudah memberitahu. Sebab sebelumnya Irsyad berencana melamar Silvi. "Mas Irsyad yang ngasih tahu. Sebenarnya Abi sudah berharap Mas Irsyad melamar Us, Al. Maryam juga seneng banget bisa punya ayah baru, tapi...." Ucapan Silvi menggantung saat ponsel Alea tiba-tiba berdering. "Maaf Us sebentar." "Iya benar, tas selempang warna krem." "Gimana, tadi Us? Maaf ada yang menyela," celetuk Alea sambil meletakkan ponselnya ke meja. "Kalian benar-benar akan menikah?" tanya Silvi dengan wajah sendu. "Kamu kan tahu Al, Mas Irsyad baru mau memulai lagi hubungan baik dengan Us. Abi juga sudah menerimanya. Kenapa dia harus merelak

DMCA.com Protection Status