Share

Bab 31A

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 18:06:02

Bab 31A

"Astaghfirullah. Tubuhnya demam tinggi. Dia sampai mengigau nama laki-laki itu."

Helan mencoba membangunkan Syifa, tetapi wanita itu tidak kunjung sadar. Ia menyentuh pergelangan tangan. Seketika Helan dilanda panik.

"Ya Tuhan, nadinya melemah. Syifa, bertahanlah. Tolong! Adakah orang di sini?!"

Helan berteriak lantang dengan suasana hati yang kalut. Hampir setengah jam, ia tidak berhenti menyadarkan Syifa sambil berteriak minta tolong. Tenggorokannya pun hampir kering. Sebab tidak ada air mineral darurat yang tersisa di kantong mereka.

"Ada suara siapa di sana komandan!" teriak seorang petugas berpakaian seragam dengan senjata sigap ditangan kanan.

"Hati-hati. Kita selidiki dulu!" titah Laki-laki yang dipanggil komandan.

"Tolong! Tolong!"

"Sepertinya suaranya dari sana. Ayo ikuti saya!"

"Siap!"

Beberapa orang bertugas mencari dua relawan medis yang hilang. Mereka mulai memasuki wilayah hutan dengan hati-hati. Wilayah itu mereka tanam ranjau untuk menghalau musuh. Mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 31B

    Bab 31B"Ze, ada apa sebenarnya?" tanya Aldo---papa Syifa. "Syifa kemana, Ze? Dia hanya pamit sama kami kalau mau bertugas jadi relawan. Apa benar Syifa yang ada di berita itu?" Zein menunduk, membuat Nadia lemas. "Ma!" "Tante!" Ketiga orang dewasa itu memekik saat mendapati tubuh Nadia oleng. Seketika Nadia---mama Syifa pingsan tak kuasa menahan sesak di dada. Orang tua Syifa sejatinya sudah mengikhlaskan putrinya bekerja atas dasar kemanusiaan. Namun, kepergian Syifa kali ini seolah bukan niat sepenuh hati. Saat itu, Syifa berpamitan pada papa mamanya. "Ma, Pa, Syifa pamit menjadi relawan ya," ucap Syifa dengan wajah sendu. Ada beban ia meninggalkan Alea jauh ke wilayah timur Indonesia. Padahal biasanya Syifa hanya emngikuti kegiatan sosial itu di wilayah Jawa saja. "Kemana tugasmu kali ini, Fa?" "Ke Papua, Ma." "Papua?! Kenapa kali ini jauh, Fa? Alea bagaimana?" lanjut Nadia menginterogasi. "Syifa titip Alea ya, Ma. Alea pasti senang liburan sekolah di sini. Kalau Syifa b

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 32A

    Bab 32APagi ini, Zein hampir frustasi, pun Irsyad yang tidak tenang hanya bisa mondar mandir melihat ke luar ruangan. Sudah lewat sehari, keduanya belum diizinkan menuju lokasi. Sebab hujan masih mengguyur dengan deras. "Maaf, kapan kita bisa berangkat, Pak?" tanya Zein pada salah satu petugas. "Kita tunggu hujan reda, Pak. Karena khawatir terjadi tanah longsor di wilayah jalan perbukitan." "Pak Zein, minumlah dulu! Semoga hujannya segera reda." "Gimana saya bisa tenang, Syad. Kabar tentang Syifa saja belum ada. Kita hanya duduk-duduk manis di sini." Zein berdecak sambil menyugar rambutnya untuk menghilangkan rasa frustasinya. "Semua relawan yang ada di sini juga ingin sampai dengan cepat, Pak. Tapi kalau kita gegabah sedikit saja, bukankah nyawa taruhannya. Bagaimana kita menyelamatkan Syifa kalau nyawa kita saja terancam," terang Irsyad. Zein pun terdiam sambil mencerna ucapan Irsyad yang benar adanya. "Terima kasih." Zein akhirnya menerima secangkir teh hangat yang disodorka

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 32B

    Bab 32BZein merasa sedikit lega. Seperti menanti bom waktu, ia berusaha menikmati detik demi detik menuju pertemuannya dengan Syifa. Perjalanan berakhir di sebuah markas yang ada di wilayah dataran rendah di balik bukit. Tempat itu didirikan beberapa tenda untuk dapur dan ruang kesehatan. Sementara itu, bangunan serupa rumah dipakai untuk istirahat dan menyimpan alat kesehatan juga obat-obatan. "Lapor komandan, kami membawa tim relawan susulan dan juga obat-obatan darurat." "Laporan diterima. Lanjutkan!" "Siap. Lanjutkan. Ini ada kerabat dari Dokter Syifa ingin melihat kondisinya." "Baik, silakan duduk terlebih dulu. Nanti petugas akan mengantar ke ruang rawat Dokter Syifa." Zein meneguk ludahnya begitu nama Syifa disebut. Ia benar-benar tidak sabar ingin melihat kondisinya. Setelah berbincang panjang lebar tentang peraturan di wilayah itu, Zein dan Irsyad diantar petugas menuju ruang Syifa dirawat. "Mari, silakan! Dokter Syifa semalam sudah sempat siuman. Tapi Dokter yang mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 33

    "Pak Zein juga ada di sini. Beliau datang bersamaku," ucap Irsyad sambil menunjuk ke arah Zein yang berdiri terpaku di ambang pintu. Syifa membelalakkan matanya. Reflek jantungnya berdesir disusul mata yang mengembun. "Ze." Lidah Syifa tiba-tiba kelu. Ucapan itu hanya teryahan di tenggorokan. Ia merebahkan badannya sambil membuang pandangan ke arah jendela. Langkah kaki terdengar semakin mendekat seiring jantung Syifa yang semakin bertalu. Rasa panas di dada pun membara. Menyesakkan dada. "Aku keluar dulu, Fa. Kalain berdua butuh bicara baik-baik, demi Alea." Suara Irsyad masih bisa terdengar sampai ke telinga Syifa. Namun, ia enggan menjawab ucapan Irsyad. "Apa kabarmu?" Suara Zein terasa lirih dan hangat. Syifa hanya bergeming dan memilih tetap berada di posisinya. Beberapa menit berlalu, Zein merasa terpukul melihat kondisi lemah Syifa. Wajah yang masih setia berbalut jilbab instan itu masih sedikit pucat. Perasaan bersalah masih mencuat di hatinya. "Apa kamu baik-baik saja se

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 34A

    Bab 34AWaktu berlalu hingga tidak terasa Zein dan Irsyad sudah seminggu di tempat itu. Syifa memutuskan untuk kembali pulang karena ia memang belum mengisi masa bertugasnya di surat pernyataan. Sebagai ketua tim, Helan melepasnya dengan senang hati. Sebab ia memang berniat melindungi Syifa saat memutuskan menjadi ketua tim relawan medis. Ia sendiri masih tetap tinggal untuk beberapa hari ke depan sesuai tugasnya. "Untung kamu punya ide nggak ngisi masa bertugas menjadi relawan, Fa. Gimana kalau kamu isi setahun, kasian Alea." "Nggak lah, Syad. Aku juga nggak tega ninggalin Alea sendiri. Aku hanya butuh healing beberapa bulan mungkin cukup. Tapi ini baru mau genap sebulan nggak jadi malah udah pulang." "Iya juga. Pulangnya minta dijemput lagi, hufh." Irsyad tergelak. Tawa Syifa pun meledak. Zein memilih memejamkan mata sambil menanti pesawat boarding. Ia menyandarkan punggungnya di kursi ruang tunggu bandara. Ia berpura-pura tidur, meski telinganya kian memanas. Sebab, candaan Syi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 34B

    Bab 34BSyifa menghamburkan diri ke pelukan sang mama. Ia mencurahkan isi hatinya pada wanita yang telah mengandung dan membesarkannya. Wanita yang tidak pernah jemu menasehatinya. Memilih pasangan bukan hanya melihat fisik tetapi hatinya juga. Apapun keadaannya, setiap pasangan harus saling berkomunikasi saat menghadapi masalah. Jangan memutuskan sepihak sedangkan pasangan yang lain tidak tahu apa-apa. Ujung-ujungnya terjadi salah paham. "Iya, Ma. Syifa janji setelah ini akan memilih laki-laki yang terbaik untuk menjadi papa Alea." "Siapa? Apa tetap Ze atau Irsyad? Mama pikir anak muda itu tidak sekedar adik angkatmu." Syifa hanya mengulas senyum penuh arti. "Atau laki-laki selain keduanya?" "Besok tunggu aja ya, Ma!" "Ishh, kamu ini." ***** Di rumahnya, Zein masih bergelung dengan selimut. Ia kembali tidur setelah salat Subuh. Tubuhnya seolah ingin rebahan sepanjang hari. Fisiknya lelah pun batinnya. "Pak Zein, sarapan sudah siap!" seru Bi Sumi dari luar kamar. "Ya, Bi. Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 35A

    Bab 35AMalam hari tiba, sejatinya Zein enggan pergi ke Bukit Bintang. Namun rasanya ia menyayangkan kalau melewatkan acara itu. Ia justru ingin mengenang kembali momen romantisnya bersama Syifa dulu. Dengan menguatkan hati, ia melajukan mobilnya menuju tempat yang penuh kenangan baginya dan juga Syifa mengawali niat berumah tangga. Tidak sampai satu jam, Zein telah memarkirkan mobilnya di depan restoran yang dimaksud Syifa. Ia melangkah lesu sambil mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Namun, begitu netranya tidak mendapati satu pun yang dikenal, entah kenapa hatinya lega. Seolah ia berharap acara lamaran Syifa gagal. "Apa mereka belum datang? Atau acaranya pindah tempat?" Jantungnya kian berpacu kencang, Zein memilih duduk di ujung dekat sekali dengan pembatas. Ia bisa leluasa melihat kerlip lampu kota Yogya dari atas bukit. Kerlipan serupa bintang-bintang di langit mampu membuat sudut bibirnya terangkat. Zein tersenyum sendiri. Ia membayangkan Syifa duduk di dekatnya sekarang.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 35B

    Bab 35B"Aku tahu hatimu masih untuknya, Fa. Tidak perlu mencari alasan buat menjauh. Kalau kembali bersamanya bisa membuat kebahagiaan untuk Alea dan juga kebahagianmu, aku pasti mendukung," ucap Irsyad. "Tapi, Syad?" "Di sini akulah yang menang mendapatkan kesempatan dekat denganmu. Tapi, aku tidak mampu mendapatkan hatimu. Berbahagialah dengan Papa Alea. Buang jauh-jauh luka lama yang justru memberatkan niatmu. Ingat selalu kebaikannya, Fa." "Ya, Syad. Terima kasih banyak." "Ya, aku akan tetap menjadi adik laki-laki yang siap menjadi sandaran. Tapi, harapannya sih sudah cukup bahu Pak Zein saja yang menjadi sandaran, Fa. Nanti tidak ada wanita yang mau dekat denganku." Syifa terbahak mendengarnya. "Itu, ada May, Syad." "Ya, ya. Nanti coba pdkt dulu."*****Dua minggu kemudian, persiapan singkat untuk akad nikah Syifa dan Zein telah dilaksanakan. Acara digelar sederhana saja menghadirkan keluarga dekat dan juga sahabat keduanya. “Saya terima nikahnya dan kawinnya Syifa Aurora

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12

Bab terbaru

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 42 TAMAT

    S3 Bab 42 "Beginikah caranya menghukum diri sendiri, huh?" "Alea." Irsyad melebarkan matanya. Sedetik kemudian ia mengucek berulang untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah sebuah fatamorgana. "Al, kamu datang?" lirih Irsyad sambil menoleh ke sekitar. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Alea lantas duduk di kursi sebelah Irsyad dengan meja kecil sebagai penghalang. Irsyad berusaha menetralkan deru napasnya. Rasa haru menyeruak. Kesedihan karena memikirkan kebencian Alea terhadap dirinya pun terpatahkan. Nyatanya, Alea masih mau menemuinya. "Ya, aku datang karena ada yang mengundang," ucap Alea dengan wajah datar. Gaya bicaranya tidak sesopan dulu dengan menyebut aku saat bicara. Tatapannya tidak sedikitpun mengarah pada Irsyad. Lelaki itu sadar diri, Alea pasti masih benci padanya. "Kamu tahu Om tinggal di sini?" "Sangat mudah dicari, bukan?" cetus Alea. Irsyad hanya beroh ria. "Aku akan menikah, jadi silakan mau bicara apa?" lanjut Alea. Irsyad menarik napas dalam.

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 41

    S3 Bab 41Sesampainya di rumah, Alea mengucap terima kasih pada Damar dan memaksanya segera pulang. "Alea!" "Mama?!" Perempuan paruh baya yang menanti kedatangannya segera memeluk erat. Ya, Syifa sudah seminggu sakit dan terbaring di tempat tidur merindukan putrinya. "Mama! Maafin Alea. Mama sakit gara-gara Alea, kan?" sesal Alea sambil mengeratkan pelukannya. "Tenanglah, Al. Mamamu sakit bukan karena kamu. Tapi dia ngidam." "Apa?!" "Ishh. Papa nih, nggak usah becanda. Orang anaknya barusan pulang malah dibecandaain." "Maksudnya apa, Pa? Mama ngidam? Mau punya adik bayi?" Alea sudah melototkan matanya horor ke arah papa dan mamanya. Sementara Rendra yang baru saja ikut duduk di sofa hanya bisa terkikik. "Apaan sih, Ren? Kamu ngerti?" "Tuh, Mama ngidam pengin punya mantu, Mbak," celetuk Rendra masih dengan tertawa renyah. "Astaga. Kamu masih SMA udah mau nikah? Awas ya, belajar dulu sana!" "Yeay, siapa juga yang mau nikah. Mbak Alea tuh yang dilamar sama Mas Damar. Mama dan p

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 40

    S3 Bab 40 "Aku mau melamarmu." "Hah?!" Alea ternganga. "Mas Damar sudah gil*. Alisa mau dikemanain coba?" protes Alea. "Alisa mau menyelesaikan kuliahnya dulu. Saat di bandara, Alisa mengikuti kepergian Damar menyusul Alea. Namun, Alisa hanya mendapati Damar yang melangkah lesu di batas ruang masuk penumpang dan pengantar. "Mas Damar? Sudah ketemu Mbak Alea?" "Tidak Lisa. Alea sudah pergi." "Oh, gitu. Kita perlu bicara Mas." "Ya, Lisa." "Kami berdua memutuskan memilih jalan masing-masing terlebih dulu, Al. Siapa yang menemukan jodoh duluan ya tidak apa kalau mau menikah lebih dulu." "Astaga, memangnya kami berdua mainan. Mas Damar gonta ganti melamarku atau Alisa," ucap Alea tak terima. Namun, ia setengah bercanda. "Ya gimana lagi, kalian sama-sama cantik." "Dasar laki-laki!" "Ough. Jangan kasar Al. Kamu masih pakai jurus karatemu?" "Iya lah. Mau dihajar?" "Ampun, Al." Alea tersenyum mengembang. Tiga bulan ia bisa menghilangkan rasa sakit hatinya pada Damar. Hanya mela

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 39

    S3 Bab 39 Dua bulan berlalu, Alea sudah mulai menikmati perannya di tempat tinggal yang baru. Ia kini tinggal di salah satu kota kecil di Austria yakni kota Klagenfurt. Saat sampai di Vienna Internasional Airport, Alea hanya memberi kabar pada keluarganya kalau sudah sampai. Ia meminta izin memberi kabar kembali setelah tiga bulan selesai. Setelah Syifa mengiyakan dengan berat hati, Alea pun menonaktifkan nomernya dan berganti ke nomer lokal. Satu yang tidak dikatakan Alea pada keluarganya adalah tempat akhir yang ia tuju. Keluarga tahunya Alea ada di kota Vienna bukan di Klagenfurt. "Al, masih lama nggak me time kamu?" tanya Aida satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang ada di Klagenfurt. Terhitung sekarang ada dua mahasiswa termasuk Alea. "Kenapa? Kamu terburu, ya?" jawab Alea sambil menikmati pemandangan danau yang membentang luas di depannya. Danau yang biasa dengan sebutan Wörthersee di Klagenfurt memang indah. Dengan berdiri di pinggir danau, Alea bisa melihat pegunungan A

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 38

    S3 Bab 38 "Maaf, Ma. Alea harus pergi. Hanya tiga bulan saja, Alea janji Ma." "Sayang, Papa dan Mama pegang janjimu. Di sana tiga bulan jangan berbuat aneh-aneh. Kamu harus jadi wanita kuat seperti mamamu," pesan Zein. "Iya, Pa, Ma. Alea janji. Jaga diri Mama dan Papa. Alea berangkat sama Rendra saja." "Baiklah, Sayang. Hati-hati, jangan lupa kabari kami kalau sudah sampai di sana," lirih Syifa sambil memeluk erat Alea sebelum pergi meninggalkannya. "Gimana Alea, Pa?" "Ma, Alea anak yang kuat. Kita sebagai orang tua harus mendoakan yang terbaik untuknya. Selalu berprasangka baik sama Allah." Syifa mengangguk lalu menghambur ke pelukan Zein untuk menumpahkan tangisnya. Selama 20tahun ini Syifa tidak pernah ditinggalkan Alea. Justru Syifa yang meninggalkannya saat bertugas menjadi relawan. Namun, kali ini Alea yang pergi membuat hatinya bersedih. "Sayang, ingat Alea pergi untuk menuntut ilmu. Allah akan mengangkat derajat putri kita. Jadi kita tidak pantas bersedih. Kita seharusn

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 37

    S3 Bab 37 Plak! "Keterlaluan kamu, Syad. Begini caramu membalas apa yang sudah kuberikan?! Kamu membalas sakit hatimu karena perasaanmu padaku, kan? Kamu memanfaatkan Alea, putriku?" "Tidak, Fa. Tolong jangan berpikir begitu." "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Kamu pantas mendapat hukuman yang setimpal." Irsyad terhenyak, kekecewaan Syifa menari-nari di wajahnya. Ia merasa terluka karena telah mengecewakan hati Syifa. Perempuan yang sudah menjadi kakak angkatnya. Mengubah kehidupannya yang gelap hingga menjadi terang. Bahkan dulu namanya pernah singgah di hati Irsyad. Malam itu, Irsyad dan Rendra menemukan hotel tempat Alea dibawa Ronald berdasar informasi dari teman Alea bernama Yoga. Irsyad memaksa resepsionis mengecek kamar atas nama Ronald dengan dalih calon istrinya bersama laki-laki itu. Rendra menunggu di lobby, sedangkan Irsyad mencari ke kamar. Sesampainya di kamar yang dituju, Irsyad hanya mendapati Ronald yang membuka pintu dan Alea ada di dalamnya. Tanpa berpi

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 36

    S3 Bab 36 "Maaf, sebaiknya saudara Irsyad menjelaskan di kantor. Karena Pak Ronald sudah memberi keterangan terkait kejadian di hotel malam itu sesuai yang dilaporkan Mbak Alea." "Saya pikir cukup lelaki bernama Ronald itu yang ditangkap, Pak," bela Alea. "Maaf, Mbak Alea. Kami perlu membawa Saudara Irsyad. Sebab dia juga berada di hotel yang sama malam itu." "Apa?!" pekik Alea. "Tenanglah Alea, ini pasti salah paham. Baik, saya akan ikut ke kantor." "Tapi, Syad. Acaranya?" Syifa menagih jawab atas pertanyaan yang sudah bisa ia tebak jawabannya. "Pak, kalau boleh Irsyad datang ke kantor polisi setelah acara akad nikah selesai," bujuk Zein. "Maaf, kami harus membawa saudara Irsyad sekarang juga." Zein tersentak, pun Syifa tidak bisa menahan air mata. Acara sakral putrinya mendadak kacau. Ini tentu tidak masuk dalam perkiraannya. Ia sungguh kasian pada Alea yang mendapat masalah bertubi. "Jangan khawatir Mas, Fa. Aku akan baik-baik saja. Setelah urusan dengan polisi selesai, ak

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 35

    S3 Bab 35 Seminggu berlalu, Irsyad sudah menyelesaikan persiapan akad nikah bersama Alea. Sesuai kesepakatan, keduanya tidak menceritakan pada Syifa dan Zein kalau pernikahan ini dijalani serius. "Om kebayanya bagus, nggak? Udah pas belum?" tanya Alea dengan wajah tak henti-hentinya mengulas senyum. Ia terkadang geli sendiri. Hubungan yang baru mau dibangun dengan Damar kandas, ternyata tergantikan oleh sosok lelaki dewasa yang tidak jauh-jauh dari kehidupannya. "Jelas, cocok, Al. Yang makai juga cantik kok, iya kan, Mbak?" celetuk Irsyad pada petugas butik yang melayani. "Iya, Mbak Alea cantik. Apalagi memakai kebayanya, pas banget deh." "Ishh, Mbak bisa aja." Senyum kembali terukir di bibir Alea sambil memandang sekilas Irsyad yang mengambil jas lalu memakainya. "Sini, Al!" Irsyad melambaikan tangan supaya Alea berdiri di sampingnya. Keduanya berdiri di depan cermin. "Serasi banget, Om," ujar Alea. Namun, senyum Irsyad tiba-tiba surut. Lelaki itu mendekat ke telinga Alea hingg

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 34

    S3 Bab 34 "Al, boleh Us ngobrol sebentar?" tanya Silvi dengan wajah serius. Ia membiarkan Maryam menikmati es krimnya di kursi tak jauh dari keduanya duduk. "Ya, Us." Alea merasa sedikit salah tingkah. Ia menduga Silvi akan bertanya tentang Omnya. "Apa benar Mas Irsyad mau menikahimu?" "Us Silvi sudah tahu?" tanya Alea. Jelas ia hanya berbasa basi. Pastilah Irsyad sudah memberitahu. Sebab sebelumnya Irsyad berencana melamar Silvi. "Mas Irsyad yang ngasih tahu. Sebenarnya Abi sudah berharap Mas Irsyad melamar Us, Al. Maryam juga seneng banget bisa punya ayah baru, tapi...." Ucapan Silvi menggantung saat ponsel Alea tiba-tiba berdering. "Maaf Us sebentar." "Iya benar, tas selempang warna krem." "Gimana, tadi Us? Maaf ada yang menyela," celetuk Alea sambil meletakkan ponselnya ke meja. "Kalian benar-benar akan menikah?" tanya Silvi dengan wajah sendu. "Kamu kan tahu Al, Mas Irsyad baru mau memulai lagi hubungan baik dengan Us. Abi juga sudah menerimanya. Kenapa dia harus merelak

DMCA.com Protection Status