Share

Bab 22A

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-25 21:43:15

Bab 22A

"Apa maksud, Dokter?" Syifa tidak ingin menerka-nerka hal buruk. Ia lebih memilih penjelasan langsung dari dokter.

"Kita harus melakukan observasi tumor yang sudah diangkat. Dikhawatirkan tumornya muncul lagi dan menyebar ke organ lain."

Tubuh Syifa merosot. Ia menundukkan kepalanya ke meja. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai dokter, ia menyesal jika sampai orang terdekatnya tidak mampu ia tangani masalah kesehatannya. Ia susah menganggap Ema seperti kakaknya. Sebab ia hanya anak tunggal di keluarganya.

"Mbak Ema harus sehat. Ya, aku harus membantu merawatnya."

*****

Hari-hari berlalu tergerus oleh minggu, Syifa rutin memantau kesehatan Ema.

"Fa, kamu serius menjadi dokter pribadi istri dari mantan suamimu?" tanya Irsyad sembari menyodorkan segelas coklat. Tumben Syifa duduk merenung di teras belakang tanpa membawa minuman favorit itu.

"Ya, Syad. Tidak ada yang salah, kan?" Syifa membalas sambil menatap pepohonan yang mengisi ruang kosong halaman kecil di belakang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 22B

    Bab 22B"Aku lebih tertarik sama yang usianya lebih matang, Fa," canda Irsyad. "Ishh, dasar brondong." Irsyad tergelak mendengar suara nyaring Syifa. Wanita lemah di depannya kini bisa bersendau gurau melupakan mantannya sejenak. Entah di kemudian hari apakah Syifa bisa bersikap begitu. Irsyad hanya bersiaga menjadi tempat curhatnya. "Ya sudah, ayo istirahat udah kemalaman! Besok ke rumah sakit pusat untuk mengisi pelatihan pembekalan relawan." "Yup, semoga kegiatannya lancar." "Amin. Makasih ya, Syad." "Aku yang makasih. Aku sama May sudah dilibatkan kegiatan sosial ini, Fa." ***** Waktu berlalu, Syifa terlihat sibuk di kegiatan sosial untuk persiapan para relawan. Ia memberikan pelatihan tentang kesehatan dan pelayanan prima bagi tenaga medis. Ia merasa senang bisa mendedikasikan ilmu dan tenaganya. Meski sebenarnya ia ingin sesekali terjun bersama para relawan. Mengingat ia harus menemani Alea, kesempatan menjadi relawan ia lewatkan beberapa tahun belakangan. Kalaupun ikut,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 23A

    Bab 23A***** "Mbak Ema duduk aja, biar aku bantu Bi Sumi. Nanti kalau sudah selesai kita cek kandungannya, ya." "Oke." "Ya Rabb, ucapan Irsyad benar adanya. Ini berat dijalani. Tapi aku harus bisa melewatinya dengan kepala tegak." Hubungan Syifa dan Ema terlihat baik-baik saja. Syifa bersyukur akan hal itu. Pun Zein tidak pernah mengusiknya lagi. Laki-laki itu terlihat bahagia karena Alea akan punya teman. "Kamu pintar masak juga, Fa?" "Nggak, Mbak. Saya terpaksa harus belajar, karena...." Ucapan Syifa menggantung. Ia tidak mau mengingatkan masa lalunya di depan Ema. "Karena itu makanan kesukaan Ze, ya?" sahut Ema benar adanya sesuai isi pikiran Syifa. Namun, Syifa segera mengalihkan topik. Ema hanya mengulum senyum dalam hati ada rasa tidak rela, tapi segera dienyahkannya. "Bunda, Al beli es krim enak," seru Alea yang baru datang bersama Zein. "Eh, Mama juga di sini." "Iya, Al. Mama mau memeriksa Bunda." "Wah, sepertinya ayah mencium bau wangi masakan enak, Al. Bi Sumi ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 23B

    Bab 23B"Tunggu! Alea sayang! Jangan bersedih, meski papamu belum datang kan ada ayah." Syifa dan Zein memang sepakat untuk tidak memberitahu dulu kalau Zein adalah ayah Alea. Pun Ema menyetujui hal itu. "Tapi ayah sudah sama bunda. Mama sendirian nggak ada temannya. Mama sering nangis kalau malam." Syifa terbelalak mendengar pengakuan putrinya. Pun Zein yang merasakan sesuatu menusuk tepat di dadanya. Nyeri dan menyesakkan. "Alea!" Syifa sedikit membentak membuat gadis kecil itu terisak sambil menunduk. "Fa. Jangan membuatnya menangis!" Zein mendekat sambil menghibur Alea. "Ze, masuklah! Mb Ema membutuhkanmu. Ingat kesehatannya!" "Tapi Fa?" Syifa segera memeluk anaknya sambil satu tangan memegang tas medis. "Maafkan Mama, Sayang. Mama nggak marah. Ayo kita pulang! Nanti kita beli es krim sama Om Irsyad dan Tante May!" "Beneran, Ma?" Alea berhenti terisak. Menatap sang mama yang berkaca-kaca. "Mama menangis?" "Mama terharu, Sayang." Syifa lalu beranjak menggendong Alea dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 24A

    Bab 24 "Dok, jangan katakan hal buruk menimpa istri saya!" tolak Zein "Maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, Allah berkehendak lain. Istri Bapak nyawanya tidak tertolong." Bagaikan sebuah mimpi, Zein ingin segera bangun dari mimpi buruknya. Ia butuh seseorang menyadarkannya dari mimpi buruk itu. Untuk ketiga kali dalam hidupnya ia kehilangan wanita yang berstatus istri baginya. Pertama, Sania yang berjuang melahirkan anak. Kedua, Syifa yang berusaha diperjuangkan profesinya dan terakhir Ema yang sedang mengandung anaknya. Ia merasa wanita yang didekatnya selalu mendapat kemalangan. Memilukan. "Tidak mungkin. Ema tidak mungkin pergi. Bayi kami tidak mungkin meninggal." Zein mengerang frustasi sambil meremas rambutnya. Ia terduduk pilu di kursi di lorong rumah sakit. Bi Sumi hanya bisa menatap sedih suami majikannya. Saatnya kembali telah tiba. Bagi orang yang pergi, bahagia telah menanti. Namun, bagi yang ditinggalkan sedihnya tidak akan terganti. Yakinlah, Allah se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 24B

    Bab 24B*****Suasana duka menyelimuti rumah besar milik Ema. Kabar duka itu akhirnya sampai juga ke telinga Umi Hira dan Abi Ilyas. Syifa meminta izin pada Zein untuk mengabari mertuanya. Kedua orang tua yang kehilangan kontak itu pun merasa bahagia sekaligus sedih bersamaan. Senang karena mereka bisa menemukan anak kebanggaan mereka. Sedih karena putranya kehilangan istri untuk kesekian kali. Alhasil, Umi Hira segera terbang ke Yogyakarta. Selain itu, ada saudara kembar Zein---Refan yang sedang berkunjung di rumah mertuanya. Begitu tahu berita tentang kakaknya di Yogya, ia bergegas mencari alamat Zein bersama Syila istrinya yang sedang hamil besar. "Terima kasih Syifa sudah menemani Zein di saat hatinya sedang terpuruk. Meskipun kalian sudah berpisah, kamu tetap putri kami." "Iya, Mi. Syifa di Yogya baru beberapa bulan. Takdir yang mempertemukan kami, Alea bisa bertemu dengan papanya. Meski keadaan kami berbeda sari sebelumnya. Ze sudah menikah dengan Mbak Ema. Saya bersyukur bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 25A

    Bab 25AHidup ini bisa berubah hanya dalam sekejap mata. Jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang bisa menentangnya. Sudah sepantasnya sebagai manusia bertawakal dan pasrah pada ketentuan dan ketetapanNya. Namun, Adam masih terpaku pada musibah yang menimpanya tidak cukup sekali. Ia lupa Allah memberikan cobaan pastilah tidak melebihi kemampuan hambaNya. Syifa meneguk ludahnya. Setitik nyeri hadir karena teringat ucapan Irsyad. "Bisa saja Zein menyalahkanmu, Fa. Jika sesuatu hal buruk menimpa istrinya." "Sudahlah, Bi. Sekarang kita siapkan saja, ya. Bibi nggak usah khawatir, Pak Zein masih berkabung." Syifa mengabaikan sikap Zein yang menurut Bi Sumi bisa menyakitinya. Ia fokus dengan tanggung jawabnya tentang permintaan Ema. Hampir empat puluh menit masakan sudah tersaji di meja. Syifa bernapas lega seolah hutangnya terlunasi. "Mama! Baunya harum." Tiba-tiba ada Alea yang datang masih dengan seragam sekolah. Gadis kecil itu diantar Irsyad. "Fa, Alea minta ke sini." "Ya, Sy

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 25B

    Bab 25 BSyifa betah melipatkan kedua tangan di meja. Lalu merebahkan kepalanya dengan tumpuan tangannya yang dilipat. Ia memandang jauh ke langit dengan menoleh ke kiri. Tidak ada bintang yang berkelip di sana. Seolah semesta turut merasakan kesedihannya. "Fa. Apa yang terjadi?" Irsyad membawa dua cangkir coklat untuk Syifa dan dirinya. Ia duduk seperti biasa di kursi sebelah Syifa yang terhalang meja."Apa ucapanku kemarin-kemarin sungguh terjadi?" tanya Irsyad dengan hati teriris. Setiap melihat Syifa menangis sedih, ia seolah ikut merasakannya. "Mungkin memang salahku, Syad. Aku tidak mendengarkan ucapanmu." "Benar, Pak Zein menyalahkanmu atas kematian istrinya?" tebak Irsyad. Syifa masih setia menunduk seraya bertumpu di kedua lengannya. "Ya, Syad. Mungkin ini akhir cerita kami. Aku menyerah." "Lalu apa yang mau kamu lakukan, Fa?" Syifa menegakkan tubuhnya. Ia menghirup oksigen sepuasnya. "Aku mau ambil cuti ya. Kamu jaga di klinik sama May. Nanti aku carikan ART untuk ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 26A

    Bab 26ADi rumahnya, Zeinmerasakan harinya berbeda. Sejak pagi, rumahnya terasa sepi. Di dapur tidak ada suara denting alat masak. Gegas Zein melongok ke belakang rumah. Ada Bi Sumi yang menjemur pakaian. Zein kembali ke dalam rumah lalu duduk di meja makan. Ia membuka tudung saji hanya ada makanan yang tidak spesial seperti biasa. Sedikit kecewa dirasakan Zein. Selama seminggu kemarin berturut-turut Syifa datang ke rumahnya dan rela memasakkan makanan spesial untuknya. Namun, ia sendiri mengabaikan makanan itu hingga teronggok di kulkas. "Pak Zein Maaf, Bibi baru selesai menjemur pakaian. Apa Pak Zein mau dimasakkan menu lain?" tawar Bi Sumi dengan suara rendah. Ia masih was-was kalau majikannya dalam mood buruk. Bisa jadi dia akan kena semprot seperti Syifa. "Oh, tidak, Bi. Ini Bi Sumi yang masak?" "Iya, tadi pagi bibi masaknya. Kalau Pak Zein mau makanan yang hangat bisa saya panasi atau saya masakkan ulang," lagi bibi menawarkan diri. Ia masih ingat pesan Syifa tentang menu ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29

Bab terbaru

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 42 TAMAT

    S3 Bab 42 "Beginikah caranya menghukum diri sendiri, huh?" "Alea." Irsyad melebarkan matanya. Sedetik kemudian ia mengucek berulang untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah sebuah fatamorgana. "Al, kamu datang?" lirih Irsyad sambil menoleh ke sekitar. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Alea lantas duduk di kursi sebelah Irsyad dengan meja kecil sebagai penghalang. Irsyad berusaha menetralkan deru napasnya. Rasa haru menyeruak. Kesedihan karena memikirkan kebencian Alea terhadap dirinya pun terpatahkan. Nyatanya, Alea masih mau menemuinya. "Ya, aku datang karena ada yang mengundang," ucap Alea dengan wajah datar. Gaya bicaranya tidak sesopan dulu dengan menyebut aku saat bicara. Tatapannya tidak sedikitpun mengarah pada Irsyad. Lelaki itu sadar diri, Alea pasti masih benci padanya. "Kamu tahu Om tinggal di sini?" "Sangat mudah dicari, bukan?" cetus Alea. Irsyad hanya beroh ria. "Aku akan menikah, jadi silakan mau bicara apa?" lanjut Alea. Irsyad menarik napas dalam.

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 41

    S3 Bab 41Sesampainya di rumah, Alea mengucap terima kasih pada Damar dan memaksanya segera pulang. "Alea!" "Mama?!" Perempuan paruh baya yang menanti kedatangannya segera memeluk erat. Ya, Syifa sudah seminggu sakit dan terbaring di tempat tidur merindukan putrinya. "Mama! Maafin Alea. Mama sakit gara-gara Alea, kan?" sesal Alea sambil mengeratkan pelukannya. "Tenanglah, Al. Mamamu sakit bukan karena kamu. Tapi dia ngidam." "Apa?!" "Ishh. Papa nih, nggak usah becanda. Orang anaknya barusan pulang malah dibecandaain." "Maksudnya apa, Pa? Mama ngidam? Mau punya adik bayi?" Alea sudah melototkan matanya horor ke arah papa dan mamanya. Sementara Rendra yang baru saja ikut duduk di sofa hanya bisa terkikik. "Apaan sih, Ren? Kamu ngerti?" "Tuh, Mama ngidam pengin punya mantu, Mbak," celetuk Rendra masih dengan tertawa renyah. "Astaga. Kamu masih SMA udah mau nikah? Awas ya, belajar dulu sana!" "Yeay, siapa juga yang mau nikah. Mbak Alea tuh yang dilamar sama Mas Damar. Mama dan p

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 40

    S3 Bab 40 "Aku mau melamarmu." "Hah?!" Alea ternganga. "Mas Damar sudah gil*. Alisa mau dikemanain coba?" protes Alea. "Alisa mau menyelesaikan kuliahnya dulu. Saat di bandara, Alisa mengikuti kepergian Damar menyusul Alea. Namun, Alisa hanya mendapati Damar yang melangkah lesu di batas ruang masuk penumpang dan pengantar. "Mas Damar? Sudah ketemu Mbak Alea?" "Tidak Lisa. Alea sudah pergi." "Oh, gitu. Kita perlu bicara Mas." "Ya, Lisa." "Kami berdua memutuskan memilih jalan masing-masing terlebih dulu, Al. Siapa yang menemukan jodoh duluan ya tidak apa kalau mau menikah lebih dulu." "Astaga, memangnya kami berdua mainan. Mas Damar gonta ganti melamarku atau Alisa," ucap Alea tak terima. Namun, ia setengah bercanda. "Ya gimana lagi, kalian sama-sama cantik." "Dasar laki-laki!" "Ough. Jangan kasar Al. Kamu masih pakai jurus karatemu?" "Iya lah. Mau dihajar?" "Ampun, Al." Alea tersenyum mengembang. Tiga bulan ia bisa menghilangkan rasa sakit hatinya pada Damar. Hanya mela

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 39

    S3 Bab 39 Dua bulan berlalu, Alea sudah mulai menikmati perannya di tempat tinggal yang baru. Ia kini tinggal di salah satu kota kecil di Austria yakni kota Klagenfurt. Saat sampai di Vienna Internasional Airport, Alea hanya memberi kabar pada keluarganya kalau sudah sampai. Ia meminta izin memberi kabar kembali setelah tiga bulan selesai. Setelah Syifa mengiyakan dengan berat hati, Alea pun menonaktifkan nomernya dan berganti ke nomer lokal. Satu yang tidak dikatakan Alea pada keluarganya adalah tempat akhir yang ia tuju. Keluarga tahunya Alea ada di kota Vienna bukan di Klagenfurt. "Al, masih lama nggak me time kamu?" tanya Aida satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang ada di Klagenfurt. Terhitung sekarang ada dua mahasiswa termasuk Alea. "Kenapa? Kamu terburu, ya?" jawab Alea sambil menikmati pemandangan danau yang membentang luas di depannya. Danau yang biasa dengan sebutan Wörthersee di Klagenfurt memang indah. Dengan berdiri di pinggir danau, Alea bisa melihat pegunungan A

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 38

    S3 Bab 38 "Maaf, Ma. Alea harus pergi. Hanya tiga bulan saja, Alea janji Ma." "Sayang, Papa dan Mama pegang janjimu. Di sana tiga bulan jangan berbuat aneh-aneh. Kamu harus jadi wanita kuat seperti mamamu," pesan Zein. "Iya, Pa, Ma. Alea janji. Jaga diri Mama dan Papa. Alea berangkat sama Rendra saja." "Baiklah, Sayang. Hati-hati, jangan lupa kabari kami kalau sudah sampai di sana," lirih Syifa sambil memeluk erat Alea sebelum pergi meninggalkannya. "Gimana Alea, Pa?" "Ma, Alea anak yang kuat. Kita sebagai orang tua harus mendoakan yang terbaik untuknya. Selalu berprasangka baik sama Allah." Syifa mengangguk lalu menghambur ke pelukan Zein untuk menumpahkan tangisnya. Selama 20tahun ini Syifa tidak pernah ditinggalkan Alea. Justru Syifa yang meninggalkannya saat bertugas menjadi relawan. Namun, kali ini Alea yang pergi membuat hatinya bersedih. "Sayang, ingat Alea pergi untuk menuntut ilmu. Allah akan mengangkat derajat putri kita. Jadi kita tidak pantas bersedih. Kita seharusn

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 37

    S3 Bab 37 Plak! "Keterlaluan kamu, Syad. Begini caramu membalas apa yang sudah kuberikan?! Kamu membalas sakit hatimu karena perasaanmu padaku, kan? Kamu memanfaatkan Alea, putriku?" "Tidak, Fa. Tolong jangan berpikir begitu." "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Kamu pantas mendapat hukuman yang setimpal." Irsyad terhenyak, kekecewaan Syifa menari-nari di wajahnya. Ia merasa terluka karena telah mengecewakan hati Syifa. Perempuan yang sudah menjadi kakak angkatnya. Mengubah kehidupannya yang gelap hingga menjadi terang. Bahkan dulu namanya pernah singgah di hati Irsyad. Malam itu, Irsyad dan Rendra menemukan hotel tempat Alea dibawa Ronald berdasar informasi dari teman Alea bernama Yoga. Irsyad memaksa resepsionis mengecek kamar atas nama Ronald dengan dalih calon istrinya bersama laki-laki itu. Rendra menunggu di lobby, sedangkan Irsyad mencari ke kamar. Sesampainya di kamar yang dituju, Irsyad hanya mendapati Ronald yang membuka pintu dan Alea ada di dalamnya. Tanpa berpi

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 36

    S3 Bab 36 "Maaf, sebaiknya saudara Irsyad menjelaskan di kantor. Karena Pak Ronald sudah memberi keterangan terkait kejadian di hotel malam itu sesuai yang dilaporkan Mbak Alea." "Saya pikir cukup lelaki bernama Ronald itu yang ditangkap, Pak," bela Alea. "Maaf, Mbak Alea. Kami perlu membawa Saudara Irsyad. Sebab dia juga berada di hotel yang sama malam itu." "Apa?!" pekik Alea. "Tenanglah Alea, ini pasti salah paham. Baik, saya akan ikut ke kantor." "Tapi, Syad. Acaranya?" Syifa menagih jawab atas pertanyaan yang sudah bisa ia tebak jawabannya. "Pak, kalau boleh Irsyad datang ke kantor polisi setelah acara akad nikah selesai," bujuk Zein. "Maaf, kami harus membawa saudara Irsyad sekarang juga." Zein tersentak, pun Syifa tidak bisa menahan air mata. Acara sakral putrinya mendadak kacau. Ini tentu tidak masuk dalam perkiraannya. Ia sungguh kasian pada Alea yang mendapat masalah bertubi. "Jangan khawatir Mas, Fa. Aku akan baik-baik saja. Setelah urusan dengan polisi selesai, ak

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 35

    S3 Bab 35 Seminggu berlalu, Irsyad sudah menyelesaikan persiapan akad nikah bersama Alea. Sesuai kesepakatan, keduanya tidak menceritakan pada Syifa dan Zein kalau pernikahan ini dijalani serius. "Om kebayanya bagus, nggak? Udah pas belum?" tanya Alea dengan wajah tak henti-hentinya mengulas senyum. Ia terkadang geli sendiri. Hubungan yang baru mau dibangun dengan Damar kandas, ternyata tergantikan oleh sosok lelaki dewasa yang tidak jauh-jauh dari kehidupannya. "Jelas, cocok, Al. Yang makai juga cantik kok, iya kan, Mbak?" celetuk Irsyad pada petugas butik yang melayani. "Iya, Mbak Alea cantik. Apalagi memakai kebayanya, pas banget deh." "Ishh, Mbak bisa aja." Senyum kembali terukir di bibir Alea sambil memandang sekilas Irsyad yang mengambil jas lalu memakainya. "Sini, Al!" Irsyad melambaikan tangan supaya Alea berdiri di sampingnya. Keduanya berdiri di depan cermin. "Serasi banget, Om," ujar Alea. Namun, senyum Irsyad tiba-tiba surut. Lelaki itu mendekat ke telinga Alea hingg

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 34

    S3 Bab 34 "Al, boleh Us ngobrol sebentar?" tanya Silvi dengan wajah serius. Ia membiarkan Maryam menikmati es krimnya di kursi tak jauh dari keduanya duduk. "Ya, Us." Alea merasa sedikit salah tingkah. Ia menduga Silvi akan bertanya tentang Omnya. "Apa benar Mas Irsyad mau menikahimu?" "Us Silvi sudah tahu?" tanya Alea. Jelas ia hanya berbasa basi. Pastilah Irsyad sudah memberitahu. Sebab sebelumnya Irsyad berencana melamar Silvi. "Mas Irsyad yang ngasih tahu. Sebenarnya Abi sudah berharap Mas Irsyad melamar Us, Al. Maryam juga seneng banget bisa punya ayah baru, tapi...." Ucapan Silvi menggantung saat ponsel Alea tiba-tiba berdering. "Maaf Us sebentar." "Iya benar, tas selempang warna krem." "Gimana, tadi Us? Maaf ada yang menyela," celetuk Alea sambil meletakkan ponselnya ke meja. "Kalian benar-benar akan menikah?" tanya Silvi dengan wajah sendu. "Kamu kan tahu Al, Mas Irsyad baru mau memulai lagi hubungan baik dengan Us. Abi juga sudah menerimanya. Kenapa dia harus merelak

DMCA.com Protection Status