Share

Bab 25A

Author: D Lista
last update Last Updated: 2023-05-28 10:23:39

Bab 25A

Hidup ini bisa berubah hanya dalam sekejap mata. Jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang bisa menentangnya. Sudah sepantasnya sebagai manusia bertawakal dan pasrah pada ketentuan dan ketetapanNya. Namun, Adam masih terpaku pada musibah yang menimpanya tidak cukup sekali. Ia lupa Allah memberikan cobaan pastilah tidak melebihi kemampuan hambaNya.

Syifa meneguk ludahnya. Setitik nyeri hadir karena teringat ucapan Irsyad.

"Bisa saja Zein menyalahkanmu, Fa. Jika sesuatu hal buruk menimpa istrinya."

"Sudahlah, Bi. Sekarang kita siapkan saja, ya. Bibi nggak usah khawatir, Pak Zein masih berkabung."

Syifa mengabaikan sikap Zein yang menurut Bi Sumi bisa menyakitinya. Ia fokus dengan tanggung jawabnya tentang permintaan Ema. Hampir empat puluh menit masakan sudah tersaji di meja. Syifa bernapas lega seolah hutangnya terlunasi.

"Mama! Baunya harum."

Tiba-tiba ada Alea yang datang masih dengan seragam sekolah. Gadis kecil itu diantar Irsyad.

"Fa, Alea minta ke sini."

"Ya, Sy
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 25B

    Bab 25 BSyifa betah melipatkan kedua tangan di meja. Lalu merebahkan kepalanya dengan tumpuan tangannya yang dilipat. Ia memandang jauh ke langit dengan menoleh ke kiri. Tidak ada bintang yang berkelip di sana. Seolah semesta turut merasakan kesedihannya. "Fa. Apa yang terjadi?" Irsyad membawa dua cangkir coklat untuk Syifa dan dirinya. Ia duduk seperti biasa di kursi sebelah Syifa yang terhalang meja."Apa ucapanku kemarin-kemarin sungguh terjadi?" tanya Irsyad dengan hati teriris. Setiap melihat Syifa menangis sedih, ia seolah ikut merasakannya. "Mungkin memang salahku, Syad. Aku tidak mendengarkan ucapanmu." "Benar, Pak Zein menyalahkanmu atas kematian istrinya?" tebak Irsyad. Syifa masih setia menunduk seraya bertumpu di kedua lengannya. "Ya, Syad. Mungkin ini akhir cerita kami. Aku menyerah." "Lalu apa yang mau kamu lakukan, Fa?" Syifa menegakkan tubuhnya. Ia menghirup oksigen sepuasnya. "Aku mau ambil cuti ya. Kamu jaga di klinik sama May. Nanti aku carikan ART untuk ba

    Last Updated : 2023-05-28
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 26A

    Bab 26ADi rumahnya, Zeinmerasakan harinya berbeda. Sejak pagi, rumahnya terasa sepi. Di dapur tidak ada suara denting alat masak. Gegas Zein melongok ke belakang rumah. Ada Bi Sumi yang menjemur pakaian. Zein kembali ke dalam rumah lalu duduk di meja makan. Ia membuka tudung saji hanya ada makanan yang tidak spesial seperti biasa. Sedikit kecewa dirasakan Zein. Selama seminggu kemarin berturut-turut Syifa datang ke rumahnya dan rela memasakkan makanan spesial untuknya. Namun, ia sendiri mengabaikan makanan itu hingga teronggok di kulkas. "Pak Zein Maaf, Bibi baru selesai menjemur pakaian. Apa Pak Zein mau dimasakkan menu lain?" tawar Bi Sumi dengan suara rendah. Ia masih was-was kalau majikannya dalam mood buruk. Bisa jadi dia akan kena semprot seperti Syifa. "Oh, tidak, Bi. Ini Bi Sumi yang masak?" "Iya, tadi pagi bibi masaknya. Kalau Pak Zein mau makanan yang hangat bisa saya panasi atau saya masakkan ulang," lagi bibi menawarkan diri. Ia masih ingat pesan Syifa tentang menu ma

    Last Updated : 2023-05-29
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 26B

    Bab 26BBerbeda dengan Zein yang pikirannya justru kalut. Jantungnya berdebar kencang, pikiran buruk melintas berulang. "Bagaimana keselamatan Syifa? Apa dia akan baik-baik di sana? Aku yakin, Syifa tidak mungkin ke sana." "Pak Zein. Ada apa?" "Eh, nggak, By. Apa Dokter Syifa pernah menyinggung beliau menjadi salah satu anggota tim relawan?" "Saya pikir tidak, Pak. Dokter Syifa tidak mengatakan akan bergabung. Lagipula biasanya yang bergabung kan dokter-dokter baru. Sedangkan Dokter Syifa sudah senior." "Semoga, By."Bobby mengerutkan keningnya. Ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan bosnya. Tiba-tiba saja Zein pamit keluar kantor membawa proposalnya. Melajukan mobilnya dengan kencang, Zein kembali pulang. Sepanjang perjalanan pikirannya tertuju pada kepastian Syifa ikut atau tidak di tim relawan itu. Ia menghubungi ponsel Syifa pun hanya nada operator yang menjawab. Setengah jam, Zein sampai. Ia bukan memarkirkan mobil di depan rumahnya melainkan di depan rumah Syifa. Zein k

    Last Updated : 2023-05-29
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 27A

    Bab 27A"Senang bertemu kembali dengan Dokter Syifa. Dokter cantik dan profesional di rumah sakit ternama." Tangan Helan terulur di depan Syifa yang memandang tak acuh. "Terima kasih," balas Syifa dengan nada dingin disertai senyum kaku. Syifa tidak membalas jabat tangan. Ia justru menangkupkan kedua tangannya hingga laki-laki itu menarik tangannya dengan senyum masam. "Sepertinya kita berjodoh, Dokter." Helan tersenyum hingga dua sudut bibirnya terangkat membentuk bulan sabit. "Sebaiknya buang angan-angan jauh itu, Dok. Di sini bukan tempatnya kasmaran. Kita perlu bekerja sama untuk mencapai satu tujuan." "Tentu saja, Dokter Syifa. Kalau tugas kemanusiaan bisa dibarengi dengan hal itu, kenapa tidak? Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui." Helan mengerlingkan mata sambil beranjak pergi meninggalkan Syifa yang mematung di tempatnya. Ia merasa dongkol karena sampai tidak tahu ada laki-laki itu di tim relawan kali ini. "Halo, Dokter Syifa. Kenalkan saya Rosi, perawat yang dituga

    Last Updated : 2023-05-31
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 27B

    Bab 27B"Bekerjalah dengan senang hati, Dokter. Supaya lelahmu terganti sebagai ibadah," bisik Helan yang duduk di samping Syifa. Sontak saja, Syifa membuang muka ke arah lain sambil ngedumel. "Ishh, bisa-bisanya situasi begini bersikap manis, hufh." Syifa memilih melihat ke arah luar. Pemandangan gunung dan jurang di sekitar jalan yang mereka lewati merupakan tempat yang memicu adrenalin. Sebab di sana merupakan lokasi yang butuh keamanan ketat dari anggota TNI. Selain sikap waspada, di sana Syifa setidaknya bisa terhibur oleh pemandangan yang menakjubkan. Ketegangan pun berkurang. Satu jam, rombongan Syifa sampai di posko 1. Gegas tim medis pimpinan Helan turun dari mobil dan bersiap memeriksa satu persatu anggota TNI. Pengendara mobil jeeb memberi salam pada lelaki berbaju loreng yang pangkatnya terlihat lebih tinggi. "Lapor. Tim medis siap melaksanakan tugas!" "Laksanakan!" "Siap Laksanakan! Mari silakan masuk ke tenda yang disiapkan, Dok!" "Terima kasih," jawab Helan dan S

    Last Updated : 2023-05-31
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 28

    Bab 28"Ini teh gingseng dari Korea. Sebelum ke sini saya ikut kegiatan di sana. Teh khusus untuk kesehatan. Lihat nyamuk di sini berbeda dengan nyamuk di kota tinggal kita, Fa." Helan sedikit khawatir melihat wajah lelah Syifa. Beberapa kali menepuk tubuh untuk menghalau nyamuk. "Ingat kan di sini suka ada wabah malaria. Jangan sampai kita tim medis justru dirawat." "Ya, terima kasih Dokter Helan sudah mengingatkan saya." "Saya yakin kamu masih sendiri kan, Fa?" "Maksud, Dokter Helan?" "Kamu belum balikan sama mantan suamimu, kan? Kamu pasti juga belum menikah lagi." "Jangan mencoba merayu saya, Dok." Helan tergelak, sikapnya sudah bisa ditebak Syifa. "Saya cuma menebak. Jika memang tebakan saya salah, tidak mungkin Dokter Syifa sampai sini. Suamimu tidak mungkin mengizinkan." "Apa Dokter Helan memang merencanakan semua ini. Dokter mengikuti saya sampai sini?" tanya Syifa dengan wajah serius. "Menurutmu?" ungkap Helan dengan senyum mengembang. "Ckkk, sudah saya duga." "Ti

    Last Updated : 2023-06-01
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 29A

    Bab 29A "Siapa tahu kamu takut padaku, jadi pisau itu untuk mempertahankan diri," celetuk Helan. "Astaga, Dok. Jangan bercanda di saat genting begini!" bentak Syifa. "Ini nggak lucu." "Iya-iya maaf. Astaga, mereka hampir mendekati mobil kita. Ayo, cepat, Fa!" "Tunggu, Dok!" Syifa membetulkan tali sepatunya. Keduanya bergegas lari masuk ke hutan. Senja mulai menyapa, suasana hutan mulai sunyi. Cahaya dari sang surya yang menembus pepohonan mulai meredup. "Dok. Dokter Helan." Syifa merasakan jantungnya berdetak kencang. Ia menoleh ke kanan kiri dan belakang tidak mendapati Helan di sana. "Dokter Helan! Dokter di mana?" Syifa panik, pikirannya justru melayang kalau Helan tertangkap pemberontak. Gegas ia menelusuri kembali jalan tadi. "Syukurlah. Dokter Helan menakuti saya? Kenapa malah berhenti di situ?" ungkap Syifa dari jarak sekitar 50 meter. Ia hendak mendekat, tetapi Helan berteriak. "Awas, Fa! Jangan mendekat! Kamu pergilah mencari pertolongan. Saya tetap di sini berjaga

    Last Updated : 2023-06-02
  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   Bab 29B

    "Syad, katakan di mana kantor relawan tempat Syifa bergabung?" tanya Zein sedikit memaksa. "Buat apa? Bukannya Anda tidak peduli pada mantan?" balas Irsyad sinis. "Tolong beritahu saya! Saya bukannya tidak peduli, tapi saya...." Zein menyugar kasar rambutnya. Situasi buruk begini akan susah menjelaskan pada Irsyad. "Saya ingin mencari kabar Syifa. Saya ingin dia selamat." "Buat apa? Supaya bisa Anda sakiti lagi, huh? Saya tidak akan mengatakan infonya. Saya yang akan memastikan Syifa selamat tanpa melibatkan Anda." Irsyad meninggalkan Zein yang duduk termangu di sofa ruang tamu. Bi Sumi menatap sedih majikannya. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa. Di saat pikirannya kalut, Zein teringat proposal yang ditunjukkan Bobby. Gegas ia mencari proposal yang disimpannya. Zein membaca informasi tentang kantor relawan yang memberangkatkan Syifa. Tanpa pikir panjang, malam ini juga Zein meluncur ke kantor tersebut. "Hati-hati Pak Zein! Semoga Dokter Syifa baik-baik saja." "Terimakasih, B

    Last Updated : 2023-06-04

Latest chapter

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 42 TAMAT

    S3 Bab 42 "Beginikah caranya menghukum diri sendiri, huh?" "Alea." Irsyad melebarkan matanya. Sedetik kemudian ia mengucek berulang untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah sebuah fatamorgana. "Al, kamu datang?" lirih Irsyad sambil menoleh ke sekitar. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Alea lantas duduk di kursi sebelah Irsyad dengan meja kecil sebagai penghalang. Irsyad berusaha menetralkan deru napasnya. Rasa haru menyeruak. Kesedihan karena memikirkan kebencian Alea terhadap dirinya pun terpatahkan. Nyatanya, Alea masih mau menemuinya. "Ya, aku datang karena ada yang mengundang," ucap Alea dengan wajah datar. Gaya bicaranya tidak sesopan dulu dengan menyebut aku saat bicara. Tatapannya tidak sedikitpun mengarah pada Irsyad. Lelaki itu sadar diri, Alea pasti masih benci padanya. "Kamu tahu Om tinggal di sini?" "Sangat mudah dicari, bukan?" cetus Alea. Irsyad hanya beroh ria. "Aku akan menikah, jadi silakan mau bicara apa?" lanjut Alea. Irsyad menarik napas dalam.

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 41

    S3 Bab 41Sesampainya di rumah, Alea mengucap terima kasih pada Damar dan memaksanya segera pulang. "Alea!" "Mama?!" Perempuan paruh baya yang menanti kedatangannya segera memeluk erat. Ya, Syifa sudah seminggu sakit dan terbaring di tempat tidur merindukan putrinya. "Mama! Maafin Alea. Mama sakit gara-gara Alea, kan?" sesal Alea sambil mengeratkan pelukannya. "Tenanglah, Al. Mamamu sakit bukan karena kamu. Tapi dia ngidam." "Apa?!" "Ishh. Papa nih, nggak usah becanda. Orang anaknya barusan pulang malah dibecandaain." "Maksudnya apa, Pa? Mama ngidam? Mau punya adik bayi?" Alea sudah melototkan matanya horor ke arah papa dan mamanya. Sementara Rendra yang baru saja ikut duduk di sofa hanya bisa terkikik. "Apaan sih, Ren? Kamu ngerti?" "Tuh, Mama ngidam pengin punya mantu, Mbak," celetuk Rendra masih dengan tertawa renyah. "Astaga. Kamu masih SMA udah mau nikah? Awas ya, belajar dulu sana!" "Yeay, siapa juga yang mau nikah. Mbak Alea tuh yang dilamar sama Mas Damar. Mama dan p

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 40

    S3 Bab 40 "Aku mau melamarmu." "Hah?!" Alea ternganga. "Mas Damar sudah gil*. Alisa mau dikemanain coba?" protes Alea. "Alisa mau menyelesaikan kuliahnya dulu. Saat di bandara, Alisa mengikuti kepergian Damar menyusul Alea. Namun, Alisa hanya mendapati Damar yang melangkah lesu di batas ruang masuk penumpang dan pengantar. "Mas Damar? Sudah ketemu Mbak Alea?" "Tidak Lisa. Alea sudah pergi." "Oh, gitu. Kita perlu bicara Mas." "Ya, Lisa." "Kami berdua memutuskan memilih jalan masing-masing terlebih dulu, Al. Siapa yang menemukan jodoh duluan ya tidak apa kalau mau menikah lebih dulu." "Astaga, memangnya kami berdua mainan. Mas Damar gonta ganti melamarku atau Alisa," ucap Alea tak terima. Namun, ia setengah bercanda. "Ya gimana lagi, kalian sama-sama cantik." "Dasar laki-laki!" "Ough. Jangan kasar Al. Kamu masih pakai jurus karatemu?" "Iya lah. Mau dihajar?" "Ampun, Al." Alea tersenyum mengembang. Tiga bulan ia bisa menghilangkan rasa sakit hatinya pada Damar. Hanya mela

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 39

    S3 Bab 39 Dua bulan berlalu, Alea sudah mulai menikmati perannya di tempat tinggal yang baru. Ia kini tinggal di salah satu kota kecil di Austria yakni kota Klagenfurt. Saat sampai di Vienna Internasional Airport, Alea hanya memberi kabar pada keluarganya kalau sudah sampai. Ia meminta izin memberi kabar kembali setelah tiga bulan selesai. Setelah Syifa mengiyakan dengan berat hati, Alea pun menonaktifkan nomernya dan berganti ke nomer lokal. Satu yang tidak dikatakan Alea pada keluarganya adalah tempat akhir yang ia tuju. Keluarga tahunya Alea ada di kota Vienna bukan di Klagenfurt. "Al, masih lama nggak me time kamu?" tanya Aida satu-satunya mahasiswa dari Indonesia yang ada di Klagenfurt. Terhitung sekarang ada dua mahasiswa termasuk Alea. "Kenapa? Kamu terburu, ya?" jawab Alea sambil menikmati pemandangan danau yang membentang luas di depannya. Danau yang biasa dengan sebutan Wörthersee di Klagenfurt memang indah. Dengan berdiri di pinggir danau, Alea bisa melihat pegunungan A

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 38

    S3 Bab 38 "Maaf, Ma. Alea harus pergi. Hanya tiga bulan saja, Alea janji Ma." "Sayang, Papa dan Mama pegang janjimu. Di sana tiga bulan jangan berbuat aneh-aneh. Kamu harus jadi wanita kuat seperti mamamu," pesan Zein. "Iya, Pa, Ma. Alea janji. Jaga diri Mama dan Papa. Alea berangkat sama Rendra saja." "Baiklah, Sayang. Hati-hati, jangan lupa kabari kami kalau sudah sampai di sana," lirih Syifa sambil memeluk erat Alea sebelum pergi meninggalkannya. "Gimana Alea, Pa?" "Ma, Alea anak yang kuat. Kita sebagai orang tua harus mendoakan yang terbaik untuknya. Selalu berprasangka baik sama Allah." Syifa mengangguk lalu menghambur ke pelukan Zein untuk menumpahkan tangisnya. Selama 20tahun ini Syifa tidak pernah ditinggalkan Alea. Justru Syifa yang meninggalkannya saat bertugas menjadi relawan. Namun, kali ini Alea yang pergi membuat hatinya bersedih. "Sayang, ingat Alea pergi untuk menuntut ilmu. Allah akan mengangkat derajat putri kita. Jadi kita tidak pantas bersedih. Kita seharusn

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 37

    S3 Bab 37 Plak! "Keterlaluan kamu, Syad. Begini caramu membalas apa yang sudah kuberikan?! Kamu membalas sakit hatimu karena perasaanmu padaku, kan? Kamu memanfaatkan Alea, putriku?" "Tidak, Fa. Tolong jangan berpikir begitu." "Jangan pernah muncul lagi di hadapanku! Kamu pantas mendapat hukuman yang setimpal." Irsyad terhenyak, kekecewaan Syifa menari-nari di wajahnya. Ia merasa terluka karena telah mengecewakan hati Syifa. Perempuan yang sudah menjadi kakak angkatnya. Mengubah kehidupannya yang gelap hingga menjadi terang. Bahkan dulu namanya pernah singgah di hati Irsyad. Malam itu, Irsyad dan Rendra menemukan hotel tempat Alea dibawa Ronald berdasar informasi dari teman Alea bernama Yoga. Irsyad memaksa resepsionis mengecek kamar atas nama Ronald dengan dalih calon istrinya bersama laki-laki itu. Rendra menunggu di lobby, sedangkan Irsyad mencari ke kamar. Sesampainya di kamar yang dituju, Irsyad hanya mendapati Ronald yang membuka pintu dan Alea ada di dalamnya. Tanpa berpi

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 36

    S3 Bab 36 "Maaf, sebaiknya saudara Irsyad menjelaskan di kantor. Karena Pak Ronald sudah memberi keterangan terkait kejadian di hotel malam itu sesuai yang dilaporkan Mbak Alea." "Saya pikir cukup lelaki bernama Ronald itu yang ditangkap, Pak," bela Alea. "Maaf, Mbak Alea. Kami perlu membawa Saudara Irsyad. Sebab dia juga berada di hotel yang sama malam itu." "Apa?!" pekik Alea. "Tenanglah Alea, ini pasti salah paham. Baik, saya akan ikut ke kantor." "Tapi, Syad. Acaranya?" Syifa menagih jawab atas pertanyaan yang sudah bisa ia tebak jawabannya. "Pak, kalau boleh Irsyad datang ke kantor polisi setelah acara akad nikah selesai," bujuk Zein. "Maaf, kami harus membawa saudara Irsyad sekarang juga." Zein tersentak, pun Syifa tidak bisa menahan air mata. Acara sakral putrinya mendadak kacau. Ini tentu tidak masuk dalam perkiraannya. Ia sungguh kasian pada Alea yang mendapat masalah bertubi. "Jangan khawatir Mas, Fa. Aku akan baik-baik saja. Setelah urusan dengan polisi selesai, ak

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 35

    S3 Bab 35 Seminggu berlalu, Irsyad sudah menyelesaikan persiapan akad nikah bersama Alea. Sesuai kesepakatan, keduanya tidak menceritakan pada Syifa dan Zein kalau pernikahan ini dijalani serius. "Om kebayanya bagus, nggak? Udah pas belum?" tanya Alea dengan wajah tak henti-hentinya mengulas senyum. Ia terkadang geli sendiri. Hubungan yang baru mau dibangun dengan Damar kandas, ternyata tergantikan oleh sosok lelaki dewasa yang tidak jauh-jauh dari kehidupannya. "Jelas, cocok, Al. Yang makai juga cantik kok, iya kan, Mbak?" celetuk Irsyad pada petugas butik yang melayani. "Iya, Mbak Alea cantik. Apalagi memakai kebayanya, pas banget deh." "Ishh, Mbak bisa aja." Senyum kembali terukir di bibir Alea sambil memandang sekilas Irsyad yang mengambil jas lalu memakainya. "Sini, Al!" Irsyad melambaikan tangan supaya Alea berdiri di sampingnya. Keduanya berdiri di depan cermin. "Serasi banget, Om," ujar Alea. Namun, senyum Irsyad tiba-tiba surut. Lelaki itu mendekat ke telinga Alea hingg

  • Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri   S3 Bab 34

    S3 Bab 34 "Al, boleh Us ngobrol sebentar?" tanya Silvi dengan wajah serius. Ia membiarkan Maryam menikmati es krimnya di kursi tak jauh dari keduanya duduk. "Ya, Us." Alea merasa sedikit salah tingkah. Ia menduga Silvi akan bertanya tentang Omnya. "Apa benar Mas Irsyad mau menikahimu?" "Us Silvi sudah tahu?" tanya Alea. Jelas ia hanya berbasa basi. Pastilah Irsyad sudah memberitahu. Sebab sebelumnya Irsyad berencana melamar Silvi. "Mas Irsyad yang ngasih tahu. Sebenarnya Abi sudah berharap Mas Irsyad melamar Us, Al. Maryam juga seneng banget bisa punya ayah baru, tapi...." Ucapan Silvi menggantung saat ponsel Alea tiba-tiba berdering. "Maaf Us sebentar." "Iya benar, tas selempang warna krem." "Gimana, tadi Us? Maaf ada yang menyela," celetuk Alea sambil meletakkan ponselnya ke meja. "Kalian benar-benar akan menikah?" tanya Silvi dengan wajah sendu. "Kamu kan tahu Al, Mas Irsyad baru mau memulai lagi hubungan baik dengan Us. Abi juga sudah menerimanya. Kenapa dia harus merelak

DMCA.com Protection Status