Beranda / Rumah Tangga / Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat / Keretakan yang Semakin Dalam

Share

Keretakan yang Semakin Dalam

Penulis: Fafafe 36
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 06:36:27

Rania duduk termenung di sudut ruang tamu. Pikirannya berkelana jauh, memikirkan segala yang telah terjadi dalam hidupnya. Meski Yoga baru saja berangkat kerja, bayangan Rendy terus menghantui pikirannya. Hatinya kacau, terbelah antara perasaan bersalah pada Yoga dan kenyamanan yang ia rasakan saat bersama Rendy. Setiap kali Rendy tersenyum, memberikan perhatian yang Yoga tak pernah berikan, Rania merasa hangat. Namun, ada suara kecil di dalam dirinya yang selalu mengingatkan bahwa semua ini salah.

Sementara itu, di tempat lain, Yoga tengah duduk di kantor dengan tumpukan dokumen di hadapannya. Namun pikirannya tidak tertuju pada pekerjaan. Hari-hari belakangan ini terasa berbeda. Sikap dingin Rania, keheningan yang semakin lama semakin menyiksa, membuat Yoga berpikir keras. "Apa yang salah dariku? Apa aku terlalu sibuk? Terlalu jauh?" Yoga merenung dalam-dalam. Ia mulai menyadari bahwa selama ini dia terjebak dalam rutinitas, lupa memberi perhatian yang cukup pada istrinya. Ia tahu,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Rania Terpuruk

    Malam itu, Rania duduk sendirian di tepi ranjang, memandangi jendela dengan pikiran yang kacau. Semuanya terasa semakin berat. Hatinya seperti terpecah, terombang-ambing antara pernikahan yang kian rapuh dengan Yoga dan perasaan nyaman yang terus tumbuh bersama Rendy. Setiap kali Yoga mencoba mendekatinya, Rania hanya merasa semakin jauh. Rasa bersalah yang dia pendam kian menyiksanya.Teleponnya bergetar lagi, pesan dari Rendy masuk, mengingatkannya bahwa dia selalu ada untuk mendengarkan. Rania terdiam sejenak, mempertimbangkan pilihan yang dia punya. Akhirnya, tanpa banyak berpikir, dia mengetik balasan singkat."Aku butuh bicara. Bisa ketemu sekarang?"Tak butuh waktu lama bagi Rendy untuk merespons, setuju dengan segera. Dalam hatinya, Rania tahu ini bukan keputusan yang bijak, tapi dia sudah terlalu lelah menahan semuanya sendiri.---Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang sepi, jauh dari keramaian kota. Suasana dingin malam itu seakan mencerminkan kegundahan hati Rania. Duduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Bertemu Rendy

    Malam itu, suasana di kafe terasa sunyi. Hanya suara denting gelas dan gemericik hujan di luar yang menemani pertemuan mereka. Rania duduk di sudut meja, menatap kosong pada cangkir kopinya yang hampir tak tersentuh. Jantungnya berdebar keras, tak sanggup menahan kegelisahan yang terus menghantui pikirannya. Di depannya, Rendy menatapnya serius, tak ada lagi senyum ramah yang biasa dia tunjukkan."Ran," Rendy memecah kesunyian, suaranya pelan namun tegas. "Aku nggak bisa terus begini."Rania menatap Rendy dengan bingung, meski sebenarnya dia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini. Namun, mendengar langsung dari mulut Rendy membuatnya semakin sulit bernapas. Dia mencoba menahan perasaannya, namun suara Rendy yang begitu pasti menusuk hatinya."Apa maksudmu, Ren?" Rania bertanya, walau dia tahu jawabannya tak akan mudah diterima.Rendy menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, matanya tak pernah lepas dari wajah Rania. "Aku butuh kepastian, Ran. Aku nggak bisa terus berada di posi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Pertengkaran Besar

    Rania duduk di sudut sofa, tangannya menggenggam erat kain rok yang dipakainya. Di depannya, Yoga berjalan mondar-mandir seperti harimau yang terperangkap, matanya merah menyala penuh amarah yang ditahan. Suasana di dalam rumah itu terasa tegang, seakan udara pun enggan bergerak."Kamu nggak bisa terus diam seperti ini, Rania. Kamu pikir semua ini bisa selesai tanpa bicara?" suara Yoga bergetar, penuh kemarahan yang jelas-jelas ditahannya selama ini.Rania menelan ludah, mencoba menenangkan hatinya. Dia tahu bahwa pertengkaran ini tak terelakkan lagi, tapi dia belum siap menghadapi semuanya."Aku nggak bermaksud menyakitimu, Mas…" Rania memulai dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan."Tidak bermaksud?" Yoga tersenyum pahit, memotong ucapannya. "Kamu bilang nggak bermaksud, tapi kamu tetap melakukannya! Kenapa, Ran? Apa yang kurang dariku? Apa aku terlalu sibuk, terlalu dingin, terlalu... apa!" suaranya pecah dengan nada frustasi.Rania menunduk, matanya berkaca-kaca. Dia tidak ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Keputusan yang Sulit

    Rania berdiri di depan cermin, menatap bayangannya dengan tatapan kosong. Matanya bengkak akibat terlalu banyak menangis, dan wajahnya terlihat lebih tua dari biasanya, terbebani oleh dilema besar yang terus menghantui pikirannya."Aku harus memilih," bisiknya kepada bayangan dirinya. "Tapi siapa yang akan benar-benar membahagiakanku?"Pikirannya berkelana, merenungi segala hal yang telah terjadi. Ia teringat bagaimana awal mula pernikahannya dengan Yoga. Tidak sempurna, tapi ada rasa aman dalam hubungan mereka. Mereka membangun sesuatu yang tampak kuat di luar, meskipun mungkin tidak begitu di dalam. Pernikahan mereka adalah komitmen yang didasarkan pada pilihan keluarga, sesuatu yang sulit dibangun tanpa dasar cinta yang kuat sejak awal.Namun, di tengah pernikahan yang terasa kering, Rendy datang. Dia membawa kehangatan yang telah lama hilang dari hidup Rania. Bersama Rendy, Rania merasa hidup kembali, seperti ada bagian dari dirinya yang telah lama terabaikan. Tapi, apakah rasa ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Waktu untuk Berpisah

    Setelah kepergian Ratih, suasana kembali tegang. Rania berusaha keras menata pikirannya, sementara Yoga berdiri di hadapannya dengan wajah yang terlihat letih. Sisa percakapan yang tertunda tadi kembali menghantui, dan keduanya tahu, kali ini tak ada lagi yang bisa menghentikan perbincangan yang mendesak untuk diungkapkan."Ran," Yoga mulai bicara lagi, kali ini suaranya lebih berat, hampir seperti bisikan. "Aku nggak bisa terus begini. Kita berdua sama-sama tahu ada sesuatu yang salah."Rania hanya diam, menunduk, merasa bebannya semakin berat. Hatinya penuh dengan keraguan, antara rasa bersalah dan ketertarikannya yang semakin dalam kepada Rendy."Aku juga ngerasa begitu, Mas," jawab Rania akhirnya, suaranya parau. "Tapi... aku nggak tahu apa yang harus kita lakukan sekarang."Yoga menatapnya lama, mencari jawaban di balik mata istrinya. Dia bisa merasakan jarak yang semakin lebar di antara mereka. Ada sesuatu yang sudah berubah, dan itu bukan hanya tentang kesibukan atau masalah ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   membali atau Akhiri

    Perpisahan yang disepakati Yoga dan Rania ternyata membawa mereka ke dalam momen-momen refleksi mendalam. Waktu yang mereka habiskan terpisah menjadi kesempatan bagi keduanya untuk merenungi arti pernikahan mereka dan apa yang mereka inginkan di masa depan.Yoga, di apartemen kecilnya, menghabiskan malam-malam panjang memikirkan semua yang terjadi. Dia merasakan penyesalan mendalam. Selama ini, dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, dengan pekerjaannya, dan kadang-kadang lupa bahwa ada seseorang yang selalu menunggunya di rumah. Namun, selama masa perpisahan ini, dia menyadari betapa berharganya Rania dalam hidupnya."Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri," bisik Yoga pada dirinya sendiri suatu malam, sambil menatap langit-langit. "Aku lupa bahwa Rania butuh kehadiranku. Dia butuh cinta dan perhatian, bukan hanya status sebagai suami."Yoga memutuskan untuk berubah. Dia tak mau lagi membiarkan hubungannya hancur tanpa perjuangan. Mungkin perpisahan ini adalah sebuah ujian, tapi i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Rekonsiliasi atau Perpisahan

    Rania duduk di sofa, matanya menatap kosong ke dinding. Pikirannya melayang jauh, kembali ke momen-momen bahagia yang pernah ia lalui bersama Yoga. Namun, bayangan pertengkaran mereka yang baru saja terjadi terus menghantuinya. Saat ini, mereka berdua telah memutuskan untuk mengambil langkah seriusserius, menghadiri sesi konseling pasangan lagi.Yoga masuk ke ruang tamu, terlihat canggung dengan sedikit kerutan di keningnya. "Kita siap, Ran?" tanyanya, suara sedikit ragu.Rania mengangguk, meski jantungnya berdebar. "Aku harap ini bisa membantu kita," ujarnya pelan. Meskipun dia merasa tertekan, dia juga merasakan harapan yang kecil.Di kantor konselor, suasana terasa formal namun hangat. Mereka duduk berhadapan, dan konselor mulai berbicara. "Hari ini, saya ingin kalian berdua saling berbagi tentang perasaan masing-masing. Mari kita mulai dari apa yang kalian rasakan ketika ada konflik."Rania menatap Yoga, kemudian menunduk sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku merasa kita ser

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Pilihan terakhir

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Rania tahu bahwa keputusan yang akan ia buat hari ini akan menentukan masa depannya. Pikirannya terus berputar tentang segala hal yang telah terjadi, pertengkaran dengan Yoga, perasaannya terhadap Rendy, dan harapan akan kehidupan yang lebih bahagia. Di satu sisi, ia tak bisa mengabaikan hubungan emosional yang telah ia bangun dengan Rendy, namun di sisi lain, sejarah dan cinta yang pernah ia bagikan dengan Yoga tak bisa begitu saja dihapus.Rania berdiri di depan cermin di kamar tidurnya, menatap bayangannya dengan tatapan kosong. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum pertemuan penting yang akan segera berlangsung. "Aku harus memutuskan hari ini," bisiknya kepada dirinya sendiri. "Dan apa pun yang kupilih, itu harus kutanggung dengan sepenuh hati."Saat Rania tiba di kafe tempat dia dan Rendy sering bertemu, suasana terasa lebih berat dari biasanya. Rendy sudah duduk di sana, menatap kosong pada cangkir kopinya. Ketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Perpisahan yang Menyembuhkan

    Malam itu, hujan turun dengan deras. Raka duduk di balik meja kerjanya dengan wajah yang kusut. Berkas-berkas hasil penyelidikan Rey berserakan di hadapannya. Semua petunjuk, semua bukti, mengarah pada satu hal yang tak pernah ia duga, Elina.Rey masuk dengan jas basah kuyup, napasnya terengah-engah. "Raka, gue udah nemuin semuanya. Tapi lo harus siap denger ini."Raka menatap Rey dengan mata penuh kecemasan. "Katakan, Rey."Rey menarik napas panjang sebelum berbicara. "Elina bukan orang yang lo kira. Dia bukan sekadar gadis biasa yang lo temui di restoran itu. Dia… adalah adik kandung dari seseorang yang selama ini lo hindari. Dia adik kandung Rian."Raka terdiam. Kepalanya terasa berputar, jantungnya berdegup kencang. "Apa maksud lo, Rey? Rian udah lama pergi. Kenapa Elina nggak pernah bilang apa-apa sama gue?""Karena Rian meninggalkan pesan untuk Elina sebelum dia pergi. Pesan itu adalah… untuk mendekati lo. Untuk memastikan lo tidak pernah menemukan satu kebenaran penting yang Ri

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Jejak

    Langit malam masih pekat ketika Raka tiba di salah satu kafe kecil di pinggiran kota. Tempat itu jauh dari keramaian, cocok untuk sebuah pertemuan yang bersifat rahasia. Lampu temaram dan musik jazz pelan menambah kesan misterius pada suasana malam itu.Seorang pria dengan jaket kulit hitam duduk di sudut ruangan, wajahnya sedikit tertutup oleh topi. Raka langsung mengenalinya dan berjalan mendekat."Rey?" panggil Raka pelan.Pria itu menoleh, senyum kecil terukir di wajahnya. "Raka. Lama kita nggak ketemu, ya."Rey, sahabat lama Raka saat SMA, kini adalah seorang detektif swasta. Raka tahu jika ada seseorang yang bisa ia percaya untuk mengusut masalah ini, orang itu adalah Rey.Mereka bersalaman erat sebelum duduk berhadapan."Gue nggak nyangka lo bakal jadi detektif, Rey," ucap Raka dengan senyum kecil.Rey mengangkat bahu santai. "Hidup membawa gue ke jalan ini. Jadi, masalah apa yang bikin lo sampai manggil gue jam segini, Raka?"Raka mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Bayangan

    Malam itu, Raka baru saja keluar dari kantor setelah lembur menyelesaikan proyek besar yang sudah mendekati tenggat waktu. Jalanan sudah lengang, hanya beberapa mobil berlalu lalang di depan gedung kantor tempatnya bekerja.Ia berjalan menuju mobilnya di area parkir basement. Langkahnya terhenti sejenak ketika mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Raka menoleh, namun hanya melihat barisan mobil yang terparkir rapi."Mungkin cuma perasaanku," gumamnya sambil membuka pintu mobil.Namun, sebelum ia masuk, matanya menangkap sesuatu yang aneh di kaca spion, sebuah amplop kecil terselip di wiper mobilnya. Raka meraihnya dengan hati-hati dan membuka amplop itu di dalam mobil."Berhati-hatilah, Raka. Tidak semua orang yang tersenyum padamu benar-benar tulus. Aku selalu memperhatikanmu."Raka mengernyit. Tulisan tangan itu tampak rapi tapi memberi kesan misterius. Siapa yang menulis ini? Kenapa ada kesan mengancam?Ia meletakkan surat itu di dashboard dan menyalakan mesin mobil, mencoba

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Malam Itu

    Sore itu, Raka mengantar Elina pulang. Mereka berpisah dengan senyum di wajah masing-masing, tanpa menyadari bayang-bayang misterius yang terus mengawasi mereka.Raka melajukan mobilnya menuju rumah dengan pikiran yang dipenuhi kehangatan dari pertemuannya dengan Elina. Namun, di persimpangan jalan, sebuah motor besar melaju cepat dan memotong jalannya secara tiba-tiba. Raka terpaksa menginjak rem mendadak, tubuhnya terdorong ke depan bersama suara decitan ban yang memekakkan telinga.Pengendara motor itu berhenti sejenak di depan mobil Raka. Helm hitam pekatnya menutupi wajahnya, membuat Raka tidak bisa melihat siapa sosok di balik helm tersebut. Mereka saling berhadapan beberapa detik sebelum motor itu melaju kencang dan menghilang di tikungan."Apa-apaan itu?" gumam Raka sambil memukul setirnya pelan. Jantungnya masih berdetak cepat akibat kejadian barusan.---Sesampainya di rumah, Rania menyambut Raka dengan wajah penuh kekhawatiran."Raka, kamu kenapa? Mukamu pucat banget!" ujar

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Awan Gelap

    Suasana pusat perbelanjaan siang itu cukup ramai. Elina berjalan santai di lorong toko, ditemani seorang pria bertubuh tinggi dengan kemeja biru muda yang tampak rapi. Mereka sesekali tertawa kecil sambil berbincang.Di sudut lain, Raka yang kebetulan datang untuk membeli hadiah ulang tahun Adam berhenti sejenak. Pandangannya terpaku pada sosok Elina yang sedang tersenyum cerah di hadapan pria asing itu. Detak jantungnya berpacu lebih cepat."Siapa dia…?" gumam Raka lirih.Pria itu tampak mengambil tas belanjaan Elina dengan sigap, lalu berjalan bersamanya menuju kafe terdekat. Raka mengepalkan tangannya, napasnya terasa berat. Ia ingin mendekat, tapi kakinya seperti terpaku di tempat."Elina… Kenapa kamu nggak pernah cerita tentang dia?" desisnya dengan nada kecewa.Tanpa pikir panjang, Raka berbalik arah dan melangkah pergi dengan cepat.---Elina duduk sambil menyeruput segelas kopi di hadapan pria bernama Rendi, seorang sepupunya yang baru saja pulang dari luar negeri. Mereka memb

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Akhir Sebuah Rahasia

    Ruang tamu rumah keluarga Raka terasa lebih hangat malam itu. Semua anggota keluarga telah berkumpul, termasuk orang tua Elina. Yoga dan Rania duduk berdampingan, sementara ayah dan ibu Elina, Pak Arman dan Bu Ratna, duduk di seberang mereka. Raka dan Elina duduk di tengah, keduanya tampak cemas namun saling menggenggam tangan untuk saling menenangkan.Suasana terasa tegang sebelum akhirnya Pak Arman memecah keheningan."Terima kasih sudah mengundang kami malam ini, Yoga. Aku pikir ini memang saatnya kita bicara terbuka."Yoga mengangguk pelan, sorot matanya tajam namun penuh kehati-hatian. "Terima kasih sudah datang, Arman. Kita sudah terlalu lama membiarkan rahasia ini membebani kita. Ini saatnya kita biarkan anak-anak kita berjalan di jalan yang mereka pilih sendiri."Rania menatap suaminya dengan penuh dukungan. Sementara itu, Elina menatap ayahnya dengan wajah bingung. "Papa, maksudnya apa? Apa yang sebenarnya terjadi antara keluarga kita dan keluarga Raka?"Pak Arman menarik nap

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Rahasia yang Tersembunyi

    Sudah lewat tengah malam ketika Raka duduk di balkon kamarnya. Angin malam dingin menerpa wajahnya, tapi pikirannya terlalu penuh untuk merasakan udara yang menusuk tulang. Ponselnya bergetar pelan di genggaman tangannya, pesan dari Elina."[Kita harus bicara. Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku.]"Raka memejamkan mata. Ia tahu momen ini akan tiba. Hubungannya dengan Elina selama ini berjalan di antara rahasia besar yang membentang seperti jurang di antara mereka.---Keesokan Harinya, di Sebuah Taman Kota, Raka menunggu di bangku kayu di tengah taman yang sepi. Daun-daun berguguran, menandakan musim berganti. Elina datang dengan langkah cepat dan wajah penuh tanda tanya."Raka... apa sebenarnya yang kamu sembunyikan? Aku merasa ada sesuatu yang belum kamu katakan."Raka menatap mata Elina dengan dalam, mencoba mencari kekuatan di sana."Elina, mungkin setelah ini kamu akan membenciku, atau mungkin malah pergi meninggalkanku. Tapi aku harus jujur."Elina menggigit bibirn

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Jejak Masa Lalu

    Raka terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapan Elina. Nama ayahnya, Yoga, disebut dengan begitu santai dalam cerita Elina. Apakah ini hanya kebetulan, atau ada sesuatu yang lebih besar di baliknya?"Pak Yoga? Maksudmu... ayahmu mengenal Papa-ku?" tanya Raka dengan hati-hati.Elina mengangguk pelan sambil mengaduk kopinya. "Iya. Aku tidak tahu detailnya, tapi dulu waktu aku kecil, aku pernah dengar percakapan antara Papa dan Mama tentang bisnis mereka dengan seseorang bernama Yoga. Tapi setelah itu, nama itu jarang disebut lagi."Raka mencoba tetap tenang meskipun pikirannya berkecamuk. "Apakah ada masalah di antara mereka?"Elina menggeleng. "Aku nggak yakin. Papa jarang cerita hal-hal seperti itu. Tapi... sepertinya hubungan mereka tidak berjalan baik di akhir-akhir."Percakapan mereka berlanjut dengan topik yang lebih ringan, tetapi Raka tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ayah Elina ternyata memiliki hubungan dengan ayahnya. Sebuah pertanyaan besar menggantung di benaknya. Apakah ada

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Setelah Beberapa Tahun

    Waktu berlalu begitu cepat, hujan rintik-rintik menyambut sore itu. Rania sibuk di dapur, memastikan makanan kesukaan Raka tersedia, sementara Yoga duduk di ruang tamu bersama Adam dan Arka, yang kini sudah remaja."Kak Raka pasti kaget lihat rumah kita nggak banyak berubah," Arka berkomentar sambil melirik Adam.Adam mengangguk. "Tapi mungkin dia lebih kangen sama kamar lamanya."Terdengar deru mobil di halaman. Semua serentak berdiri, bersiap menyambut sosok yang selama ini hanya bisa mereka lihat melalui panggilan video.Pintu depan terbuka, dan Raka masuk dengan senyuman lebar, mengenakan kemeja hitam rapi. "Aku pulang."Rania langsung memeluknya erat. "Akhirnya, Nak. Kamu nggak tahu betapa Mama kangen sama kamu."Yoga menepuk bahu Raka dengan bangga. "Selamat datang kembali, Nak. Kami semua bangga sama kamu."Adam dan Arka langsung merangkul kakaknya bergantian. "Kak Raka, gimana rasanya tinggal di luar negeri? Kamu bawa oleh-oleh, kan?" goda Adam, membuat suasana menjadi lebih r

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status