Sean sudah kembali ke New York, beberapa hari dia mengawasi rumah tuan Folke tapi tak ada hasil.Banyak pekerjaan yang ditinggalkan di New York sangat membutuhkan perhatiannya.Dengan terpaksa Sean harus meninggalkan Jerman tapi dia berjanji akan kembali untuk menemukan Princes.Namun kesibukannya itu tidak membuat Sean sejenak bisa melupakan Princes.Dia malah semakin bingung, kesal dan marah yang entah harus dilampiaskan kepada siapa jadi seharian ini Sean uring-uringan di kantor.Beberapa kepala divisi dan Ariana mendapatkan pelampiasan amarah Sean.Sean sempat mengamuk di tengah rapat siang ini di mana semestinya kantor sudah libur musim dingin. Ketika senja tiba, Sean belum bisa beranjak dari kursi kebesarannya.Dia masih berkutat dengan angka pada layar komputer.Sampai akhirnya hari sudah gelap, dia baru berhasil menyelesaikan pekerjaannya.Detik berikutnya bayangan Princes muncul kembali membuat Sean ingin segera menemukan Princes.Sean melamun, dia berpikir banyak hal mengen
Hari libur telah tiba, semua orang pasti berkumpul bersama keluarga tercinta dan merasakan bahagia.Tapi tidak dengan Sean yang masih diselimuti gundah karena belum bisa bertemu dengan Princes.Sean berkunjung ke rumah Mommy karena beliau sendirian dan sedang tidak ingin liburan bersama para sahabatnya.Mungkin bosan karena semenjak menjanda, mommy menghabiskan banyak waktu untuk berlibur bersama teman sesama sosialita New York.Daddy pergi tanpa membawa sepeser pun hartanya yang dia berikan semua kepada mommy.Mungkin menurut daddy harta yang paling berharga adalah cinta sejati yang ia nikahi di Indonesia dan untuk membayar sakit hati juga kecewa mommy—daddy memberikan seluruh harta kekayaan dan jerih payahnya selama ini untuk bisa bersama sang cinta sejati. Jadi mommy bebas menggunakan harta kekayaan peninggalan daddy untuk hura-hura, mengobati luka hatinya."Sean ... kamu belum makan," kata Mommy mengingatkan.Beliau mengeratkan nightrobe seraya berjalan mendekat pada Sean yang be
Tiba-tiba saja Ryley mengajak Sean untuk minum kopi di sebuah Caffe.Sesungguhnya Sean malas harus keluar rumah di saat salju sedang lebat-lebatnya dan di musim liburan seperti ini.Tapi Sean tidak bisa menolak ajakan Ryley terlebih dia telah menikung gadis yang pria itu cintai.Tibalah Sean di sebuah Caffe yang direkomendasikan Ryley.Sang sahabat ternyata sudah lebih dulu ada di sana, Sean jadi curiga kalau mungkin ada hal penting yang ingin disampaikan pria itu padanya.Ryley mendongak saat sosok seseorang mendekat, dia lantas mengulurkan tangan yang dikepal kepada sosok pria yang tidak lain adalah Sean.Sean membalas salam kepalan tangan Ryley sebelum duduk."Wajahmu suram, apa yang terjadi?" Sean langsung bertanya.Sejelas itukah wajahnya mengekspresikan apa yang tengah dia rasakan sekarang."Aku akan menikahi Kanaya." Ryley berujar pelan.Sean tertegun menatap Ryley, dia lantas mengangkat tangan memanggil pelayan.Sebelum berkomentar, dia harus menjernihkan dulu pikirannya.Pela
"Berlian ini cantik tersemat di jemari kamu." Ryley mengangkat tangan Kanaya ke udara sehingga dia dan perempuan yang telah resmi menjadi tunangannya itu bisa sama-sama melihat cincin tunangan bertahtakan berlian dengan harga yang cukup fantastis tersebut.Keduanya tengah berada di taman sebuah resort milik keluarga Gunadhya.Ryley membawa Kanaya ke sana di tengah acara makan malam pesta pertunangan mereka yang masih berlangsung.Cahaya bulan purnama membuat malam serasa terang benderang menambah syahdu momen pesta pertunangan itu.Semestinya Kanaya bahagia namun dia tidak merasakan hal tersebut.Kanaya menarik tangannya, dia mendelik kesal pada Ryley."Kenapa kamu mempercepat tanggal pernikahan kita? Aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu." Jadi Kanaya marah karena tanpa diskusi dengannya, Ryley malah menentukan tanggal pernikahan yang akan diselenggarakan dalam jangka waktu dekat.Bukan tanpa alasan Kanaya tidak memberontak dan menolak perjodohan antara dirinya dengan Ryley.Kanay
Kanaya bertemu sang kakak di jalan setapak yang menghubungkan area cottage ke area restoran.Abang kesayangannya itu berjalan sendirian dan sepagi ini sudah tampan sepertinya baru saja mandi."Tumben mandi pagi-pagi lagi liburan gini," sindir Kanaya seraya menyenggol lengan sang kakak.Keduanya lantas berjalan beriringan.Sang Abang tampan itu diam saja, berjalan pelan dengan kedua tangan dia masukan ke celana pendeknya.Dia lantas menghela napas dan bila sudah begitu berarti pertanda tidak baik, abangnya tengah kecewa."Kamu serius masih mau ngelanjutin rencana kamu itu?" Terdengar keraguan dalam nada suara abangnya.Hanya kepada Davanka-sang kakak lah Kanaya menceritakan rencananya untuk menjebak Ryley agar perjodohan tersebut batal.Bahkan Kanaya tidak mempercayai Kaluna-kembarannya untuk hal ini.Pasalnya sang Abang bernasib sama dengannya, akan dijodohkan.Tapi abangnya menolak keras dan mencari gadis untuk dijadikan kekasih.Sedangkan Kanaya tidak pada posisi bisa menolak sebab
"Lho ... Princes belum balik?" cetus Zyandru yang baru menyadari kalau Princes belum kembali.Dia dan dua kakaknya datang lebih awal dari Indonesia.Sudah larut malam ketika Evangeline tiba dan mereka sudah tidur.Dan pagi ini gadis itu tidak kelihatan batang hidungnya.Evangeline menundukan pandangan menatap piring berisi sereal yang tengah ia tekuni.Kanaya dan Kaluna segera saja mengalihkan tatap pada Evangeline karena dia yang berdomisili di Negara yang sama dengan Princes dan Evangeline biasanya akan kembali bersama Princes ke New York menggunakan privat jet milik papanya."Eva," tegur Kaluna dan adik sepupunya itu akhirnya mendongakan kepala."Princes ambil cuti kuliah." Evangeline melirih."Kenapa?" desak Zyandru sampai meletakan sendoknya di piring.Dia curiga melihat gelagat Evangeline yang tidak biasa.Gadis itu pasti mengetahui sesuatu hal tentang Princes.Evangeline menatap kakak sepupunya bergantian, raut wajahnya tampak mencurigakan membuat Zyandru, Kaluna sampai Kanaya
CHAPTER 43 – TO MEET YOU Perjalanan udaran belum pernah semendebarkan ini.Sean tidak terlalu yakin kalau Princes ada di tempat yang diberitahu Ryley.Tapi setidaknya ada tempat yang dia tuju untuk mencari Princes.Entah kenapa gadis itu bisa ada di sana dan kenapa harus bersembunyi darinya dan seluruh keluarga sampai harus cuti kuliah.Apa sesungguhnya yang terjadi dengan Princes sampai kedua orang tuanya turun tangan ikut menyembunyikan gadis itu.Ribuan pertanyaan mengenai pergi dan menghilangnya Princes sungguh tidak bisa Sean mengerti.Hingga saat ini dia belum menemukan jawaban yang pasti.Hidupnya kacau balau beberapa bulan terakhir bahkan dia tidak sudah kenal apa arti kata bahagia lagi.Terasa hampa dan kosong.Sudah dini hari saat pesawat yang ditumpangi Sean tiba di Bandara.Dia harus melakukan perjalanan darat selama lima jam untuk tiba di desa di mana alamat rumah yang diberitahu Ryley berada.Tanpa bersedia menunggu waktu berlalu, Sean menyewa sebuah kendaraan agar bisa
Princes tertidur dalam pelukan Sean, setelah minum obat mual dan menghabiskan susu ibu hamil—Sean membaringkan tubuhnya sejajar dengan Princes di atas ranjang agar bisa memeluk Princes hingga lama-lama Princes terlelap.Mualnya mereda, dia merasakan nyaman dalam pelukan Sean.Sedangkan Sean yang semalaman tidak tidur malah tidak merasakan ngantuk sedikitpun.Dia masih tidak percaya kalau darah dagingnya sedang berjuang hidup di dalam perut Princes.Apa yang Princes pikirkan ketika lari darinya?Benak Sean mulai merencanakan banyak hal termasuk pernikahannya dengan Princes yang harus dilakukan secepatnya agar Princes tidak kabur lagi dan dia ingin sang buah hati lahir ke dunia saat dirinya dan Princes sudah Syah menjadi suami istri.Tapi sebelum itu dia harus meminta restu kedua orang tua Princes yang mungkin akan sulit sekali dia dapatkan.Sean menunduk untuk menatap wajah cantik Princes yang sedang terlelap.Princes belum menceritakan alasan menghindarinya di saat tengah mengandung b
Mansion milik keluarga Alterio yang terletak di Florida-Negara bagian Amerika Serikat tidak pernah seramai sekarang.Itu terjadi karena liburan musim panas tahun ini, keluarga Alterio dan keluarga Gunadhya kompak melakukan liburan bersama.Bisa dibayangkan bila The Gunadhya yang banyak itu berkumpul ditambah keluarga Alterio yang juga merupakan keluarga besar maka sudah bisa dipastikan Mansion dengan dua puluh kamar tersebut nyaris tidak dapat menampung mereka.Beberapa lajang harus tidur di ruang televisi atau perpustakaan yang di sulap menjadi kamar yang nyaman.Tapi keseruan bisa berkumpul bersama belum tentu bisa terulang lagi.Tahun ini banyak sekali kelahiran baik di keluarga Alterio maupun Gunadhya, jadi tangis bayi menggema hampir di seluruh ruangan."Ryleeeey!" Kanaya berseru memanggil suaminya yang entah ada di mana.Dia kelelahan mencari ayah dari Arthur itu di Mansion yang luas ini sambil menggendong sang putra yang tidak berhenti menangis."Liat Ryley enggak, Bang?" Kanay
Chapter 59 – BABY BOY "Hai," suara serak Ryley menjadi yang pertama kali Kanaya dengar begitu dia tersadar."Ry ... ley," panggil Kanaya parau."Yes babe." Ryley menggenggam tangan Kanaya erat.Kanaya mengernyit ketika perih terasa di kulit bagian perut.Dia pun melihat ke sana kemudian refleks memegang perutnya."Bayi kita ... mana bayi kita," kata Kanaya di antara tubuhnya yang lemah."Dia sedang di ruangan bayi ... kamu berhasil mengeluarkannya." "Benarkah?" Kanaya tampak tidak percaya.Ryley mengecup kening Kanaya, membungkukan tubuhnya lebih dalam untuk memeluk Kanaya."Aku pikir aku akan kehilanganmu, aku takut sekali." Ryley berbisik lirih.Kanaya malah terkekeh tapi tak ayal membalaskan pelukan suaminya."Apa benar anak kita laki-laki seperti hasil USG terakhir?" Kanaya hanya memastikan.Ryley mengurai pelukan setelah sebelumnya mengecup kening Kanaya.Dia pergi menjauh menuju pantri mengambil air minum untuk Kanaya."Aku tidak tahu, aku belum melihatnya." Ryley menyahut sei
Karena takut kehilangan Princes lagi, Sean melengkapi setiap sudut rumahnya dengan CCTV.Dari kantor dia bisa melihat apa saja yang dilakukan Princes seharian.Dan itu kenapa juga dia selalu bisa menemukan Princes setiap pulang kerja tanpa perlu berteriak memanggilnya.Meski sibuk, Sean tidak pernah lupa untuk mengecek kondisi Princes dan bayi perempuan mereka yang diberi nama Brielle Taleigha Maverick melalui CCTV.Sean menyesal kalau hari ini dia harus lembur sehingga tiba di rumah saat malam sudah larut.Dia langsung menuju kamar utama, Sean melihat istrinya dan putri mereka sudah terlelap dengan posisi sama yang ia lihat sebelum pulang melalui aplikasi ponsel yang tersambung ke kamera CCTV kamar.Bergegas Sean pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian.Brielle atau Elle nama kecil panggilan kedua orangtuanya—tengah terlelap begitu pulas di samping Princes.Sean menarik selimut untuk membalut tubuh sang istri yang seharian ini sudah bekerja keras merawat p
Hampir seminggu Kanaya tidak bicara dengan suaminya semenjak malam pesta pernikahan mereka, setiap kali Ryley bertanya—Kanaya tidak pernah menjawab.Dia akan menunjukkan wajah masam dan sering melempar-lempar barang untuk menunjukkan kekesalannya.Ryley harus menerima sikap Kanaya dengan lapang dada karena dia telah membuat singa betina marah.Meskipun berulang kali Ryley minta maaf dan menjelaskan alasannya bersikap kasar malam itu namun tidak ada ampun bagi Kanaya.Dia akan berprilaku seperti ini sampai suasana hatinya membaik.Bisa satu bulan, satu tahun atau mungkin sepuluh tahun.Walau mendiamkan Ryley, Kanaya tetap berbelanja menggunakan kartu kredit unlimited milik pria itu.Kanaya menghabiskan banyak uang suaminya untuk membeli pakaian, sepatu, tas, accesories, makeup sampai perhiasan.Dia berdalih kalau itu semua untuk membeli sakit hati yang ditorehkan sang suami padanya.Ryley tidak mempermasalahkan, dia senang-senang saja Kanaya menghabiskan uangnya.Dia beranggapan kalau
Di pesta pernikahan yang digelar sangat mewah dan meriah di kota New Yor, Kanaya mengundang teman-temannya yang beberapa bulan lalu sempat dia jauhi.Atau lebih tepatnya dia yang mengucilkan diri dari circle anak Crazy Rich New York.Pasalnya menikah dan langsung memiliki anak tidak pernah terlintas dalam benak Kanaya apalagi menjadi rencananya.Lalu bagaimana nanti tanggapan para pria teman bercintanya di masa lalu bila mengetahui hal ini?Mereka tidak pernah diberikan kesempatan oleh Kanaya untuk menjalin hubungan asmara karena Kanaya selalu berdalih kalau dia tidak percaya akan cinta.Beruntung Kanaya menikahi seorang Konglomerat, level Ryley sangat jauh di atas para pria teman bercintanya Kanaya yang dulu.Jadi mungkin opini mereka tentang Kanaya tidak akan terlalu buruk.Mereka pasti beranggapan bahwa jelas saja Kanaya mengubah prinsipnya karena dipinang oleh Konglomerat Negri ini.Dan hal itu menjadi alasan kenapa Kanaya kembali menjalin hubungan dengan para sahabatnya.Kanaya b
"Kamu saja yang datang ... ah, tidak ... aku saja ...." Kanaya berulang kali mengatakan hal tersebut sambil mondar-mandir di kamarnya yang luas.Ryley sudah terbiasa melihat pemandangan ini jadi dia hanya bisa meluruskan kakinya di sofa kemudian bersandar nyaman dengan kedua tangan di lipat di belakang kepala. "Ryley!" seru Kanaya menghentikan langkah."Yes Babe." Ryley menegakan punggung juga menurunkan kakinya."Bantu aku memikirkan apakah aku atau kamu yang datang ke Baby shower anaknya Princes? Atau kita tidak perlu datang saja sekalian?" Kanaya menghentakan kakinya kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Ryley.Kedua tangannya melingkar di leher Ryley namun sayangnya wajah cantik itu terus memberengut. "Bagaimana kalau kita berdua datang ... kamu dan Princes adalah sepupu, kita sudah mendapat kebahagiaan kita sendiri ... kamu tidak perlu cemburu lagi dengan Princes dan aku juga tidak akan mengungkit masa lalu kamu dengan Sean."Tentu saja Ryley bisa dengan mudah mengatakan
Kanaya memang tega, tanpa perasaan melarang Ryley untuk mengundang Princes ke pesta pernikahan mereka yang dirayakan di New York."Bagaimana aku mengatakannya kepada Sean, Babe?" Ryley mengesah, dia stress karena tidak berhasil membujuk Kanaya, meluluhkan hatinya selama seminggu ini."Kamu tinggal mengatakan kalau Sean boleh datang tapi istrinya tidak," jawab Kanaya santai tanpa beban.Kanaya sedang memoles blushon di pipinya.Hari ini mereka akan pergi memilih kue dan mencicipi catering untuk pesta pernikahan yang akan berlangsung dua minggu lagi."Dia sepupumu." Ryley mengingatkan."Betul, dan dia merebut priaku." Kanaya mengarahkan ujung blushon pada Ryley yang duduk di kursi di bagian kaki ranjang.Ryley mengesah panjang. "Aku tidak tega mengatakannya kepada Sean... Princes pasti akan sakit hati...." Ryley menggantung kalimatnya."Memangnya kamu belum bisa melupakan Sean?" tanya Ryley hati-hati tidak ingin si ibu hamil dengan hormon yang membuat mood berubah-ubah itu mengamuk."
Perut buncit Princes menjadi daya tarik sendiri bagi Sean, dia suka sekali mengusap perut Princes dan menurutnya dengan kehamilan itu—Princes tampak berkali-kali lipat lebih seksi.Selama resepsi berlangsung, Sean mati-matian menahan gairahnya.Dan akhirnya sekarang dia bisa berdua saja dengan Princes melewati malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri."Aku bantu," ujar Sean menahan tangan Princes yang tengah membuka sleting di belakang punggung.Princes mengumpulkan rambutnya di pundak agar Sean mudah membuka sleting.Perlahan tangan pria itu menurunkan resleting lalu menarik bagian atas gaun ke bawah namun tertahan di pinggang karena perut Princes yang besar.Princes harus menggunakan kedua tangan dan menggoyangkan sedikit bokong agar bisa menurunkan gaun itu melewati perutnya."Bisa?" tanya Sean perhatian."Bisa ...." Princes menjawab setelah berhasil melepas gaun menyisakan camisol sebagai dalaman.Dia membalikan badan mengajadap Sean."Aku bantu buka kemejanya ya?""
Princes seringkali menonton film di Netflix yang menceritakan tentang hubungan calon mempelai pengantin yang sering kali tidak sependapat ketika mempersiapkan pernikahan sampai berujung dibatalkannya pernikahan tersebut.Awalnya ketika Sean mengatakan dia mengambil cuti untuk membantu mempersiapkan pesta pernikahan—jujur, Princes khawatir kalau kisahnya dan Sean akan berakhir seperti film di Netflix.Tapi nyatanya yang terjadi pada Princes, mempersiapkan pernikahan bersama orang dicintai menjadi pengalaman paling seru dan menarik.Karena Sean selalu mendukung keinginan Princes tapi terkadang dia juga memberikan masukan yang tidak mendapat penolakan dari Princes.Malah selisih paham terjadi antara Princes dengan ayahnya, tapi Papa Juna segera mengalah.Shamika Princes benar-benar menjadi seorang Princes yang keinginannya selalu diikuti oleh Raja dan Ratu juga semua orang.Dan hari yang dinanti-nanti oleh Princes juga Sean telah tiba.Princes dan Sean tentu menjadi orang paling bahagia