CHAPTER 43 – TO MEET YOU Perjalanan udaran belum pernah semendebarkan ini.Sean tidak terlalu yakin kalau Princes ada di tempat yang diberitahu Ryley.Tapi setidaknya ada tempat yang dia tuju untuk mencari Princes.Entah kenapa gadis itu bisa ada di sana dan kenapa harus bersembunyi darinya dan seluruh keluarga sampai harus cuti kuliah.Apa sesungguhnya yang terjadi dengan Princes sampai kedua orang tuanya turun tangan ikut menyembunyikan gadis itu.Ribuan pertanyaan mengenai pergi dan menghilangnya Princes sungguh tidak bisa Sean mengerti.Hingga saat ini dia belum menemukan jawaban yang pasti.Hidupnya kacau balau beberapa bulan terakhir bahkan dia tidak sudah kenal apa arti kata bahagia lagi.Terasa hampa dan kosong.Sudah dini hari saat pesawat yang ditumpangi Sean tiba di Bandara.Dia harus melakukan perjalanan darat selama lima jam untuk tiba di desa di mana alamat rumah yang diberitahu Ryley berada.Tanpa bersedia menunggu waktu berlalu, Sean menyewa sebuah kendaraan agar bisa
Princes tertidur dalam pelukan Sean, setelah minum obat mual dan menghabiskan susu ibu hamil—Sean membaringkan tubuhnya sejajar dengan Princes di atas ranjang agar bisa memeluk Princes hingga lama-lama Princes terlelap.Mualnya mereda, dia merasakan nyaman dalam pelukan Sean.Sedangkan Sean yang semalaman tidak tidur malah tidak merasakan ngantuk sedikitpun.Dia masih tidak percaya kalau darah dagingnya sedang berjuang hidup di dalam perut Princes.Apa yang Princes pikirkan ketika lari darinya?Benak Sean mulai merencanakan banyak hal termasuk pernikahannya dengan Princes yang harus dilakukan secepatnya agar Princes tidak kabur lagi dan dia ingin sang buah hati lahir ke dunia saat dirinya dan Princes sudah Syah menjadi suami istri.Tapi sebelum itu dia harus meminta restu kedua orang tua Princes yang mungkin akan sulit sekali dia dapatkan.Sean menunduk untuk menatap wajah cantik Princes yang sedang terlelap.Princes belum menceritakan alasan menghindarinya di saat tengah mengandung b
Tinggal sebulan lagi waktu yang dimiliki Kanaya untuk menjebak Ryley. Dan dia baru bisa memulainya sekarang karena baru kembali ke New York setelah libur panjang. Kanaya memarkirkan mobilnya di depan kantor Ryley, dia melihat mobil pria itu terparkir di depan loby yang artinya sang tunangan masih berada di dalam sana. Kira-kira lantai berapa ruangan kantor Ryley berada? Selama ini Kanaya tidak pernah tahu dan peduli dengan segala sesuatu tentang Ryley tapi Ryley tahu semua tentang dirinya. "Pria itu curang." Kanaya bermonolog. Kanaya menatap gedung pencakar langit tempat Ryley bekerja dari dalam mobil, satu persatu dia amati melalui teropong kecil yang dia beli di toko perlengkapan berburu. Tapi sayangnya gedung kantor Ryley dikelilingi dinding kaca yang hanya tembus pandang dari dalam. Kanaya melirik jam di pergelangan tangan. Waktu selesai jam kantor sudah lewat dua jam yang lalu. Lantas apa yang sedang Ryley lakukan di kantornya hingga menjelang larut m
“Kamu sudah memaafkan Sean?" Grandma bertanya pada Princes.Mereka sedang duduk di ruang makan sementara Sean bicara dengan Grandpa di ruang televisi dan kedua pria beda generasi itu masih bisa dijangkau oleh penglihatan Princes dan Grandma.Princes yang sedang menatap Sean kemudian menoleh kepada Grandma, dia mengangguk lalu tersenyum.Kepala Princes kemudian menunduk, matanya menatap perut yang mulai membesar."Bukan karena anak ini kok, Grandma ... tapi karena Princes masih mencintai Sean."Dia merasa perlu menjelaskan karena menurutnya tidak adil kalau menikah dengan Sean hanya karena ingin memberikan anak mereka sebuah keluarga tanpa ada cinta yang tulus di dalamnya."Lalu ... kamu yakin kalau Sean benar-benar mencintai kamu?" Grandma bertanya kembali.Grandma dan Grandpa yang selama ini menemani Princes dengan sesekali datang ke rumah itu karena mama Papa hanya bisa sebulan sekali datang berkunjung.Princes menceritakan banyak hal tentang hubungannya dengan Sean kepada grandpa d
Papa Juna masih berkeras hati sewaktu grandpa mengajaknya bicara."Enggak, Dad ... Juna akan mempertahankan Princes ... dia belum mengerti apa yang dia putuskan baik atau enggak untuknya, buktinya kemarin Princes ingin menghilang dari Sean tapi sekarang setelah bertemu Sean—dia memaafkannya dan ingin menikah dengan pria itu ... Princes masih labil, dia belum bisa memutuskan apa yang baik untuk masa depannya jadi Juna yang akan mengambil keputusan." Arjuna berujar tegas pada sang ayah."Kamu sayang sama Princes, Jun?" Grandpa malah bertanya pertanyaan yang menurut Arjuna tidak perlu dijawab karena beliau tahu betul jawabannya."Ya sayang lah, Dad." Arjuna menjawab juga."Kalau begitu kamu harus mengalah dan mengikuti keinginan Princes.""Walau nantinya Princes akan terluka dan berdarah-darah datang ke Juna seperti kemarin?" Papa Juna bersarkasme."Juna ... kamu inget enggak kalau dulu kamu pernah memperlakukan istri kamu percis seperti apa yang Sean lakukan sekarang pada Princes? Kamu
"Mama sudah bicara sama papa, tadinya pernikahan kalian akan diadakan secepatnya tapi ternyata abang Dava sama kak Aya mau menikah bulan depan jadi terpaksa kita ngalah ya sayang ... abang sama kak Aya 'kan anaknya kakak Mama, mereka juga lebih tua ... mereka enggak bisa datang sekarang-sekarang ke Jerman karena sibuk nyiapin pernikahan jadi kita mengalah aja ya dan melangsungkan pernikahan bulan berikutnya." Mama meminta pengertian Princes dan Sean.Princes tidak masalah tapi Sean tampak keberatan."Tapi apa boleh saya bawa Princes sekarang ke New York?" Sean meminta keringanan."Maaf Sean, papanya Princes enggak ngijinin Princes pergi selain sama suaminya ... itu berarti kamu harus jadi suaminya Princes dulu kalau mau bawa Princes." "Tapi saya ...." Sean menjeda, dia menoleh pada Princes."Hanya dua bulan lagi ... kamu sabar ya?" Princes menggenggam tangan Sean."Papa juga mau kamu dan orang tua k
Begitu pintu kamar hotel tertutup oleh tendangan kaki Sean, kedua bibir mereka langsung terpagut.Semua paperbag belanjaan tidak sempat disimpan ke mobil sehingga Sean hempaskan begitu saja ke lantai agar kedua tangannya bisa memeluk tubuh Princes.Ada napas memburu di antara decapan yang mengudara karena gelora hasrat yang membuncah di dada mereka.Sean mendorong tubuh Princes menggunakan dadanya, sambil berpelukan mereka bergerak ke arah ranjang.Beberapa langkah kemudian betis Princes menabrak sisi ranjang.Mereka berhenti dan Sean dengan lihai melucuti pakaian Princes.Begitu juga dengan Princes yang membantu Sean membuka polo shirt dan gesper di pinggang.Perlahan Sean menekan tubuh Princes agar terduduk, dia membungkuk untuk kembali mencium Princes dan mendorong tubuhnya agar berbaring melintang di tengah ranjang.Satu tangannya membuka kaitan di belakang punggung sehingga kini telapak tang
Kanaya tertegun saat melihat Ryley berdiri di depan pintu privat jet milik AG Group. Pria itu tersenyum pada Kanaya yang justru raut wajahnya tampak kebingungan. Pasalnya Ryley sudah pamit kepada Kanaya untuk pulang lebih dulu ke New York tadi siang tapi entah kenapa pria itu masih ada di Jakarta. Zyandru menyapa Ryley, mereka terlibat pembicaraan singkat yang tidak bisa Kanaya dengar dengan jelas karena bisingnya mesin pesawat. Begitu juga dengan Kaluna yang entah bertanya apa kepada Ryley. Kanaya juga tidak bisa mendengar jawaban dari Ryley untuk adik kembarnya itu. Kini langkah Kanaya yang menaiki tangga pesawat sudah sampai tepat di depan Ryley. "Sedang apa kamu di sini?" tanya Kanaya ketus. Kanaya kesal sekali karena Ryley tidak bisa memberikan keputusan mengenai janin yang sedang tumbuh di rahimnya. Pria itu malah mengatakan akan memikirkannya dulu lalu pamit pulang ke New York tadi siang. Sungguh sangat tidak bertanggung jawab. "Aku terus memikir
Mansion milik keluarga Alterio yang terletak di Florida-Negara bagian Amerika Serikat tidak pernah seramai sekarang.Itu terjadi karena liburan musim panas tahun ini, keluarga Alterio dan keluarga Gunadhya kompak melakukan liburan bersama.Bisa dibayangkan bila The Gunadhya yang banyak itu berkumpul ditambah keluarga Alterio yang juga merupakan keluarga besar maka sudah bisa dipastikan Mansion dengan dua puluh kamar tersebut nyaris tidak dapat menampung mereka.Beberapa lajang harus tidur di ruang televisi atau perpustakaan yang di sulap menjadi kamar yang nyaman.Tapi keseruan bisa berkumpul bersama belum tentu bisa terulang lagi.Tahun ini banyak sekali kelahiran baik di keluarga Alterio maupun Gunadhya, jadi tangis bayi menggema hampir di seluruh ruangan."Ryleeeey!" Kanaya berseru memanggil suaminya yang entah ada di mana.Dia kelelahan mencari ayah dari Arthur itu di Mansion yang luas ini sambil menggendong sang putra yang tidak berhenti menangis."Liat Ryley enggak, Bang?" Kanay
Chapter 59 – BABY BOY "Hai," suara serak Ryley menjadi yang pertama kali Kanaya dengar begitu dia tersadar."Ry ... ley," panggil Kanaya parau."Yes babe." Ryley menggenggam tangan Kanaya erat.Kanaya mengernyit ketika perih terasa di kulit bagian perut.Dia pun melihat ke sana kemudian refleks memegang perutnya."Bayi kita ... mana bayi kita," kata Kanaya di antara tubuhnya yang lemah."Dia sedang di ruangan bayi ... kamu berhasil mengeluarkannya." "Benarkah?" Kanaya tampak tidak percaya.Ryley mengecup kening Kanaya, membungkukan tubuhnya lebih dalam untuk memeluk Kanaya."Aku pikir aku akan kehilanganmu, aku takut sekali." Ryley berbisik lirih.Kanaya malah terkekeh tapi tak ayal membalaskan pelukan suaminya."Apa benar anak kita laki-laki seperti hasil USG terakhir?" Kanaya hanya memastikan.Ryley mengurai pelukan setelah sebelumnya mengecup kening Kanaya.Dia pergi menjauh menuju pantri mengambil air minum untuk Kanaya."Aku tidak tahu, aku belum melihatnya." Ryley menyahut sei
Karena takut kehilangan Princes lagi, Sean melengkapi setiap sudut rumahnya dengan CCTV.Dari kantor dia bisa melihat apa saja yang dilakukan Princes seharian.Dan itu kenapa juga dia selalu bisa menemukan Princes setiap pulang kerja tanpa perlu berteriak memanggilnya.Meski sibuk, Sean tidak pernah lupa untuk mengecek kondisi Princes dan bayi perempuan mereka yang diberi nama Brielle Taleigha Maverick melalui CCTV.Sean menyesal kalau hari ini dia harus lembur sehingga tiba di rumah saat malam sudah larut.Dia langsung menuju kamar utama, Sean melihat istrinya dan putri mereka sudah terlelap dengan posisi sama yang ia lihat sebelum pulang melalui aplikasi ponsel yang tersambung ke kamera CCTV kamar.Bergegas Sean pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian.Brielle atau Elle nama kecil panggilan kedua orangtuanya—tengah terlelap begitu pulas di samping Princes.Sean menarik selimut untuk membalut tubuh sang istri yang seharian ini sudah bekerja keras merawat p
Hampir seminggu Kanaya tidak bicara dengan suaminya semenjak malam pesta pernikahan mereka, setiap kali Ryley bertanya—Kanaya tidak pernah menjawab.Dia akan menunjukkan wajah masam dan sering melempar-lempar barang untuk menunjukkan kekesalannya.Ryley harus menerima sikap Kanaya dengan lapang dada karena dia telah membuat singa betina marah.Meskipun berulang kali Ryley minta maaf dan menjelaskan alasannya bersikap kasar malam itu namun tidak ada ampun bagi Kanaya.Dia akan berprilaku seperti ini sampai suasana hatinya membaik.Bisa satu bulan, satu tahun atau mungkin sepuluh tahun.Walau mendiamkan Ryley, Kanaya tetap berbelanja menggunakan kartu kredit unlimited milik pria itu.Kanaya menghabiskan banyak uang suaminya untuk membeli pakaian, sepatu, tas, accesories, makeup sampai perhiasan.Dia berdalih kalau itu semua untuk membeli sakit hati yang ditorehkan sang suami padanya.Ryley tidak mempermasalahkan, dia senang-senang saja Kanaya menghabiskan uangnya.Dia beranggapan kalau
Di pesta pernikahan yang digelar sangat mewah dan meriah di kota New Yor, Kanaya mengundang teman-temannya yang beberapa bulan lalu sempat dia jauhi.Atau lebih tepatnya dia yang mengucilkan diri dari circle anak Crazy Rich New York.Pasalnya menikah dan langsung memiliki anak tidak pernah terlintas dalam benak Kanaya apalagi menjadi rencananya.Lalu bagaimana nanti tanggapan para pria teman bercintanya di masa lalu bila mengetahui hal ini?Mereka tidak pernah diberikan kesempatan oleh Kanaya untuk menjalin hubungan asmara karena Kanaya selalu berdalih kalau dia tidak percaya akan cinta.Beruntung Kanaya menikahi seorang Konglomerat, level Ryley sangat jauh di atas para pria teman bercintanya Kanaya yang dulu.Jadi mungkin opini mereka tentang Kanaya tidak akan terlalu buruk.Mereka pasti beranggapan bahwa jelas saja Kanaya mengubah prinsipnya karena dipinang oleh Konglomerat Negri ini.Dan hal itu menjadi alasan kenapa Kanaya kembali menjalin hubungan dengan para sahabatnya.Kanaya b
"Kamu saja yang datang ... ah, tidak ... aku saja ...." Kanaya berulang kali mengatakan hal tersebut sambil mondar-mandir di kamarnya yang luas.Ryley sudah terbiasa melihat pemandangan ini jadi dia hanya bisa meluruskan kakinya di sofa kemudian bersandar nyaman dengan kedua tangan di lipat di belakang kepala. "Ryley!" seru Kanaya menghentikan langkah."Yes Babe." Ryley menegakan punggung juga menurunkan kakinya."Bantu aku memikirkan apakah aku atau kamu yang datang ke Baby shower anaknya Princes? Atau kita tidak perlu datang saja sekalian?" Kanaya menghentakan kakinya kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Ryley.Kedua tangannya melingkar di leher Ryley namun sayangnya wajah cantik itu terus memberengut. "Bagaimana kalau kita berdua datang ... kamu dan Princes adalah sepupu, kita sudah mendapat kebahagiaan kita sendiri ... kamu tidak perlu cemburu lagi dengan Princes dan aku juga tidak akan mengungkit masa lalu kamu dengan Sean."Tentu saja Ryley bisa dengan mudah mengatakan
Kanaya memang tega, tanpa perasaan melarang Ryley untuk mengundang Princes ke pesta pernikahan mereka yang dirayakan di New York."Bagaimana aku mengatakannya kepada Sean, Babe?" Ryley mengesah, dia stress karena tidak berhasil membujuk Kanaya, meluluhkan hatinya selama seminggu ini."Kamu tinggal mengatakan kalau Sean boleh datang tapi istrinya tidak," jawab Kanaya santai tanpa beban.Kanaya sedang memoles blushon di pipinya.Hari ini mereka akan pergi memilih kue dan mencicipi catering untuk pesta pernikahan yang akan berlangsung dua minggu lagi."Dia sepupumu." Ryley mengingatkan."Betul, dan dia merebut priaku." Kanaya mengarahkan ujung blushon pada Ryley yang duduk di kursi di bagian kaki ranjang.Ryley mengesah panjang. "Aku tidak tega mengatakannya kepada Sean... Princes pasti akan sakit hati...." Ryley menggantung kalimatnya."Memangnya kamu belum bisa melupakan Sean?" tanya Ryley hati-hati tidak ingin si ibu hamil dengan hormon yang membuat mood berubah-ubah itu mengamuk."
Perut buncit Princes menjadi daya tarik sendiri bagi Sean, dia suka sekali mengusap perut Princes dan menurutnya dengan kehamilan itu—Princes tampak berkali-kali lipat lebih seksi.Selama resepsi berlangsung, Sean mati-matian menahan gairahnya.Dan akhirnya sekarang dia bisa berdua saja dengan Princes melewati malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri."Aku bantu," ujar Sean menahan tangan Princes yang tengah membuka sleting di belakang punggung.Princes mengumpulkan rambutnya di pundak agar Sean mudah membuka sleting.Perlahan tangan pria itu menurunkan resleting lalu menarik bagian atas gaun ke bawah namun tertahan di pinggang karena perut Princes yang besar.Princes harus menggunakan kedua tangan dan menggoyangkan sedikit bokong agar bisa menurunkan gaun itu melewati perutnya."Bisa?" tanya Sean perhatian."Bisa ...." Princes menjawab setelah berhasil melepas gaun menyisakan camisol sebagai dalaman.Dia membalikan badan mengajadap Sean."Aku bantu buka kemejanya ya?""
Princes seringkali menonton film di Netflix yang menceritakan tentang hubungan calon mempelai pengantin yang sering kali tidak sependapat ketika mempersiapkan pernikahan sampai berujung dibatalkannya pernikahan tersebut.Awalnya ketika Sean mengatakan dia mengambil cuti untuk membantu mempersiapkan pesta pernikahan—jujur, Princes khawatir kalau kisahnya dan Sean akan berakhir seperti film di Netflix.Tapi nyatanya yang terjadi pada Princes, mempersiapkan pernikahan bersama orang dicintai menjadi pengalaman paling seru dan menarik.Karena Sean selalu mendukung keinginan Princes tapi terkadang dia juga memberikan masukan yang tidak mendapat penolakan dari Princes.Malah selisih paham terjadi antara Princes dengan ayahnya, tapi Papa Juna segera mengalah.Shamika Princes benar-benar menjadi seorang Princes yang keinginannya selalu diikuti oleh Raja dan Ratu juga semua orang.Dan hari yang dinanti-nanti oleh Princes juga Sean telah tiba.Princes dan Sean tentu menjadi orang paling bahagia