Share

Asa 79

Author: Amih Lilis
last update Last Updated: 2024-02-28 21:06:21

#Satu tahun kemudian ....

Tapi boong! Hehehe ....

Cie, ngarepnya pasti gitu, kan? Ngaku kalian! Hehehe ....

Mon maaf, Amih nggak sebaik itu. Sabar dulu ngapa. Nikmatin aja dulu siksaan Amih buat Ni-Ra#

*Enjoy it*

Meski kesepakatan telah dibuat. Namun, Nissa bersikukuh tak akan pergi sampai menyaksikan sendiri kondisi Raid kembali pulih. Setidaknya, Nissa ingin melihat Raid membuka matanya kembali. Atau, paling tidak sampai mendengar kondisinya sudah stabil dari Dokter Karina. Itu saja udah cukup untuk Nissa.

Anjani tidak bisa memaksakan kehendaknya lagi. Baginya yang penting Nissa sudah berjanji akan pergi saat Raid stabil. Untuk saat ini, mau gadis itu ada atau tidak. Tidak akan berpengaruh apa pun. Toh, Raid juga masih belum sadar, kan?

Nissa benar-benar tak pernah meninggalkan tempatnya sedikit pun selain untuk urusan ke toilet sampai hari berganti keesokan harinya. Dia menggelar sajadah dan melakukan apa yang memang dia ucapkan sebelumnya, yaitu melangitkan doa untuk Raid. Frans y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Susan Soen
Amiiihh... gimana klo Amih 'hilangkan ' Anjani nya aja ... selamanya... kesian Nissa Raid
goodnovel comment avatar
Siti Khotimah
part depan langsung 1 tahun kemudian kan mih...
goodnovel comment avatar
siti yulianti
wah s Kunti Anjani blm tau klo Raid sadar ada perjanjian bisa² jd bubur kamu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 80

    *Happy Reading*Anjani sungguh bahagia saat ini. Selain karena Nissa menepati janjinya langsung pergi setelah kondisi Raid di nyatakan stabil, dia juga kini merasa menjadi satu-satunya wanita yang dekat dengan pria itu hingga bebas dekat dan mengurusnya.Sebenarnya ada beberapa perawat yang di tempatkan di sana oleh Frans untuk mengurus keperluan Raid. Namun, demi mengambil hati sang pujaan, Anjani pun sengaja melarang siapa pun menyentuh pria itu apa pun alasannya. Hanya dia yang boleh menyentuh dan mengurusi segala keperluan Raid. Lagaknya benar-benar sudah seperti istri yang posesif. Tidak apa-apa, kan? Bukan kah sebentar lagi juga itu akan menjadi nyata. Nissa sudah pergi dan Raid pasti sangat merasa hutang budi karena sudah ia selamatkan. Seperti ucapannya pada Nissa, Anjani akan meminta sebuah pernikahan pada Raid sebagai imbalannya. Ugh ... rasanya sudah tidak sabar. "Kira-kira, nanti aku minta mahar apa, ya?" Monolog Anjani, di sela kegiatannya menyiapkan sarapan untuk Raid.

    Last Updated : 2024-03-01
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 81

    *Happy Reading*"Hallo Anjani, do you miss me?"Degh!Suara itu! Tubuh Anjani bergetar hebat mendengar suara itu. Sampai terhuyung kebelakang saking tak siapnya menerima kejutan yang Raid bawa untuknya. Bagaimana bisa? Kenapa begini? Oh gosh!Ia melirik Raid dengan perasaan tak karuan. Dan perasaannya malah makin entah saat melihat pria itu malah kini tersenyum penuh makna. Kenapa? Kenapa Raid malah menghadirkannya?"Ada apa denganmu, Anjani? Kenapa kau malah mundur? Apa kau tidak merindukanku?" Pria itu kembali berucap, meminta atensi Anjani. Rindu? Masihkah? Anjani menanyakan hal tadi pada hatinya sendiri. Dan sialnya, rindu itu memang masih ada. Padahal Anjani kira sudah tidak ada karena tertutup kehadiran dan perasaan yang ia rasakan pada Raid. Ternyata ia salah. Rasa rindu itu masihlah ada dan kembali bergemuruh saat bertemu langsung begini.Akan tetapi ... kenapa harus sekarang? Bukan ini yang inginkan saat ini!"A-apa maksudnya ini? Ke-kenapa dia bi-bisa ada di sini?" tuntut

    Last Updated : 2024-03-02
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 82

    *Happy Reading*"Frans, katakan sebenarnya apa yang terjadi selama aku tidak sadar?" Raid menutut Frans selepas Anjani pergi entah kemana.Wanita itu sangat keras kepala. Ditekan bagaimana pun, tetap tak mau buka mulut. Alih-alih buka suara, Anjani malah kabur. Pergi menghindari entah ke mana. Karenanya, kini malah Frans yang Raid tuntut untuk menjelaskan.Sayangnya, Frans pun tak kalah keras. Bukannya memberi tahu Raid, malah mengedikan bahu dengan acuh. "Aku tidak bisa membantumu kali ini, Raid. Sorry.""Kenapa?""Karena aku sudah berjanji pada Nissa."Raid memicing tak suka dengan jawaban Frans. Ada cemburu yang mencubit akan kepedulian yang tak sengaja Frans tunjukan untuk Nissa. Entah sejak kapan kedua orang itu saling mengenal. Raid tak pernah mengingat pernah mengenalkan Frans dan Nissa. Akan tetapi, kenapa Frans terlihat sangat mengenal Nissa lebih dari apa yang Raid ceritakan? Apa itu karena Frans yang terlalu sering terlibat dalam bantuan menolong Nissa. Entahlah, Raid tak

    Last Updated : 2024-03-05
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 83

    *Happy Reading*"Mbak Nissa, ada kiriman buat Mbak."Langkah Nissa terhenti, kala mendengar pemberitahuan tersebut dari salah satu karyawan Distro, yang saat ini tengah Nissa pegang.Distro milik Naira tentu saja. Selain cafe bersama Nissa dan Navisha, Naira memang juga memiliki beberapa usaha lain. Salah satunya Distro ini. Dan selama lima bulan ini, di sinilah Nissa bersembunyi. "Dari siapa?""Dari Pak Victor," jawab karyawan wanita tadi sambil tersenyum penuh makna. Tatapan si karyawan seolah tengah menggoda dan berkata 'Cie ... cie ...'Sementara itu, Nissa malah nampak mendesah panjang menanggapinya. Entahlah, Nissa tidak tahu apa sebenarnya mau pria yang bernama Victor itu. Yang jelas, sejak sebulan setelah Nissa berada di sini, pria itu muncul dan mulai mengakrabkan diri. Setelahnya pria yang bernama Victor itu suka sekali mengiriminya sesuatu.Entah itu bunga, hadiah, makanan atau semacamnya. Membuat Nissa bukannya senang malah risih. Meski kata karyawan-karyawannya Victor it

    Last Updated : 2024-03-08
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 84

    *Happy Reading*"Hahahaha ... " Victor tertawa renyah seraya menekan gemuruh dalam dada yang kembali bergolak tiap menghadapi Nissa. Sesungguhnya Victor bukanlah orang yang sabar. Kalau tidak mengingat apa tujuannya mendekati gadis berhijab ini, sebenarnya dia sangat ingin sekali menampar dan mencekik Nissa saking kesalnya. Sayang, dia tidak bisa melakukannya sekarang. Sebelum niatnya tercapai Victor memang harus pandai-pandai menekan ego dan memanjangkan sabar. Sebab dia sungguh ingin membuat Raid menderita meski sudah di alam arwah. Victor memang tidak tahu jika Raid selamat dan tertolong. Saat Frans datang, dia sudah pergi bersama anak buahnya. Meski setelahnya Victor juga belum mendengar kabar kematian pria itu. Namun bagi Victor itu tak penting. Orang-orang yang bekerja dalam dunia gelas sepertinya, memang bukan hal aneh jika menghilang begitu saja tanpa jejak. Jadi, bagi Victor, Raid sudah mati tanpa di ketahui siapa pun. Mungkin saja mayatnya sudah membusuk di gudang terbeng

    Last Updated : 2024-03-09
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 85

    *Happy Reading*"Benarkah?"Nissa tertegun setelah mendengar laporan Isti tentang Victor. Gadis itu baru saja mengatakan sesuatu yang sukses membuat Nissa waspada pada Victor. Ternyata, saat Nissa pergi untuk sholat tadi. Isti tak sengaja mendengar ucapan Victor yang sepertinya berniat kurang baik pada Nissa. "Iya, Bu. Makanya saya sarankan lebih baik hati-hati saja sama Pak Victor. Jangan terlalu menunjukan ketidaksukaan juga. Takutnya beliau malah nekad. Ngeri saya bayangin gimana senyum jahatnya tadi," terang Isti lagi, seraya memberi saran pada wanita yang menjadi Bos-nya. Nissa mengangguk faham. Mungkin inilah jawaban dari ketidaknyamanan yang Nissa rasakan tiap bersama Victor. Ternyata, pria itu memang harus di waspadai. Benar kata Isti, dia harus lebih hati-hati dari sekarang. Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi. "Iya, Ti. Kamu benar. Makasih ya buat informasinya.""Sama-sama, Bu. Tidak perlu sungkan, saya melakukan ini juga karena ibu kan baik juga sama kami-kami. Ja

    Last Updated : 2024-03-09
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 86

    *Happy Reading*Sebenarnya, nafsu makan Victor sudah hilang dari sejak kemunculan si bocah gelandangan, beserta aromanya yang membuat hidung bangir Victor gatal. Kalau bukan karena sedang dalam misi PDKT pada Nissa, sudah sejak tadi bocah itu ia usir, atau lemparan ke jalanan. Biar mampus sekalian. Mengganggu keindahan saja dunia saja! Sayang, lagi-lagi ia harus menahan keinginannya itu demi menjaga attitude di depan Nissa. Entah kenapa, dengan Nissa dia bisa sangat bersabar sekali. Padahal biasanya, Victor ini termasuk tipe sumbu pendek. Sedikit-sedikit emosi, marah, dan ngamuk. Entahlah, Victor juga heran."Mau nambah ini nggak?" tunjuk Nissa pada lauk udang, yang di bungkus tepung dan dibaluri saus asam manis."Mau!" sambut Anak itu girang. Di tempatnya, Victor masih berdiam diri, sambil memperhatikan interaksi keduanya yang ... entah kenapa lama-lama terlihat menyenangkan di matanya. Melihat bagaimana interaksi keduanya, apalagi perhatian dan senyum Nissa untuk anak itu. Membua

    Last Updated : 2024-03-12
  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 87

    *Happy Reading*Tubuh Nissa masih bergetar hebat paska insiden kotak tadi. Dia benar-benar syok setelah melihat isi kotak yang membuat tubuhnya seketika meremang dengan wajah pucat pasi dan dada yang seakan ingin meloncat keluar dari tempatnya."Minum dulu, Mbak."Tangan Nissa bergetar menerima sebuah cangkir yang di tawarkan salah satu karyawannya, selain Isti. Meminum isinya dengan perlahan guna menenangkan hatinya sedikit. Sungguh, Nissa masih sangat takut dan terbayang isi kotak yang tidak lain adalah bangkai tikus. Bangkai itu masih berdarah-darah dengan bagian kepalanya yang terpisah. Bisa bayangkan bagaimana mualnya Nissa melihat hal itu, kan?"Terima kasih," ucap Nissa lemah. Mengembalikan cangkir tadi pada si karyawan yang bernama Anggit. Matanya tak sengaja melihat Isti yang masih di sidang karyawan lain.Pekikan keduanya yang lumayan kencang tadi tentu mengundang rasa penasaran semua orang, termasuk para pelanggan yang sedang berbelanja. Dan akhirnya mereka pun ikut terkeju

    Last Updated : 2024-03-13

Latest chapter

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 138

    "Sayang, hari ini Abang ada urusan di knightsbridge. Kamu mau ikut nggak?""Di mana itu, Bang? Jauh nggak dari sini?""Knightsbridge terletak di jantung kota London yang modis, menggabungkan jalur Hyde Park yang dilalui kuda, kedutaan besar Belgravia, museum Kensington, dan kediaman seniman Chelsea. Saat ini, lingkungan itu dipenuhi dengan berbagai toko, restoran, townhouse bersejarah kelas dunia, dan merupakan rumah bagi dua properti Jumeirah . Di sana, kita juga bisa melihat sejarah Knightsbridge dan bagaimana ia bisa mempertahankan reputasi yang dimilikinya saat ini." Raid menjelaskan dengan sabar dan panjang lebar. "Nggak tahu ah, Bang. Nggak ngerti juga. Udahlah, Abang aja yang pergi. Nissa lagi mager," sahut Nissa kemudian dengan malas. Raid mengerutkan keningnya bingung. Beberapa hari ini entah kenapa Nissa memang berubah jadi pemalas. Tak seperti biasanya yang selalu antusias jika di ajak ke tempat baru. Apa mungkin Nissa sudah bosan tinggal di sini? Akan tetapi, mereka baru

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 137

    Sebenarnya enggan sekali untuk Nissa menerima tawaran Naira pergi ke London. Bukan hanya karena dia tidak suka naik pesawat, tapi juga karena malas ketemu Nichole. Gimana ya, jelasinnya? Semua orang memang bilang Nichole itu sudah berubah. Tetapi sebagai sesama wanita, jelas Nissa tahu dan bisa merasakan kalau sebenarnya Nichole itu belum menyerah tentang perasaannya pada Raid. Wanita itu masih mendamba Raid meski tidak terang-terangan seperti dulu. Di depan Naira dan suaminya, Nichole memang akan bersikap biasa saja dan seolah acuh pada keberadaan Raid. Tetapi Nissa tahu betul, kadang dia masih mencuri pandang pada Raid, dan mencoba mendekati pria-nya dengan gaya halus.Ah, pokoknya Nissa tidak suka sama Nichole!"Sayang, kita nggak akan lama, kok. Hanya mengantarkan Naira saja ke rumah mertuanya.""Abis itu langsung pulang, ya?""Uhm ... tinggal dulu beberapa hari, ya? Soalnya Abang juga ingin menengok Damien dan juga harus mengecek usaha Abang yang ada di sini. Kita juga bisa sek

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 136

    Raid mengulas senyum manis sambil menatap Nissa yang terlelap paska percintaan panas mereka. Panas dan menegangkan seperti permintaan wanita itu. Sungguh, Raid selalu dibuat kagum setiap kali bercinta dengan Nissa. Wanita itu banyak kejutan. Gadis alim itu sudah tidak ada. Wanita polos, cengeng, dan menyusahkan itu sudah sirna. Berubah menjadi wanita dewasa yang mengagumkan.Ia adalah Anissa fatih Zhakia. Wanita lemah yang awalnya tak pernah Raid inginkan dan terus ia hindari. Merepotkan! Beban! Titel itu sering Raid sematkan pada Nissa. Apalagi jika Nissa sudah mulai menunjukan sifat cengengnya. Rasanya ingin Raid cekik saja lehernya agar berhenti menangis selamanya. Namun, siapa sangka? Gadis yang awalnya tak pernah Raid inginkan ini justru mampu mencuri hatinya. Membuat seorang Raid bertekuk lutut hingga rela menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk seorang Nissa yang cengeng. Terlebih setelah berhasil memiliki Nissa seutuhnya, Raid dibuat tergila-gila. Jatuh cinta setiap hari da

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 135

    Setelah urusan ngisi perut kelar, maka waktunya ... tidur. Eh, ya enggak, dong! Itu mah kaum rebahan yang makin menggemoy kayak Amih. Kalau Nissa sama Raid mah, abis makan mereka belanja. Soalnya, inget kan, kalau mereka perginya tadi dadakan dan tanpa tujuan. Jadi ya mereka nggak ada persiapan apa pun sebelumnya. Bahkan baju saja, mereka hanya bawa beberapa lembar. Raid membawa Nissa ke salah satu pusat pembelanjaan yang ada di sana. Membeli keperluan yang dibutuhkan sekaligus jalan-jalan cuci mata. Ya, anggap aja ng'date setelah nikah."Abang, cukup! Ngapain sih beli sebanyak ini? Abang mau buka toko atau gimana?" tegur Nissa saat melihat Raid memasukan banyak sekali barang. Bukan barangnya yang membuat Nissa keberatan, tapi jumlahnya. Masalahnya, Raid beli satu jenis barang dalam jumlah besar. Padahal, mereka di sana hanya akan liburan, bukan menetap. Tetapi Raid belanja seolah mereka akan lama saja. "Nggak papa, sayang. Abang sanggup kok bayarnya.""Ck, ini bukan masalah sanggu

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 134

    Brak!Nissa terkesiap kaget saat tiba-tiba saja Nita menggebrak meja. Wajahnya merah padam menatap Raid. Pasti dia sangat marah sekali saat ini. Tentu saja, ucapan Raid barusan memang terlalu kejam. Bahkan Nissa yang mendengarnya saja merasa sakit hati barusan. Ah, suaminya ini kalau sudah mode julid memang tak kaleng-kaleng. Akibat ulah Nita barusan. Kini, mereka jadi pusat perhatian di tempat makan tersebut. "Kurang ajar!" sentaknya keras. "Berani sekali kamu menghinaku seperti itu. Apa kamu tidak tahu siapa aku?!""Tahu, kok. Kamu sampah, kan?" Raid tak gentar sama sekali. Berucap santai sambil sebelah tangannya mengusap lembut punggung Nissa demi menenangkan kekagetan yang sempat dirasakan. "Diam!""Ah, atau kau lebih suka ku panggil jalang?""Kurang ajar!"Grep!"Akh!"Nita yang murka pun berniat melayangkan tangannya. Namun, dengan cepat Raid tahan dan gantian mencekal tangannya hingga wanita itu meringis kesakitan. "Bang?" Tahu keadaan sudah tak kondusif. Nissa pun mencoba

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 133

    "Papa?" beo Nissa refleks. "Iya, Papa kamu. Bule tadi. Itu papa kamu, kan?"Dilihat dari mana, ya ampun! Jelas-jelas wajah Raid bule banget, sementara Nissa sendiri khas asia. Nah, kok, bisa wanita ini menyangka Nissa dan Raid adalah anak dan ayah. Katarak atau gimana?Atau ... ah, jangan-jangan memang itu akal-akalan si Mbak calon valakor ini agar bisa dekat dan kenalan dengan Raid. Baiklah kalau begitu. Jika memang dia ingin kenalan dengan Raid, maka dengan senang hati Nissa kabulkan. "Apa bagusnya sih Mbak dapet nomornya doang. Lebih enak kenalan langsung, kan?" tawar Nissa kemudian. "Eh, emang boleh?" Si wanita tadi mengerjap tak percaya dengan tawaran Nissa. 'Calon anak tirinya baik hati sekali!' Mungkin itulah yang saat ini ada dalam pikirannya."Boleh, kok." Nissa menjawab ramah. "Ayo, ikut saya."Wanita itu pun mengekori Nissa dengan senyum sumringah dan mata berkilat bahagia. Hatinya dag dig dug parah ketika jalan untuk mendekati Raid di buat selancar mungkin oleh calon a

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 132

    "Wah! Ini tempat siapa, Bang?" Nissa berseru takjub ketika akhirnya mobil yang mereka kendarai masuk ke sebuah pekarangan luas di depan sebuah bangunan yang menarik hati. Bukan bangunan itu yang membuat Nissa terpesona sebenarnya, tapi pekarangan asri dan sekitarnya yang sungguh memanjakan mata. Adem!"Tempat kita." Raid menjawab seadanya."Punya abang?""Punya kita."Nissa tak bertanya lagi. Sejatinya dia tahu, jika Raid berkata 'punya kita' itu berarti adalah milik Raid. Sementara jika Raid berkata punya Nissa. Maka itu berarti hak milik ada pada Nissa. Percayalah, Raid itu tipe pria yang masih menjunjung tinggi istilah 'milik suami, milik istri. Milik istri, ya milik istri'. Jadi, jelaskan kalau hunian asri di depan itu milik siapa?"Rumahnya bagus banget, Bang!" Nissa berlarian seperti anak kecil saat memasuki rumah tersebut. Bangunan yang tak begitu luas, tapi juga tidak bisa dibilang sederhana. Pas lah untuk ukuran Villa yang hanya akan mereka tinggali. Rumah tersebut juga s

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 131

    Raid tersenyum manis menatap sang istri yang tengah terlelap. Disibakkannya rambut yang menjuntai menghalangi wajah cantik istrinya. Lalu satu kecupan panjang Raid berikan di sisi kepala wanita yang sudah mencuri hatinya tersebut.Nissa tak bergeming. Benar-benar tak terganggu sama sekali dengan perbuatan Raid barusan. Begitulah Nissa, kalau sudah tidur memang seperti mayat. Tak terganggu oleh apa pun. Itulah kenapa, dulu saat Raid masih suka iseng mencuri ciuman dibibir semerah cerry-nya. Nissa tak menyadarinya sedikit pun. Pernah satu kali hampir ketahuan, pas awal melakukannya. Beruntung Raid sudah terlatih dalam hal bersembunyi. Ajaib memang Nissa ini. Sepulas apa pun tidurnya, dia akan terbangun jika jam sudah menunjukan pukul tiga pagi. Meski tanpa alarm. Tetapi memang Nissa pasti akan terbangun jam sekian. Seolah punya alarm tubuh sendiri. Raid mengetahui hal itu setelah memantau Nissa diam-diam lewat cctv.Raid bahkan hafal betul apa yang akan Nissa kerjakan di jam segitu. Se

  • Bertahan Dalam Asa Hampa   Asa 130

    #WARNING!! ZONA KHUSUS DEWASA! YANG MASIH DIBAWAH UMUR MENYINGKIR DULU! KALAU PERLU TUNJUKAN KTP KALIAN DI KOLOM KOMENTAR##*Happy Reading*Sebenarnya Nissa masih penasaran akan penjelasan Raid tentang Abyan yang ternyata 'letoy'. Masih ingin mendengar secara detail lagi. Sungguh suaminya ini ternyata luar biasa. Apa daya, perut tak bisa di ajak kompromi. Di tengah-tengah obrolan mereka. Dia malah berbunyi nyaring. Tanda cacing di dalam tengah demo minta diberi asupan energi. Akhirnya Nissa pun terpaksa mengakhiri obrolan seru mereka."Sudah, sudah. Kita lanjut ngobrol lagi nanti. Sekarang lebih baik kamu mandi dulu, habis itu makan.""Nggak kebalik, Bang? Bukannya lebih enak makan dulu baru mandi? Nanti kalau Nissa masuk angin, gimana?"Raid mengulas senyum manisnya, lalu membelai rambut panjang Nissa yang tampak acak-acakan, tapi tetap memesona di matanya. Malahan menggoda. Membuat Raid ingin mengulangi pergumulan manis mereka semalam kalau saja tidak kasihan pada istrinya ini."Tid

DMCA.com Protection Status