Share

Bab 44

Author: Alita novel
last update Last Updated: 2025-01-02 16:45:37

Kabar pernikahan Rian dan Dina sudah menjadi bahan gosip yang seru untuk dibahas para tetangga. Meskipun mereka tidak mengatakan apapun saat anak-anak atau orang tua Rian lewat. Namun begitu mereka tidak terlihat lagi para tetangga akan kembali bergunjing.

Tiara juga memilih diam di rumah. Bu Mirna sempura melarangnya keluar rumah. Karena Tiara juga tidak tergabung dalam grup yasinan RT, dia tidak perlu merasa terbebani. Justru dengan terus berada di rumah, Tiara bisa produktif menulis novel. Dalam waktu tiga hari dia bisa menyelesaikan dua puluh bab.

Rian yang baru lembur di ruang kerjanya masuk ke kamar. Wajah pria itu tampak kuyu. Entah apa yang terjadi dua hari lalu saat Rian dan Pak Joko bisa mengganti rugi uang korupsi yang diambil Rian. Malam harinya mereka menghabiskan waktu di ruang kerja.

Keesokan harinya Bu Mirna menanyakan apa yang terjadi sampai mereka tidak keluar dari ruang kerja Rian. Pak Joko hanya menjawab singkat untuk pertanyaan istrinya.

"Rian sudah bebas. Ad
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 45

    Informasi dari Bu Mirna membuat Tiara sangat terkejut. Dia tidak menyangka jika konglomerat seperti Pak Hermawaan punya rencana sejahat itu. "Untung saja Rian sudah mengajukan resign dua hari lalu. Walau kita tidak tahu apa yang akan terjadi sebulan ke depan. Bisa saja Pak Hermawan melakukan hal nekat karena rencananya berantakan."Bu Mirna menghela nafas khawatir. Begitu juga Tiara."Kita hanya bisa berharap jika Mas Rian selalu dalam lindungan Allah Bu." Tiara mencoba berpikir positif. Walau dia tidak panik, setidaknya Tiara ingin menenangkan sang mertua.Pagi hari berjalan seperti biasa. Setelah salat subuh, Rian dan Pak Joko kembali sibuk di ruang kerja. Tiara dan Bu Mirna berbagi tugas. Jam setengah tujuh pagi mereka berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Rian duduk dengan wajah cerah."Bagaimana pekerjaan kalian?" tanya Bu Mirna mengulang pertanyaan yang sama setiap pagi."Alhamdulillah sudah selesai Bu," jawab Rian sumringah."Alhamdulillah," seru Bu Mirna dan Tiada bers

    Last Updated : 2025-01-03
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 46

    Dina pergi ke bank yang berbeda untuk menyetorkan uang senilai dua puluh juta dalam dompet yang ia temukan. Wanita itu tidak mau aksinya ketahuan jika menyetorkan uang di bank dekat rumahnya. Setidaknya Dina menganggap aksinya tidak akan ketahuan. Tidak lupa wanita itu merogoh semua isi dompet. Di dalamnya ada dua kartu debet dan dua kartu kredit, ktp serta kertas kecil bertuliskan nomor pin dari masing-masing kartu. Dina gelap mata. Dia mengambil semua kartu itu, menarik isi dari dua kartu kredit serta menyimpan dua kartu debet. Dia tidak akan menarik semuanya hari ini. "Sayang banget dompet branded seperti ini harus aku buang. Padahal dompet ini bagus kalau dibawa pulang." Dina yang masih duduk di teras bank menimang-nimang dompet ditangannya. Dia memutuskan memasukan dompet itu ke tas. Taksi online yang tadi mengantarnya masih menunggu. Dina membuang kartu kredit yang sudah ia ambil isinya lalu masuk ke mobil. Sesampainya di rumah, Dina masuk ke kamar. Hari ini dia sengaja cut

    Last Updated : 2025-01-04
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 47

    Rian mematung. Dadanya berdegup kencang karena rasa kaget yang belum reda. Tidak hanya itu, bagaimana bisa anak bos besar di depannya mengurus hal ini. Rian tahu posisi Aurel sebagai Direktur Keuangan. Namun untuk kasus korupsi di perusahaan cabang, dia tidak pernah ikut campur seperti ini. "I--iya. Saya sudah mengembalikan semua uang perusahaan yang sempat saya ambil. Saya akan menerima apapun hukumannya." Rian menunduk. Dia tidak mau melihat seperti apa ekspresi Arel sekarang. "Tidak. Saya tidak akan menghukummu. Toh saya tidak punya wewenang akan hal itu. Semuanya ada tangan audior internal," kata Aurel tenang. Rian mendongak. Ia menatap atasannya tidak percaya. Aurel menegakan tubuh. Mata tajam menatap ke depan. Namun bukan kearah Rian. "Aku sudah menyelidiki semuanya. Termasuk fakta jika kau punya dua istri. Hal yang ingin aku tanyakan sekarang adalah, apakah semua uang yang kamu ambil untuk diberikan pada sekretarismu yang hari ini cuti?" tanya Aurel tajam. "Iya," jawa

    Last Updated : 2025-01-09
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 48

    Tiara masuk ke kamar saat jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Rian sudah pergi ke kantor. Anggrek dijemput bus sekolah dan ia juga sudah mengantar Lily. Tiara baru saja menjemput anak keduanya dari sekolah. Ia mencantolkan jaket dan meletakan ponselnya di tempat tidur. Teringat dengan cerita Rian. Seharusnya hati Tiara masih membeku. Namun kenapa saat Rian minta ijin tadi, Tiara merasa tidak rela? Wanita itu menggeleng. Dia tidak ingin hatinya kembali mencair dan dibodohi seperti dulu. Tiara sudah mantap untuk bercerai. Dering ponselnya di tempat tidur mengalihkan perhatian. Sambil merebahkan tubuh, Tiara membaca pesan yang masuk. Ternyata dari adik madunya. [Pasti kamukan Mbak yang sudah menyarankan Mas Rian untuk memilih dua gaun ini?] Dina juga menyertakan dua baju pengantin yang akan dipakainya untuk resepsi pesta pernikahan. Wanita itu terkikik. Walaupun bukan Tiara yang menyarankan ketiga baju pengantin yang akan dikapai Dina, tapi dia tahu siapa pelakunya. Bu Mi

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 49

    Dina bergaya di depan cermin. Disaat Tiara masih menikmati waktu dengan Rian di rumah mereka. Hari ini dia senang sekali bisa pergi dengan Rian setelah sekian lama bersembunyi. Dina juga tidak perlu takut ada yang memergoki mereka karena statusnya yang sudah sah jadi istri siri Rian. Apalagi mereka akan meresmikan pernikahan secara sah dimata hukum.Wanita itu tidak mengetahui jika besok adalah hari terakhir Rian bekerja. Berkat bantuan Aurel tidak ada satu orangpun yang tahu tentang alasan pengunduruan diri Rian dan Dian. Itu berarti Dina akan bekerja beberapa hari tanpa Rian.Jam sembilan pagi, terdengar mobil yang berhenti di depan rumahnya. Dina memasukan ponsel dan dompet ke tas lalu berjalan keluar. Dia memakai kemeja kerja dan rok selutut seperti biasa. Karena setelah dari butik mereka akan langsung pergi ke kantor untuk bekerja.Sebelum keluar, Dina mengintip dari jendela. Dia hanya ingin berjaga-jaga jika Dukun Deri atau Pak Hermawan yang datang. Memang benar jika mobil Rian

    Last Updated : 2025-01-11
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 50

    Dina berhasil menemukan dua gaun yang ia sukai. Setelah urusan baju pengantin selesai, Dina mengajak Rian pergi ke MUA langganannya. Seorang MUA yang terkenal di kalangan selebgram.“Aku sudah lama akrab dengannya. Dia tidak menuntut kliennya memakai gaun pengantin di butiknya. Jadi, tidak akan masalah kalau kita hanya memakai jasa riasnya saja.” Cerita Dina semangat. Dia tidak sabar menantikan seperti apa penampilannya di hari pernikahan resminya dengan Rian.Meskipun Dina tidak bisa membayangkan reaksi teman-teman sekantornya saat melihat ia berdampingan dengab Rian di atas pelaminan. Wanita itu tidak tahu kalau kemungkinan besar mereka tidak jadi mengundang teman-teman kantor karena Rian sudah resign lebih dulu.Kemarin Rian sudah membicarakan hal ini dengan orang tua dan istri pertamanya. Karena Rian diam-diam keluar dari perusahaan berkat bantuan Aurel, akan menjadi banyak tanda tanya untuk karyawan yang lain.“Bagaimana kalau aku batal mengundang teman-teman kantorku? Aku tidak

    Last Updated : 2025-01-16
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 51

    Rian memandang lurus ke depan. Dina melambaikan tangan di depan wajah suaminya. Wanita itu belum menyadari apa yang terjadi. Dia mengambil botol yang sudah ia campur dengan air merah lalu memberikannya pada Rian.“Minum dulu Mas.” Dina mengulurkan botol air itu tepat di depan wajah sang suami.“Terima kasih Din,” jawab Rian tanpa menoleh.Pria itu berusaha menata pikirannya. Dia mengatur ekspresi sedemikian rupa agar Dina tidak curiga. Saat menoleh, Rian bisa menampilkan senyum palsu yang tampak normal di mata Dina.“Maaf aku injak rem mendadak. Tadi ada anak kecil lewat. Kamu tidak lihat?” tanya Rian memastikan. Dina menggeleng.“Tidak. Aku sibuk berkirim pesan dengan tukang dekor. Ya sudah jalankan lagi mobilnya. Kita harus sampai di kantor tepat waktu.” Dina mengembalikan botol air ke tempatnya.“Oke.”Seperti biasa, Dina akan turun di halte yang jaraknya cukup jauh dari kantor. Rian melanjutkan perjalanan seorang diri. Di mobil, pria itu berpikir bagaimana cara membohongi Dina ten

    Last Updated : 2025-01-17
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 52

    “Apa?” Danu hampir menyemburkan makanannya. Untung saja pria itu bisa menelan smeuanya hingga tandas.“Kamu bencanda Yan?” tanya Danu tidak percaya. Rian menggeleng. Wajahnya masih serius seperti tadi.“Aku nggak bercanda Dan. Aku serius.” Rian menghela nafas lalu menceritakan semuyanya pada Danu.Dia tidak perduli jika Danu tidak percaya dengan ceritanya. Karena satu-satunya orang yang bisa ia percaya di kantor hanya Danu. Apalagi Danu juga bekerja untuk Aurel. Di titik dimana Rian sadar hari ini kalau sudah mendapat guna-guna dari Dina.Ia ingin berpisah dari Dina sekarang juga atau mencampakan istri mudanya di hari pernikahan mereka. Namun perjanjiannya dengan Aurel membuat Rian tidak bisa mewujudkan keinginannya.“Aku masih harus menjaga Dina untuk satu bulan ke depan. Sampai Bu Aurel selesai melakukan pekerjaannya yang entah aku tidak tahu apa. Aku bingung Dan. Bagaimana caraku membohongi Dina?”Danu masih diam. Tangannya bertumpu di atas meja. Dia tidak bisa banyak berkomentar d

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 83

    Ibu Tiara menceritakan kalau guna-guna itu ada banyak macamnya. Menurut wanita paruh baya itu, guna-guna yang menimpa Rian sama dengan guna-guna yang menimpa kakung. Dulu uti bertahan karena memang perceraian dianggap tabu. Namun uti juga tidak mau diam saja saat sadar kakung berubah karena pelakor.Setelah dicari tahu, ternyata kakung terkena guna-guna. Jiwa detektif uti benar-benar bangkit. Segala cara dilakukan. Mulai dari diam-diam meruqyah kakung yang kemudian gagal hingga meminta air doa. Hasilnya guna-guna itu gagal saat itu ibunya Tiara dan Uti tidak sengaja masuk ke kamar selingkuhan kakung dan melihatnya tengah melakukan ritual.Hasilnya seperti yang terjadi pada keluarga Dina sekarang. Pelaku guna-guna hilang ingatan dan tidak bisa melakukan apapun. Secara ilmiah kelumpuhan pelaku guna-guna tidak bisa dijelaskan secara medis.“Jadi begitu. Lalu sikap Kakung berubah seperti sedia kala?” tanya Tiara penasaran. Makanan di piringnya sudah habis.Ibunya mengangguk. “Iya. Kakung

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 82

    “Lalu sekarang Rian masih bertahan dengan Dina?” tanya bapak Tiara tenang.Wajah tuanya terlihat berpikir. Pikiran orang tua mana yang tidak bercabang kalau mendengar cerita rumah tangga sang putri yang berada diambang kehancuran. Meskipun itu semua karena ulah orang ketiga. Dulu saat Rian meminta Tiara baik-baik padanya, bapak Tiara percaya Rian bisa menjaga dan mencintai sang putri sepenuh hati. Sayangnya harapan bapak Tiara musnah karena kehadiran Dina yang memberikan guna-guna pada Rian.Begitu juga dengan ibu Tiara. Wanita paruh baya itu merasa sangat sedih dengan takdir yang menimpa anak perempuannya. Namun di sisi lain bapak dan ibu Tiara tidak bisa marah pada sang menantu. Semua ini diluar rencana mereka karena Rian terkena guna-guna dari Dina.Tiara menghela nafasnya sejenak. Dia menatap wajah sang bapak yakin. “Mas Rian sudah berpisah dari Dina. Rencana pernikahan mereka yang tinggal beberapa hari lagi dibatalkan,” jawab Tiara yakin.“Maksudnya apa Nduk? Sekarang mereka suda

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 81

    Tubuh bapak dan ibu Tiara terasa membeku. Mereka berpandangan satu sama lain. Tidak menyangka kata cerai akan muncul dari bibir Tiara. Melihat wajah sang ibu yang sangat kaget dan bapaknya yang menatap tajam, Tiara hanya bisa menunduk. Dia tidak kuasa menghadapi kekecewaan di mata orang tuanya.“Tapi kenapa Nduk? Bukankah selama ini rumah tanggamu dan Rian baik-baik saja?” tanya ibunya heran.Wanita paruh baya itu bangkit. Berjalan menelilingi meja lalu duduk disamping Tiara. Tangannya menggenggam tangaan sang putri erat. Apalagi melihat air mata yang menggenang di kelopak mata indah sang putri. Ibu Tiara juga tidak tega melihat anaknya sesedih ini.“Perceraian bukan keputusan yang bisa diambil secara gampang Nduk. Harus dipikirkan pertimbangan yang masak. Terlebih kamu adalah perempuan. Tidak bisa menggugat suami begitu saja. Kamu baru bisa berpisah dari Rian jika dia melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau selingkuh,” kata bapaknya tanpa tahu apa yang terjadi.Wanita itu sudah m

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 80

    Tiara berdandan di depan meja riasnya. Menutup matanya yang gelap karena sering bangun pagi untuk mengetik novel. Dia memakai pelembap, sunscreen, foundation baru yang terakhir bedak. Setidaknya wanita itu ingin menunjukkan pada orang tuanya kalau kondisinya sekarang sudah baik-baik saja. Terlepas dari prahara yang sempat membuat emosinya naik turun selama beberapa tahun terakhir.Wanita itu memakai gamis berwarna biru muda yang dipadukan dengan jilbab berwarna abu-abu. Tidak lupa ia memakai sandal tinggi untuk menunjang penampilannya dalam hal tinggi badan. Dia mengambil tas, memasukan dompet dan ponselnya kesana. Tidak lupa mengambil kunci motor dari laci.Saat keluar dari kamarnya, suasana ruang tengah terasa sepi. Tidak terdengar celoteh anak-anak karena Angggrek dan Lily sedang sekolah. Hanya Nana sendiri di lantai dua bermain ditemani kakung dan utinya. Wanita itu memutuskan untuk naik ke lantai dua guna berpamitan pada putri bungsu dan kedua mertuanya.Benar saja tebakan Tiara,

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 79

    Aktivitas Tiara pagi ini berjalan seperti biasa. Sebelum subuh dia sudah menyelesaikan dua bab novel dan mengedit bab sebelumnya. Lalu keluar kamar untuk salat subuh. Saat bertemu dengan Rian tadi, hati Tiara sempat berdebar sebentar. Entah apa penyebabnya. Mas Rian mengatakan kalau dia akan tinggal disini selama rumah kontrakan itu belum dibersihkan.Ada yang berdenyut nyeri dalam sudut hatinya saat Rian mengatakan kalau dia akan tinggal disana selama menunggu keputusan Tiara. Rian tidak ingin membuat Tiara merasa tersiksa dengan keegoisannya. Padahal Rian sudah ikhlas melepasnya setelah tahun-tahun menyakitkan yang harus ia lalui. Namun kenapa Tiara justru merasa sedih.“Kamu jadi pergi ke rumah orang tuamu Nduk?” tanya Bu Mirna saat mereka tengah membuat sarapan bersama. Tiara tidak perlu khawatir dengan anak-anak karena mereka bermain di lantai dua bersama Pak Joko. Persiapan sekolah Anggrek dan Lily juga sudah disiapkan. Jadi dia bisa memasak dengan tenang bersama Bu Mirna.“Jadi

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 78

    Dina akhirnya dibawa pergi bersama orang tuanya. Rian berjalan mengikuti di belakang mereka. Tidak ada perawat atau dokter jaga yang menghentikan mereka. Rian hanya mengamati dalam diam. Aurel berhenti di ruang tunggu IGD. Pria itu memilih berdiri di belakang mantan atasannya itu.“Kita bisa bicara disini,” kata Aurel lalu duduk di kursi paling belakang.Rian mengikuti lalu duduk disampingnya. Suasana hening tidak membuat kecanggungan diantara mereka. Rian mengeluarkan sebotol air dari tasnya lalu memberikan botol itu pada Aurel.“Minum dulu Bu,” ucap Rian perhatian.Aurel mengangguk. Dia menerima botol pemberian Rian lalu berkata, “Terima kasih.”“Maaf aku menggagalkan pernikahanmu,” kata Aurel setelah hening yang cukup lama.“Tidak masalah Bu. Sebenarnya saya juga yang menyebabkan orang tua Dina sakit. Seandainya saya tidak punya niat pergi ke rumah keluarga adik saya, mungkin rencana orang tua Dina bisa berjalan mulus dan kami terpaksa tetap melangsungkan pernikahan,” kata Rian ten

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 77

    Apakah Dina sedih dengan kenyataan kalau dia akan berpisah dari Rian? Tentu saja sangat sedih. Namun Dina tidak bisa melakukan apapun. Setelah bicara seperti itu, Aurel justru diam saja. Dia bangkit dari kursinya lalu berbalik mendekati ranjang bapak Dina. Mata mengintimidasinya sudah sirna, berganti dengan kebencian yang mengendap setelah mengetahui semua dalang kerusuhan orang tuanya bulan lalu. Itulah bapak Dina.“Pindahkan mereka ke panti jompo milik Luna. Bawa sekalian wanita ini,” kata Aurel memberi perintah.“Baik Bu,” jawab pengawal dibelakangnya.Dina mendongak. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Tubuhnya yang sudah membaik kembali gemetar hebat. Mulutnya terbuka dan tertutup. Ingin mengatakan sesuatu tapi tidak ada satu patah katapun yang keluar. Bibirnya hanya bergerak seperti ikan koi. Tenaga Dina yang masih lemas juga belum kembali saat ada beberapa orang berbaju hitam masuk. Dua wanita yang memakai baju yang sama dengan rambut disanggul membantu Dina ber

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 76

    Tubuh Dina bergetar. Wanita yang berdiri di hadapannya benar-benar mengintimidasi. Tubuh Dina terasa lemah hingga ke tulang. Saat berusaha berdiri, ia justru terjatuh. Bersimpuh di kaki Aurel yang mengenal high heels tinggi untuk menunjang penampilannya.“Kenapa kau ketakutan seperti itu? Apakah wajahku terlihat sangat menyeramkan?” tanya Aurel dengan nada manis.Seorang pria botak bertubuh tinggi dengan badan kekar dan kacamata yang menutup matanya, mengambil kursi yang tadi ditempati oleh Dina. Aurel duduk di kursi itu. Menyilangkan kaki jenjangnya tepat di hadapan Dina. Dia menunjuk tirai yang akan menutup bed tiga dan empat di sebrang. Untunglah para keluarga yang berjaga masih tidur.Jadi mereka tidak bisa mendengar keributan di ruangan yang sama. Setidaknya Dina tidak akan merasa malu karena diperhatikan banyak orang. Dalam hatinya, wanita itu bersyukur karena Rian tidak ada disana. Jadi sang suami tidak perlu melihatnya dalam keadaan seperti ini.Dina memperbaiki posisi dudukny

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 75

    Dua jam sebelumnya saat Rian baru sampai di rumah Tiara, Dina mengikuti para perawat yang membawa orang tuanya ke ruang perawatan lantai dua. Ia sibuk berkirim pesan dengan staff panti jompo.[Saya tidak pernah membatalkan reservasi saya. Hanya ini nomor saya satu-satunya yang bisa menghubungi anda. Jadi tidak mungkin saya yang membatalkan pesanan reservasi.]Tidak membutuhkan waktu lama saat pesannya dibalas. Sambil bersandar ke dinding lift, Dina fokus menatap layar ponselnya.[Maaf Bu. Saya juga sudah mengatakan hal itu pada kepala yayasan. Selama ini pembatalan reservasi selalu lewat staff. Say sendiri tidak bisa menolak keputusan kepala yayasan. Sekali lagi saya minta maaf.]Pesan balasan dari staff disana membuat kepala Dina terasa semakin berdenyut. Langkahnya terasa melayang saat ranjang orang tuanya keluar dari dua lift yang berbeda. Mereka masuk ke ruang melati nomor satu. Sudah ada dua pasien lain yang lebih dulu menempati ruang rawat itu. Ranjang bapak dan Ibu Dina diletak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status