Share

Bab 47

Penulis: bubukmerica
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 06:07:36

Mata Eleanora tidak berhenti melotot melihat belasan video-video pendek yang ada di aplikasi media sosial bernama Igeh. Lama-lama bibirnya mengerucut kesal. Dadanya panas melihat video-video itu. 

Eleanora melirik Devan yang juga sedang asik dengan ponsel. Ia mendengkus, mengapa Devan tidak pernah bersikap manis atau romantis padanya seperti laki-laki di drama korea atau video-video pendek yang tadi ia lihat. 

Bahkan saat di atas tempat tidur pun, menurut Eleanora, Devan tidak pernah bersikap manis, tetapi agresif. Eleanora benar-benar membangunkan singa yang sedang tidur. 

Dalam drama korea yang manis atau video-video pendek itu, para lelakinya pasti berlaku manis dengan memberikan bunga, dikasih hadiah, diajak makan malam romantis, diajak jalan-jalan, dikasih pujian dan lain-lain. Namun Devan tidak seperti itu padanya. Eleanora iri setelah mati pada perempuan-perempuan itu.

"Sayang!

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 48

    "Bagaimana mereka?""Saat ini Devan masih bekerja di minimarket kepunyaannya Nona Eleanora, tapi ia sedang mencoba berjualan pakaian bekas."Diego Lim tertawa menghina mendengar kata-kata terakhir ajudannya. "Tidak berkelas." Ia kembali mengisap lagi cerutunya, kakinya ia arahkan ke salah satu pelacurnya untuk dipijat. Padahal ia lebih menikmati sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh perempuan itu."Awasi lagi mereka dari jauh. Jangan sampai seperti anak buahmu yang bodoh itu dan ketahuan. Tunggu sampai Devan merasa berhasil dengan usahanya, lalu hancurkan.""Tapi Tuan, modal yang dipakai adalah uang milik Nona 0⁰Eleanora.""Lebih bagus. Eleanora tidak akan menangis hanya karena uang yang tidak seberapa itu, tapi laki-laki itu pasti akan terguncang mentalnya."***"Sayaang!""Sudah dong, El, sudah. Kala

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 49

    Hari ini Devan libur melakukan siaran langung, ia berencana menyusuri kota, khususnya pasar tradisional yang menjual barang-barang bekas, mana tahu ia mendapat pakaian yang bagus.Devan pergi seorang diri dengan motornya. Hatinya tengah senang. Kalau bukan karena Eleanora yang memaksanya, tentu ia tidak akan seperti ini sekarang.Sekali live, semua yang ada di etalasenya ludes dibeli. Jujur ia kewalahan, tetapi ia tidak mengeluh sama sekali. Kemarin semua jualannya habis, dan ia masih harus menunggu dua hari lagi untuk ball pesanannya datang.Devan baru tahu kalau menjual secara online di salah satu e-commerce media online yang saat ini tengah hipe bisa sangat menguntungkan. Bagaimana tidak hanya beberapa kali ia menggunakan iklan media sosial itu, namanya langsung banyak dikenal orang. Penonton siaran langsungnya bisa mencapai ribuan orang. Tiga gari pertama Devan sangat kaku, tapi setelahnya ia sudah bisa t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 50

    Sudah lima hari ini Devan terus diam. Lelaki itu sangat murung, dan tidak mau melakukan apa pun. Hanya suara azan yang mampu membuatnya bergerak. Namun setelah selesai solat, calon ayah itu kembali melamun.Sehari setelah kabar mengejutkan itu, Eleanora sengaja membiarkan suaminya seperti itu. Karena ia tahu apa yang tengah dialami suaminya sangat tidak mudah.Lalu hari berikutnya Eleanora baru membujuk Devan untuk semangat, untuk mengikhlaskan, untuk bangkit. Namun, sampai hari ke empat, Devan masih terus diam.Eleanora sampai ragu untuk memberitahu tentang berita kehamilannya. Ia takut Devan malah merasa lebih tertekan karena mereka akan mempunyai anak yang mana membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga, Eleanora memutuskan untuk menyembunyikan sampai setidaknya Devan terlihat baik-baik saja."Sayang!" Eleanora memanggil kesekian kalinya di hari ini. Dan belum di respon

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 51

    Eleanora menghela napas. Ia tahu sejak awal siapa kakak ipar Devan itu. Orang tua mereka sama-sama punya kekuasaan, tetapi mereka berada di menara yang berbeda. Berbeda dengan ayah Eleanora yang seorang mafia, pebisnis dunia gelap, yang semua kekayaannya diperoleh dari cara yang tidak halal, juga merupakan seorang pengikut iblis yang tidak segan menghabisi siapapun yang menghalangi rencananya.Sedangkan orang tua Azalea adalah pengusaha sukses yang namanya sangat bersih dari cara-cara kotor. Terkenal sebagai pengusaha paling jujur se-Asia Tenggara yang memperoleh keuntungan dengan cara paling bersih.Bisa dikatakan, Eleanora dan Azalea sama-sama putri. Namun kedua sangat berbanding terbalik. Azalea sangat putih bersih dan harum, sedang Eleanora penuh dengan lumpur hitam yang berbau.Eleanora masuk ke dalam rumah, dan Devan sudah terduduk tetapi masih diam dengan tatapan kosong. Eleanora sedih melihat Devan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 52

    "Tolong, tolong!"Eleanora berteriak sekencang-kencangnya, sampai ia lebih tapi tidak suaranya tidak juga keluar. Mulutnya masih terus berteriak meminta tolong, sedang kakinya terus berlari. Berbagai macam binatang buas dengan ukuran tak normal kini tengah mengejarnya.Setetes air matanya keluar, membuat Eleanora berhasil terbangun. Eleanora terduduk dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang, dan tenggorokannya terasa kering.Eleanora mengusap air matanya yang sampai keluar dalam dunia nyata, lalu turun dari tempat tidur. Ia mengintip keluar lewat tirai jendela, matahari tampaknya sudah berada di ketinggian 90 derajat. Sudah lama Eleanora tidak bangun siang yang berujung mimpi buruk.Banyak orang bilang kalau mimpi buruk di siang hari takkan menjadi nyata. Namun, Eleanora tidak pernah sepenuhnya percaya. Terakhir kali ia mimpi buruk saat bangun siang adalah setelah kematian neneknya. Semalaman ia menangis sampai baru terbangun di jam yang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 53

    Keenan berlari menyusul Eleanora yang sudah di garasi, berniat mengeluarkan mobilnya sendiri."Saya yang bawa!" cegah Keenan pada Eleanora yang hendak masuk mobil di kursi pengemudi."Kamu lambat," tolak Eleanora dan langsung masuk.Keenan menarik sudut bibirnya yang berkedut, lalu ikut masuk ke dalam mobil. Kemampuan mengemudi Keenan sangat baik, tapi untuk masalah kecepatan, Keenan ibaratnya kura-kura sedang Eleanora adalah kelinci. Eleanora tidak takut mati, sedang Keenan masih teguh pada mimpinya yang ingin hidup tenang tanpa rasa was-was setiap waktu.Mobil Eleanora melaju melawati gedung-gedung tinggi. Keenan menikmati pemandangan itu selagi Eleanora belum menambah kecepatannya. Meski bertahun-tahun ikut Eleanora tinggal di sana, Keenan belum pernah menginjakan kaki di gedung-gedung tinggi di sekitar saja. Jangankan menginjakan kaki, untuk lihat seperti ini saja sangat jarang. Eleanora terisolasi di dalam bangunan yang mereka sebut rumah itu—rumah tanpa kehangatan—sehingga otoma

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 54

    Eleanora melompat, meminjakkan kakinya pada orang yang ada di samping kirinya lalu kakinya maju menendang wajah lelaki di depannya. Saat Eleanora mendarat ia terkena pukulan pada pelipisnya dengan keras.Sadar Eleanora terpukul olehnya hingga pelipisnya pecah, orang yang tidak sengaja memukul Eleanora itu mundur dua langkah dengan panik. Anak pemimpinnya yang selama ini mereka jaga akhirnya terluka di tangannya sendiri.Hal itu malah dimanfaatkan oleh Eleanora dan membuat lelaki itu terkapar mengikuti teman-temannya.Eleanora berlari menuju suatu ruangan, ia masuk setelah men-screening telapak tangan, wajah dan mata kirinya yang sedikit kebiruan.Ia masuk dengan tergesa, kepalanya pening hingga mengeluarkan darah segar tidak ia pedulikan. Fokusnya malah tertuju pada Devan yang meringkuk lemah penuh lebab di lantai."Sayaaaang!!!" teriaknya histeris. Matanya menatap tajam dan penuh amarah pada Diego Lim yang berdiri santai di dekat Devan yang tengah sekarat.Tampaknya Diego Lim baru sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 55

    Mengapa langit tanpa bintang itu selalu tampak sedih, suram dan murung? Apa istimewanya bintang untuk langit malam?Devan tidak tahu, ia tidak punya jawaban untuk itu. Sama seperti dirinya yang merasa sedih. Ia merasa saat ini dirinya seperti langit malam tanpa bintang, tapi tidak tahu bintang apa dan siapa, juga keistimewaannya.Satu jam sudah Devan memandangi langit malam lewat jendela kaca. Sepanjang melihat lanit malam hanya ada cahaya dari lampu pesawat yang lewat. Setelahnya kegegelapan dan kelamnya kembali mencuat.Tiba-tiba pikiran Devan teringat pada suatu suara yang pernah di dengarnya. Samar-samar seperti suara seorang wanita yang terdengar lemah."Aku pergi yaa, maaf sudah buat kamu seperti ini," ucap suara itu.Devan tidak ingat kapan pastinya. Dan entah mungkin ia mimpi atau tidak. Pasalnya saat itu ia sedang berusaha menahan diri untuk tertidur. Namun, efek obat yang diminumnya membuatnya tak bisa membuka mata. Padahal Devan ingin sekali melihat sosok yang bersuara itu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23

Bab terbaru

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 92 Tamat

    "Assalamu'alaikum, Papa Mama," sapanya pura-pura mengantuk seakan baru bangun tidur, layar ponselnya ia dekatkan ke wajah agar pemandangan di belakangnya tidak terlihat. "Tidak usah pura-pura, Mama tahu kamu masih di jalan! Kenapa baru pulang jam segini?" Vanela menjauhkan ponselnya seiring suara Eleanora yang semakin nyaring. "Papa, Mama marah-marah." Bukannya menjawab, Vanela malah mengaduh pada Devan. Namun kali ini Devan tidak akan membelanya. "Kamu memang harus dimarahi. Kenapa baru pulang?" Suara dan tatapan Devan tampak tegas, tanda Vanela harus segera menjawab dengan benar, tidak bisa bermanja lagi. Vanela menunjukan lembar soal yang sejak tadi dipangkuannya. "Keasyikan ngerjain ini, lupa kalau nggak lagi di rumah." "Apa itu?" "Soal matematika untuk lomba tingkat SMA." "Papa tidak tahu kalau kamu ikut-ikut yang seperti itu." Memang selama ini Vanela selalu pulang tepat waktu dan bahkan saat jadwal kuliahnya tinggal dua jam lagi, Vanela menyempatkan pulang untuk sekadar b

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 91

    Beberapa tahun lagi mamanya akan kepala empat menyusul ayahnya, pasti akan sulit untuk hamil diusia seperti itu. Dan Vanela menyesal sudah mengatakan permintaannya itu, harusnya ia lebih memikirkan orang tuanya ketimbang diri sendiri.Hari ini Vanela memulai perkuliahannya lagi. Selama masa kuliah, Vanela tidak lagi pergi bersama Baruna. Bukan karena jadwal kuliah yang berbeda, melainkan karena Baruna tidak berkuliah di universitas yang sama dengan Vanela. Vanela tetap tinggal di Kota Kendari agar selalu dengan orang tuanya dan berkuliah di universitas Halu Oleo dengan mengambil jurusan yang sekiranya santai.Vanela tidak peduli dengan jurusan kuliah yang dia ambil. Yang dipikirkannya hanya bagaimana caranya ia menyelesaikan kuliahnya tanpa terlalu banyak membuat waktu di kampus. Sehingga Vanela benar-benar menjadi anak kupu-kupu, kuliah pulang kuliah pulang. Kendati demikian, Vanela masih memiliki teman walau tidak akrab.Pukul sebelas siang ketika Vanela baru pulang dari kampus, har

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 90

    Sudah sejak pertengahan SMP Devan tinggal jauh dari orang tua, tapi setidaknya ia tinggal bersama kakaknya yang jauh sudah dewasa. Kepindahannya kala itu karena ingin bersekolah di kota yang katanya pendidikan lebih bagus. Karena mendukung anaknya, orang tua Devan menyetujui. Kehidupan sekolah Devan lancar-lancar saja, ia tidak pernah di bully atau merasakan stres yang luar biasa menggangguk.Kemudian sewaktu awal masuk kuliah, Devan memutuskan hal yang besar, yaitu tinggal sendiri, mempertanggung jawabkan dirinya sendiri dengan tinggal di tempat kos-kosan. Hari-hari tenangnya mulai hilang, kegiatan kampus juga uang bulanan mulai memeras is kepalanya. Beberapa bulan pertama kehidupan Devan di kos-kosan terasa sangat berat baginya.Devan yang tadinya tidak perlu memikirkan uang saku habis, tidak perlu memikirkan kebutuhan hidupnya, kini harus memikirkan semuanya. Karena sudah tidak ada lagi kakaknya yang baik hati yang tidak pernah memperhitungkan uangnya dipakai Devan.Uang yang Laki

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 89

    Tidak disangka ujian kelulusan sebentar lagi, kurang dari dua minggu lagi, tapi Vanela tidak pernah belajar. Ia lebih sering latihan bersama Yudi dan pengawal yang lain ketimbang membuka buku pelajaranBanyak yang mengira kalau setelah Vanela berhijab gadis itu akan berubah jadi lembut seperti yang terlihat jelas diwajahnya. Namun sayang hal itu hanya harapan semata. Nyatanya Vanela masih suka sadis, apalagi saat sedang kesal. Gadis itu belum bisa yang satu itu.Beberapa kali saat emosi, Vanela menggunakan salah satu pengawal untuk menjadi tempatnya menaruh objek sasaran saat olahraga lempar pisau atau panahan. Seperti saat ini. Tadi Vanela secara random memanggil salah satu pengawal yang sedang duduk asyik sembari merokok. Pengawal itu tadinya tenang-tenang saja sampai di ajak ke tempat latihan, ia langsung panas dingin.Ketika Eleanora sudah bersiap menarik busurnya, tiba-tiba Keenan datang."Diego Lim datang," bisik Keenan yang langsung dibalas lirikan oleh Vanela."Cukup kasih tah

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 88

    "Papa, Nela kangen," lirih Vanela sembari mengelap tubuh ayahnya. Padahal ia tahu sudah ada yang bertugas menjaga dan merawat orang tuanya, tapi ia tetap ingin berbakti meski sedikit."Nela."Vanela menoleh. Zia datang dengan membawakan makanan untuknya. Vanela menyudahi menyeka tubuh Devan, ia menghampiri Zia yang menata makanannya di meja."Padahal Tante nggak usah repot-repot antar ke sini. Aku kan bisa ambil makan sendiri." Vanela duduk di samping Zia. Ia mengambil air putih yang Zia siapkan, menghabiskannya hingga nyaris tandas."Kapan? Nanti malam?"Vanela tertawa kecil. Zia sudah mengenal Vanela dari kecil. Zia sudah hapal dengan kelakuan Vanela yang kalau sudah masuk ke ruang perawatan orang tuanya ini susah keluar lagi. Kecuali ada buku pelajarannya yang harus dia ambil."Kamu sudah kelas tiga, apa tidak lebih nyaman belajar di kamar?""Iya ini belajar di kamar kan?" Vanela tersenyum menbuat Zia merasa gemas.Padahal maksud Zia, Zia ingin Vanela punya kehidupan lain selain di

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 87

    "Sayang! Kamu bikin apa?" Devan melongok dari semak-semak, melihat Eleanora memetik bunga. "Kenapa kamu petik?" Devan menyayangkan tindakan Eleanora."Bunga-bunganya sudah jelek. Kalau mau tumbuh bunga bunga baru yang segar, bunga yang lama harus disingkirkan. Begitu juga kehidupan Vanela."Vanela terkejut namanya dipanggil ia kira ia sedang bermimpi sekarang, tapi mimpinya cukup indah karena orangnya sadar akan kehadiarannya."Kamu harus membuang kenangan, agar hidupmu terus berjalan."Tiba-tiba pemandangan orang tuanya yang sedang ditaman bunga kini berganti menjadi pemandangan yang setipa hari ini lihat, orang tuanya terbaring tak berdaya dengan tak sadarkan diri.Lalu tiba-tiba lagi pemadangan itu hilang tergantikan ruang putih yang kosong. Vanela berlari ke tempat orang tuanya tadi berada, tapi sepanjang berlari ia hanya menemukan ruang putih yang terasa hampa."Maamaaaa! Papaaaaaaa!" Vanela berteriak sekuat tenaga sampai tenggorokannya habis. Sampai ia terbangun seketika dari ti

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 86

    "Jadi bagaimana, Mas? Apa perlu kita mengirim orang untuk mengecek ke sana?""Jangan, jangan." Keenan menggeleng, tidak menyutujui saran Yudi. "Lebih baik jangan, terlalu berbahaya. Kita tidak tahu situasi di sana seperti apa. Jangan sampai masih ada yang berusaha untuk masuk, atau mungkin lebih parah, kita tidak tahu. Saya tidak mau kalian kenapa-kenapa."Keenan menarik napas sejenak, ia menatap teman-temannya satu persatu. Tidak semua berada di dalam ruangan itu karena beberapa harus tetap berjaga di luar, tapi masing masing dari mereka bisa mendengar percakapan ini dan juga bisa mengutarakan pendapat."Dengar, kalian semua yang ada di sini adalah orang orang yang dipilih langsung oleh Tuan, itu tandanya beliau sangat percaya kalian bisa menjaga anak, menantu dan cucunya. Paham?"Semua serentak mengatakan paham."Jadi saya tidak mau kalian kenapa-kenapa. Apalagi sekarang dua tuan kalian dalam keadaan yang tidak baik, kalau terjadi sesuatu sama kalian, siapa yang akan menjaga dan me

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 85

    Mendengar penuturan Ibu, Zia hanya bisa menghela napas. Sementara itu Devan bersama Yudi mendatangi penjara bawah tanah yang berada di bawah rumah salah satu pengawal. Di sana Damar dikurung. "Siapa namanya?" "Damar, Mas." Keenan menaikkan alisnya. Nama itu terdengar tidak asing, tapi ia tidak ingat siapa orang itu. Ia juga tidak bisa menduga hal gila apa yang sudah ia dan Eleanora lakukan sampai laki-laki itu membalas dendam dengan menculik Vanela. Ketika sampai di penjara itu, barulah Keenan ingat dan mengerti. Damar adalah laki-laki hidung belang yang pernah ia buang atas suruhan Eleanora karena mengganggu ketenangan kos-kosannya dulu dengan Devan. Keenan mendengkus keras, harusnya dulu ia tidak memberi ampun pada laki-laki itu sekalipun memohon sampai menangis darah. "Halo," sapa Damar dengan ekspresi yang menjengkelkan. "Tidak dapat anaknya, dapat suaminya, hmm lumayan," ucap Damar di akhiri tawa yang terdengar sangat memuakkan. Keenan hanya bisa mengepalkan tangan dengan

  • Bersama Tanpa Terpaksa   Bab 84

    Keenan sampai di ruang rawat inap Zia dengan napas terengah. Ia di sambut Desi di depan pintu. Zia sudah keluar dari Icu, sudah sempat sadar tapi tapi langsung tidur lagi efek pengaruh obat. Keenan bernapas lega, masuk dengan mata sayu. Ia melihat ke arah sofa bed. Keenan bersyukur Desi cukup peka dengan tidak ragu-ragu memilih kamar inap, sehingga Baruna bisa beristirahat dengan nyenyak meski sedang berada di rumah sakit. Keenan menghampiri Baruna lebih dulu, mengecup kening anaknya cukup lama lalu menghampiri Zia. Lama Keenan memperhatikan wajah Zia yang tampak damai. Meski demikian wajah itu sedang tidak baik-baik saja, ada beberapa memar kecil dan luka gores menghiasi wajah cantik Zia. Mata Keenan memanas. Ia tidak tahu kalau rindunya pada Zia sebesar ini. Ia tahan tangisnya agar tidak terdengar. Dengan ragu-ragu ia mengecup satu persatu luka yang ada di wajah Zia. Berharap luka-luka itu cepat sembuh dan tidak meninggalkan bekas. Bukan karena ia tidak terima jika Zia punya bekas

DMCA.com Protection Status