Happy Reading ...
"Benar kata Sukma, Hana. Aku sebagai om-nya Alga memohon dengan sangat agar kamu bisa menemui Alga! Selain pertolongan dari Allah, mungkin kehadiran kamu juga sangat ia butuhkan, Han." Angga pun angkat bicara, sementara Hana semakin terisak. "Kamu mau kan, Han, menemui Alga? Kami temani jika kamu mau ke Jakarta hari ini juga," lanjut Angga."Aku ingin sekali menemui Alga. Tapi, apakah orang tua Alga akan menerima kehadiranku? Apakah mereka tidak marah denganku? Karena akulah penyebab semua yang terjadi di keluarga kalian." Hana semakin sesenggukan."Aku yakin mereka semua sudah ikhlas, Han. Seperti aku dan Sukma yang sudah mengikhlaskan semuanya. Mereka sadar akan takdir Allah, Han, dan aku pastikan kedatanganmu juga mereka tunggu. Aku juga berharap semoga kedatangan kamu akan menjadi perantara dari Allah untuk menyembuhkan Alga. Tapi kalau kamu masih takut atau ragu, biar kami antar.""Tidak perlu, Bang, aku pergi ke Jakarta sendiri saja,” putus Hana kemudian. “Kalian lanjutkan honeym
Sedari ketemu dengan Sukma dan Angga, Hana terus kepikiran tentang Alga. Alga junior pun ikut rewel. Mungkin dia ikut merasakan apa yang ibunya rasakan tentang sang ayah. Ingin sekali Hana pergi ke Jakarta untuk menjenguk Alga sekarang juga. Tapi, alasan apa kiranya yang akan dia berikan pada kedua orang tuanya? Apa Hana harus jujur tentang keadaan ayah dari anaknya? Jujur saja Hana ingin cepat cepat menemui Alga. Tapi Alga junior bagaimana?"Ah ... bagaimana ini?" Hana bermonolog. "Aku gak mungkin diam saja setelah mengetahui semuanya.” Hana mondar mandir di kamarnya seperti setrika. Tapi, nyatanya selama se-jam mondar mandir dia tidak mendapat ide juga selain mengakui kepada kedua orang tuanya. Setelah mempertimbangkan semua, akhirnya Hana memutuskan untuk jujur saja. Dengan segala kekuatan yang ia punya, Hana menemui kedua orang tuanya untuk menceritakan yang sebenarnya."Terus kamu ingin menemuinya?" tanya Galih."Iya Pa. Papa izinin Hana untuk pergi?" tanya Hana."Kamu sudah dewa
"Hana, gimana hubungan kamu dengan Alga?" tanya kaker Umar. Malam ini Hana diundang makan malam oleh kakek Umar, kakek Alga. Dan kakek Umar mengajak Hana ngobrol berdua di kamarnya, karena ada sesuatu yang ingin beliau sampaikan pada Hana."Alhamdulillah hubungan kami baik baik saja, Kek," jawab Hana dengan senyum merekah di wajahnya.Kakek Umar mengangguk anggukkan kepalanya pelan. "Kakek sangat menyayangi kamu, bahkan Kakek juga merestui hubungan kamu dan Alga. Tapi - " Kakek Umar menjeda ucapannya. "Tapi, ada yang lebih layak bersanding dengan Alga, bukan karena kesetaraan, melainkan karena dia butuh perlindungan Alga," tegas kakek tanpa ragu-ragu."Maksud, Kakek?" Hana terkejut mendengar penuturan kakek Umar."Kakek ingin Alga menikahi Sukma. Dia gadis yatim piatu, dia sebatang kara. Saat ini yang dia punya hanya Kakek seorang. Kakek gak bakalan bisa melindungi dia seumur hidupnya, cepat atau lambat Kakek akan menemui ajal-Nya. Dan jika itu terjadi, Sukma akan hidup sendirian. Mung
“Jawabannya akan kamu ketahui setelah kita menemui kakek,” terang Irwan. Tanpa menunggu lama, Alga langsung menemui kakeknya, diikuti oleh kedua orang tuanya.“Kek, apa yang Kakek bahas dengan Hana tadi? Kenapa dia bisa nangis sepert itu, Kek?” tanya Alga penasaran.Kakek menghela napas panjang. “Kakek mau Hana melepaskan kamu, karena Kakek mau kamu menikahi Sukma.”“Apa? Menikahi Sukma? Alga gak mau menikah dengan Sukma, Kek. Wanita yang Alga cinta hanya Hana. Alga rasa semua orang di rumah ini sudah mengetahui akan hal itu, bukan?”“Kakek tidak suka dibantah, mau kamu menolak bagaimanapun, Kakek tetap akan menikahkan kamu dengan Sukma. Kakek sudah janji dengan almarhum kakeknya Sukma bahwa akan menjaga anak serta cucunya. Sedangkan kondisi Kakek yang sudah tua renta ini tidak memungkinkan untuk bisa menjaga Sukma. Jadi, Kakek mau sebelum Kakek kembali ke pemilik-Nya, Kakek ingin melihat Sukma menikah dengan lelaki yang tepat yang bisa Kakek percaya atas hidupnya dan laki laki itu ad
Di sini Alga mulai mempertimbangkan semuanya. Yang dikatakan Hana ada benarnya. Tapi untuk melepas Hana dia juga begitu berat. Kalau ditanya siapa yang paling tersiksa? Alga akan menjawab bahwa posisi dirinya yang paling menyiksa. Kakeknya dan Hana sama sama adalah orang yang Alga Cintai. Alga tak pernah membayangkan bahwa hubungannya dengan Hana akan seperti ini. Di sini Alga tak ingin mengecewakan kakeknya, namun ia juga harus memikirkan kondisi Hana yang secara sadar telah dia hancurkan masa depannya. Alga merasa sangat bersalah pada Hana, entah bagaimana caranya ia menebus kesalahan itu pada wanita kelahiran Semarang itu.“Kamu gak usah khawatirkan tentang aku, aku janji aku akan baik baik saja, Al,” ucap Hana seolah tau apa yang sedang berkecamuk dalam kepala Alga. Tanpa ada yang tahu hati Hana meronta ronta kesakitan.“Aku gak pernah bayangin jika hubungan kita akan seperti ini pada akhirnya.” Alga mencium kedua tangan Hana begitu lama dengan tangis yang sesenggukan. “Maaf, maaf
"Okey, habis ini kutemui. Dimana beliau?" tanya Hana yang masih di dalam toilet."Di ruang tunggu lantai bawah, Han."Hana merapikan penampilannya, lantas bergegas menemui mama Alga yang ternyata datang bersama dengan suaminya, papa Alga."Tante, Om, maaf sudah membuat nunggu lama," ucap Hana seraya menyalami keduanya."Kok gak panggil mama dan papa lagi, Han?""Maaf, sudah gak berhak lagi soalnya sekarang Om, Tante. Oh iya, kalau boleh tau ada apa Tante dan Om ingin bertemu dengan Hana?""Han, maafkan kami ya, Sayang. Kami gak bisa berbuat apa apa dengan keputusan kakek. Kami juga memikirkan kondisi kakek. Kami benar benar minta maaf atas apa yang terjadi antara kamu dan Alga."Hana menampilkan senyum termanisnya di depan kedua orang tua Alga untuk menutupi kesakitannya. "Mungkin memang ini yang terbaik buat Hana dan Alga. Alga bukan jodoh Hana, melainkan jodoh Sukma.""Kami mohon ya, Sayang. Meskipun bukan kamu yang menikah dengan Alga, kamu tetap kami anggap sebagai keluarga, kamu
Keadaan Hana benar benar berantakan, hari ini dia tidak bekerja bahkan tanpa izin. Gawainya pun entah ada di mana, dia tak lagi mempedulikannya. Kebiasaan ketika pikirannya buntuh, Hana akan memilih untuk berendam air hangat di bathup. Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, Hana melangkah ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air shower ditambah air hangat yang dari bathup. Seharian penuh dirinya berendam, tak ia indahkan tubuhnya yang menggigil dan membiru karena kedinginan. Lalu di sore hari, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam unitnya, entah bagaimana caranya dia mengetahui password pintu unit Hana.“Hanaaaaa,” teriak Sindy shok melihat kondisi Hana saat ini. Dengan sekuat tenaga Sindy langsung mengangkat tubuh Hana yang sudah pucat pasih tersebut, lalu dibopongnya ke kasur. “Lo jangan gila, Han. Mau mati sekarang lo?” bentak Sindy, namun Hana hanya diam membisu. Sindy mengambil baju serta selimut untuk Hana. “Bukannya lo bilang kalau lo udah ikhlas melepas Alga? Tapi k
“Yang sabar ya, Han. Kalau memang kejadian ini membuat konsentrasi bekerjamu menurun, saya izinkan kamu mengambil cuti untuk menenangkan diri dahulu. Saya memang tidak pernah merasakan ada di posisi kamu, tapi saya cukup mengerti bagaimana perasaan kamu ditinggal nikah oleh orang yang sangat dicintai. Apalagi kalian putus dalam keadaan masih cinta satu sama lain, hanya saja keadaan yang memisahkan.” Huft … Hana pikir kabagnya tahu tentang kehamilannya, tapi ternyata kabagnya mengira Hana stress karena ditinggal nikah oleh Alga.“Iya Pak, terima kasih kalau ternyata Bapak bisa mengerti perasaan saya saat ini. Tapi saya mohon rahasiakan izin cuti saya dari siapa pun terutama dari Sindy ya, Pak.”“Kenapa?”“Tidak apa apa, Pak, saya ingin privasi saja dan saya percaya Bapak bisa menjaga rahasia saya ini.”“Baiklah. Berapa lama kamu akan mengambil cuti?”“Sejumlah cuti yang belum saya ambil, Pak.”“12 hari?” Hana mengangguk.“Mulai kapan?”“Besok boleh, Pak?”“Asalkan semua pekerjaan kamu