Jika sudah di tempat Vezy, Arma tentu tidak bisa pulang begitu saja. Usai meniup lilin sebagai tanda hari pertama jadian, mereka memilih menyantap kue strawberry itu. Sambil membicarakan kegiatan masing-masing.
"Nanti mau nggak dinner?"Arma sedang memakan stawberry berukuran besar saat tawaran itu terdengar. Dia menatap lelaki itu yang terlihat serius. Arma lalu duduk tegak dan meletakkan sisa stawberry begitu saja. "Dinner?""Iya. Mau nggak?" tawar Vezy. "Aku punya resto bagus. Gimana?""Kalau nanti ketahuan?""Ck! Biarin!"Arma menggeleng tegas. "Beritamu sama Falma aja masih rame.""Oh, ya?" Vezy menatap Arma yang mendadak bete. "Emang, kamu ngikutin beritanya?""Nggak juga.""Ngaku aja, Sayang."Arma menatap Vezy yang sekarang bertopang dagu dan menatapnya menggoda. "Tadi, pas mau searching nemu artikelmu di bagian atas.""Oh...." Vezy menurunkan tangannya. "Aku kira terus nyari t"Kamu berhak bahagia, Arma."Napas Arma tercekat. Dia memandang Vezy yang terlihat marah setelah mendengar ceritanya. Dia memaksakan senyuman lalu melanjutkan makan. "Iya. Aku nggak akan peduliin omongan orang lain."Vezy mengangguk setuju. "Cuma aku dan kamu.""Iyalah. Emang mau sama siapa lagi?" canda Arma sambil mengedarkan pandang. "Sama hantu, kan?""Arma!" Vezy melotot.Arma mengernyit. "Kamu takut?" tanyanya membuat Vezy menunduk. "Seriusan kamu penakut?"Vezy mengangkat bahu. "Emang kamu berani ketemu hantu?""Hahaha. Nggak nyangka!" Arma menutup mulut dan melihat Vezy yang terlihat malu. "Yang lain tahu?""Enggak!" Vezy memakan saladnya hingga mulutnya penuh. "Udah makan aja."Arma berusaha menahan tawa. "Wajar kok, manusia takut hantu." Dia lalu memakan dan melanjutkan ke menu utama.Makan malam itu cukup sederhana bagi, Vezy. Tetapi, mereka bisa saling curhat. Pembicaraan yang membua
Rencana Vezy untuk mengajak liburan ternyata bukan bualan semata. Lelaki itu segera memesan tiket ke Bali dan mengambil penerbangan terakhir. Arma? Tentu saja mengomel.Arma sempat pulang untuk mengambil pakaian. Saat akan kembali ke tempat Vezy, ternyata lelaki itu menjemputnya. Beruntung tidak ketahuan Salma.Satu lagi, Arma kali ini merangkap tugas. Sebagai bagian keuangan, asisten sekaligus pacar Vezy. Dia tentu membawa barang yang harus dipromosikan.Sampai Bali saat tengah malam, tidak ada tujuan lain selain tempat penginapan. Vezy memesan vila agar lebih leluasa dan tidak banyak orang yang tahu. Tentu saja agar hubungannya dengan Arma tidak diketahui. "Besok, kita main," ajak Vezy. "Naik motor mau?"Arma mengangguk. "Sampai besok.""Ada yang kelupaan!"Arma hendak membuka gagang pintu kala Vezy mengatakan itu. Dia menoleh, melihat lelaki itu yang mendengus. Lantas dia berjinjit dan mengecup bibirnya. "Good night,
Lelaki yang duduk di balkon sambil memangku gitar itu terlihat sibuk. Jemarinya terus bergerak dari kunci gitar satu ke yang lain, mencari melodi yang indah. Setelah dirasa bagus, dia segera menulis di buku catatan.Suara angin dan ombak yang beriringan, membuat Vezy seolah fresh. Di kepalanya penuh dengan ide-ide untuk membuat lagu. Karena itu, tidak peduli tengah liburan dia memilih sibuk dengan gitarnya.Tidak jauh dari gazebo, ada seorang wanita yang sedang memanggang gurita. Dia menyempatkan ke pasar, membeli gurita yang masih fresh lalu mengolahnya. Kegiatannya, ditemani dengan alunan gitar dari arah gazebo.Arma menoleh, melihat Vezy yang memunggunginya dan seolah belum bisa lepas dengan gitarnya. Dia tersenyum samar lalu membalikkan daging gurita itu dan menekannya. Aroma gurih daging gurita membuat perutnya mulai keroncongan. Tetapi, sepertinya aroma itu tidak sampai ke Vezy. Buktinya sejak tadi lelaki itu tidak menoleh sama sekali."Kamu
Setelah lima hari liburan, Vezy dan Arma kembali. Mereka merasa jauh lebih hidup setelah melepas penat di Pulau Dewata. Vezy segera menggarap album barunya. Bahkan, dia lebih sering menghabiskan waktu di ruang kerjanya untuk mengaransemen lagu.Usai liburan, Arma sempat libur sehari. Memang anak introvert, usai menghabiskan liburan pasti butuh waktu untuk istirahat. Arma mulai merasa tubuhnya pegal. Hingga di hari libur itu dia seharian tidur. Anggota keluarganya tidak kaget setiap ada acara di luar Arma pasti seperti itu.Hari ini, sayangnya Arma harus kembali bekerja. Kaki dan pundaknya masih terasa pegal, tapi tidak menghentikan niatnya untuk tetap profesional. Kali ini dia menyempatkan ke kantor agensi mengambil barang endorse untuk Vezy. Yah, dia memang sengaja memberi alamat kantor agensi agar lebih aman."Gimana kabar Vezy?"Arma baru beberapa langkah keluar dari lift saat pertanyaan itu terlontar. Dia menoleh ke kiri, melihat Tedo yang sed
Beberapa jam sebelumnya.Situs GosipKita.Mimin punya berita baru yang nggak kalah hebohnya. Sekaligus, membantah berita percintaan beberapa bulan yang lalu sempat beredar. Ini tentang kisah cinta seorang penyanyi berinisial V dan F. Mereka tidak ada hubungan apa-apa.Mimin punya bukti, kalau V dan F ada kerja sama. Terbukti, beberapa kali V dan F saling mengunjungi studio masing-masing. Soal foto di kafe F sengaja ngajak V buat makan, ngerayain kerja sama mereka. Tapi, tim F pada nggak dateng. Mungkinkah ada maksud tersembunyi?Nah, Mimin punya info bagus nih yang udah mimin rangkum selama berbulan-bulan. Penasaran nggak?Seorang V, ternyata memiliki pasangan dari timnya sendiri. Sebut saja A. Mimin serius.A baru bekerja sama V sekitar enam bulan, tapi mereka makin akrab. Sekarang, A sudah kerja sama V sebelas bulan lebih beberapa hari. Mimin nemuin bukti kalau mereka sempet jalan-jalan di depan apartemen V dan kelihatan banget
Seharian menangis seolah tidak membuat Arma lelah. Air matanya juga seolah tidak kunjung habis. Dia terus menangis, bahkan semakin kencang saat tengah malam.Usai dimarahi kedua orangtuanya, Arma mengurung diri di kamar. Mama, Papa dan adiknya sangat kecewa dengan tindakannya. Bedanya, Salma masih berusaha mendekati. Sementara Mama dan Papanya tidak lagi menemuinya.Salmalah yang mengambilkan Arma makan dan mengembalikan piringnya ke dapur. Bahkan, gadis itu izin untuk tidur di kamarnya. Tetapi, Arma menolak. Dia butuh ruang sendiri untuk menenangkan diri.Arma sejak tadi menjauhi ponsel. Dia menganggap benda itu gerbang menuju kehancuran. Dia tidak tahu komentar buruk apa yang didapat. Satu yang jelas, beberapa orang datang silih berganti ke depan rumahnya.Jika dipikir lagi, bagaimana orang-orang itu tahu rumahnya? Apakah mereka sepintar itu menggunakan internet sampai tahu semuanya? Arma curiga, ada teman yang dikenal kemudian membocorkan ident
Beberapa menit sebelumnya.Mobil Vezy berbelok ke kantor agensi. Dia melihat seorang gadis yang duduk di atas motor dan menatap ke arah gedung. Dia mengurungkan niat memakirkan mobil di basement dan memutuskan turun. Seorang satpam lantas mendekati. "Masukin!" Vezy menggarahkan tangan ke arah mobil lantas mendekati gadis itu.Wajah gadis itu agak mirip dengan Arma, bedanya terlihat lebih muda. Vezy memutuskan mendekat dan gadis itu menoleh. Dia terlihat kaget sebelum akhirnya turun dari motor dan tersenyum ke Vezy."Lo kayak mirip seseorang," ujar Vezy."Saya Salma.""Jadi, beneran adik Arma?""Iya!"Vezy sontak berbalik dan berlari menuju gedung. Dia yakin, Arma pasti berada di dalam. Akhirnya, setelah tiga hari dia bisa bertemu wanita itu. "Mana Arma?" tanyanya begitu masuk lobi."Ruang tunggu dua, Bang." Salah seorang menjawab.Vezy segera menuju tempat yang dimaksud. Dia memegang gagang pintu, tapi
"Andai, kita nggak cerai, kita nggak akan ngalamin ini, kan?"Arma memandang tiga orang itu dengan iri. Kondisi hidupnya berbanding terbaik dengan kebahagiaan mereka. Apakah ini adil?Tiga orang di dalam kafe itu seolah sadar tengah diperhatikan. Mereka sama-sama menoleh. Dua orang dewasa itu berpandangan lalu beranjak menuju pintu."Arma!" Geri melihat mantan istrinya yang berdiri memperhatikan. "Ayo, masuk!" Dia memutuskan mendekat lalu Arma membuang muka."Gue nggak mau iri sama kebahagiaan kalian!" Arma lantas berlari menjauh.***Jagat maya kembali dibuat heboh saat ada pernyataan seseorang. Nama Vezy dan Arma yang selama dua minggu ini masih hangat dibicarakan, kini semakin memanas. Tetapi, mulai terpecah dua kubu."Lihat! Ada orang yang coba klarifikasi."Vezy menatap Razi malas. "Biarin." Dia mencoba bermain gitar, tapi selalu gagal."Dari mantan suami Arma.""Ha?" Vezy segera merebut p