Rania hanya terkekeh saja mendengar teriakan dari sang anak. Rania melenggang cantik pergi ke arah dapur untuk mengambil gelas.
Kaila sendiri hanya bersungut kesal melihat Mamahnya yang selalu meledeknya itu.
“Jangan marah-marah terus.”
“Nggak marah-marah kok, Cuma kesal aja sama Mamah. Lagian ngeselin banget.”
“Mamah kan Cuma bercanda aja sayang.”
“Iya tahu kok, tapi cara bercanda Mamah itu bikin darah tinggi.”
“Udah nggak usah marah-marah.”
Tak lama Rania datang membawa dua gelas cendol, ia mengarahkan ke arah Kaila juga Melviano.
“Nih, cendol buat kalian berdua.”
“Lho, Mamah nggak minum?” tanya Melviano.
“Mamah udah makan di sana tadi, ini Mamah bungkus dua buat menantu Mamah yang tampan sekaligus istrinya yang comel.”
“Ih, giliran aku aja nggak dipuji.”
“Jangan kebanyakan mendap
Kaila dan Melviano kini sudah berada di depan pintu apartemen Nasya. Hari ini kedua pasangan itu akan bertamu sebagai bentuk silatuhrahmi.“Kok nggak dibuka-buka, ya?”“Lagi ena-ena kali.”“Hust, ngaco kamu, Mel.”“Lagian udah beberapa kali nggak dibuka sih.”“Mungkin lagi ngurusin Shaqu yang rewel.”“Hmm, bisa juga.”Tak berapa lama, Melviano mendengar suara langkah kaki menuju ke arah pintu.KLEK.“Lho,” kata Nasya sedikit terkejut.“Taraaaa, Aunty Kai-Kai datang.” Kaila langsung berjalan masuk ke apartemen Nasya.“Ett ... main nyelonong aja.”“Lagian capek tahu Kak, dari tadi pencetin bel nggak dibuka-buka.”“Iya Kakak lagi gantiin Shaqu pampers, dia habis pup.”“Oh ....” Kaila mengangguk-angguk sok paham.“Melvin masuk sin
Pagi ini Kaila sudah bersiap-siap untuk sarapan bersama keluarga dari Melviano. Apalagi pagi ini Ayah Haidar belum berangkat ke kantor seperti biasanya.“Pagi,” sapa Haidar yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. Ia langsung menarik kursi di dekat Kaila juga Melviano.“Pagi Ayah.”“Gimana perkembangan cucu Ayah?”“Dia baik kok, mulai ada gerakan-gerakan kecil.”“Bagus, jaga cucu Ayah terus, ya. Kamu harus makan, jangan sampai kelaparan atau kelelahan.”“Iya, Yah.”“Tenang aja, kan ada Melvin, Yah.” Melviano langsung menyambar pembicaraan Kaila dengan Haidar.“Itu emang tugas kau harus jagain istri hamil.”Tak lama Karmila datang membawakan susu ibu hamil untuk Kaila. Ia juga membawa makanan sehat khusus ibu hamil. Kaila yang menatap menu itu terasa sangat malas, sebab rasanya kurang asin. Benar-benar sedikit hambar sepert
Debi berjalan mendekat ke arah Kaila yang tengah berdiri bersisian dengan Melviano. Debi melotot ke arah perut Kaila.“Kai, lo hamil?”“Iyahlah.”“Ini bukan balon kan, ya?”“Apaan sih, enggak lah. Ngaco aja lo, Deb.”“Bukan begitu, ya ampun. Aku masih nggak nyangka anjir.”“Pegang aja.”Debi langsung memegang perut Kaila yang buncit, ia menekan perut Kaila untuk memastikan bahwa Kaila benaran sedang hamil.“Lha, iya beneran hamil. Gila, sumpah lo Kai. Pecah telor juga akhirnya.” Debi masih tak menyangka, ia menggelengkan kepalanya takjub.“Iyahlah bisa hamil, kan gue punya suami.”Debi langsung beralih menatap ke arah Melviano yang tengah menatapnya bingung. Ia meringis tak enak karena sudah sedikit tidak sopan dengan berteriak, Debi biasanya akan kolaborasi dengan Tante Rania untuk membully Kaila.“Maaf, M
Kaila langsung mempercepat langkah kakinya sampai ia tidak memedulikan kondisi tubuhnya yang sedang mengandung.“Shakira!”Melviano langsung menengok ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya. Melviano terkejut melihat istrinya yang berada di kantor. Padahal, setahu Melviano itu kalau Kaila sedang ada sahabatnya tadi.“Kaila,” suara Melviano terdengar begitu lembut.“Kenapa? Kamu kaget aku pergokin lagi deket-deket sama Shakira.”“Lho, kalian berdua saling kenal?”“Kaila, kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu ikut suami ke luar negeri?”Kaila tersenyum miring. “Orang yang sedang berdiri di depan kamu itu suamiku, Shakira. Kalau kurang jelas atau kamu nggak percaya biar nanti aku tunjukkan buku nikah kami, mau tunjukkin cincin nikah tapi aku lagi nggak pakai, soalnya jariku lagi melar efek lagi hamil,” Kaila langsung memamerkan perutnya yang buncit
“Ingin apa?” tanya Melviano yang merasa tak sabar juga penasaran.“Aku ingin semua yang ada di sini main tik tok.”“WHAT?” Rania langsung melotot tak percaya dengan keinginan putrinya itu. “Jangan aneh-aneh kamu, Kai.”“Tik tok apa sih?” tanya Haidar yang tak paham.“Yang begini lho, Yah.” Kaila segera membuka ponselnya, ia membuka aplikasi instagram dan mencari video tik tok orang berjoged maju serta dikamera oleh orang yang berjalan mundur.“Astaga, kok ngidam cucu Ayah begini amat ya.”“Nggak tahu nih, pengin lihat kalian main tik tok.”“Kai, kamu ngaco ah.” Rezvan kini ikut bersuara.“Iya, Kai. Kata Mas Rezvan itu nggak ada ngidam-ngidam begitu, itu hanya mitos saja. Jangan begitu ah, malu tahu buat video begitu,” tambah Nasya yang membuat Kaila semakin tersudut.“Tapi lucu tahu, Kak.”
“Ada ruangan kosong?” tanya Kaila menyahuti.“Nggak ada, huuftt.” Rania langsung lesu, padahal sudah ingin melihat dua menantu kesayangannya joged tik tok.Rezvan dan Melviano langsung mengusap dadanya sebagai rasa kelegaan dalam hati mereka.“Terus kenapa tadi malahan tersenyum sambil bilang sudah siap semuanya, Mah?”“Pengen ngetes mantu Mamah. Ternyata wajahnya pada tegang semua.”Kaila langsung menatap ke arah Melviano yang bersikap dan menampilkan wajah datarnya, sedangkan Rezvan hanya pura-pura tak mendengar dengan pura-pura mengajak Shaqu berbicara.“Gini aja, gimana kalau sewa kamar aja? Atau ruang meeting hotel ini?”“Ide bagus, Kai. Mamah setuju.”“Kai, kan udah nggak ada. Jadi ya udah dibatalkan saja dong.”“Oh ... nggak bisa dong, Mel. Harus tetap jadi. Iyakan Yah, Pah?”“Iya, Ayah juga lama nggak olah
DUA BULAN KEMUDIAN.Saat ini usia kandungan Kaila menginjak tujuh bulan, di mana trisemester tiga akan dimulai. Kaila merasa untuk jalan saja sudah tak bisa. Berjalan sedikit saja terasa capek juga engap. Kaila sudah meminta pindah kamar di lantai dasar. Kini Melviano juga Kaila sudah memilih kamar lantai bawah yang lumayan sedikit luas.“Duh, gerah banget,” kata Kaila sembari mengipasi dirinya.“Kan ac sudah nyala.”“Iya tapi gerah bawaannya. Mana semakin cepat pengin pipis terus lagi.”Kaila merasakan kalau saat ini sebentar-bentar ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kaila juga kalau malam mulai susah tidur, mau miring kanan pegal, kiri sama aja. Terlentang napasnya sangat engap juga sesak, nggak mungkin tengkurap.“Acara baby shower besok pagi lagi, Kaila memegang pinggangnya yang terasa sangat pegal sekali.”“Kenapa, huh?” tanya Melviano yang benar-benar set
“Ayo sayang kamu pasti bisa,” kata Kaila sedikit berteriak untuk menyemangati sang suami.Kaila melihat Melviano yang tengah kebingungan memakaikan popok untuk boneka, ekspresi Melviano terlihat sangat lucu, Kaila tersenyum begitu lebar. Apalagi peserta di samping Melviano itu usianya jauh lebih matang dari pada Melviano, pasti sudah banyak pengalamannya.“Ayo para hot Daddy, kita lihat kalian bisa memakaikan popok atau enggak nih,” seru sang pembaca acara yang terus mengoceh agar suasana pesta baby shower tetap ramai juga meriah.Melviano kini hampir selesai memakaikan popoknya, ia terlihat begitu gugup dilihat oleh banyak orang. Bisa memalukan nanti kalau sampai salah, untung saja Melviano rajin bukain youtube cara mengganti popok, cara menenangkan bayi saat nangis, cara mengganti diapers, serta cara memberikan susu formula meski nanti Kaila katanya mau ASI eksklusif selama enam bulan.“Tiga ... dua ... satu. Selesai, semua
“Ayo sayang kamu pasti bisa,” kata Kaila sedikit berteriak untuk menyemangati sang suami.Kaila melihat Melviano yang tengah kebingungan memakaikan popok untuk boneka, ekspresi Melviano terlihat sangat lucu, Kaila tersenyum begitu lebar. Apalagi peserta di samping Melviano itu usianya jauh lebih matang dari pada Melviano, pasti sudah banyak pengalamannya.“Ayo para hot Daddy, kita lihat kalian bisa memakaikan popok atau enggak nih,” seru sang pembaca acara yang terus mengoceh agar suasana pesta baby shower tetap ramai juga meriah.Melviano kini hampir selesai memakaikan popoknya, ia terlihat begitu gugup dilihat oleh banyak orang. Bisa memalukan nanti kalau sampai salah, untung saja Melviano rajin bukain youtube cara mengganti popok, cara menenangkan bayi saat nangis, cara mengganti diapers, serta cara memberikan susu formula meski nanti Kaila katanya mau ASI eksklusif selama enam bulan.“Tiga ... dua ... satu. Selesai, semua
DUA BULAN KEMUDIAN.Saat ini usia kandungan Kaila menginjak tujuh bulan, di mana trisemester tiga akan dimulai. Kaila merasa untuk jalan saja sudah tak bisa. Berjalan sedikit saja terasa capek juga engap. Kaila sudah meminta pindah kamar di lantai dasar. Kini Melviano juga Kaila sudah memilih kamar lantai bawah yang lumayan sedikit luas.“Duh, gerah banget,” kata Kaila sembari mengipasi dirinya.“Kan ac sudah nyala.”“Iya tapi gerah bawaannya. Mana semakin cepat pengin pipis terus lagi.”Kaila merasakan kalau saat ini sebentar-bentar ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kaila juga kalau malam mulai susah tidur, mau miring kanan pegal, kiri sama aja. Terlentang napasnya sangat engap juga sesak, nggak mungkin tengkurap.“Acara baby shower besok pagi lagi, Kaila memegang pinggangnya yang terasa sangat pegal sekali.”“Kenapa, huh?” tanya Melviano yang benar-benar set
“Ada ruangan kosong?” tanya Kaila menyahuti.“Nggak ada, huuftt.” Rania langsung lesu, padahal sudah ingin melihat dua menantu kesayangannya joged tik tok.Rezvan dan Melviano langsung mengusap dadanya sebagai rasa kelegaan dalam hati mereka.“Terus kenapa tadi malahan tersenyum sambil bilang sudah siap semuanya, Mah?”“Pengen ngetes mantu Mamah. Ternyata wajahnya pada tegang semua.”Kaila langsung menatap ke arah Melviano yang bersikap dan menampilkan wajah datarnya, sedangkan Rezvan hanya pura-pura tak mendengar dengan pura-pura mengajak Shaqu berbicara.“Gini aja, gimana kalau sewa kamar aja? Atau ruang meeting hotel ini?”“Ide bagus, Kai. Mamah setuju.”“Kai, kan udah nggak ada. Jadi ya udah dibatalkan saja dong.”“Oh ... nggak bisa dong, Mel. Harus tetap jadi. Iyakan Yah, Pah?”“Iya, Ayah juga lama nggak olah
“Ingin apa?” tanya Melviano yang merasa tak sabar juga penasaran.“Aku ingin semua yang ada di sini main tik tok.”“WHAT?” Rania langsung melotot tak percaya dengan keinginan putrinya itu. “Jangan aneh-aneh kamu, Kai.”“Tik tok apa sih?” tanya Haidar yang tak paham.“Yang begini lho, Yah.” Kaila segera membuka ponselnya, ia membuka aplikasi instagram dan mencari video tik tok orang berjoged maju serta dikamera oleh orang yang berjalan mundur.“Astaga, kok ngidam cucu Ayah begini amat ya.”“Nggak tahu nih, pengin lihat kalian main tik tok.”“Kai, kamu ngaco ah.” Rezvan kini ikut bersuara.“Iya, Kai. Kata Mas Rezvan itu nggak ada ngidam-ngidam begitu, itu hanya mitos saja. Jangan begitu ah, malu tahu buat video begitu,” tambah Nasya yang membuat Kaila semakin tersudut.“Tapi lucu tahu, Kak.”
Kaila langsung mempercepat langkah kakinya sampai ia tidak memedulikan kondisi tubuhnya yang sedang mengandung.“Shakira!”Melviano langsung menengok ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya. Melviano terkejut melihat istrinya yang berada di kantor. Padahal, setahu Melviano itu kalau Kaila sedang ada sahabatnya tadi.“Kaila,” suara Melviano terdengar begitu lembut.“Kenapa? Kamu kaget aku pergokin lagi deket-deket sama Shakira.”“Lho, kalian berdua saling kenal?”“Kaila, kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu ikut suami ke luar negeri?”Kaila tersenyum miring. “Orang yang sedang berdiri di depan kamu itu suamiku, Shakira. Kalau kurang jelas atau kamu nggak percaya biar nanti aku tunjukkan buku nikah kami, mau tunjukkin cincin nikah tapi aku lagi nggak pakai, soalnya jariku lagi melar efek lagi hamil,” Kaila langsung memamerkan perutnya yang buncit
Debi berjalan mendekat ke arah Kaila yang tengah berdiri bersisian dengan Melviano. Debi melotot ke arah perut Kaila.“Kai, lo hamil?”“Iyahlah.”“Ini bukan balon kan, ya?”“Apaan sih, enggak lah. Ngaco aja lo, Deb.”“Bukan begitu, ya ampun. Aku masih nggak nyangka anjir.”“Pegang aja.”Debi langsung memegang perut Kaila yang buncit, ia menekan perut Kaila untuk memastikan bahwa Kaila benaran sedang hamil.“Lha, iya beneran hamil. Gila, sumpah lo Kai. Pecah telor juga akhirnya.” Debi masih tak menyangka, ia menggelengkan kepalanya takjub.“Iyahlah bisa hamil, kan gue punya suami.”Debi langsung beralih menatap ke arah Melviano yang tengah menatapnya bingung. Ia meringis tak enak karena sudah sedikit tidak sopan dengan berteriak, Debi biasanya akan kolaborasi dengan Tante Rania untuk membully Kaila.“Maaf, M
Pagi ini Kaila sudah bersiap-siap untuk sarapan bersama keluarga dari Melviano. Apalagi pagi ini Ayah Haidar belum berangkat ke kantor seperti biasanya.“Pagi,” sapa Haidar yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. Ia langsung menarik kursi di dekat Kaila juga Melviano.“Pagi Ayah.”“Gimana perkembangan cucu Ayah?”“Dia baik kok, mulai ada gerakan-gerakan kecil.”“Bagus, jaga cucu Ayah terus, ya. Kamu harus makan, jangan sampai kelaparan atau kelelahan.”“Iya, Yah.”“Tenang aja, kan ada Melvin, Yah.” Melviano langsung menyambar pembicaraan Kaila dengan Haidar.“Itu emang tugas kau harus jagain istri hamil.”Tak lama Karmila datang membawakan susu ibu hamil untuk Kaila. Ia juga membawa makanan sehat khusus ibu hamil. Kaila yang menatap menu itu terasa sangat malas, sebab rasanya kurang asin. Benar-benar sedikit hambar sepert
Kaila dan Melviano kini sudah berada di depan pintu apartemen Nasya. Hari ini kedua pasangan itu akan bertamu sebagai bentuk silatuhrahmi.“Kok nggak dibuka-buka, ya?”“Lagi ena-ena kali.”“Hust, ngaco kamu, Mel.”“Lagian udah beberapa kali nggak dibuka sih.”“Mungkin lagi ngurusin Shaqu yang rewel.”“Hmm, bisa juga.”Tak berapa lama, Melviano mendengar suara langkah kaki menuju ke arah pintu.KLEK.“Lho,” kata Nasya sedikit terkejut.“Taraaaa, Aunty Kai-Kai datang.” Kaila langsung berjalan masuk ke apartemen Nasya.“Ett ... main nyelonong aja.”“Lagian capek tahu Kak, dari tadi pencetin bel nggak dibuka-buka.”“Iya Kakak lagi gantiin Shaqu pampers, dia habis pup.”“Oh ....” Kaila mengangguk-angguk sok paham.“Melvin masuk sin
Rania hanya terkekeh saja mendengar teriakan dari sang anak. Rania melenggang cantik pergi ke arah dapur untuk mengambil gelas.Kaila sendiri hanya bersungut kesal melihat Mamahnya yang selalu meledeknya itu.“Jangan marah-marah terus.”“Nggak marah-marah kok, Cuma kesal aja sama Mamah. Lagian ngeselin banget.”“Mamah kan Cuma bercanda aja sayang.”“Iya tahu kok, tapi cara bercanda Mamah itu bikin darah tinggi.”“Udah nggak usah marah-marah.”Tak lama Rania datang membawa dua gelas cendol, ia mengarahkan ke arah Kaila juga Melviano.“Nih, cendol buat kalian berdua.”“Lho, Mamah nggak minum?” tanya Melviano.“Mamah udah makan di sana tadi, ini Mamah bungkus dua buat menantu Mamah yang tampan sekaligus istrinya yang comel.”“Ih, giliran aku aja nggak dipuji.”“Jangan kebanyakan mendap