Gaya tidur Kaila membuat Melviano sedikit terusik. Sebab kaki Kaila seperti menendang-nendang aset berharganya yang sangat menggemaskan ini.
Dengan perlahan-lahan, Melviano mulai mengerjapkan matanya. Ia menatap Kaila yang sudah berposisi menjauh dari pelukannya itu. Kaila lebih tidur mosak-masik tidak jelas. Untung Melviano tidak ditendang tubuhnya sampai tersungkur lantai.
Melviano langsung menggapai hape yang berada di atas nakas, ia melihat jam yang masih menunjukkan waktu empat subuh. Melviano memiliki ide untuk tanam saham.
“Kai,” panggil Melviano sambil mengecupi punggung Kaila.
Menatap tak ada respon, membuat tangan kekar Melviano langsung melingkar ke perut Kaila. Melviano memeluk Kaila dari arah belakang tubuhnya. Ia terus memberikan kecupan-kecupan kecil untuk istrinya itu.
Merasa tubuh belakangnya seperti basah, membuat tidur Kaila sedikit terusik. Ia langsung merenggangkan otot tangannya, matanya mengerjap-ngerj
Melviano berjalan mendekat ke arah Kaila. Ia menatap tajam ke arah manik mata istrinya itu.“Mau langsung atau pemanasan lagi?” tanya Melviano sambil tersenyum miring.“Emm ... terserah kamu aja.”“Langsung aja, ya.”“Nggak enak, ah,” tolak Kaila dengan malu-malu.Melviano mengangkat alisnya sebelah ia berjalan mendekat lagi dan lagi, tangannya terulur memegang bahu dari Kaila.“Kita mulai,” bisik Melviano dengan suara seraknya yang mampu membuat tubuh Kaila langsung meremang.Melviano langsung melakukan pemanasan sebentar, gila aja kalau tidak pemanasan. Kasihan Kaila nanti bisa kesakitan.PART DEWASA KHAYALIN SENDIRI. AUTHOR MASIH POLOS. WKWKWKMelviano mengusap peluh di dahi Kaila dengan telapak tangannya, senyumnya terbit melihat wajah Kaila yang sangat kelelahan itu.“Capek, ya?” tanya Melviano tersenyum sambil membetulkan posisi du
“Kamu gila, ya?” tuding Kaila langsung.“Gila karena kamu,” balas Melviano sedikit menggombali istrinya.“Sinting!”“Sinting karenamu,” balas Melviano sambil tersenyum.“Au ah.” Kaila langsung merajuk mendengar semua jawaban dari Melviano.“Kalau ngambek makin cantik,” puji Melviano yang membuat pipi Kaila makin bertambah blusing saja.“Setop, jangan puji-puji terusan ih,” kesal Kaila tapi hatinya merasa sangat senang dipuji oleh suaminya itu.“Kenapa? Dari pada puji wanita lain.”“Oh, jadi kamu mau puji wanita lain?” tanya Kaila langsung merajuk kembali.“Cemburu tandanya sayang,” ceplos Melviano sambil tersenyum.“Aku nggak cemburu!” Kaila langsung bersedakap. Matanya ia picingkan ke arah Melviano.“Oke.”“Yaudah, aku mau cuci piring dulu, tidak ada m
Kaila merasakan perutnya seperti ditekan oleh seseorang. Ia mulai mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Matanya mulai melihat keadaan sekitar. Punggungnya terasa sangat berat sekali.“Mel,” panggil Kaila sambil melepaskan pelukan suaminya itu.“Hmm,” gumam Melviano masih dengan mata terpejamnya.“Lepasin ini, aku kebelet pipis,” kata Kaila merasa isi kandung kemihnya itu penuh.“Pipis aja di sini.”“Ngompol maksud kamu?”“Eh, jangan dong,” seru Melviano langsung terkejut. Matanya langsung terbuka lebar.“Minggirin tangan kamu,” perintah Kaila dengan tegas.Dengan cepat Melviano melepaskan pelukannya. Kaila langsung berlari menuju ke arah kamar mandi.Melviano menatap jam yang sudah menunjukkan waktu siang, hari ini ia belum makan siang. Tapi ... tidak mau keluar rumah. Mending deliveri kembali saja.“Kai mau makan apa?”
Ting nong. Ting nong. Ting nong.“Ada orang pencet bel, siapa?” tanya Kaila merasa bingung.“Palingan orang restoran.”“Kamu pesan makanan lagi?”“Iya, aku ke depan dulu,” pamit Melviano, tak lupa ia mengecup bibir istrinya itu.Kaila kembali fokus memakan anggurnya, ia menunggu suaminya datang membawa makanan restoran.“Makan dulu, Kai. Nanti kamu kurus lagi,” kata Melviano memberitahukan Kaila.Kaila langsung berjalan mengekori Melviano, mereka duduk dan makan bersama kembali. Sesekali mereka mengobrol kecil yang membuat keduanya saling mengejek dan melempar tawa.Mereka berdua memutuskan menghabiskan waktu untuk menonton sebuah film. Kaila ingin film komedi sedangkan Melviano lebih menyukai film action. Dari pada ribut menentukan jenis film apa yang akan ditonton mereka memutuskan film horor sekalian.“Mel, sini jangan jauh-jauh duduknya,&rd
Kaila mendesah saat dirinya dihujam dengan cepat oleh Melviano. Lagian ini merupakan gaya baru lagi.“Mel,” cicit Kaila menahan desahannya.“Jangan ditahan keluarkan saja sayang.”“Rasanya ... kenapa begini?” keluh Kaila sambil menggigiti bibir bawahnya agar tak bersuara kencang.“Bagaimana emang rasanya?” tanya Melviano yang terus menghujam milik Kaila. Tangannya ia gunakan untuk memegang pinggang Kaila.“Ni-ni-ni-nikmat luar biasa,” jawab Kaila dengan terbata-bata.Melviano hanya tersenyum simpul saja saat ini. Ia langsung menaikkan temponya menjadi sedikit kencang.Mereka berdua sama-sama memburu napas yang terasa tersengal saat ini. Apalagi gerakan Melviano begitu pandai mengaturnya. Mereka sama-sama mencapai puncak, Melviano langsung melepaskan diri saat ini.Kaila langsung ambrug dan tengkurep, ia merasa badannya rontok saat ini. Kakinya terasa lemas karena harus
“Mel,” panggil Kaila ketika Melviano terdiam saja.Merasa dirinya dikacangin membuat Kaila meradang. Kenapa sih MelMel hobi banget ngambek. Masa gara-gara minta makan kfc saja ngambek.“Mel,” panggil Kaila kembali.Melviano tetap fokus menyetir ke depan tanpa menghiraukan panggilan dari Kaila.“Mel, kamu kenapa sih? kamu marah gara-gara aku minta makan nasi?” tanya Kaila kesal.“Sabar ya sayang, aku lagi nyetir dulu.”Kaila langsung bersedakap tangannya, ia mengembuskan napas pasrah saja saat ini. Biasanya juga nyetir sambil ngoceh kok. Kenapa jadi sok serius begitu. Ngeselin deh.“Mau ngomong apa sayang?” tanya Melviano saat memarkirkan mobilnya.“Kamu marah sama aku?” tanya Kaila takut-takut.“Enggak kok, ngapain aku marah.”“Terus kenapa diam aja sih? aku kan jadi takut kamu marah gara-gara aku minta makan di kfc,&rd
Mata Kaila terus memandang Melviano. Ia menantikan jawaban suaminya itu. Mau atau tidak bercinta dalam mobil. Sepertinya seru, biar seperti di film-film yang Kaila tonton itu.“Tidak, Kai.”Kaila melongo tak habis pikir, tumbenan sekali suaminya ini menolak untuk berciinta. Biasanya tuh Melviano paling gerak cepat soal beginian. Ternyata dia lebih takut perut kotak-kotaknya rusak gara-gara makan cepat saji begini.“Tumben banget nolak,” sindir Kaila sambil mengunyah burgernya sesekali ia menyeruput pepsi.“Ya, karena akan merusak otot-ototku nanti.”“Tapikan kalau sesekali gapapa, Mel.”“Ya, memang. Tapi lebih baik mencegah dari pada nanti ketagihan.”“Ya, terserah kamu saja lah,” tukas Kaila kesal. Ia langsung mengigit burger dengan ukuran besar-besar sehingga membuat pipinya melembung besar.Kaila mengunyah dengan sedikit kesal sekaligus dongk
Tak pernah menyangka sekaligus menduga jika kejadiannya akan berubah seperti ini. Lagian tadi Kaila menawarkan diri melakukan hubungan badan itu bercanda saja agar MelMel mau makan hamburger. Tapi, kenapa jadinya begini sih. Kalau begini ceritanya namanya senjata makan tuan.“Kita lakukan dengan cepat,” bisik Melviano tepat di samping telinga Kaila. Mendapat bisikan seperti itu membuat Kaila meremang sendiri.“Tapi ... aku belum—““Basah?” potong Melviano langsung.Kaila hanya mengangguk saja, ia malu banget saat ini. Meski sering melakukan tetap saja rasa malu terus mengiringinya.“Aku akan buat kamu basah dulu, setelah itu kita lakukan dengan cepat, gimana?” tanya Melviano menatap manik mata Kaila yang terlihat kebingungan.“Tapi—““Bukannya tadi kamu yang bilang sendiri untuk melakukan di mobil? Katanya pengin seperti di film-film yang kamu tonton, hmm,&r