“Sayaaaang, mau sampai kapan marah terus? Aku cuma ngopi sama Andra, Kavin dan Edward … please atuh lah, jangan silent treatment gini … aku serba salah.” Ricko membujuk istrinya, mengikuti ke mana Lia pergi. Dari kamar, Lia pergi ke dapur mengecek pekerjaan koki lalu ke ruang makan untuk memastika
“Yaaah, sama lo sama gue!” Ricko berujar seraya menatap malas Edward. “Aku kesel kalau dia pulang malem cuma buat nongkrong-nongkrong, Pak … Bu … kalau sakit ‘kan aku yang repot, mana kerjaan aku sendiri banyak.” Monica curhat kepada ibu dan Bapak, secara tidak langsung menjelaskan alasannya membe
Rena dan Andra kembali ke Indonesia membawa kabar gembira, selama perjalanan pulang—Andra tidak melepaskan genggaman tangannya dari sang istri tercinta, bahkan Andra meminta Rena duduk di single sofa yang besar dan muat untuk mereka agar bisa terus memeluknya. Sebenarnya Andra tidak masalah jikala
Karena merasa telah berpengalaman dalam hal kehamilan, meski sudah dinyatakan mengandung anak kembar—Rena masih beraktivitas seperti biasa. Pagi sekali dia sudah bangun untuk memasak sarapan dan bekal anak-anaknya ke sekolah. Rena selalu turun tangan dalam hal memasak, dia senang melihat kepuasa
Andra yang berada di tengah-tengah meeting dengan klien melirikan matanya pada ponsel yang dia telungkupkan di atas meja. Meski ditelungkupkan tapi layarnya yang menyala memberitahu Andra kalau dia sedang mendapat panggilan masuk. Dan bisa dipastikan kalau panggilan masuk itu bukan urusan pekerj
“Tapi ini anak-anak Papa yang ada di dalam perut Mama ingin makan di Kondangan.” Rena menunjuk perutnya. “Hadeuuuh ….” Andra mengesah yang tentunya hanya bisa dia lakukan di dalam hati. “Dalam Agama juga kita enggak boleh datang ke pesta kalau enggak diundang, Ma.” Andra berusaha mempengaruhi
“Mas tolongin lah adik iparmu ini, kalau Mas Andra yang ngomong sama bapak ibu pasti mereka mau mengerti,” kata Aras memohon dalam sambungan telepon. “Kamu udah ngobrol belum sama ibu dan bapak tentang ini?” Andra curiga kalau ibu dan bapak justru belum mendengar secara langsung dari Aras perihal
“Ada sedikit masalah sama kehamilan aku … tapi katanya bisa diatasi ya, Dok?” kata Rena meminta dukungan dokter SPOG yang juga ada di sana. Dokter SPOG mengangguk sembari tersenyum kecut, Andra bisa melihat ketidakyakinan dalam sorot mata sang dokter. Edward meminta semua petugas medis keluar da