Akhirnya Ricko membeli satu box bayi lagi yang ditempatkan bersisian dengan ranjang mereka. “Lia…Nafeesa bangun!” gumam Ricko tidak jelas dengan mata terpejam. “Kakak aja, ade ngantuk!” balas Lia sambil membalikan tubuhnya memunggungi Ricko. “Deeee, itu Nafeesa susuin dulu!” ucapnya lagi karen
Suara pintu terbuka yang terdengar kencang karena menghantam dinding membuat Andra yang sedang tertidur pulas di sofa sontak menegakan tubuhnya dengan mata melebar sempurna. Hanya Ricko satu-satunya orang yang berkunjung ke ruangannya tanpa menerapkan adab ketuk pintu terlebih dahulu, Andra pun be
“Iya sih, tapi gue juga ga tega kalo cuma merintah-merintah…Makanya gue turun langsung nemenin dia setiap malem, nyusuin Nafeesa!” Ricko berujar setelah menyesap kopinya. Monica bergeming, menatap kosong kopi dihadapannya. Seorang Ricko yang terkenal dengan ketidak baikannya saja begitu menyayangi
KEESOKAN HARINYA “Mas…hari ini aku mau pasang IUD sama imunisasi Rendra ya, dianter Hadi sama Lisna trus nanti aku jemput Lia juga…weekend ini ‘kan kita harus ke Bandung.” Rena meminta ijin. “Mas anter aja ya,” sahut Andra setelah menelan sepotong roti sandwich tuna buatan sang istri. “Enggak
“Maaf Pak Salim…Bu Merry, hanya ini yang bisa saya lakukan untuk pesta syukuran cucu kami!” Bapak bernada-basi ketika menyambut om Salim dan tante Mery yang baru saja tiba di rumahnya. “Bapak Rony ini bagaimana sih, masa sama kami saja masih sungkan…Ini sudah luar biasa sekali Pak, pake tenda sega
Suara pintu kamar yang terbuka di depan ruang tv membuat perhatian keempatnya teralihkan. Andra keluar dari sana diikuti Rena yang sedang menggendong Rendra menghampiri mereka. “Eeeh…kapan dateng?” sapa Rena kemudian mencium pipi kiri dan kanan Monica tidak lupa menjabat tangan Edward. Tapi se
DUA MINGGU KEMUDIAN “Sttt!!!” Rena menyimpan telunjuknya di bibir ketika sang suami yang baru saja masuk ke dalam kamar membuka pintu kamar sedikit kencang. Andra sempat tertegun sejenak. “Rendra baru tidur, jangan berisik!” imbunya kemudian sambil berbisik dan Andra langsung membulatkan mul
Andra menjatuhkan tubuhnya di ranjang dengan perasaan kecewa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Mengusap kedua wajahnya menggunakan kedua tangan kemudian menyugar rambut ke belakang, pria itu mulai frustasi. “Awas ya anak kecil, Papa bales kamu nanti!” ancamnya bersungguh-sungguh. *