“Mau kemana?” Pertanyaan dari pria yang sedang bertelanjang dada di atas tempat tidur menghentikan pergerakan Monica yang sedang memakai stelan blazernya. “Kerja, Do! Hari ini aku harus dampingin Andra presentasi! Adak klien dari Korea,” jawab Monica sambil melanjutkan merapihkan bagian depan bl
“Mon…aku mencintai kamu, enggak peduli gimana kamu dulu atau siapa ayah kamu…yang aku pedulikan adalah kamu yang sekarang, kalau kamu bilang kamu enggak baik, ayo kita sama-sama menjadi baik ke depannya...Please Monica, umur kita udah tua udah waktunya nikah trus punya anak…keburu bangkotan gue!” ba
Seminggu sudah Rena dan Amalia tinggal di hotel dan kini kakak beradik itu telah kembali ke rumah masing-masing dan dibuat terpesona ketika melihat kamar bayi yang telah selesai direnovasi serta ditata apik kental dengan nuansa bayi yang lembut. Troly bayi pesanan sang suami yang konon katanya sam
Dan disinilah mereka berakhir, di kamar Presidential Suite sedang didandani oleh make up artis langganan para artis Ibu Kota. “Bu, nanti kalau ada mama Reta…ibu cukup menyapa aja ya, enggak usah nemenin mama Reta…nanti Monica yang akan nemenin mama Reta, biar mereka semakin dekat,” pinta Rena samb
Setelah kehamilan istrinya memasuki trimester ketiga, Andra terlihat sering berada di rumah. Terakhir kali pria itu sibuk adalah ketika akan menyiapkan presentasi untuk klien besar dari Korea sebelum perayaan baby shower dua bulan yang lalu. Setelah itu Andra selalu pulang lebih awal dan pergi c
Ya, hitung-hitung istirahatlah, mereka pun bersyukur dengan keadaan tersebut dan berharap tuan dan nyonya bisa romantis terus seperti itu. “Satu lagi .…” Andra memajukan bibirnya membuat Rena semakin kesal. Namun sebagai seorang istri yang baik, sekesal apapun dirinya harus menuruti perkataan sa
“Widiiiih…gantengnya suami aku!” Rena berseru menggoda sang suami ketika baru saja keluar dari walk in closet dengan kemeja batik yang sama percis dengan kain yang melilit bagian bawah tubuhnya. Kain batik tersebut merupakan sarimbit yang diberikan Dio dan Mia untuk acara ngunduh mantu atau dalam
Tangan pria paruh baya dengan kumis tebal di bawah hidungnya itu penuh lumpur karena baru saja membantu mang Udin sang tukang kebun merapihkan taman yang merupakan hobynya. “Ya ampun Pak, itu tangan kenapa kotor gitu?” bukannya menanggapi perkataan bapak, sang menantu malah balik bertanya. “Bapa