Apa yang dikatakan Ricko tadi siang ternyata benar, Andra memang tengah sibuk menyiapkan presentasi untuk besok. Meski begitu, Andra pulang lebih awal mungkin karena jarak yang hanya beberapa langkah saja dari kantor ke hotel membuatnya bisa cepet berada dikamar hotel itu bersama istrinya. Namun
“Sayang…Mas pergi.” Suara lembut sang suami membawa Rena kembali dari alam mimpi, matanya menyipit setelah mengerjap beberapa kali dan sosok pria tampan berhasil ditangkap indera penglihatannya. “Hem?” Rena bergumam seraya menggeliatkan tubuh. “Mas pergi ya, kamu tidur aja! Mas udah minta sara
“Oh iya…Lia enggak kepikiran buat pesta baby shower …,” ujar Lia setelah dirinya memanggil pelayan untuk membawakan buku menu. “Om sama Tante udah makan?” Rena bertanya penuh perhatian tidak begitu tertarik dengan baby shower yang dibicarakan om Salim karena Baby Shower bagi keluarga Gunadhya aka
“Mau kemana?” Pertanyaan dari pria yang sedang bertelanjang dada di atas tempat tidur menghentikan pergerakan Monica yang sedang memakai stelan blazernya. “Kerja, Do! Hari ini aku harus dampingin Andra presentasi! Adak klien dari Korea,” jawab Monica sambil melanjutkan merapihkan bagian depan bl
“Mon…aku mencintai kamu, enggak peduli gimana kamu dulu atau siapa ayah kamu…yang aku pedulikan adalah kamu yang sekarang, kalau kamu bilang kamu enggak baik, ayo kita sama-sama menjadi baik ke depannya...Please Monica, umur kita udah tua udah waktunya nikah trus punya anak…keburu bangkotan gue!” ba
Seminggu sudah Rena dan Amalia tinggal di hotel dan kini kakak beradik itu telah kembali ke rumah masing-masing dan dibuat terpesona ketika melihat kamar bayi yang telah selesai direnovasi serta ditata apik kental dengan nuansa bayi yang lembut. Troly bayi pesanan sang suami yang konon katanya sam
Dan disinilah mereka berakhir, di kamar Presidential Suite sedang didandani oleh make up artis langganan para artis Ibu Kota. “Bu, nanti kalau ada mama Reta…ibu cukup menyapa aja ya, enggak usah nemenin mama Reta…nanti Monica yang akan nemenin mama Reta, biar mereka semakin dekat,” pinta Rena samb
Setelah kehamilan istrinya memasuki trimester ketiga, Andra terlihat sering berada di rumah. Terakhir kali pria itu sibuk adalah ketika akan menyiapkan presentasi untuk klien besar dari Korea sebelum perayaan baby shower dua bulan yang lalu. Setelah itu Andra selalu pulang lebih awal dan pergi c
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline