Ketika dia menekan tombol lift, dari pintu besi yang menyerupai cermin itu Rena bisa melihat Edward berbelok ke lorong yang menuju gedung apartemen di sebelahnya. "Apa Kak Edward sengaja pindah ke sini karena tau aku tinggal di sini? Lalu dia juga menyewa apartemen yang sama dengan ku? Kalau Mas An
Suatu malam setelah meeting dengan klien dan memenangkan tender yang cukup besar, Ricko, Monica dan Andra merayakannya di sebuah night club. "Aku enggak usah.” Andra menarik gelas yang akan Monica isi wine. "Loh ... kenapa? Kita ‘kan sedang merayakannya,” tukas Monica heran . Andra menggelengkan
“Andra mana?” tanya Monica sambil mengedarkan pandangannya. “Udah balik dia! Ayo gue anter lo pulang!” seru Ricko jangan seraya mengangsurkan tas tangan berwarna gold milik wanita itu. Monica menghembuskan nafas kasar, sambil menghentakan kakinya dia mengikuti langkah Ricko menuju parkiran. Lagi-
Aura Andra yang mendominasi membuat semua salah tingkah, pesta perpisahan tersebut tidak berjalan sesuai rencana karena mereka lebih memilih diam menghabiskan makan malam gratisnya. Hanya pak Santoso yang berani berbincang dengan Andra dan yang lain hanya sesekali melirik suami tampan dari supervis
Andra melewatkan ritual mandinya karena ternyata tidak cukup sebentar memuaskan dirinya terhadap Rena. Jarum pendek sudah menyentuh angka tiga barulah pria itu berhenti kemudian berguling ke samping, menarik selimut yang teronggok mengenaskan di bagian bawah tempat tidur. Setelah menutupi tubuh po
Hari sudah hampir sore, keduanya masih berbaring sejajar dengan posisi miring di atas sofa. Rena tidak perlu menunggu jawaban apakah Andra memaafkannya, tapi dengan tubuhnya yang kembali polos seperti sekarang ini karena ulah pria itu, sudah menunjukan bahwa sang suami telah memamafkannya. Mungkin
“Percaya sama Mas, ya!” Andra melirih. “Tapi aku enggak percaya .…” Rena membatin. Menolak pun percuma karena kerjasama terlah terjalin. Dan siapa Rena? Berani melarang keputusan Andra apalagi itu untuk memajukan perusahaannya. Mengetahui Rena yang tampak seolah tidak terima dilihat dari tubuhny
Hari senin pagi, Rena yang baru saja terlelap sekitar satu jam harus terbangun oleh suara jam weker yang terpasang otomatis. Walau berat matanya terbuka, dia menggerakan tangan ke arah nakas di samping tempat tidur untuk mematikan suara jam weker yang menggema memekakan telinga. Baru saja kemarin,