Setelah makan siang, Ricko membawa keluarga Rena dan teman-temannya menuju destinasi wisata terkenal di Bali. Hanya Om Rizal saja yang saat itu mau bergabung dengan keluarga Rena, Istri dan kedua anaknya memilih untuk menghabiskan waktu di Mall di sekitaran Kuta. Kebahagiaan terpancar di wajah Ren
Melihat sang istri memejamkan mata yang diartikannya sebgai kode untuknya bisa berbuat lebih, Andra tidak membuang kesempatan itu dan langsung menyambar bibir candu milik Rena. Rena kembali merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirnya, mengulum lembut bibir bawahnya dan menyecap mani
Malam itu Rena sudah tertidur lelap saat Andra pulang, beberapa hari ini Rena sedang melakukan tes untuk promosinya. Sedangkan Andra sibuk dengan salah satu proyek barunya bersama Justin, pria itu seperti ingin sekali menjauhkannya dari Rena. Tiba-tiba memajukan meeting sehingga Andra tidak sempat
"Seharusnya kamu ceritakan semua ini sama aku, kita bisa mencari solusinya! Kamu pikir aku enggak menderita selama ini? Selama tujuh Tahun aku membangun bisnis kembali dari nol, rasa benci dan sakit hatiku sama kamu yang membuat aku bisa seperti sekarang!” Suara Andra harus ditahan saat mengatakanny
Setelah bertemu dengan tante Mery, sebelum pulang ke rumah Rena mampir sebentar ke supermarket membeli beberapa sayuran dan bahan-bahan untuk membuat makan malam special. Gadis itu merasa hanya memasaklah keterampilan yang dimilikinya jadi akan berjuang membuat Andra jatuh cinta dengan hasil masaka
Rena jadi terdesak dan bingung harus melakukan apa, dia ingin bicara banyak tapi tidak dengan posisi yang bisa merusak kinerja jantungnya. "Apa aku harus tanya langsung, apakah mas Andra mencintaiku? Atau lupakan Monica! Atau hamili aku! Aaaarrggghhhh ... enggak mungkin!" batin Rena gusar. Rena ke
Andra sedang melakukan meeting tertutup dengan jajaran Direktur di bawah kepemimpinannya, Ricko juga hadir dalam meeting tersebut. Mereka membacakan laporan tengah tahunan kepada Andra, pencapaian selama setengah tahun dan membahas strategi juga target untuk akhir tahun. Presdir tampan itu tampak
Ricko menipiskan bibirnya, pria itu merasa berdosa telah melibatkan Rena ke dalam situasi seperti ini. Masih terngiang semua percakapannya dengan Andra tadi siang dan Ricko melihat keraguan di mata sang sahabat. "Rena ... gue mau tanya, sebenernya gimana perasaan lo sama Andra?" Ricko membalikan p
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline